Arya Damar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
Nusantara1945 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 19:
Sejarawan [[Cornelis Christiaan Berg]] menganggap Arya Damar identik dengan [[Adityawarman]], yaitu penguasa [[Pulau Sumatra]] bawahan [[Majapahit]]. Nama Adityawarman ditemukan dalam beberapa prasasti yang berangka tahun [[1343]] dan [[1347]] sehingga jelas kalau ia hidup sezaman dengan Arya Damar. Menurut Berg, Arya Damar adalah penguasa Sumatra, Adityawarman juga penguasa Sumatra. Karena keduanya hidup pada zaman yang sama, maka cukup masuk akal apabila kedua tokoh ini dianggap identik. Di samping itu, karena Adityawarman adalah putra [[Dara Jingga]], maka Arya Damar dan adik-adiknya juga dianggap sebagai anak-anak putri [[Melayu]] tersebut.
 
Namun asumsi ini belum tentu betul karena daerah yang dipimpin Adityawarman bukan [[Palembang]], melainkan [[Pagaruyung]], sedangkan kedua negeri tersebut terletak berjauhan. Palembang sekarang masuk wilayah [[[[Sumatera Selatan]], sedangkan Pagaruyung berada di [[Sumatera Barat]]. Sementara itu, [[berita Tiongkok]] dari [[Dinasti Ming]] ([[1368-1644]]) menyebutkan bahwa di Pulau Sumatra terdapat tiga kerajaan dan semuanya adalah bawahan Pulau Jawa (Majapahit). Tiga kerajaan tersebut adalah Palembang, Dharmasraya, dan Pagaruyung. Dengan demikian, Arya Damar bukan satu-satunya raja di Pulau Sumatra, begitu pula dengan Adityawarman. Karena itu, Arya Damar tidak harus identik dengan Adityawarman.
 
Meskipun Arya Damar dan Adityawarman hidup pada zaman yang sama, serta memiliki jabatan yang sama pula, tetapi keduanya belum tentu identik. Arya Damar adalah raja Palembang sedangkan Adityawarman adalah raja Pagaruyung. Keduanya merupakan wakil [[Kerajaan Majapahit]] di Pulau Sumatra.<ref>{{Cite book|last=Mashad|first=Dhurorudin|date=2014|url=https://books.google.co.id/books?id=P3btDAAAQBAJ&pg=PA65&lpg=PA65&dq=Arya+Damar+adalah+raja+Palembang+sedangkan+Adityawarman+adalah+raja+Pagaruyung.+Keduanya+merupakan+wakil+Kerajaan+Majapahit+di+Pulau+Sumatra&source=bl&ots=vMssR2NPMf&sig=ACfU3U05r_qf0KaC3v1M0p6Wd7ArBqSF9Q&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjVxs6m2sX1AhVpIbcAHaoQCYwQ6AF6BAgLEAM#v=onepage&q=Arya%20Damar%20adalah%20raja%20Palembang%20sedangkan%20Adityawarman%20adalah%20raja%20Pagaruyung.%20Keduanya%20merupakan%20wakil%20Kerajaan%20Majapahit%20di%20Pulau%20Sumatra&f=false|title=Muslim Bali: Mencari Kembali Harmoni yang Hilang|location=Jakarta|publisher=Pustaka Al Kautsar|isbn=978-979-592-666-5|pages=65|language=id|url-status=live}}</ref>
Baris 28:
Arya Damar adalah pahlawan legendaris sehingga nama besarnya selalu diingat oleh masyarakat [[Jawa]]. Dalam naskah-naskah babad dan serat, misalnya ''[[Babad Tanah Jawi]]'', tokoh Arya Damar disebut sebagai ayah tiri [[Raden Patah]], raja [[Kerajaan Demak|Demak]] pertama .
 
Dikisahkan ada seorang raksasa wanita ingin menjadi istri [[Brawijaya]] raja terakhir [[Majapahit]] (versi babad). Ia pun mengubah wujud menjadi gadis cantik bernama Endang Sasmintapura, dan segera ditemukan oleh patih Majapahit (yang juga bernama [[Gajah Mada]]) di dalam pasar kota. Sasmintapura pun dipersembahkan kepada Brawijaya IIIV untuk dijadikan istri.
 
Namun, ketika sedang mengandung, Sasmintapura kembali ke wujud raksasa karena makan daging mentah. Ia pun diusir oleh Brawijaya III sehingga melahirkan bayinya di tengah hutan. Putra sulung Brawijaya IIIV itu diberi nama Jaka Dilah.
 
Setelah dewasa Jaka Dilah mengabdi ke Majapahit. Ketika Brawijaya ingin berburu, Jaka Dilah pun mendatangkan semua binatang hutan di halaman istana. Brawijaya IIIV sangat gembira melihatnya dan akhirnya sudi mengakui Jaka Dilah sebagai putranya.
 
Jaka Dilah kemudian diangkat sebagai bupati [[Palembang]] bergelar Arya Damar. Sementara itu Brawijaya V telah menceraikan seorang selirnya yang berdarah [[Tiongkok]] karena permaisurinya yang bernama Ratu Dwarawati ([[Putri Campa]]) merasa cemburu. Putri Tiongkok itu diserahkan kepada Arya Damar untuk dijadikan istri.