Telekomunikasi seluler di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
k Sejarah: wikifisasi
 
(13 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Indonesia]] dengan jumlah penduduk yang tinggi memiliki prospek bisnis telekomunikasi seluler yang menarik. Pendapatan tahunan operator seluler di Indonesia tidak kurang dari Rp 100 triliun. '''Telekomunikasi seluler di Indonesia''' sudah mengadopsi [[5G]] LTE[[5G NR|NR]].
 
== Teknologi ==
Baris 38:
|align = right
|width = 150
|footer = Penyedia layanan telekomunikasi seluler yang mendominasi saat ini di [[Indonesia]] (dari atas ke bawah: [[Telkomsel]], [[Indosat]] Ooredoo Hutchison]], [[XL Axiata]] dan [[Smartfren Telecom|Smartfren]]).
|image1 = Telkomsel (2021).svg
|link1 = Telkomsel
|image2 = Indosat Ooredoo Hutchison.svg
|link2 = Indosat Ooredoo Hutchison
|image3 = XL Axiata 2014.svg
|link3 = XL Axiata
Baris 50:
Saat ini, ada 5 operator telekomunikasi seluler di Indonesia (dengan 4 yang mendominasi). Hampir semuanya mengoperasikan jaringan berbasis [[4G]] [[LTE]] dan [[5G]], kecuali [[Pasifik Satelit Nusantara|PSN]] yang menggunakan [[telepon satelit]].
* PT Telekomunikasi Seluler ([[Telkomsel]]), beroperasi sejak 1995. 175 juta pengguna pada Mei 2022,<ref>[https://rm.id/baca-berita/ekonomi-bisnis/125996/hut-ke27-jumlah-pelanggan-telkomsel-tembus-175-juta HUT Ke-27, Jumlah Pelanggan Telkomsel Tembus 175 Juta]</ref> sistem [[GSM]], [[4G]] [[LTE]], dan [[5G]].
* PT Indosat Tbk ([[Indosat]] Ooredoo Hutchison]]), beroperasi sejak 1994 (dahulu dibawah [[Satelindo]] dan [[Indosat-M3]]). 102,2 juta pengguna pada akhir 2022,<ref>[https://market.bisnis.com/read/20230213/192/1627467/penyebab-jumlah-pelanggan-indosat-isat-tembus-102-juta-melonjak-63-persen Penyebab Jumlah Pelanggan Indosat (ISAT) Tembus 102 Juta, Melonjak 63 Persen]</ref> sistem [[GSM]], [[4G]] [[LTE]], dan [[5G]].
* PT [[XL Axiata]] Tbk ([[XL (telekomunikasi)|XL]]), beroperasi sejak 1996. 57,5 juta pengguna pada akhir 2022,<ref name="Liputan6">{{cite web |date=20 February 2023 |title=Layanan Data Sumbang 91 Persen dari Pendapatan XL Axiata, Catat Laba Rp 1,1 T di Akhir 2022 |url=https://www.liputan6.com/tekno/read/5211893/layanan-data-sumbang-91-persen-dari-pendapatan-xl-axiata-catat-laba-rp-11-t-di-akhir-2022}}</ref> sistem [[GSM]], [[4G]] [[LTE]], dan [[5G]].
* PT [[Smartfren Telecom]] Tbk (Smartfren), beroperasi sejak 2002. 35,5 juta pengguna pada akhir 2022,<ref>[https://ekbis.harianjogja.com/read/2022/11/28/502/1118970/smartfren-gelar-public-expose-2022 Smartfren Gelar Public Expose 2022]</ref> sistem [[4G]] [[LTE]] (dulu [[CDMA2000]]), dan [[5G]].<ref>
Baris 88:
Pada waktu itu dibangun 3 BTS ([[Base Transceiver Station]]), satu buah di [[Kota Batam|Batam]] dan dua di [[Kabupaten Bintan|Bintan]]. Pada 31 Desember 1993, ''pilot-project'' tersebut selesai dibangun infrastrukturnya, dan sistem GSM-nya resmi diujicoba untuk yang pertama kali pada 2 Juli 1994 oleh Habibie.<Ref>[https://kumparan.com/kumparantech/kisah-menara-btm001-dan-sejarah-bts-pertama-telkomsel-di-indonesia-1sLF1LzdjRA/2 Kisah Menara BTM001 dan Sejarah BTS Pertama Telkomsel di Indonesia]</ref> Daerah Batam dipilih sebagai lokasi dengan beberapa alasan: Batam adalah daerah yang banyak diminati oleh berbagai kalangan, termasuk warga [[Singapura]]. Jarak yang cukup dekat membuat sinyal seluler dari negara itu bisa ditangkap pula di Batam. Alhasil, warga Singapura yang berada di Batam bisa berkomunikasi dengan murah meriah, lintas [[negara]] tapi seperti menggunakan telepon lokal. Jadi ''pilot-project'' ini juga dimaksudkan untuk menutup sinyal dari Singapura sekaligus memberikan layanan komunikasi pada masyarakat Batam.
 
