Dja Endar Moeda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(68 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Nama Batak|[[Suku Batak Angkola|Angkola]]|[[Harahap]]}}
'''Dja Endar Moeda Harahap''' adalah perintis pers
== Sekolah dan naik haji ==
Pada 1884, ia lulus dari [[kweekschool]] [[Kota Padangsidimpuan|Padang Sidimpuan]].<ref name=":4" /> Sekolah ini merupakan sekolah yang didirikan oleh [[Willem Iskander]].<ref>{{Cite web|last=Pulungan|first=Thomas|date=29 Agustus 2021|title=Sejarah Pendidikan Jakarta dan Sekolah Guru Pertama di Batavia|url=https://metro.sindonews.com/read/525054/173/sejarah-pendidikan-jakarta-dan-sekolah-guru-pertama-di-batavia-1630163288|website=SINDOnews Metro|language=id-ID|access-date=2023-12-19}}</ref> Selama bersekolah, Moeda menjadi salah satu murid [[Charles Adriaan van Ophuijsen|Charles Adrian van Ophuijsen]].<ref>{{Cite web|last=Satyadarma|date=23 September 2017|title=Sekolah Tanobato dan Renaisans di Tapanuli|url=https://koransulindo.com/sekolah-tanobato-dan-renaisans-di-tapanuli/|website=Koran Sulindo|access-date=19 Desember 2023}}</ref> Selepas lulus, ia diangkat menjadi guru pembantu di [[Air Bangis]], lalu menjadi kepala sekolah di [[Batahan, Mandailing Natal|Batahan]], [[Kabupaten Mandailing Natal|Mandailing Natal]] pada 1886.<ref name=":4">{{Cite web|last=|first=|date=2023-11-02|title=Para Pendekar Pers dari Sumatra - Koran Sulindo|url=https://koransulindo.com/para-pendekar-pers-dari-sumatra/|language=id-ID|access-date=2023-12-20}}</ref> Selama menjadi guru, ia juga menjabat sebagai editor untuk ''Soeloeh Pengadjar'' karena kemahirannya dalam [[Bahasa Belanda]] yang merupakan jurnal pendidikan yang diterbitkan di [[Kota Probolinggo|Probolinggo]] pada 1887.<ref name=":0">{{Cite web|date=2022-10-10|title=Siapa Dja Endar Moeda?|url=https://cekricek.id/siapa-dja-endar-moeda/|website=Cekricek|language=id|access-date=2023-12-20}}</ref> Dia dipindahkan dari Batahan ke [[Singkil, Aceh Singkil|Singkil]] dan melakukan ibadah haji pada 1892.{{sfn|Adam|2018|p=145}} Selain naik haji, ia juga melakukan ziarah ke makam ayahnya yang meninggal di [[Makkah]].<ref name=":1">{{Cite book|last=Chambert-Loir|first=Henri|date=2013|url=https://books.google.co.id/books?id=jCKljTV03QMC&q=dja+endar+moeda+makam+ayahnya+yang+meninggal+di+sana&dq=dja+endar+moeda+makam+ayahnya+yang+meninggal+di+sana&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjiqKTZvp2DAxXd2DgGHd-jDewQ6AF6BAgGEAI|title=Naik haji di masa silam: 1900-1950|publisher=KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) bekerja sama dengan École française d'Extrême-Orient (EFEO), Forum Jakarta-Paris, Perpustakaan Nasional, Republik Indonesia|isbn=978-979-9106-57-5|pages=471, 474|language=id|url-status=live}}</ref> Berdasarkan catatan perjalanan haji yang diterbitkannya di [[Bintang Hindia]] berjudul ''Perdjalanan ke Tanah Tjoetji'', ia memaparkan besaran biaya yang dia butuhkan saat menunaikan ibadah naik haji 750 [[Gulden Hindia Belanda|gulden]] hingga 1.000 gulden yang lebih mahal dibandingkan pada tahun 1887 senilai 500 gulden. Ia pun menyarankan agar gulden yang dimiliki ditukar dengan uang [[Pound sterling|Poundsterling]] yang setara dengan 12,5-12,6 gulden karena bisa ditukar dengan 10 Ringgit Burung yang berlaku di Makkah, sedangkan 10 gulden hanya bisa ditukar dengan maksimal 8 Ringgit Burung.