Tanah Surga Merah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
penambahan artikel
 
Baris 10:
| release_date = 25 Januari 2017
}}
'''Tanah Surga Merah''' merupakan novel karya seorang penulis Indonesia asallahir di Lubuk Pakam [[Sumatera Utara]], [[Arafat Nur]]. Arafat Nur tumbuh dan besar di Aceh, Ia menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di Peureulak dan SLTP di Idi Rayeuk. Kelas tiga SLTP pindah ke Meureudu. Novel ini mengangkat seorang pemuda asal [[Nangroe Aceh Darussalam]] bernama Murad sebagai karakter utama. Murad diceritakan sebagai mantan anggota tentara [[Gerakan Aceh Merdeka]] yang memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya setelah beberapa tahun meninggalkannya. Kepulangannya menjadi awal perjalanannya dalam cerita ini. Murad yang dulunya adalah pejuang kemerdekaan Aceh, kini merupakan seorang buronan.
 
Novel yang diterbitkan oleh [[Gramedia Pustaka Utama]] pada Januari 2017 ini memang menjadikan konflik politik dan dinamika masyarakat di [[Nangroe Aceh Darussalam]] sebagai latar cerita. Novel ini juga masuk dalam 10 besar [[Kusala Sastra Khatulistiwa]] 2017 kategori [[fiksi]]<ref>{{Cite news|url=https://nusantaranews.co/kusala-sastra-khatulistiwa-2017-umumkan-10-besar-karya-terbaik/|title=Kusala Sastra Khatulistiwa 2017 Umumkan 10 Besar Karya Terbaik|date=2017-09-10|newspaper=NusantaraNews|language=en-US|access-date=2017-10-27}}</ref> dan juga berhasil menjadi salah satu naskah unggulan [[Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta]] pada tahun 2016.<ref>{{Cite news|url=https://dkj.or.id/artikel/pertanggungjawaban-dewan-juri-sayembara-menulis-novel-dewan-kesenian-jakarta-2016/|title=Pertanggungjawaban Dewan Juri Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta 2016|newspaper=Dewan Kesenian Jakarta|language=id-ID|access-date=2017-10-27}}</ref> Sebelum menulis novel ini, Arafat Nur telah menerbitkan beberapa novel, kumpulan puisi, dan cerpen lainnya. Salah satu di antaranya adalah [[Lampuki]] (2011) dan Tempat Paling Sunyi (2015).