Menyusul keberhasilan proyek tersebut, operator GSM pertama di Indonesia kemudian diberi izin pemerintah lewat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No. PM108/2/MPPT-93 untuk beroperasi, dengan nama [[Satelindo]] (PT Satelit Palapa Indonesia). Adapun Satelindo awalnya dimiliki oleh [[Telkom Indonesia|PT Telkom Indonesia]] (30%), [[Indosat Ooredoo Hutchison|PT Indosat]] (10%), dan [[Bimagraha Telekomindo|PT Bimagraha Telekomindo]] (60%)<ref>http://74.125.153.132/search?q=cache:YkvU1zEW6coJ:ccc.domaindlx.com/lergrage/telekom/Presentation1.ppt+Bimagraha+GSM&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> dan cakupan layanannya meliputi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] dan sekitarnya. Tidak lama kemudian, operator GSM kedua di Indonesia didirikan, yaitu [[Telkomsel]] (PT Telekomunikasi Seluler) pada 26 Mei 1995 yang daerah operasionalnya dimulai dari [[Kota Medan|Medan]], [[Kota Surabaya|Surabaya]], [[Kota Bandung|Bandung]], dan [[Kota Denpasar|Denpasar]] dengan produk Kartu Halo. Tercatat dalam waktu setahun (29 Desember 1996), Telkomsel sudah menjangkau provinsi ke-27, [[Maluku]]. Selanjutnya, mulai beroperasi juga [[XL Axiata|PT Excelcomindo Pratama]] (Excelcom, sekarang XL Axiata) sebagai operator GSM ketiga pada akhir tahun [[1996]]. Untuk membantu pengembangan teknologi GSM pada saat itu, tiga operatornya sama-sama mengundang partner dari investor asing. Satelindo menggandeng [[Deutsche Telekom]] pada 3 April 1995 dengan 25% kepemilikan,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=cdsTAQAAMAAJ&q=deutsche+telekom+satelindo+april+1995+20&dq=deutsche+telekom+satelindo+april+1995+20&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwifzoSMx7zuAhV7qksFHboGDPwQ6AEwAnoECAYQAg Indonesia Business Weekly, Volume 3,Masalah 12-28]</ref> Telkomsel menggandeng [[KPN]] dengan 17,2% kepemilikan pada 1996,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=MEHcDwAAQBAJ&pg=PA72&dq=Telkomsel+KPN+1996&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjx7vi--5_vAhX0heYKHd4cCGkQ6AEwAnoECAUQAg#v=onepage&q=Telkomsel%20KPN%201996&f=false Strongest by Best People: The Telkomsel Way dan Transformasi Human Capital]</ref> sedangkan pada tahun sebelumnya (Oktober 1995) Excelcomindo sudah menggandeng [[NYNEX]] dan [[Mitsui]] dengan masing-masing 23% dan 4% saham.<ref>[https://www.verizon.com/about/news/press-releases/nynex-joins-indonesian-cellular-venture-largest-us-investment-indonesian NYNEX joins Indonesian cellular venture; largest U.S. investment in Indonesian telecommunications market]</ref>
 
Pada periode inilah, jumlah pengguna telepon seluler mulai menunjukkan pertumbuhan yang baik, yang didorong oleh beberapa faktor seperti ukuran perangkat yang makin kecil dan ringan sehingga mudah dibawa dan mulai munculnya operator GSM yang menawarkan kelebihan dibanding teknologi sebelumnya (AMPS dan NMT), seperti [[kartu SIM]] yang memungkinkan pelanggan untuk berganti perangkat tanpa mengganti nomor. Kebijakan pemerintah, seperti pembebasan bea masuk telepon genggam, ikut menekan harga menjadi lebih terjangkau. Belum lagi upaya [[deregulasi]] industri telekomunikasi demi mendorong investor swasta dengan mengubah regulasi perusahaan telekomunikasi yang awalnya harus berupa sistem bagi hasil dan [[bangun-guna-serah]] (BOT) menjadi diizinkan dalam bentuk perusahaan patungan bersama Telkom.<ref name=library/>
Baris 103:
 