<ref>{{Cite web|last=Siregar|first=Edmiraldo|date=24 September 2021|title=Ongkos Naik Haji Zaman Dulu dan Masa Kini|url=https://kumparan.com/edmiraldo-siregar/ongkos-naik-haji-zaman-dulu-dan-masa-kini-1wae3feXXo9|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2023-12-20}}</ref> Catatan tersebut berisi 44 pasal dan diterbitkan secara berkala.<ref name=":1" />
== Kehidupan di Padang ==
Sepulang dari naik haji tahun 1893, Dja Endar Moeda mengganti namanya menjadi Haji Muhammad Saleh dan memutuskan bermukim di [[Kota Padang]].<ref name=":0" /> Di sana, ia mendirikan sekolah swasta dan menjadi redaktur ''[[Pertja Barat]].''<ref name=":2">{{Cite web|last=Arya|first=Mohammad|date=2017-09-28|title=Bukan 'Boedi Oetomo', Organisasi Sosial Pertama di Indonesia Ternyata dari Padang|url=https://padangkita.com/bukan-boedi-oetomo-organisasi-sosial-pertama-di-indonesia-ternyata-dari-padang/|website=Padangkita.com|language=id|access-date=2023-12-20}}</ref> Surat kabar ini didirikan oleh Lie Bian Goan dan terbit pertama kali Juni 1894.{{Sfn|Sastri|2014|p=42}} Berdasarkan laporan ''[[Sumatra Courant]]'' untuk edisi 20 Februari 1900, organisasi [[Medan Perdamaian]] didirikan Dja Endar Moeda pada tahun 1900.<ref>{{Cite web|last=Effendi|first=Ahmad|date=2023-10-07|title=Jejak Klub Sosial Anak Muda di Jogja yang Menginspirasi Pembentukan Boedi Oetomo|url=https://mojok/kilas/memori/jejak-klub-anak-muda-di-jogja-yang-menginspirasi-boedi-oetomo/|website=|language=id|access-date=2023-12-20}}</ref> Organisasi ini pun berkembang dan juga berdiri di [[Kota Pematangsiantar|Pematang Siantar]], [[Kota Semarang|Semarang]] dan [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi.]]<ref>{{Cite journal|last=Santosa|first=Ramadhani Putra|last2=Sayogya|first2=Muhammad Hadi|last3=Abadi|first3=Muhammad Imam|date=2021|title=Pembubaran Ormas Radikal Dalam Perspektif Undang-Undang No. 16 Tahun 2017|url=https://ojs.unik-kediri.ac.id/index.php/DMH/article/view/2019|journal=Dinamika Hukum & Masyarakat|volume=4|issue=2|pages=1-6|doi=10.30737/dhm.v3i2.2019}}</ref> Selama menjadi ketua, Dja Endar Moeda memberikan sumbangan untuk meningkatkan pendidikan di Semarang senilai 14.490 gulden yang dilaporkan oleh surat kabar [[De Locomotief|''De Locomotief'']] pada edisi 21 Agustus 1902 melalui Ophuijsen. Pada tahun 1907, organisasi ini juga berdiri di Medan dan membentuk klub sepakbola dengan nama yang sama dan berkompetisi pada tahun 1908 di Medan. Organisasi ini pun juga berdiri di [[Kota Palembang|Palembang]] dan [[Batavia]] dipimpin oleh [[Mohammad Sjafei|Mohamad Sjafe'i]] dan Tjik Nang sebagai wakil.<ref name=":2" />
