Christiaan Snouck Hurgronje: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TXiKiBoT (bicara | kontrib)
k bot Menambah: pl:Hurgronje
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual VisualEditor
 
(109 revisi perantara oleh 54 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox orang}}
[[Berkas:Christiaan Snouck Hurgronje.jpg|right|thumb|Snouck Hurgronje]]
{{redirect|Snouck Hurgronje|[[keluarga]]|Snouck Hurgronje (keluarga)}}
'''Snouk Hurgronje''' atau '''Christiaan Snouck Hurgronje''' (1857-1936) lahir pada [[8 Februari]] [[1857]] di [[Tholen]], [[Oosterhout]], [[Belanda]]. Seperti ayah, kakek, dan kakek buyutnya yang betah menjadi pendeta [[Protestan]], Snouck pun sedari kecil sudah diarahkan pada bidang teologi. Tamat sekolah menengah, dia melanjutkan ke [[Universitas Leiden]] untuk mata kuliah Ilmu [[Teologi]] dan [[Sastra Arab]], [[1875]]. Lima tahun kemudian, dia tamat dengan predikat ''[[cum laude]]'' dengan disertasi ''Het Mekaansche Feest'' (Perayaan di [[Mekah]]). Tak cukup bangga dengan kemampuan [[bahasa Arab]]nya, Snouck kemudian melanjutkan pendidiklan ke Mekkah, [[1884]]. Di Mekkah, keramahannya dan naluri intelektualnya membuat para ulama tak segan membimbingnya. Dan untuk kian merebut hati ulama Mekkah, Snouck memeluk [[Islam]] dan berganti nama menjadi ''Abdul Ghaffar''.
'''Christiaan Snouck Hurgronje''' ({{lahirmati|Tholen, [[Oosterhout]]|8|2|1857|[[Leiden]]|26|6|1936}}) adalah seorang sarjana Belanda bidang budaya Oriental dan bahasa serta Penasehat Urusan Pribumi untuk pemerintah kolonial [https://cetro.or.id Hindia Belanda] (sekarang [[Indonesia]]).
 
Lahir di [[Oosterhout]] pada 1857, ia menjadi mahasiswa teologi kristen di [[Universitas Leiden]] pada tahun 1874. Ia menerima gelar doktor di Leiden pada tahun 1880 dengan disertasinya ''<nowiki/>'Het Mekkaansche feest''<nowiki/>' ("Perayaan Mekah"). Ia menjadi profesor di Sekolah Pegawai Kolonial Sipil Leiden pada 1881.
Namun, pertemuan Snouck dengan Habib Abdurrachman Az-Zahir, seorang keturunan Arab yang pernah menjadi wakil pemerintahan Aceh, kemudian "dibeli" Belanda dan dikirim ke Mekkah, mengubah minatnya. Atas bantuan Zahir dan [[Konsul]] Belanda di [[Jeddah]] [[JA Kruyt]], dia mulai mempelajari politik kolonial dan upaya untuk memenangi pertempuran di [[Aceh]]. Sayang, saran-saran Habib Zahir tak ditanggapi Gubernur Belanda di Nusantara. Karena kecewa, semua naskah penelitian itu Zahir serahkan pada Snouck yang saat itu, [[1886]], telah menjadi dosen di Leiden.
 
Snouck, yang fasih berbahasa Arab, melalui mediasi dengan gubernur [[Ottoman]] di [[Jeddah]], menjalani pemeriksaan oleh delegasi ulama dari Mekkah pada tahun 1884 sebelum masuk. Setelah berhasil menyelesaikan pemeriksaan diizinkan untuk memulai ziarah ke kota suci muslim [[Mekkah]] pada 1885. Di Mekkah, keramahannya dan naluri intelektualnya membuat para ulama tak segan membimbingnya. Dia adalah salah satu sarjana budaya Oriental Barat pertama yang melakukannya & ia mengajarkan ''Islam Sekuler.'' / [[Islam dan sekularisme]]
Snouck seperti mendapat durian runtuh. Naskah itu dia berikan pada kantor Menteri Daerah Jajahan Belanda (''Ministerie van Kolonieën''). Snouck bahkan secara berani menawarkan diri sebagai tenaga ilmuwan yang akan dapat memberikan gambaran lebih lengkap tentang Aceh.
 
Pada 1889, ia menjadi profesor Melayu di [[Universitas Leiden]] dan penasehat resmi kepada pemerintah Belanda untuk urusan kolonial. Dia menulis lebih dari 1.400 makalah tentang situasi di [[Aceh]] dan posisi [[Islam]] di [[Hindia Belanda]], serta pada layanan sipil kolonial dan nasionalisme.
Pada [[1889]], dia menginjakkan kaki di [[pulau Jawa]], dan mulai meneliti pranata [[Islam]] di masyarakat pribumi Hindia-Belanda, khususnya Aceh. Setelah Aceh dikuasai Belanda, [[1905]], Snouck mendapat penghargaan yang luar biasa. Setahun kemudian dia kembali ke [[Leiden]], dan sampai wafatnya,[[26 Juni]] [[1936]], dia tetap menjadi penasehat utama Belanda untuk urusan penaklukan pribumi di [[Nusantara]].
 