Mengantisipasi keinginan konsumen, pemerintah juga berusaha memperbanyak operator seluler, menggunakan jenis ''[[Personal Communications Service]]/Network'' (PCS/N). PCS menggunakan dua sistem yaitu [[GSM]] (atau bisa disebut juga DCS)-1800 dan [[PHS]]. Lisensi layanan PCS/N berbasis GSM 1800 pertama kali diberikan pada awal 1997 kepada PT Selnet Nasional Indonesia (dengan merek Selnas, dimiliki [[Sudwikatmono]] dan [[Mamiek Soeharto]] lewat PT Cellnet Nusantara) dan PT Indomedia Telephone Cellular National (dengan merek Indophone, milik [[Bob Hasan]] dan [[Titiek Soeharto]] lewat PT Nusamba Indopacific Telekomunikasi). Belakangan, PT Indopacific Central Media Communications (dengan merek Indocomm, milik Bob Hasan dan [[Grup Salim]]) juga sempat mendapatkan izin untuk layanan CDMA.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=kIiRAAAAIAAJ&dq=NUSAMBA+Indopacific%2C+PT&focus=searchwithinvolume&q=indophone Annual Report]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=ygVxAAAAMAAJ&q=cellnet+nusantara&dq=cellnet+nusantara&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjqtKGTp6DvAhU0juYKHftxDzcQ6AEwAnoECAQQAg Pesta pora rezim Soeharto: rekaman dokumentasi media]</ref><Ref>[https://web.archive.org/web/19991008171156/http://www.telkom.co.id/webpro/9finance/3rd1998.htm PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk]</ref> Masing-masing operator berkongsi dengan Telkom (35% di Indophone dan 10% di Selnas) dan ada yang sudah mengujicoba sistem ini di Jakarta (Selnas), namun kemudian ketiganya dibatalkan pemerintah setelah kejatuhan Orde Baru karena terkesan menampilkan unsur KKN yang kuat.<ref name="library"/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=3qW1AAAAIAAJ&q=Bima+investa+utama&dq=Bima+investa+utama&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiR67ytzZ_vAhUKfisKHTDVBKQQ6AEwAHoECAAQAg Pan-Asian Telecom, Volume 2,Masalah 17-23]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=r143AgAAQBAJ&pg=PA189&dq=indophone+nusamba&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj20tW245_vAhVVfX0KHd1NA0IQ6AEwAXoECAEQAg#v=onepage&q=indophone%20nusamba&f=false Towards a Knowledge-based Economy: East Asia's Changing Industrial Geography]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=HrKm2sWV8VcC&q=selnas+indophone&dq=selnas+indophone&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj9sdb_4p_vAhV_63MBHUgjAmkQ6AEwAXoECAEQAg Review of Industrial Organization, Volume 21]</ref> Pada pertengahan 1998, pemerintah kemudian mengadakan tender untuk sistem DCS/GSM-1800 lagi secara regional yang diumumkan pada Oktober-November 1998, dengan pemenangnya yaitu:<ref>[https://www.telecompaper.com/news/aria-west-others-awarded-dcs-1800-franchises--153960 ARIA WEST, OTHERS AWARDED DCS 1800 FRANCHISES]</ref>
* PT [[Astratel Nusantara]] (dimiliki oleh [[Astra Internasional]]), dengan wilayah layanan [[pulau Sumatra]]. Mereknya direncanakan bernama AstraCell.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=YxFYAAAAMAAJ&q=Sebagai+pemegang+saham+ter+-+besar+di+PT+...&dq=Sebagai+pemegang+saham+ter+-+besar+di+PT+...&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiY0OGX5Z_vAhWBeisKHf8CDt8Q6AEwAXoECAEQAg Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 12,Masalah 29-31]</ref> Beberapa waktu kemudian, izinnya dialihkan ke PT Nuvia Mitra Swarnabhumi yang merupakan patungan grup Astra bersama [[Milicom]], yang direncanakan menggunakan merek Tango.<ref name="JP/The battle continues">[https://jawawa.id/newsitem/the-battle-continues-1447893297 JP/The battle continues]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=nS0p_zoP3OUC&pg=PA6&dq=Millicom+Astratel&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjC_b_J3bf0AhU0SmwGHd_vAmkQ6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=Millicom%20Astratel&f=false Wireless cellular]</ref>
* PT Indonesia Selular, wilayah layanan di Jakarta dengan merek Indosel.
* PT Natrindo Global Telekomunikasi (dimiliki oleh [[Grup Lippo]] dan [[Hutchison Telecommunications]]) untuk wilayah [[Jawa Timur]]. Sejak 2000 izinnya dialihkan kepada PT [[Natrindo Telepon Seluler]].
Baris 111:
Seiring waktu, pemerintah juga memberi izin pada 2000-2001 kepada sejumlah operator baru. Tiga dari operator baru ini berasal dari [[BUMN]].
* PT Telekomunikasi Indonesia ([[Telkom Indonesia|Telkom]]) diberikan izin untuk beroperasi nasional pada 16 Agustus 2000. Direncanakan dengan merek TelkoMOBILE.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=0aUTAQAAMAAJ&q=TELKOM+DCS&dq=TELKOM+DCS&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjCz7Tg6Z_vAhWdILcAHX1LB48Q6AEwBXoECAYQAg Tempo: Indonesia's Weekly News Magazine, Volume 1,Masalah 21-30]</ref>
* PT Indonesian Satellite Corporation ([[Indosat Ooredoo Hutchison|Indosat]]) diberikan izin untuk beroperasi nasional pada 14 Agustus 2000.<ref name=lapk>[https://idnfinancials.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/financial-statements/ISAT/2013/2Q_2013_ISAT_Indosat+Tbk.pdf Lapkeu Indosat Q2 2013]</ref>
* PT Inti Mitratama Abadi (di bawah PT [[Industri Telekomunikasi Indonesia]] berpatungan dengan sejumlah pihak termasuk Grup Lippo), untuk wilayah layanan Jakarta (pengganti Indosel), diberi izin pada 2001.
* PT Mitra Perdana, dengan wilayah operasional [[Jawa Tengah]], diberi izin pada 2001.<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=Ec3sAAAAMAAJ&dq=mitra+perdana+dcs&focus=searchwithinvolume&q=mitra+perdana+ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 13,Masalah 35-43]</ref>
Baris 127:
 
=== 2000-2005: Deregulasi dan perubahan teknologi ===
Di tahun 2000, industri telepon seluler menunjukkan perbaikan, terkhususnya bagi operator GSM yang terus mengalami kenaikan signifikan. Pada tahun yang sama, [[layanan pesan singkat]] ([[bahasa Inggris]]: ''Short Message Service''/SMS) mulai diperkenalkan, dan langsung menjadi primadona layanan seluler saat itu. Pada tahun [[2001]], [[Indosat Ooredoo Hutchison|Indosat]] mendirikan PT Indosat Multi Media Mobile ([[Indosat-M3]]), yang kemudian menjadi pelopor layanan [[GPRS]] (''General Packet Radio Service'') dan [[Layanan pesan multimedia|MMS]] (''Multimedia Messaging Service'') di Indonesia. Pada [[8 Oktober]] [[2002]], [[Telkomsel]] menjadi operator kedua yang menyajikan layanan tersebut dan selanjutnya [[Satelindo]] pada awal 2003 juga meluncurkan layanan yang sama.
 
Masih pada tahun [[2001]], pemerintah mengeluarkan kebijakan [[deregulasi]] di sektor [[telekomunikasi]] dengan membuka [[kompetisi]] [[pasar bebas]]. Telkom tak lagi me[[monopoli]] [[telekomunikasi]], ditandai dengan dilepasnya [[saham]] [[Satelindo]] kepada [[Indosat Ooredoo Hutchison|Indosat]]. Pada akhir [[2002]], [[Pemerintah Indonesia]] juga melepas 41,94% saham [[Indosat Ooredoo Hutchison|Indosat]] ke Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd. Kebijakan ini menimbulkan kontroversi, yang pada akhirnya membuat [[Pemerintah]]pemerintah terus berupaya melakukan aksi beli-kembali/ (''buyback''). Sebelumnya, pada akhir 2001 Indosat sudah mengakuisisi [[Bimagraha Telekomindo]] (bekas induk Satelindo) dan mendirikan Indosat-M3. Pada November 2003, Indosat menyatukan Bimagraha, Satelindo dan Indosat-M3 dengan induknya ([[merger]]).
 