Selain ''Pertja Barat'', Dja Endar Moeda juga menjadi pemimpin redaksi dua surat kabar, yaitu ''Tapian Na Oeli'' atau dalam [[Bahasa Mandailing|bahasa Batak Mandailing]] yang artinya "Pemandian yang Indah" dan ''Insulinde''. ''Tapian Na Oeli'' terbit di [[Kota Sibolga|Sibolga]] pada tanggal 20 Oktober 1900.<ref>{{Cite book|date=1996|url=https://books.google.co.id/books?id=iKPkAAAAMAAJ&q=Tapian+Na+Oeli+20+Oktober+1900&dq=Tapian+Na+Oeli+20+Oktober+1900&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiZ8I7GkaqDAxWs8DgGHRjDDYwQ6AF6BAgGEAI|title=Nalar dan naluri: 70 tahun Daoed Joesoef|publisher=Centre for Strategic and International Studies|pages=217|language=id|url-status=live}}</ref> Surat Kabar ini diterbitkan dalam bahasa Mandailing menggunakan [[Alfabet Latin|huruf latin]] oleh L.J.W. Stritzko. Terbit sebanyak delapan halaman seminggu sekali, surat kabar ini memuat beragam jenis berita dengan biaya langganan sebanyak enam gulden setiap tahun. Surat kabar ini berhenti terbit pada tahun 1903.<ref>{{Cite journal|last=Azhari|first=Ichwan|date=2023|title=Soara Batak: The Batak People's Resistance Newspaper in the Colonial Period (1919-1932)|url=https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ihis/article/view/15173|journal=Indonesian Historical Studies|language=en|volume=6|issue=2|pages=179–191|doi=10.14710/ihis.v6i2.15173|issn=2579-4213}}</ref>
== Pranala luar ==▼
* {{en}} [http://www.mandailing.org/Eng/djaendar.html Dja Endar Moeda dari situs Mandailing.org]▼
Adapun ''Insulinde'' merupakan majalah pendidikan yang diterbitkan di Pulau Jawa dan Sumatera.<ref>{{Cite book|last=Harahap|first=Basyral Hamidy|date=1997|url=https://books.google.co.id/books?id=-GRwAAAAMAAJ&q=Dia+menulis+dalam+kolom+editor+..&dq=Dia+menulis+dalam+kolom+editor+..&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi6jMmMmqqDAxXTR2wGHUiNAwcQ6AF6BAgIEAI|title=Derap langkah Mandailing-Natal|publisher=Himpunan Keluarga Mandailing|pages=33|language=id|url-status=live}}</ref> Surat kabar ini diterbitkan pertama kali pada bulan April 1901 yang bertujuan meningkatkan peranan guru dan priyayi untuk mencapai kemajuan bangsa. Majalah ini mirip dengan ''Matahari Terbit'' yang terbit pada tahun 1895 di [[Kota Probolinggo|Probolinggo]] oleh P. Schuitmaker. Majalah ini terbit hingga Februari 1905 dan mengalami kebangkrutan sehingga dia membagi aset penerbitan ini dengan rekannya, yaitu J. C. Holtzappel.{{sfn|Ahmat Adam|2018|p=128}}
Pada tahun 9 Januari 1904, surat kabar Padang yakni [[Alam Minangkerbau]] terbit dan dimiliki oleh [[orang Minangkabau]]. Surat kabar ini menggunakan [[Abjad Jawi|aksara Jawi]] dengan menggunakan ragam bahasa Melayu tinggi. Redaksinya terdiri dari Haji Mohd. Salleh dan Haji Mohd. Amin yang dibantu oleh Dja Endar Moeda sebagai editor. Alam Minangkerbau terbit setiap Sabtu dan bekerja sama dengan penerbit atasTapian na Oeli, Insulinde, dan Pertja Barat. Kontennya cenderung memuat [[Timur Tengah]] dan Islam ortodoks.{{Sfn|Sastri|2014|p=51}}