Sebagai penasehat [[Yohannes Benedictus van Heutsz|J.B. van Heutsz]], ia mengambil peran aktif dalam bagian akhir (1898-1905) [[Perang Aceh]] (1873-1913). Ia menggunakan pengetahuannya tentang budaya Islam untuk merancang strategi yang secara signifikan membantu menghancurkan perlawanan dari penduduk Aceh dan memberlakukan kekuasaan kolonial Belanda pada mereka, mengakhiri perang 40 tahun dengan perkiraan korban sekitar 50.000 dan 100.000 penduduk tewas dan sekitar satu juta terluka.
Sosok Snouck memang penuh warna. Bagi Belanda, dia adalah pahlawan yang berhasil memetakan struktur perlawanan rakyat Aceh. Bagi kaum [[orientalis]], dia sarjana yang berhasil. Tapi bagi rakyat Aceh, dia adalah pengkhianat tanpa tanding. Namun, penelitian terbaru menunjukkan peran Snouck sebagai orientalis ternyata hanya kedok untuk menyusup dalam kekuatan rakyat Aceh. Dia dinilai memanipulasi tugas keilmuan untuk kepentingan politik.
 
Kesuksesannya dalam [[Perang Aceh]] memberinya kekuasaan dalam membentuk kebijakan pemerintahan kolonial sepanjang sisa keberadannya di Hindia Belanda, namun seiring dengan sarannya yang kurang diimplementasikan, ia memutuskan kembali ke Belanda pada 1906 dan melanjutkan karier akademis yang sukses.
Selain tugas memata-matai Aceh, Snouck juga terlibat sebagai peletak dasar segala kebijakan kolonial Belanda menyangkut kepentingan umat Islam. Atas sarannya, Belanda mencoba memikat ulama untuk tak menentang dengan melibatkan massa. Tak heran, setelah Aceh, Snouck pun memberi masukan bagaimana menguasai beberapa bagian [[Jawa]] dengan memanjakan ulama.
 
== Latar belakang ==
Demikianlah sosok Snouck Hurgronje yang dianggap sosok ''kontroversial'' khususnya bagi kaum [[muslimin]] [[Indonesia]], terutama kaum muslimin Aceh.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Moskee TMnr 10016675.jpg|jmpl|Masjid di [[Hindia Belanda]], 1900.]]
 
Ketika koloni [[Hindia Belanda]] (sekarang: Indonesia) didirikan pada 1800, agama monoteistik dominan bagi sebagian besar masyarakat adat di Hindia Belanda adalah [[Islam]]. Karena sinkretisme agama yang kuat, bentuk Islam dicampur dengan unsur-unsur dari agama yang lebih tua. Pedagang Arab dan peziarah haji yang kembali dari Mekkah, banyak dinyatakan interpretasi Islam yang lebih ortodoks. Hal ini menyebabkan munculnya varian ketat dari Islam dengan sebutan 'santri' dengan muslim lainnya yang disebut "abangan".<ref name="inghist.nl">Knaap, G.J. “Godsdienstpolitiek in Nederlands-Indië, in het bijzonder ten aanzien van de Islam, 1816–1942” Ongoing academic research project (ING, Institute for Dutch History, 2010) Online: [http://www.inghist.nl/Onderzoek/Projecten/GodsdienstpolitiekInNederlands-indie1816-1942]</ref>
== Awal penelitian ==
Pengamatan Snouck terhadap Aceh sebenarnya sudah dimulai saat ia berada di Mekkah. Dia tertarik melihat orang Arab sering memperbincangkan [[Perang Aceh]]. Orang Aceh cukup banyak dan begitu fanatik dalam melawan Belanda. Ia ingin sekali menyumbangkan usulan ilmiah kepada pemerintah guna menundukkan Aceh. Hal yang segera disampaikan kepada pemerintah Belanda, adalah mengusahakan pemisahan Islam dan politik di negeri jajahan. Para jamaah haji diawasi, karena berpotensi membawa ide pan-Islamisme ke Aceh. Ini bertentangan dengan kepentingan Belanda.
 