Di sisi lain, penurunan justru dialami oleh operator AMPS dan NMT. Pada tahun 1999, pengguna AMPS sudah menurun menjadi 4,4% dari seluruh pengguna telepon seluler, dan operator terbesarnya, Komselindo mengalami penurunan yang besar menjadi 36.500 pengguna saja.<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=irq1AAAAIAAJ&dq=komselindo+jakarta+bandung+semarang+yogyakarta&focus=searchwithinvolume&q=komselindo+ Yearbook of Asia-Pacific Telecommunications]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=r143AgAAQBAJ&pg=PA197&dq=komselindo+amps+gsm&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiG3L7C0rfuAhUjyzgGHYHpCBA4ChDoATAGegQICBAC#v=onepage&q=komselindo%20amps%20gsm&f=false Towards a Knowledge-based Economy: East Asia's Changing Industrial Geography]</ref> Hal yang sama juga ditemui operator tunggal NMT, Mobisel yang pada 2003 hanya memiliki 5.000 pengguna.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=bZ-1AAAAIAAJ&q=Rajasa+Hazanah+Perkasa+1986&dq=Rajasa+Hazanah+Perkasa+1986&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj3saeL67nuAhWG5nMBHT50DdUQ6AEwAnoECAQQAg Yearbook of asia-pacific telecommunication]</ref> Dengan munculnya sistem CDMA, maka operator teknologi analog juga berusaha mengubah sistemnya menjadi CDMA. Layanan CDMA pertama di Indonesia dihadirkan dengan sistem [[CDMAOne]] (IS-95) oleh beberapa operator, seperti Komselindo (mulai Mei 2000 di sejumlah daerah),<ref>[https://books.google.co.id/books?id=vZ61AAAAIAAJ&q=komselindo+cdma+bandung&dq=komselindo+cdma+bandung&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjJ67nO9dDuAhUyjuYKHRSEBugQ6AEwAnoECAUQAg Yearbook of Asia-Pacific Telecommunications]</ref> Telkom C-phone (mulai 1999 di [[Surabaya]]), dan CityTel (di [[Makassar]]),<ref>[https://books.google.co.id/books?id=mfATAQAAMAAJ&q=Di+Indonesia+,+cikal+-+bakal+teknologi+ini+diawali+dengan+penggunaan+C+-+Phone+di+Surabaya+dan+CityTel+di+Kota+Makassar+.+...&dq=Di+Indonesia+,+cikal+-+bakal+teknologi+ini+diawali+dengan+penggunaan+C+-+Phone+di+Surabaya+dan+CityTel+di+Kota+Makassar+.+...&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjk1fzMj-r9AhW-RWwGHXBeBzIQ6AF6BAgIEAI Tempo, Volume 33,Masalah 13-18]</ref> atau yang merencanakan ikut masuk seperti Telselindo Nusantara,<Ref>[https://jawawa.id/newsitem/telselindos-service-may-be-delayed-1447893297 JP/Telselindo's service may be delayed]</ref> walaupun semuanya tidak sukses. Seiring dengan kemajuan CDMAOne menjadi [[CDMA2000]], maka kemudian langkah konversi lebih ditujukan ke sistem mutakhir ini.
Baris 140:
 
=== 2005-2008: Era reformasi Pertelekomunikasian Indonesia ===
Pada Mei 2005, [[Telkomsel]] berhasil melakukan ujicoba jaringan [[3G]] di [[Jakarta]] dengan menggunakan teknologi [[Motorola]] dan [[Siemens]], sedangkan [[3 Indonesia|CAC]] baru melaksanakan ujicoba [[jaringan]] 3G pada bulan berikutnya. [[3 Indonesia|CAC]] melakukan ujicoba layanan [[telepon video]], [[akses]] [[internet]] kecepatan tinggi, dan menonton [[siaran]] [[MetroTV]] via [[ponsel]] [[Sony Ericsson]] Z800i. Setelah melalui proses tender, akhirnya tiga operator telepon seluler ditetapkan sebagai pemenang untuk memperoleh lisensi layanan 3G, yakni [[Telkomsel|PT Telekomunikasi Seluler]] (Telkomsel), [[XL Axiata|PT Excelcomindo Pratama]] (XL), dan [[Indosat Ooredoo Hutchison|PT Indosat Tbk]] (Indosat) pada tanggal [[8 Februari]] [[2006]]. Dan pada akhir tahun yang sama, ketiganya meluncurkan layanan [[3G]] secara [[komersial]].
 
Pada [[Agustus]] [[2006]], [[Indosat Ooredoo Hutchison|Indosat]] meluncurkan [[StarOne]] dengan jaringan [[Evolution-Data Optimized|CDMA2000 1x EV-DO]] di [[Kota Balikpapan|Balikpapan]]. Pada saat yang sama, [[Bakrie Telecom]] memperkenalkan layanan ini pada penyelenggarakan kuliah jarak jauh antara [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) dengan [[California Institute for Telecommunication and Information]] ([[Calit2]]) di [[San Diego State University]] ([[UCSD]]) [[California]].
 