Selain menjadi pemimpin redaksi yang menulis surat kabar, ia juga menulis buku. Salah satu buku yang ditulisnya berjudul ''Riwayat Poelaoe Soematra'' yang terbit pada tahun 1903.<ref>{{Cite web|last=Permatasari|first=Indah|last2=|first2=|date=5 Februari 2023|title=Mengenal Dja Endar Moeda, Sang Pelopor Pers di Indonesia|url=https://sumut.idntimes.com/science/discovery/indah-permatasari-lubis/mengenal-dja-endar-moeda-sang-pelopor-pers-di-indonesia|website=IDN Times Sumut|language=In-Id|access-date=2023-12-26}}</ref> Buku ini dijadikan sebagai rujukan dalam menyelesaikan perdebatan asal usul kata "[[Suku Batak|Batak]]" yang terjadi antara Batak Na So Tarporso dengan J. Simanjuntak di beberapa surat kabar, yaitu ''[[Pewarta Deli]]'' No. 82 Tahun 1919 dan surat kabar terbitan [[Huria Kristen Batak Protestan]]. Perdebatan diakhiri dengan J. Simanjuntak yang mengutip kutipan dari buku ini pada halaman 67 yang menggunakan nama samaran dan diterbitkan di Surat Kabar Imanuel edisi 17 Agustus 1919 dengan menyatakan bahwa kata "batak" biasa diturunkan dari kata "''mamatak''" yang memiliki makna "menaiki kuda" sehingga kata "batak" dapat dimaknai sebagai "orang yang pandai berkuda".<ref>{{Cite web|last=Simarmata|first=Janner|date=2 Juni 2016|title=Arti dan Asal Mula Kata Batak|url=https://simarmata.or.id/2016/06/arti-dan-asal-mula-kata-batak/|website=simarmata|language=id|access-date=2023-12-26}}</ref>
=== Pertja Barat dan perselisihan ===
Sebelum dibeli oleh Dja Enda moeda, Pertja Barat dilaporkan dalam [[Selompret Melajoe]] telah diakuisisi dari Lie Bian Goan oleh L,N,A,E. Chatelin Sr yang merupakan produser Sumatra Courant pada tahun 1898. Lalu, pada tahun 1900, surat kabar tersebut dijual kepada L,J.W. Stritzko dengan Dja Endar Moeda tetap menjadi redaktur.{{sfn|Ahmat Adam|2018|p=70}} Pada akhirnya, Dja Endar Moeda membeli ''Pertja Barat'' pada tahun 1905 dan menjadi pribumi pertama yang memiliki pers.<ref>{{Cite web|last=|date=2017-09-24|title=Pers Aceh Dalam Lintasan Sejarah|url=https://buanaindonesia.co.id/aceh/pers-aceh-dalam-lintasan-sejarah/|website=BUANAACEH.COM|language=id|access-date=2023-12-27}}</ref>
Selama menjadi redaktur pada tahun 1905, Dja Endar Moeda terlibat beberapa perselisihan dengan [[Mahyuddin Datuk Sutan Maharadja]] yang menjabat sebagai editor surat kabar [[Tjahaja Sumatra]] dan [[Lim Soen Hin]]. Mereka saling menjatuhkan satu sama lain lewat surat kabar yang mereka. Dja Endar Moeda melalui Pertja Barat juga menyebut Maharadja sebagai "Datuk Bangkit" yang memiliki makna sebagai orang yang suka mengungkit masalah di masa lampau.<ref>{{Cite book|last=Afif|first=Afthonul|date=2018|url=https://books.google.co.id/books?id=PJyyDwAAQBAJ&pg=PA66&dq=Dja+endar+moeda+perselisihan&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj4r_vrg6qDAxUIxDgGHV4MBOEQ6AF6BAgMEAI|title=Dari Melayu Menjadi Indonesia|publisher=Basabasi|isbn=978-602-6651-90-7|pages=65|language=id|url-status=live}}</ref> Sedangkan, Maharadja mengirimkans ebuah syair yang mengkritik kebiasaan Dja Endar Moeda yang suka minum alkohol{{Sfn|Sastri|2014|p=74}} Perselisihan ini terjadi karena persaingan perebutan pasar surat kabar Melayu yang memiliki target pasar yang sama. Perselihan ini akhirnya berakhir ketika para pembaca dan kontributor mengkritik perselisihan yang terus terjadi selama berbulan-bulan melemahkan citra pers Bumiputra, khususnya pers Melayu, di mata bangsa lain.{{sfn|Adam|2018|p=132}}