Kebanyakan gereja-gereja Kristen berpegang pada pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah kolonial. Protestan dan Katolik misi menunjukkan interpretasi dalam mengikuti strategi pemerintah, tetapi tetap menikmati otonomi yang cukup. Selain itu kolonialisme Belanda tidak pernah didasarkan pada kefanatikan agama. Namun selama abad ke-19 misionaris Kristen menjadi semakin aktif, secara teratur mengarah ke bentrokan atau gesekan, antara Kristen dan Islam dan antara denominasi Kristen yang berbeda.<ref name="inghist.nl"/>
Setelah kembali ke Leiden selama dua tahun, Snouck menawarkan diri untuk ditugaskan ke Aceh. Dia pun masih terus berkorespondensi dengan ulama-ulama Serambi Mekkah. Jabatan lektornya dilepas pada pertengahan Oktober 1887. Proposal penelitian kepada Gubernur Jenderal segera diajukan pada 9 Februari 1888. Niatnya didukung penuh oleh Direktur Pendidikan Agama dan Perindustrian (PAP), juga Menteri Urusan Negeri Jajahan. Proposal pun berjalan tanpa penghalang.
 
Hubungan antara pemerintah dan Islam dalam keadaan tidak nyaman. Kekuatan kolonial Belanda menggunakan prinsip pemisahan gereja dan negara dan ingin tetap netral dalam urusan agama. Namun yang sama pentingnya adalah keinginan untuk menjaga perdamaian dan ketertiban yang mana Islam adalah sumber awal inspirasi untuk memberontak melawan pemerintahan kolonial. Motif sosial dan politik terkait dengan keinginan agama berulang kali meledak menjadi kerusuhan dan perang seperti [[Perang Padri]](1821-1837) dan [[Perang Aceh]] (1873-1904) di [[Sumatra]].<ref name="inghist.nl"/>
Snouck segera berangkat. Tempat yang dituju adalah Aceh. Sayang, begitu sampai di pelabuhan Penang (Malaya), Gubernur Van Teijn melarangnya masuk Aceh, pada 1 April 1889. Alasannya, Snouck bergaul dengan kaum pelarian dan berusaha masuk ke Aceh secara gelap. Akhirnya Snouck meluncur ke Batavia (Jakarta) dan tiba pada 11 Mei 1889.
 
== Kehidupan awal ==
Sebenarnya, Snouck mau melakukan tugas penting ke Aceh (1889) atas perintah Belanda. Ini sangat rahasia, ia naik kapal pos Inggris sampai ke pantai Sumatra. Melalui Pelabuhan Penang ia masuk pedalaman Aceh sampai ke istana sultan dengan cara memanfaatkan tradisi menghormat sesama Muslim yang dikenalnya di Mekkah. Tapi di pihak lain, perjalanan itu dianggap mata-mata oleh militer Belanda di Aceh. Mereka keberatan, maka ia harus dipulangkan.
Snouck Hurgronje lahir di [[Oosterhout]], Belanda sebagai anak dari seorang pastor yang diekskomunikasi. Ia lulus dari sekolah menengah HBS dan melanjutkan pendidikan di [[Universitas Leiden]] pada 1874 untuk belajar [[teologi]]. Selama masa studinya, ia terpapar ideologi liberal dan modern yang menganggap Kristen lebih unggul dibanding agama-agama lainnya termasuk Islam. Namun, setelah menyelesaikan gelar magister, ia kehilangan kepercayaan dan beralih ke studi bahasa Semit untuk studi doktoral. Ia menerima gelar doktor pada 1880 dengan disertasi berjudul ''<nowiki/>'Het Mekkaansche feest''' (Perayaan Mekkah). Pada 1881, ia mendapat pekerjaan mengajar di bidang hukum agama, tradisi, dan adat istiadat Hindia Belanda pada jurusan Indologi di Leiden.<ref name="inghist.nl" />
 
Di awal kariernya sebagai akademisi, Snouck berani mengkritik ahli Arab dan Islam A.W.T Juynboll dan Christian Van den Berg yang lebih senior darinya serta ahli hukum Utrecht J. de Louter. Snouck mengkritik analisis Van den Berg tentang konsep kemurnian syariat Islam yang mengganggap praktik Islam di Indonesia melenceng dari praktik di Arab. Menurut Snouck, sejak awal Islam telah beradaptasi dengan adat istiadat di setiap negara, termasuk negara-negara Arab dan Indonesia. Kritikan Snouck ini malah disambut positif oleh kalangan akademisi di KITLV. Snouck mendapat pendanaan untuk melakukan penelitian di Mekkah. Ia mendapat rekomendasi dan dukungan dari Konsul J.A Kruyt di Jeddah untuk mempelajari ibadah haji yang digelar setiap tahun dan sejumlah kalangan Muslim dari Indonesia yang diduga menyebarkan propaganda Pan-Islamisme. Agar dapat masuk Mekkah, Snouck menjadi mualaf pada 1884. Alasan utama ia pindah agama Islam masih diperdebatkan oleh kalangan akademisi Islam di Leiden hingga saat ini.<ref name="inghist.nl" />
Di Batavia, Snouck bekerja sebagai pegawai pemerintah. Snouck langsung akrab dengan pribumi Batavia, termasuk ulama. Ini membuat Direktur PAP terkesan dan mendesak Gubjen C. Pijnacker Hordijk agar mengabulkan permohonan penelitian itu. Keluarlah beslit yang mengizinkan Snouck melakukan penelitian selama dua tahun, sejak 16 Mei 1889, disusul beslit Raja Belanda pada 22 Juli 1889. Bahkan ia diangkat menjadi Penasihat urusan Bahasa-Bahasa Timur dan Hukum Islam sejak 15 Maret 1891.
 