Pemerintah melalui [[Daftar Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia|Depkominfo]] mengeluarkan Permenkominfo No. 01/2006 tanggal [[13 Januari]] [[2007]] tentang Penataan Pita Frekuensi Radio 2.1&nbsp;GHz Untuk Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler IMT-2000, menyebutkan bahwa penyelenggaraan [[jaringan tetap]] lokal dengan mobilitas terbatas hanya dapat beroperasi di [[pita frekuensi]] radio 1900&nbsp;MHz sampai dengan [[31 Desember]] [[2007]]. Jaringan pada [[frekuensi]] tersebut kelak hanya diperuntukan untuk jaringan [[3G]]. Operator dilarang membangun dan mengembangkan jaringan pada pita frekuensi radio tersebut. Maka, berdasarkan keputusan tersebut, para operator seluler [[CDMA]] berbasis [[FWA]] yang menghuni frekuensi 1900&nbsp;MHz harus segera ber[[migrasi]] ke [[frekuensi]] 800&nbsp;MHz. Saat itu ada dua operator yang menghuni frekuensi CDMA 1900&nbsp;MHz, yaitu [[Flexi]] dan [[StarOne]]. Akhirnya, [[Telkom Indonesia|Telkom]] bekerjasama dengan [[Smartfren|Mobile-8]] dalam menyelenggarakan layanan [[Fren]] dan [[Flexi]], sedangkan [[Indosat Ooredoo Hutchison|Indosat]] dengan produk [[StarOne]] bekerja sama dengan [[Esia]] milik [[Bakrie Telecom]]. Walaupun demikian, sebuah operator baru yaitu [[Smart Telecom]] yang menggunakan sistem CDMA 1900&nbsp;MHz (tapi bukan FWA) sejak 3 September 2007, justru tidak terkena peraturan ini.<ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-825570/baru-luncur-smart-sudah-terancam-tergusur Baru Luncur, Smart Sudah Terancam Tergusur]</ref>
 
Jumlah [[pengguna]] layanan seluler di Indonesia mulai mengalami ledakan. Jumlah pelanggan layanan seluler dari tiga operator terbesar ([[Telkomsel]], [[Indosat Ooredoo Hutchison|Indosat]], dan [[XL Axiata|Excelcom]]) saja sudah menembus 38 juta. Itu belum termasuk operator-operator [[CDMA]]. Hal ini disebabkan oleh murahnya tarif layanan seluler jika dibandingkan pada masa sebelumnya yang masih cukup mahal. Walaupun demikian, jika dibandingkan dengan jumlah [[penduduk]] [[Indonesia]] yang sekitar 220 juta pada saat itu, angka 38 juta masih cukup kecil. Para [[operator]] masih melihat [[peluang]] [[bisnis]] yang besar dari [[industri]] [[telekomunikasi]] seluler itu. Maka, untuk meraih banyak pelanggan baru, sekaligus mempertahankan pelanggan lama, para operator memberlakukan [[perang]] [[tarif]] yang membuat tarif layanan seluler di Indonesia semakin murah.
 
Namun di balik gembar-gembor tarif murah itu, [[Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia|BRTI]] (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) dan [[Komisi Pengawas Persaingan Usaha|KPPU]] (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) menemukan fakta menarik, ternyata para operator seluler telah melakukan [[kartel]] tarif layanan seluler, dengan memberlakukan tarif minimal yang boleh diberlakukan di antara para operator yang tergabung dalam kartel tersebut.<ref>http://naifalas.wordpress.com/2007/06/15/kartel-pada-industri-seluler-indonesia/</ref> Salah satu fakta lain yang ditemukan [[Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia|BRTI]] dan [[Komisi Pengawas Persaingan Usaha|KPPU]] adalah adanya kepemilikan silang [[Temasek Holdings]], sebuah perusahaan milik [[Pemerintah]] [[Singapura]], di Indosat dan Telkomsel, yang membuat tarif layanan seluler cukup tinggi. Maka, pemerintah melalui [[Daftar Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia|Depkominfo]] akhirnya mengeluarkan kebijakan yang mengharuskan para operator seluler menurunkan tarif mereka 5%-40% sejak bulan [[April]] [[2008]], termasuk di antaranya penurunan tarif [[interkoneksi]] antar operator. Penurunan tarif ini akan di[[evaluasi]] oleh pemerintah selama 3 bulan sekali.
Baris 157:
* PT Natrindo Telepon Seluler, sejak 22 Januari 2005 dimiliki oleh [[Maxis Communications]] (51%, lalu menjadi 95% pada 2007). Pada 2007, 51% sahamnya dijual lagi pada [[Saudi Telecom Company]].<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-277238/maxis-beli-51-persen-saham-lippo-telecom- Maxis Beli 51 Persen Saham Lippo Telecom]</ref><ref>[https://industri.kontan.co.id/news/kongsi-group-lippo-dan-astro-malaysia-kian-di-ujung-tanduk Kongsi Group Lippo dan Astro Malaysia Kian di Ujung Tanduk]</ref>
 
=== 2009-sekarang2022: PerkembanganJatuh-bangunnya mutakhirbisnis operator ===
Di Indonesia pada tahun 2009, telah beroperasi sejumlah 10 operator dengan perkiraan jumlah pelanggan sekitar 175,18 juta. Berikut ini adalah Tabel Perolehan pelanggan per tahun 2009 pada setiap Operator:
<center>
Baris 168:
| [[Hutchison Asia Telecom Group|Hutchison]] || [[3 Indonesia|3]] || [[Global System for Mobile Communications|GSM]] 1800&nbsp;MHz|| |6,4 juta
|-
| rowspan="2"|[[Indosat Ooredoo Hutchison|Indosat]] || [[IM3]], [[Matrix Ooredoo|Indosat Matrix]], [[Mentari Ooredoo|Indosat Mentari]] || [[Global System for Mobile Communications|GSM]] 900/1800&nbsp;MHz|| 33,1 juta (Q4-2009)<ref>Investor Relations Indosat site</ref>
|-
| [[StarOne]] || [[CDMA2000]] 800&nbsp;MHz || 570.000
Baris 195:
Seiring perkembangan zaman, juga muncul teknologi [[4G]] yang mulai diperkenalkan dengan dikembangkannya [[WiMAX]] (''Worldwide Interoperability for Microwave Access'') oleh pemerintah.<ref>http://www.antara.co.id/view/?i=1190647159&c=TEK&s=</ref> Pemerintah selaku regulator telah menerbitkan tiga peraturan pada bulan [[Februari]] [[2008]] melalui keputusan [[Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia|Dirjen Postel]] No. 94, 95, 96 mengenai persyaratan teknis mengenai [[alat]] dan perangkat [[telekomunikasi]] pada [[frekuensi]] 3.3 Ghz, sebagai frekuensi yang akan ditempati [[WiMAX]] di Indonesia. Pemerintah sendiri telah menyiapkan dana sebesar Rp18 miliar untuk [[penelitian]] dan pengembangan [[teknologi]] [[WiMAX]] di Indonesia, bekerjasama dengan beberapa lembaga penelitian dan [[perguruan tinggi]].<ref>http://roromendut.wordpress.com/2008/12/25/teknologi-wimax-untuk-operator-seluler-di-indonesia/</ref> Pemerintah membuka [[akses]] internet untuk publik sembari menguji coba teknologi [[WiMAX]] lokal selama tiga bulan berturut-turut mulai 15 Oktober hingga akhir 2008. [[WiMAX]] sendiri adalah [[teknologi]] [[telekomunikasi]] terbaru yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan koneksi [[internet]] berkualitas dan melakukan aktivitas dan teknologi [[nirkabel]] telekomunikasi berbasis [[protokol]] [[internet]] yang berjalan pada frekuensi 2,3 dan 3.3&nbsp;GHz.
 