Pada tahun yang sama, berdasarkan berita dari ''[[Het Nieuws van den Dag voor Nederlandsch-Indië]]'' ia terkena delik pers dan dihukum cambuk serta diusir dari Padang.<ref>{{Cite web|last=|last2=|date=2023-02-13|editor-last=Zulkarnaen|editor-first=Iskandar|title=Catatan Marah Sakti Siregar- Menyoal Bapak Pers Indonesia di HPN 2023|url=https://kaltara.antaranews.com/berita/500685/catatan-marah-sakti-siregar-menyoal-bapak-pers-indonesia-di-hpn-2023|website=kaltara.antaranews.com|access-date=2023-12-27|last3=News|first3=Top|last4=Terpopuler|last5=Nusantara|last6=Nasional|last7=Kaltara|last8=Teknologi|first8=Ekonomi &|last9=Politik|first9=Parlementaria &}}</ref> Delik pers ini didapatkan Dja Endar Moeda akibat tulisannya dalam surat kabarnya yang dia terbitkan dalam [[bahasa Belanda]] bernama ''Sumatera Nieuwsblad'' yang disebarkan di Padang dan Medan.<ref>{{Cite web|date=2023-01-31|title=Dja Endar Moeda, Pelopor Pers Indonesia Pertama dari Tabagsel|url=https://koranmedan.com/dja-endar-moeda-pelopor-pers-indonesia-pertama-dari-tabagsel/|website=KORAN MEDAN|language=en-US|access-date=2023-12-27}}</ref> Surat kabar ini terbit pada tahun 1904.<ref>{{Cite web|date=6 November 2015|title=Surat Kabar Melayu Beraksara Latin Pertama di Indonesia (1)|url=https://www.kabarmelayu.com/news/92/surat-kabar-melayu-beraksara-latin-pertama-di-indonesia-1.html|website=Kabar Melayu|language=en|access-date=2023-12-27}}</ref>
== Kepindahan dari Padang ==
Setelah pindah dari Padang, Dja Endar Moeda mendirikan media cetak di Kutaraja (sekarang [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]]) dengan nama ''[[Pemberita Atjeh]]'' didirikan pada 1906.<ref>{{Cite web|date=2023-02-13|title=Menyoal Bapak Pers Indonesia di HPN 2023|url=https://waspadaaceh.com/menyoal-bapak-pers-indonesia-di-hpn-2023/|website=Waspada Aceh|language=id|access-date=2023-12-30}}</ref> Surat kabar ini merupakan surat kabar pertama yang berbahasa Melayu pertama di Aceh.<ref>{{Cite book|last=Sudirman|date=2012|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/21240/1/2012-Buku-Peranan%20Media%20Era%20Perjuangan.pdf|title=Peranan media massa pada masa perjuangan mempertahankan Kemerdekaan RI di Aceh 1945-1949|location=Banda Aceh|publisher=Balal Peleslarlan Sejarah dan Nila Tradlslonal Banda Aceh|editor-last=Muchsin|editor-first=Misri A.|pages=15|url-status=live}}</ref> Kepindahan Dja Endar Moeda ke Kutaraja juga menyerahkan kepengurusan ''Pertja Barat ke'' Dja Endar Boengsoe atau Abdul Kahar.{{sfn|Ahmat Adam|2018|pp=145-146}}' Pada tahun 1908, dia Dja Endar Moeda pindah ke [[Kota Medan|Medan]] dan menerbitkan surat kabar ''[[Warta Berita]]'' serta ''[[Minangkabaoe]] dan'' membantu penerbitan [[Pembrita Betawi]] di [[Batavia]].