== Kehidupan di Hindia Belanda ==
Sejak menjadi penasihat itu, naluri politik Snouck mulai mempengaruhi posisinya sebagai ilmuwan. Meja kerja penasihat terus menggiring pemikirannya untuk selalu menyertakan tendensi politis di setiap analisisnya. Sifat seorang ilmuwan yang mengedepankan objektivitas dalam diri Snouck mulai luntur. Menurut Schroder, ilmuwan Belanda, tangan kotor Snouck telah jauh terlibat dalam fungsi politik kolonial.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Mekkagangers uit Aceh met twee Wakils in het Nederlandse Consulaat in Jeddah TMnr 10001259.jpg|jmpl|lurus|Peziarah dari [[Aceh]] dalam perjalanan mereka ke Mekah. Gambar diambil oleh '' 'Snouck Hurgronje' '' di Konsulat Belanda di [[Jeddah]], 1884.]]
Pada 1871, Gubernur Jenderal kolonial mengandalkan sebuah penasihat untuk urusan adat untuk mengelola ketegangan ini. Karena keahliannya dalam bahasa Arab dan Islam, Prof.Dr. Snouck Hurgronje bertugas dalam kapasitas ini antara 1889 dan 1905. Nasihatnya keseluruhan adalah untuk campur tangan sesedikit mungkin dalam urusan agama dan memungkinkan kebebasan optimal terhadap agama. Hanya manifestasi politik Islam itu yang harus dilawan, dalam pandangannya. Oleh sebab, ia berpandangan bahwa musuh kolonialisme ketika itu bukanlah Islam sebagai agama, tapi Islam sebagai doktrin politik.<ref name=sikapsnouck>Purwoko (1989), hlm.101</ref> Dalam soal ini, Snouck juga membagi Islam dalam 3 aspek: ibadah, sosial-masyarakat, dan politik. Netralitas menurutnya hanya berlaku pada aspek satu dan dua. Tapi aspek ketiga dia anggap berbahaya, apalagi jika ianya terkait pada paham [[Pan Islamisme]], yang menurutnya harus dilibas sejak dini.<ref name=sikapsnouck/> Meskipun sarannya dilaksanakan dan dipandu kebijakan kolonial pada tahun-tahun mendatang, munculnya [[Sarekat Islam]] pada tahun 1912 menjadi kemunculan partai politik Hindia pertama yang berdasarkan prinsip-prinsip Islam.<ref name="inghist.nl"/>
 
Bercita-cita untuk mereformasi kebijakan kolonial Belanda, Snouck pindah ke Hindia Belanda pada tahun 1889. Snouck awalnya ditunjuk sebagai peneliti pendidikan Islam di Buitenzorg dan profesor bahasa Arab di [[Batavia]] pada tahun 1890. Meskipun pada awalnya ia tidak diizinkan untuk mengunjungi Aceh di Sumatra, ia menolak tawaran untuk kembali ke Eropa dari [[Universitas Leiden]] dan [[Universitas Cambridge]]. Pada tahun 1890 ia menikah dengan putri seorang bangsawan pribumi di [[Ciamis]], [[Jawa Barat]]. Karena kontroversi ini disebabkan di Belanda, Snouck menyebut pernikahan ini sebagai "kesempatan ilmiah" untuk mempelajari dan menganalisis upacara pernikahan Islam. Empat anak telah lahir dari pernikahan ini.
Pada tanggal 9 Juli 1891, Snouck ke Aceh, bahkan menetap di Kutaraja Aceh. Ia menjadi orang "kepercayaan" Van Heutz, jenderal Aceh yang kemudian menjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda (1904-1909). Pengamatannya menghasilkan tulisan Atjeh Verslag, berisi laporan kepada Belanda tentang alasan mengapa Aceh harus diperangi. Sekitar tujuh bulan kemudian kembali ke Batavia. Pekerjaannya bertambah menjadi Penasihat urusan Pribumi dan Arab. Lembaga yang didirikan 1899 ini bisa dipandang sebagai cikal bakal Departemen Agama.
 