[[Telkomsel]] telah menggunakan frekuensi 5,8&nbsp;GHz untuk menguji coba teknologi [[WiMAX]] tersebut. Namun, karena tak punya izin lisensi, operator ini mengklaim meminjam perangkat dan izin penggunaan frekuensi dari penyelenggara lain. Telkomsel sendiri mengklaim mereka tak akan mengkomersilkan WiMAX, sebab mereka lebih memilih [[LTE]] (Long Term Evolution) sebagai teknologi masa depan mereka. Telkomsel menggunakan teknologi WiMAX ini untuk backhaul saja. Sementara itu, [[Indosat Ooredoo Hutchison|Indosat]] melalui produk [[IndosatM2]] bekerja sama dengan [[Intel]] untuk menawarkan program pengadaan [[komputer]] beserta koneksi [[internet]] [[nirkabel]]nya di sekolah-sekolah. [[Program]] itu nantinya jadi cikal-bakal untuk membidik peluang [[WiMAX]] di [[sekolah]].
 
Pada 27 April 2009 pemerintah memulai melakukan tender untuk membangun sistem WiMAX. Hasilnya ada sejumlah perusahaan yang mememangkan tender pembangunan jaringan ini secara regional di 15 zona (terbanyak oleh Berca Hardyaperkasa dengan 7 zona). Namun, dari banyak perusahaan itu hanya ada dua yang bisa menyelenggarakannya: PT [[First Media]] dengan merek [[Sitra WiMAX|Sitra]] pada 28 Juni 2010 dan PT Berca meluncurkan layanannya yang diberi nama [[WiGO]] pada 20 September 2010.<ref>[https://techno.okezone.com/read/2010/09/20/54/373969/berca-siap-gelar-wimax-dengan-wigo Berca Siap Gelar Wimax dengan WiGO]</ref><ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-1388930/-menjajal-kecepatan-4g-wimax-first-media Menjajal Kecepatan 4G Wimax First Media]</ref> Walaupun demikian, prospek WiMAX kemudian tidak berkembang sehingga banyak operator lebih memfokuskan untuk membangun sistem LTE.
Baris 212:
* Pada 13 November 2017, layanan CDMA Smartfren resmi ditutup, mengakhiri layanan CDMA di Indonesia.<ref>[https://kumparan.com/kumparantech/13-november-smartfren-tutup-sepenuhnya-jaringan-cdma 13 November, Smartfren Tutup Sepenuhnya Jaringan CDMA]</ref> Pelanggannya dialihkan ke 4G LTE.
* Pada 28 Desember 2018, layanan Bolt milik [[Internux]] resmi menghentikan operasinya karena menunggak biaya BHP frekuensi ke negara.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/1159607/kominfo-resmi-cabut-izin-frekuensi-first-media-dan-bolt/full&view=ok Kominfo Resmi Cabut Izin Frekuensi First Media dan Bolt]{{Pranala mati|date=November 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
* Pada 29 Desember 2020, pemilik Indosat, [[Ooredoo]] menandatangani [[nota kesepahaman]] (MoU) dengan pemilik Tri, [[CK Hutchison Holdings]] untuk menggabungkan kedua perusahaan ini. Setelah melalui perjanjian tidak mengikat dan perundingan,<ref>[https://money.kompas.com/read/2021/01/12/122607226/ini-penjelasan-indosat-terkait-rencana-merger-dengan-tri Ini Penjelasan Indosat Terkait Rencana Merger dengan Tri]</ref> pada tahun 2021, Indosat dan [[3 Indonesia|3]] akhirnya secara resmi meleburkan diri membentuk [[Indosat|Indosat Ooredoo Hutchison]] pada 4 Januari 2022, sehingga merek 3 (Tri) kini berada di bawah naungan PT Indosat Tbk.
*Pada 30 November 2021, Net1 Indonesia resmi menghentikan operasinya karena izinnya dicabut, akibat menunggak biaya BHP frekuensi ke pemerintah.<ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-5837122/net1-indonesia-sudah-tidak-beroperasi-sejak-30-november-2021 Net1 Indonesia Sudah Tidak Beroperasi Sejak 30 November 2021]</ref>
* Operator eks-WiMAX terakhir, Hinet yang beroperasi dengan sistem 4G-LTE, ikut menghentikan operasionalnya di akhir 2022.
*Selain itu, rumor-rumor konsolidasi lain juga banyak beredar, misalnya Tri-XL,<ref>[https://infografik.bisnis.com/read/20190917/547/1149420/rumor-xl-axiata-merger-dengan-tri-ini-jejak-historisnya Rumor XL Axiata Merger dengan Tri, Ini Jejak Historisnya]</ref> dan juga XL-Smartfren.<ref>[https://m.bisnis.com/amp/read/20190226/547/893452/saham-fren-lepas-dari-geng-gocap-ini-kisahnya Saham FREN Lepas dari Geng Gocap, Ini Kisahnya]</ref> Walaupun saat ini isu-isu konsolidasi masih sebatas rumor, namun para operator dan pemerintah mendukung rencana ini.<ref>[https://www.wartaekonomi.co.id/read327887/bidik-peluang-konsolidasi-operator-begini-strategi-xl-axiata Bidik Peluang Konsolidasi Operator, Begini Strategi XL Axiata]</ref><ref>[https://www.cnbcindonesia.com/tech/20201215114200-37-209161/kominfo-operator-telko-terlalu-banyak-dorong-konsolidasi Kominfo: Operator Telko Terlalu Banyak, Dorong Konsolidasi]</ref>
 