<ref name=":3">{{Cite web|last=Pratama|first=Andika Yudhistira|date=29 Desember 2022|title=Dja Endar Moeda Harahap, Sang Raja Koran dari Sumatera|url=https://tirto.id/dja-endar-moeda-harahap-sang-raja-koran-dari-sumatera-gAeD|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-12-19}}</ref> Kedua surat kabar hanya bertahan hingga 1909. {{sfn|Ahmat Adam|2018|pp=145-146}} ''Pembrita Atjeh'' juga berhenti terbit pada tahun yang sama karena adanya saingan surat kabar yang juga tertbit di kota yang sama 1907 bernama [[Sinar Atjeh]] yang dieditori oleh Liem Soen What.<ref name=":1" />
Pada tahun 1910, ia mendirikan sebuah surat kabar bernama ''Pewarta Deli'' yang dimiliki oleh penerbitan N.V. Sjarikat Tapanuli. Mayoritas dari tim penyunting merupakan orang dari [[Suku Mandailing]] dan [[Suku Angkola]]. Surat kabar ini menjadi surat dalam Bahasa Melayu pertama yang terbit di Medan dan dimiliki oleh orang pribumi dengan Dja Endar Moeda.dengan dirinya sebagai pemimpin redaksi.<ref>{{Cite journal|last=Agustono|first=Budi|last2=Affandi|first2=Kiki Maulana|last3=Junaidi|first3=Junaidi|date=2021|title=Benih Mardeka in the Political Movement in East Sumatra, 1916–1923|url=https://dx.doi.org/10.21315/kajh2021.28.2.6|journal=KEMANUSIAAN The Asian Journal of Humanities|volume=28|issue=2|pages=135–157|doi=10.21315/kajh2021.28.2.6|issn=1394-9330}}</ref> Selain Dja Endar moeda, Soetan Malenggang bertindak sebagai administrator sekaligus menempatkan anaknya Kamaruddin dalam jabatan asisten editor. Pendirian surat kabar ini bertujuan untuk meningkatkan produksi suratkabar berbahasa Melayu di [[Sumatera Utara]]. Namun, hubungan Dja Endar Moeda dan pihak direksi tidak berjalan harmonis yang ditunjukkan denga tulisan Dja Endar Moeda dalam surat kabarnya ''Pertja Barat'' mencaci maki direksi dan surat kabar tersebut sehingga ia keluar pada tahun 1911 bersama dengan anaknya.<ref>{{Cite book|date=2008|url=https://books.google.co.id/books?id=bN4MAQAAMAAJ&q=direksi+dan+mencela+Pewarta+Deli+pertja+barat&dq=direksi+dan+mencela+Pewarta+Deli+pertja+barat&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjzmZHFmrmDAxVm2jgGHUHIA_MQ6AF6BAgFEAI|title=Kronik kebangkitan Indonesia: 1908-1912|publisher=I:boekoe|isbn=978-979-1436-09-0|pages=353, 375|language=id|url-status=live}}</ref> Berdasarkan tulisan di ''Pewarta Deli'', Dja Endar Moedaa dicerca hendak menjatuhkan perusahaan tersebut sehingga dia digantikan sebagai pemimpin redaksi.<ref>{{Cite book|last=Said|first=Mohammad|date=1976|url=https://books.google.co.id/books?id=QjFeAAAAIAAJ&q=Dja+Endar+moeda+18+Januari+1911&dq=Dja+Endar+moeda+18+Januari+1911&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi3sJHyirmDAxVDVmwGHRCdA4YQ6AF6BAgFEAI|title=Sejarah pers di Sumatera Utara, dengan masyarakat yang dicerminkannya, 1885-Maret-1942|publisher=Waspada|pages=57|language=id|url-status=live}}</ref> Kemimpinan redaksi digantikan oleh [[Soetan Parlindoengan]] pada tanggal 18 Januari 1911.