Antara 1891-1892, Snouck yang saat itu telah fasih berbahasa Aceh, Melayu dan Jawa akhirnya pergi ke Aceh yang hancur oleh Perang Aceh yang berkepanjangan. Dia masih terus berkorespondensi dengan ulama-ulama Serambi Mekkah. Jabatan lektornya dilepas pada pertengahan Oktober 1887. Proposal penelitian kepada Gubernur Jenderal segera diajukan pada 9 Februari 1888. Niatnya didukung penuh oleh Direktur Pendidikan Agama dan Perindustrian (PAP), juga Menteri Urusan Negeri Jajahan. Proposal pun berjalan tanpa penghalang. Di bawah nama "Haji Abdul Ghaffar", ia membangun sebuah hubungan kepercayaan dengan unsur agama penduduk di wilayah ini. Dalam laporan tentang situasi agama-politik di Aceh, Snouck sangat menentang penggunaan taktik teror militer terhadap rakyat Aceh dan sebaliknya menganjurkan spionase terorganisir sistematis dan memenangkan dukungan dari elit aristokrat. Namun Ia melakukan dengan mengidentifikasi sarjana radikal Muslim (Ulama) yang akan menyerah dengan menunjukkan kekuatan.<ref>Van Koningsveld, P.S. ''Snouck Hurgronje alias Abdoel Ghaffar: enige historisch-kritische kanttekeningen'', (Leiden, 1982)</ref>
== Perang Aceh ==
Selama tujuh bulan Snouck berada si Aceh, sejak [[8 Juli]] [[1891]]. Di Aceh, dia dibantu beberapa orang pelayannya. Baru pada [[23 Mei]] [[1892]], Snouck mengajukan ''Atjeh Verslag'', laporannya kepada pemerintah Belanda tentang pendahuluan budaya dan keagamaan, dalam lingkup nasehat strategi kemiliteran Snouck. Sebagian besar ''Atjeh Verslag'' kemudian diterbitkan dalam ''De Atjeher'' dalam dua jilid yang terbit [[1893]] dan [[1894]]. Dalam Atjeh Verslag-lah pertama disampaikan agar kotak kekuasaan di Aceh dipecah-pecah. Itu berlangsung lama, karena sampai [[1898]], Snouck masih saja berkutat pada perang kontra-gerilya.
 
Selama tujuh bulan Snouck berada di Aceh, sejak 8 Juli 1891 dia dibantu beberapa orang pelayannya. Baru pada 23 Mei 1892, Snouck mengajukan ''Atjeh Verslag'', laporannya kepada pemerintah Belanda tentang pendahuluan budaya dan keagamaan, dalam lingkup nasihat strategi kemiliteran Snouck. Sebagian besar ''Atjeh Verslag'' kemudian diterbitkan dalam ''De Atjeher'' dalam dua jilid yang terbit 1893 dan 1894. Dalam Atjeh Verslag-lah pertama disampaikan agar kotak kekuasaan di Aceh dipecah-pecah. Itu berlangsung lama, karena sampai 1898, Snouck masih saja berkutat pada perang kontra-gerilya.
Nasehat Snouck mematahkan perlawanan para ulama, karena awalnya Snouck sudah melemparkan isu bahwa yang berhak memimpin Aceh bukanlah ''[[uleebalang]]'', tapi ulama yang dekat dengan rakyat kecil. Komponen paling menentukan sudah pecah, rakyat berdiri di belakang ulama, lalu Belanda mengerasi ulama dengan harapan rakyat yang sudah berposisi di sana menjadi takut. Untuk waktu yang singkat, metode yang dipakai berhasil.
 
Snouck mendekati ulama untuk bisa memberi fatwa agama. Tapi fatwa-fatwa itu berdasarkan politik ''[[Divide et impera]]''. Demi kepentingan keagamaan, ia berkotbah untuk menjauhkan agama dan politik. Selama di Aceh Snouck meneliti cara berpikir orang-orang secara langsung. Dalam suratnya kepada Van der Maaten (29 Juni 1933), Snouck mengatakan bahwa ia bergaul dengan orang-orang Aceh yang menyingkir ke Penang.
 
Pada tahun 1898 Snouck menjadi penasihat terdekat Kolonel Van Heutsz dalam "menenangkan" Aceh dan nasihatnya berperan dalam membalikkan keberuntungan Belanda dalam mengakhiri Perang Aceh yang berlarut-larut. Hubungan antara Heutsz dan Snouck memburuk ketika Heutsz terbukti tidak mau menerapkan ide Snouck untuk administrasi dan etika tercerahkan.
Van Heutsz adalah seorang petempur murni. Sebagai lambang morsose, keinginannya tentu menerapkan nasihat pertama Snouck; mematahkan perlawanan secara keras. Tapi Van Heutsz ternyata harus melaksanakan nasihat lain dari Snouck, yang kemudian beranggapan pelumpuhan perlawanan dengan kekerasan akan melahirkan implikasi yang tambah sulit diredam.
 