Di sisi lain, pengguna jaringan seluler di Indonesia semakin meningkat, dari 2013 mencapai 313 juta, menjadi 435 juta di tahun 2017 dan 365 juta di tahun 2021. Hampir sekitar 97%-nya menggunakan kartu prabayar, sedangkan sisanya pascabayar, dan banyak yang memiliki 2 nomor atau lebih perorang. Adapun penurunan sempat terjadi ketika pemerintah menerapkan kewajiban registrasi kartu SIM pada tahun 2017, yang dilandasi upaya untuk mencegah penyalahgunaan kartu SIM untuk hal yang tidak bertanggungjawab seperti penyebaran [[kabar bohong]] dan [[kejahatan finansial]].<Ref>[https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20171011184315-213-247773/alasan-pemerintah-wajibkan-registrasi-kartu-sim Alasan Pemerintah Wajibkan Registrasi Kartu SIM]</ref><Ref>[https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/07/25/ini-jumlah-pelanggan-telepon-seluler-di-indonesia-sampai-2020 Ini Jumlah Pelanggan Telepon Seluler di Indonesia sampai 2020]</ref> Hal ini sempat membuat operator seperti Telkomsel dan Indosat mengalami penurunan ''subscriber'' yang cukup besar, hingga 30-50 juta pelanggan dalam setahun (2017-2018).<Ref>[https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/07/11/dua-operator-seluler-alami-penurunan-pelanggan-usai-penertiban-sim-prabayar Dua Operator Seluler Alami Penurunan Pelanggan Usai Penertiban SIM Prabayar]</ref> Pada saat yang sama, persentase rumah tangga pengguna telepon seluler juga hampir mendekati 100%, yaitu 88,46% pada 2018 dan 90,75% di tahun 2020,<ref>[https://data.tempo.co/data/1234/jumlah-rumah-tangga-pemilik-ponsel-di-indonesia-pada-2020-sebanyak-9075-persen-tertinggi-bukan-di-ibu-kota Jumlah Rumah Tangga Pemilik Ponsel di Indonesia pada 2020 Sebanyak 90,75 Persen, Tertinggi Bukan di Ibu Kota]</ref> sedangkan untuk kepemilikan per individu, naik dari 47,9 juta unit di tahun 2013 menjadi 65,87 juta unit di tahun 2021.<Ref>[https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/09/08/kepemilikan-ponsel-di-indonesia-melonjak-68-dalam-1-dekade-terakhir
Kepemilikan Ponsel di Indonesia Melonjak 68% dalam 1 Dekade Terakhir]</ref>
 
=== 2019-sekarang: Adaptasi teknologi baru ===
Dengan perkembangan pemakai telepon seluler dan digitalisasi yang semakin meningkat, maka berbagai teknologi terus muncul. Pada Juli 2019, seiring dengan beredarnya [[iPhone XS]], sistem [[eSIM]] mulai diperkenalkan di Indonesia oleh Smartfren, sehingga pelanggan tidak membutuhkan [[kartu SIM]] fisik.<ref>[https://tekno.kompas.com/read/2019/07/29/12233417/smartfren-luncurkan-esim-pertama-di-indonesia?page=all Smartfren Luncurkan eSIM, Pertama di Indonesia]</ref> Selain itu, teknologi jaringan seluler juga kini menjadi [[4,5G]], dan bahkan direncanakan naik menjadi [[5G]]. Ujicoba sistem 5G ini sudah dilakukan pada akhir 2019-2020 oleh XL, Tri dan Telkomsel.<ref>[https://tekno.kompas.com/read/2020/12/24/16270027/xl-uji-coba-5g-pakai-dss-kecepatannya-lebih-lambat-dari-4g?page=all XL Uji Coba 5G Pakai DSS, Kecepatannya Lebih Lambat dari 4G]</ref><ref>[https://www.telkomsel.com/about-us/news/telkomsel-gelar-uji-coba-5g-untuk-kebutuhan-industri-akselerasikan-negeri-menuju Telkomsel Gelar Uji Coba 5G untuk Kebutuhan Industri, Akselerasikan Negeri Menuju Making Indonesia 4.0]</ref><ref>[https://tekno.tempo.co/read/1245107/gandeng-kominfo-dan-its-3-indonesia-gelar-uji-coba-5g Gandeng Kominfo dan ITS, 3 Indonesia Gelar Uji Coba 5G]</ref> Salah satu langkah awal menuju peluncuran sistem ini adalah lelang jaringan yang diumumkan pemerintah pada 18 Desember 2020, dimana Smartfren, [[3 Indonesia|Tri]] dan [[Telkomsel]] menjadi pemenangnya masing-masing pada frekuensi 2,3 [[GHz]] di blok A, B dan C.<ref>[https://tekno.kompas.com/read/2020/12/18/09280057/ini-tiga-operator-seluler-yang-dapat-frekuensi-5g-di-indonesia Ini Tiga Operator Seluler yang Dapat Frekuensi 5G di Indonesia]</ref> Namun, tiba-tiba pada 25 Januari 2021, [[Kemenkominfo]] membatalkan hasil lelang ini.<ref>[https://www.suara.com/tekno/2021/01/25/172102/telkomsel-dan-smartfren-terima-putusan-pembatalan-lelang-frekuensi-5g Telkomsel dan Smartfren Terima Putusan Pembatalan Lelang Frekuensi 5G]</ref> Walaupun demikian pemerintah masih tetap berkomitmen untuk mengadakan lelang ulang (dengan lebih baik) dan pemajuan teknologi 5G dalam waktu segera.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210127121903-37-219084/frekuensi-5g-bakal-dilelang-lagi-kominfo-diminta-lakukan-ini Frekuensi 5G Bakal Dilelang Lagi, Kominfo Diminta Lakukan Ini]</ref><ref>[https://inet.detik.com/law-and-policy/d-5360999/usai-batal-lelang-frekuensi-23-ghz-kominfo-susun-rencana-gelar-5g Usai Batal Lelang Frekuensi 2,3 GHz, Kominfo Susun Rencana Gelar 5G]</ref>
 