<ref>{{Cite book|last=Idrus|first=Ani|date=1985|url=https://books.google.co.id/books?id=SXUcAAAAMAAJ&q=Dja+Endar+moeda+18+Januari+1911&dq=Dja+Endar+moeda+18+Januari+1911&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjJ4PXqm7mDAxWiamwGHZ1PAPAQ6AF6BAgJEAI|title=Sekilas pengalaman dalam pers dan organisasi PWI Sumatera Utara|publisher=Waspada|pages=17|language=id|url-status=live}}</ref> Pada saat itu, direktur perusahaan Syarikat Tapanoeli diketuai oleh haji Mohamad Tahir yang bekerja sebagai juru tulis untuk [[Tjong A Fie]]. Selain Tahir, juga ada Haji Ibrahim Penghulu Pekan, Haji Abdul Hamid Pandjang Janggut, Haji Oesman serta beberapa penyalur batik di kursi direksi.<ref>{{Cite book|date=2007|url=https://books.google.co.id/books?id=docLAQAAMAAJ&pg=PA61&lpg=PA61&dq=Dja+Endar+Moeda++Sjarikat+Tapanuli&source=bl&ots=6kDYAxmZrX&sig=ACfU3U3oA72jl5gIdBYiNxEbJqJss4H3uw&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiC9ZXnibmDAxW22DgGHTM1C144HhDoAXoECAIQAw|title=Seabad pers kebangsaan, 1907-2007|publisher=I:Boekoe|isbn=978-979-1436-02-1|pages=61|language=id|url-status=live}}</ref>
Pada tahun yang sama, setelah keluar dari ''Pewarta Deli'', Dja Endar Moeda menerbitkan ''[[Bintang Atjeh]]''. Edisi pertama surat kabar ini diterbitkan pada tanggal 1 Juni 1911. Tidak ada catatan sampai kapan surat kabar ini terbit, namun diperkirakan tidak sampai hingga 1913.{{sfn|Ahmat Adam|2018|pp=145-146}}
=== Nasib Pertja Barat ===
''Pertja Barat'' menjadi surat kabar yang paling berpengaruh dari Dja Endar Moeda. Dibawah kepemimpinannya, surat kabar ini menjadi cukup tidak ramah dengan surat kabar sejawat di Padang karena sengitnya pasar pembaca. Surat kabar ini sering membuat beberapa propagana seperti pendidikan untuk wanita pribumi dan [[Hukum adat|masyarakat hukum adat]] di [[Sumatra]]., Meskipun surat kabar ini menganjurkan untuk mengikuti kebiasaan [[Tionghoa|Bangsa Tionghoa]] yang [[Tokoh bisnis|industrialis]] untuk mencapai perkembangan, koran ini bersikap rasis terhadap Bangsa Tionghoa sama seperti ''Oetoesan Melajoe'', Surat kabar ini terbit tiga kali seminggu dan pada tanggal 1 Juli 1911 menerbitkan gambar cetak untuk pertama kali. Penerbitan berjalan lancar hingga akhirnya ia terkena delik pers lagi. Tidak diketahui atas dasar apa ia terkena deli pers , tapi ia beserta Sidi Maharadja, Maharadja B dan Soetan Radja nan Gadang yang merupakan sesama editor mendapatkan hukuman penjara selama dua bulan akibat delik ini.{{sfn|Ahmat Adam|2018|pp=145-146|p=147}}
Akibat dari delik pers ini, ''Pertja Barat'' mengumumkan pembentukan serikat wartawan di Padang pada edisi No. 88 pada tanggal 27 Juli 1911 yangbertujuan untuk mendorong para editor untuk menulis artikel untuk membuka tingkah laku korup dan amoral dari para [[Priayi|priyayi]] terhadap rakyat. Serikat ini diproyeksikan akan dipimpin oleh Dja Endar Bongsoe sebagai presiden pertama karena ide ini berasal darinya. Akan tetapi, pada tanggal 11 Agustus 1911, ia wafat secara mendadak dan peristiwa ini sangat mempengaruhi keberlangsungan ''Pertja Barat''.{{sfn|Ahmat Adam|2018|pp=145-146|p=147}}