Akhirnya taktik militer Snouck memang diubah. Memang padaPada 1903, kesultanan Aceh takluk. Tapi persoalan Aceh tetap tak selesai. Sehingga Snouck terpaksa membalikkan metode, dengan mengusulkan agar di Aceh diterapkan kebijakan praktis yang dapat mendorong hilangnya rasa benci masyarakat Aceh karena tindakan penaklukkan secara bersenjata. Inilah yangIni menyebabkan sejarah panjang ambivalensi dialami dalam menyelesaikan Aceh. Snouck pula yang menyatakan bahwa takluknya kesultanan Aceh, bukan berarti seluruh Aceh takluk. Pada tahun yang sama, Snouck menikahi wanita pribumi lain dan memiliki seorang putra pada tahun 1905. Kecewa dengan kebijakan kolonial, ia kembali ke Belanda tahun depan untuk melanjutkan karier akademis yang sukses.<ref>Van Koningsveld, P.S. ''Snouck Hurgronje's ''"Izhaar oel-Islam"'': een veronachtzaamd aspect van de koloniale geschiedenis'', (Leiden, 1982)</ref>
 
== Tahun terakhir ==
Dalam lingkup internal mereka, perubahan paradigma ini memunculkan konflik kepentingan yang lain yaitu tentang posisi penguasa di Aceh. Pendekatan tanpa kekerasan, otomatis pengurangan pasukan harus dilakukan. Sedangkan Van Heutsz merupakan orang yang sangat menantang itu. Ia bahkan mengusulkan status di Aceh tetap dipegang Gubernur Militer.
[[Berkas:Snouck2.jpg|jmpl|Makam Snouck Hurgronje di Leiden]]
Kembali di Belanda Snouck diterima beberapa profesor di Universitas Leiden, termasuk bahasa Arab, bahasa Aceh dan pendidikan Islam. Dia terus menghasilkan banyak studi akademis yang rumit dan menjadi otoritas internasional pada semua hal yang berkaitan dengan dunia Arab dan agama Islam. Saran ahli tentang isu-isu mendesak sering dicari oleh negara-negara Eropa lainnya dan banyak karyanya sudah diterjemahkan ke bahasa Jerman, Prancis dan Inggris. Pada tahun 1925 ia bahkan menawarkan guru besar di Mesir Universitas Nasional bergengsi di Kairo, universitas utama di Timur Tengah. Pada tahun 1927 ia mengundurkan diri sebagai Rektor magnificus dan profesor, tetapi tetap aktif sebagai penasihat hingga kematiannya di Leiden pada 1936.<ref name="Drewes, G.W.J. 1936">Drewes, G.W.J.''"Snouck Hurgronje, Christiaan (1857–1936)", in "Biografisch Woordenboek van Nederland."'' by Gabriels, A.J.C.M. (Publisher: ING, Institute for Dutch History, The Hague, 2008) Online: [http://www.inghist.nl/Onderzoek/Projecten/BWN/lemmata/bwn3/bwn2/snouckc]</ref>
 
Selama dan setelah masa akademisnya Snouck tetap menjadi penasihat kolonial progresif dan kritikus. Visi reformis untuk memecahkan tantangan hubungan abadi antara Belanda dan Hindia didasarkan pada prinsip asosiasi. Untuk mencapai hubungan masa depan ini dan mengakhiri pemerintahan dualis ada Hindia Belanda, ia menganjurkan otonomi peningkatan melalui pendidikan barat elit pemerintahan adat. Pada tahun 1923 ia menyerukan: "reformasi Kuat dari konstitusi Hindia Belanda" di mana "kita harus istirahat dengan konsep inferioritas moral dan intelektual pribumi" dan memungkinkan mereka "tubuh demokratis yang bebas dan representatif dan otonomi optimal". Unsur-unsur konservatif di Belanda bereaksi dengan membiayai sebuah sekolah alternatif bagi Pegawai Negeri Sipil di Colonial Utrecht.<ref name="Drewes, G.W.J. 1936"/>
== Kembali ke Belanda ==
 
