Kerajaan Kutai Martapura: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Arifirfandi (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Angayubagia (bicara | kontrib) |
||
(35 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Former Country
| native_name
| conventional_long_name
| common_name
| continent
| region =
| status =
| government_type
| image_flag
| image_coat
| event_start
| year_start
| event1 =
| year_event1
| event_end
| year_end
| event2 =
| year_event2
| p1 =
| flag_p1 =
| s1 = Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura
|
|
|
| capital = [[Muara Kaman, Kutai Kartanegara|Muara Kaman]], [[Kalimantan Timur]]
| common_languages
| religion
| currency
| leader1 = [[Kundungga]]
| leader2 = [[Aswawarman]]
| leader3 = [[Mulawarman]]
| leader4 = [[Dermasatia]]
| year_leader1
| year_leader2
| year_leader3
| year_leader4
| title_leader
| stat_year1
| stat_area1
| stat_pop1
| today = {{flag|Indonesia}}
| demonym =
| area_km2
| area_rank
| GDP_PPP =
| GDP_PPP_year
| HDI =
| HDI_year
}}
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Hindu-Buddha}}
'''Kerajaan Kutai Martapura''' adalah kerajaan bercorak [[Hindu]] di [[Nusantara]] yang memiliki bukti sejarah tertua berupa [[prasasti Yupa]] dan berdiri sekitar [[Abad ke-4
== Historiografi ==
[[Berkas:Prasasti Yupa Musnas.jpg|jmpl|250px|Salah satu [[Prasasti Yupa|prasasti yupa]] dari awal abad V ditemukan di Muara Kaman, yang menyebutkan mengenai silsilah Raja Mulawarman, anak Raja Aswawarman, cucu Raja Kundungga. Koleksi [[Museum Nasional Indonesia]], Jakarta]]
Sumber primer sejarah Kerajaan Martapura adalah tujuh [[Prasasti Yupa|prasasti yupa]] yang ditemukan di [[Bukit Brubus]], [[Muara Kaman, Kutai Kartanegara|Muara Kaman]].<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Keputusan Mendikbud RI Nomor 279/M/2014 tentang Tujuh Prasasti Yupa Koleksi Museum Nasional Nomor Inventaris D.2A, D.2B, D.2C, D.2D, D.175, D.176, dan D.177 Sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional|url=https://munas.kemdikbud.go.id/ecagarbudaya/prasastiyupa279m2014.pdf|website=munas.kemdikbud.go.id|access-date=24 Agustus 2020}}</ref> Penemuan batu bertulis ini tidak sekaligus, melainkan dalam dua tahap dengan rentang waktu lebih dari setengah abad. Tahap pertama, empat [[prasasti]] ditemukan pada tahun 1879. Setahun kemudian, keempat prasasti tersebut diangkut ke ''[[Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen]]'' (kini [[Museum Nasional Indonesia|Museum Nasional]], [[Jakarta]]). Tahap kedua, tiga prasasti lainnya ditemukan berselang 61 tahun kemudian, yakni pada 1940. Ketiganya disimpan di [[museum]] yang sama.<ref>{{Cite book|last=Vlekke|first=Bernard H.M|date=2008|url=|title=Nusantara Sejarah Indonesia|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=|pages=|trans-title=Nusantara: A History of Indonesia (1961)|url-status=live}}</ref>
Selain sumber prasasti yupa, terdapat kitab ''Surat Salasilah Raja dalam Negeri Kutai Kertanegara''. [[Naskah Arab Melayu]] ini belum dibahas oleh [[Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia]] sehingga perihal lanjutan riwayat Dinasti Mulawarman tidak termuat dalam buku babon ''[[Sejarah Nasional Indonesia]]''.
== Penamaan ==
Nama kerajaan tertua di [[Nusantara]] yang umumnya diketahui oleh khalayak adalah ''[[Kutai]]''. Tim Penyusun ''[[Sejarah Nasional Indonesia]]'' mengungkapkan, nama ''Kutai'' digunakan oleh para [[peneliti]] sejak [[zaman Belanda]] untuk menamakan kerajaan [[Dinasti Mulawarman]] berdasarkan lokasi penemuan [[prasasti yupa]] di wilayah [[Kesultanan Kutai]]. Tetapi, prasasti yupa sendiri tidak pernah menyebutkan nama kerajaannya dengan ''Kutai''.<ref name=":0" />
Nama Kutai sendiri baru muncul sekitar abad XIII sebagai nama kerajaan yang berpusat di daerah hilir Sungai Mahakam, di situs Kutai Lama di Kecamatan Anggana. Kerajaan ini disebutkan dalam [[Nagarakretagama]] sebagai ''Tanjung Kutei'', Ibu kota Kutai ini kemudian dipindahkan ke Tenggarong. Menurut riwayat, kerajaan Kutai Kartanegara menginvasi daerah Muara Kaman yang disebut sebagai Kerajaan Martapura. Nama Martapura inilah yang kemudian diduga sebagai nama Kerajaan yang pernah berdiri di Muara Kaman.
== Raja-Raja Kutai Martapura ==
Baris 73:
dari kerajaan kutai adalah kundungga, yang diteruskan kepada Aswawarman.
Kemudian adapun pengganti dari Aswawarman yang memiliki putra sebanyak
tiga orang yaitu Mulawarman. Nampaknya, pada zaman Mulawarman disitulah
kerajaan kutai mencapai
=== Maharaja Kudungga ===
{{Main|Kundungga}}
Nama [[Kundungga|Maharaja Kundungga]] dimaknai sebagai nama asli orang Indonesia yang belum dipengaruhi oleh budaya India.<ref name=":0">{{Cite book|last=Poesponegoro|first=Marwati Djoened|last2=Notosusanto|first2=Nugroho (Ed.)|date=2008|url=|title=Sejarah Nasional Indonesia II Zaman Kuno (Awal M–1500 M)|location=Jakarta|publisher=Balai Pustaka|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref> Pada awalnya kedudukan Kundungga adalah sebagai [[kepala suku]], setelah masuk pengaruh Hindu ke Indonesia kemudian ia mengubah struktur menjadi kerajaan dan dirinya menjadi [[raja]], dan dilakukan secara turun temurun.<ref>{{Cite book|last=Abdullah|first=Taufik|last2=Lapian|first2=A.B.|date=2012|url=|title=Indonesia dalam Arus Sejarah Jilid 2: Hindu-Buddha|location=Jakarta|publisher=Ichtiar Baru van Hoeve|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref> Nama Maharaja [[Kundungga]] oleh para
=== Maharaja Aswawarman ===
Merupakan Raja Kedua dari Kerajaan Martapura sekaligus anak dari Raja Kundungga. [[
=== Mulawarman Nala Dewa ===
Baris 99:
== Akhir Kerajaan Kutai Martapura ==
Kerajaan Kutai Martapura berakhir saat rajanya yang bernama ''[[Maharaja Dermasatia]]'' terbunuh dalam peperangan
Perlu diingat bahwa '''Kutai Martapura
[[Kutai Kertanegara]] inilah, pada tahun 1365, yang disebutkan dalam [[sastra Jawa]] [[Negarakertagama]].
[[Kutai Kertanegara]] selanjutnya menjadi kerajaan Islam. Sejak tahun
==Lihat pula==
|