Selepas kematian Boengsoe, posisi Bongsoe digantikan oleh Kamaruddin pada tanggal 15 Agustus 1911. Namun, kematian Boengsoe merupakan masalah besar bagi Pertja Barat sehingga penerbitan surat kabar ini melambat. Sebagai solusi, sementara Dja Endar Moeda mempekerjakan Sidi Maharadja sebagai editor sejak 1 November 1911 dengan bantuan Kamaruddin. Akan tetapi, solusi ini tidak berhasil sehingga pada akhirnya, surat kabar ini berhenti terbit pada tahun 1912. {{sfn|Ahmat Adam|2018|pp=148|p=}}Dia wafat di [[Kota Banda Aceh|Kotaraja]] pada tahun 1926.<ref>{{Cite web|last=Lubis|first=Bersihar|date=7 Februari 2023|title=Interupsi di Hari Pers Nasional|url=https://analisadaily.com/e-paper/2023-02-07/files/assets/basic-html/page12.html|website=analisadaily.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20230525041520/https://analisadaily.com/e-paper/2023-02-07/files/assets/basic-html/page12.html|archive-date=25 May 2023|access-date=2023-05-25}}</ref>
== Penghargaan ==
Pada tanggal 5 Februari 2023, Dja Endar Moeda dianugerahi penghargaan kepeloporan bidang media yang diterima bersama dengan [[Parada Harahap]], [[Mangaraja Hezekiel Manullang]] , [[Mohammad Said]] , [[Ani Idrus]] dan [[Muhammad TWH]] dalam pelaksanaan [[Hari Pers Nasional]] di Medan, Sumatera Utara.<ref>{{Cite web|last=Putra|first=Roki Eka|date=11 Februari 2023|title=HPN 2023, Zacky Antony Terima Penghargaan di Depan Presiden|url=https://www.rri.co.id/bengkulu/nasional/161069/hpn-2023-zacky-antony-terima-penghargaan-di-depan-presiden|website=rri.co.id - Portal berita terpercaya|language=en|access-date=2023-12-31}}</ref>
== Referensi ==
{{Reflist}}
== Daftar pustaka ==
* {{Cite book|rev=harv|title=The Vernacular Press and the Emergence of Modern Indonesian Consciousness|author=Ahmat Adam|publisher=Cornell University Press|year=2018|url=https://books.google.co.id/books?id=BwzCiu6DVWgC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false|location=|page=|ref= {{sfnref|Adam|2018}}|url-status=live}}
* {{Cite book|last=Sunarti|first=Sastri|date=2014|url=https://books.google.co.id/books?id=5DFIDwAAQBAJ&pg=PA43&dq=dja+endar+moeda+meninggal&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiB3NKsk52DAxVG3TgGHeNfDuYQ6AF6BAgLEAI|title=Kajian Lintas Media|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-979-9106-55-1|pages=|language=id|ref= {{sfnref|Sastri|2014}}|url-status=live}}
▲== Pranala luar ==
▲* {{en}} [https://web.archive.org/web/20080828223329/http://www.mandailing.org/Eng/djaendar.html Dja Endar Moeda dari situs Mandailing.org]
* {{id}} [https://niadilova.wordpress.com/2011/07/04/minang-saisuak-56-dja-endar-moeda-dan-pers-pribumi-di-padang-zaman-kolonial/ Minang Saisuak: Dja Endar Moeda dan Pers Pribumi di Padang Zaman Kolonial]
[[Kategori:Tokoh
[[
[[Kategori:Marga Harahap|Dja]]
[[
[[Kategori:Tokoh media massa Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Padangsidimpuan]]
|