== Keluarga ==
Snouck Hurgronje menikah dengan wanita pribumi berasal dari jawa barat dan dikaruani seorang putra bernama Yusuf. Namun setelah menikah, Snouck Hugronje dipanggil pulang ke belanda.
Snouck Hurgronje menikah 4 kali. Yang pertama adalah dengan seorang wanita di Jeddah. Pada tahun [[1890]], ia menikah dengan Sangkana, puteri Raden Haji Mohammad Ta'ib, [[penghulu]] di [[Kabupaten Ciamis|Ciamis]] dan dikaruniai 4 orang anak (Raden Oemar Ganda Prawira, Siti Aminah, Emah Salmah, Raden Ibrahim Gaffar). Sayangnya, pada 1896, saat mengandung anak ke-5, Sangkana [[keguguran]] dan meninggal bersama bayi yang dikandungnya.{{sfn|Swantoro|2017|p=197}}
 
Tak sampai 2 tahun kemudian, Snouck Hurgronje menikah lagi. Kali ini dengan Siti Sadiah, puteri Raden Haji Muhammad Soe'eb, ''"plaatsvervanger-penghulu"'' (penghulu pengganti) di [[Kota Bandung|Bandung]]. Dari pernikahan itu mereka dikarunai seorang anak bernama Raden Joesoef, yang tak pernah bertemu lagi dengannya karena Snouck Hurgronje dipanggil pulang ke Belanda pada 1906.{{sfn|Swantoro|2017|p=197}} Raden Joesoef sendiri memiliki 11 orang anak. Yang paling sulung adalah [[Eddy Joesoef]], pemain bulu tangkis yang pada 1958 berhasil merebut [[Piala Thomas]] di [[Singapura]].
Pengembaraannya berakhir 1906 dan kembali ke Belanda. Pada 1910, di Belanda, ia kawin dengan Ida Maria, putri seorang pensiunan pendeta di Zutphan, Dr AJ Gort. Setelah dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Leiden pada 1907 (tiga tahun setelah menikah), ia menekuni profesi sebagai penasihat Menteri Urusan Koloni. Pekerjaan ini diemban hingga akhir hayatnya, 16 Juli 1936.
 
Pengembaraannya berakhir 1906 dan kembali ke Belanda. Pada 1910, di Belanda ia kawin dengan Ida Maria, putri seorang pensiunan pendeta di Zutphan, Dr AJ Gort. Setelah dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Leiden pada 1907 (tiga tahun setelah menikah), ia menekuni profesi sebagai penasihat Menteri Urusan Koloni. Pekerjaan ini diemban hingga akhir hayatnya, 16 Juli 1936.
 
Pemain sepak bola Belanda, [[Albert Snouck Hurgronje]], adalah keponakan Christiaan Snouck Hurgronje dari adik sepupunya Antony Emile Snouck Hurgronje. [[Walikota]] [[Steven Mathijs Snouck Hurgronje]] adalah [[cucu]] dari [[kakak]]nya yang bernama Adriaan Isaac Snouck Hurgronje.
{{DEFAULTSORT:Snouck Hurgronje, Christiaan}}
 
== Sumber ==
[[Kategori:Kelahiran 1857]]
[[Berkas:Leids Universiteits Fonds.jpg|jmpl|200px|Rumah Christiaan Snouck Hurgronje yang diwariskan ke [[Universitas Leiden]]|al=Rumah Snouck Hurgronje masih diragukan telah disumbangkan untuk Univesitas Leiden, sebab Snouck Hurgronje sendiri menyadari banyak anak-anak nya di Hindia Belanda yang masih perlu dibantu secara finansial, jadi sangat aneh bila Snouck Hrugronje begitu dermawan ]]
[[Kategori:Kematian 1936]]
Data utama pada studi Snouck Hurgonje dan kebijakan kolonial yang berkaitan dengan Islam yang tersedia di arsip Departemen Koloni dikelola oleh Arsip Nasional di [[Den Haag]]. Arsip mencakup semua keputusan oleh gubernur jenderal, semua laporan surat Menteri Koloni, dan semua hukum dan peraturan pemerintah. Selain itu data yang tersedia di Arsip Nasional Indonesia di Jakarta dan di ''[[Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde|Royal Institute of Southeast Asian Studies and Caribbean (KITLV)]]'' di [[Leiden]] dan Perpustakaan Universitas Leiden.<ref name="inghist.nl"/>
[[Kategori:Aceh]]
[[Kategori:Hindia-Belanda]]
[[Kategori:Antropolog Belanda]]
 
''The Leiden University Fund'' (Belanda: ''Leids Universiteits Fonds'') didedikasikan untuk reformasi universitas yang terletak di ''Snouck Hurgronjehuis'' (Rumah Snouck Hurgronje), di mana rumah Snouck disumbangkan ke Universitas.
[[ar:كريستيان سنوك هورجرونج]]
 
[[de:Christiaan Snouck Hurgronje]]
== Galeri ==
[[en:Christiaan Snouck Hurgronje]]
<gallery>
[[it:Christiaan Snouck Hurgronje]]
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Mekkagangers uit Palembang in het Nederlands Consulaat in Jeddah Saoedi Arabië TMnr 10001257.jpg|Jamaah Haji dari [[Palembang]], [[Sumatra]] saat perjalanannya di [[Mekkah]]. Dipotret oleh ''Snouck Hurgronje'' di Konsultan Belanda di [[Jeddah]], 1884.
[[la:Christianus Snouck Hurgronje]]
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Mekkagangers uit Ambon Key en Banda (Molukken) in het Nederlandse Consulaat in Jeddah Saoedi Arabië TMnr 10001261.jpg|Jamaah Haji dari [[Ambon, Maluku|Ambon]], Kepulauan [[Kepulauan Kai|Kai]] dan [[Kepulauan Banda|Banda]], [[Kepulauan Maluku]] saat perjalanannya di [[Mekkah]]. Dipotret oleh ''Snouck Hurgronje'' di Konsultan Belanda di [[Jeddah]], 1884.
[[ms:Snouck Hurgronje]]
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Mekkagangers uit Mandeling Sumatra in het Nederlandse Consulaat in Jeddah Saoedi Arabië TMnr 10001258.jpg|Jamaah Haji dari [[Mandailing]], [[Sumatra]] saat perjalanannya di [[Mekkah]]. Dipotret oleh ''Snouck Hurgronje'' di Konsultan Belanda di [[Jeddah]], 1884.
[[nl:Christiaan Snouck Hurgronje]]
</gallery>
[[pl:Hurgronje]]
 
== Lihat juga ==
 
* [[Daniel van der Meulen]]
 
== Karya ==
 
* {{cite book|title=Mekka|location=Haag|publisher=Nijhoff|year=1889 }}. [http://books.google.com/books?id=SjtbAAAAQAAJ v.2]
 
== Referensi ==
 
=== Catatan dan kutipan ===
{{reflist|2}}
 
=== Daftar pustaka ===
 
* Ibrahim, Alfian. "Aceh and the Perang Sabil." ''Indonesian Heritage: Early Modern History''. Vol. 3, ed. Anthony Reid, Sian Jay and T. Durairajoo. Singapore: Editions Didier Millet, 2001. 132-133
* {{cite book|last =Reid|first =Anthony|authorlink =|coauthors =|title =An Indonesian Frontier: Acehnese & Other Histories of Sumatra|publisher =Singapore University Press|year = 2005|location = [[Singapore]]|pages =|isbn = 9971-69-298-8 }}
* {{aut|Purwoko, Dwi}} (2-16 Juni 1989). "Sikap Snouck Hurgronje Terhadap Umat Islam". ''[[Amanah (majalah)|Amanah]]''. '''76''':100{{spaced ndash}}102. ISSN 0215-225X.
* Van den Doel, Wim, ''Snouck. Biografi Ilmuwan Christiaan Snouck Hurgronje''. Jakarta: Obor. <nowiki>ISBN 978-623-321-217-5</nowiki>
* {{cite book|title=Dari Buku ke Buku: Sambung Menyambung Menjadi Satu|first=P.|last=Swantoro|publisher=Gramedia|location=[[Jakarta]]|year=2017|isbn=978-602-6208-23-1|ref=harv}}
* {{Cite book
|last =Vickers|first =Adrian|authorlink =|coauthors =|title =A History of Modern Indonesia|publisher =Cambridge University Press|year =2005|location =New York|pages =[https://archive.org/details/historymodernind00vick/page/n25 10]–13|url =https://archive.org/details/historymodernind00vick|doi =|isbn = 0-521-54262-6 }}
{{Use dmy dates|date=September 2010}}
 
== Pranala luar ==
 
* {{gutenberg author|id=Hurgronje |name=Christiaan Snouck Hurgronje}}
* [http://www.britannica.com/EBchecked/topic/550526/Christiaan-Snouck-Hurgronje Britannica article.]
* Works by [https://archive.org/search.php?query=creator%3A%22Hurgronje%2C+C.+Snouck+%28Christiaan+Snouck%29%2C+1857-1936%22 S.Hurgronje] at the Internet Archive
* ''[http://www.wdl.org/en/item/11755/ The Revolt in Arabia]'' by Christiaan Snouck Hurgronje
* ''[The Penetration of Arabia: A Record of the Development of Western Knowledge Concerning the Arabian Peninsula]'', from 1904, discusses Christiaan Snouck Hurgronje
 
{{commons category|Christiaan Snouck Hurgronje}}
{{wikisource author}}
 
{{lifetime|1857|1936|Snouck Hurgronje, Christiaan}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Tokoh keturunan Prancis]]
[[Kategori:Penjelajah Belanda]]
[[Kategori:Antropolog Belanda]]
[[Kategori:Alumni Universitas Leiden]]
[[Kategori:Tokoh dari Oosterhout]]