Salah satu langkah awal menuju peluncuran sistem ini adalah lelang jaringan yang diumumkan pemerintah pada 18 Desember 2020, dimana Smartfren, [[3 Indonesia|Tri]] dan [[Telkomsel]] menjadi pemenangnya masing-masing pada frekuensi 2,3 [[GHz]] di blok A, B dan C.<ref>[https://tekno.kompas.com/read/2020/12/18/09280057/ini-tiga-operator-seluler-yang-dapat-frekuensi-5g-di-indonesia Ini Tiga Operator Seluler yang Dapat Frekuensi 5G di Indonesia]</ref> Namun, tiba-tiba pada 25 Januari 2021, [[Kemenkominfo]] membatalkan hasil lelang ini.<ref>[https://www.suara.com/tekno/2021/01/25/172102/telkomsel-dan-smartfren-terima-putusan-pembatalan-lelang-frekuensi-5g Telkomsel dan Smartfren Terima Putusan Pembatalan Lelang Frekuensi 5G]</ref> Walaupun demikian pemerintah masih tetap berkomitmen untuk mengadakan lelang ulang (dengan lebih baik) dan pemajuan teknologi 5G dalam waktu segera.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210127121903-37-219084/frekuensi-5g-bakal-dilelang-lagi-kominfo-diminta-lakukan-ini Frekuensi 5G Bakal Dilelang Lagi, Kominfo Diminta Lakukan Ini]</ref><ref>[https://inet.detik.com/law-and-policy/d-5360999/usai-batal-lelang-frekuensi-23-ghz-kominfo-susun-rencana-gelar-5g Usai Batal Lelang Frekuensi 2,3 GHz, Kominfo Susun Rencana Gelar 5G]</ref> Lelang lainnya yang diantisipasi adalah untuk frekuensi 700 MHz, seiring [[penghentian siaran analog]] televisi.<ref>[https://selular.id/2023/11/janji-lelang-spektrum-dan-insentif-5g/ Janji Lelang Spektrum dan Insentif 5G]</ref> Meskipun lelang gagal dilakukan, namun beberapa operator saat ini tengah menggeber pelaksanaan 5G, walaupun tidak terlalu masif dengan terkonsentrasi di kota-kota besar maupun kawasan tertentu saja.<ref>[https://ototekno.harianjogja.com/read/2024/01/02/503/1160134/2024-pengguna-5g-diperkirakan-mencapai-50-juta 2024, Pengguna 5G Diperkirakan Mencapai 50 Juta]</ref> Telkomsel misalnya memiliki 478 BTS 5G, sedangkan Indosat ada 90. XL, Indosat dan Telkomsel juga sudah mengoperasikan jaringan tersebut di sejumlah daerah.<ref>[https://teknologi.bisnis.com/read/20240101/101/1728496/5g-telkomsel-xl-axiata-meluas-ke-industri-baru-2023-selanjutnya-sektor-apa 5G Telkomsel XL Axiata Meluas ke Industri Baru 2023, Selanjutnya Sektor Apa?]</ref>
 
Tren yang juga berkembang di periode 2020-an adalah menguatnya praktik ''[[fixed–mobile convergence]]'' (FMC), dengan perusahaan telekomunikasi seluler selain mengoperasikan jaringan nirkabel, juga ikut dalam penyediaan jaringan fisik kabel. 4 operator besar seluler kini sudah memiliki rekan bisnis di bidang internet fisik yang dimiliki sendiri, dimana keduanya biasanya terjadi kerjasama pengoperasian jaringan maupun produk-produk.
* Pelopor dari layanan FMC adalah XL Axiata yang pada 2021 meluncurkan produk XL Satu. Di tahun 2022, XL memantapkan bisnisnya dengan mengakuisisi [[LinkNet]] dari [[Grup Lippo]], dan mensinergikan bisnis internet kabel [[First Media]] dengan XL.
* Di pertengahan 2023, Telkomsel mengakuisisi layanan sejenis First Media, [[IndiHome]] yang sebelumnya dijalankan langsung oleh Telkom Indonesia.
* Langkah Indosat dalam bisnis ini sempat berhenti ketika [[IndosatM2]] berhenti beroperasi, namun pada tahun 2022, mereka meluncurkan produk sejenis bernama Indosat HiFi. Untuk memperluas pasarnya di akhir 2023 Indosat mengakuisisi 330.000 pelanggan [[MNC Play]].<ref>[https://teknologi.bisnis.com/read/20231227/101/1727399/aksi-korporasi-terbesar-telkomsel-xl-axiata-dan-indosat-demi-fmc-2023 Aksi Korporasi Terbesar Telkomsel, XL Axiata dan Indosat Demi FMC 2023]</ref>
* Adapun Smartfren merupakan operator yang belum nampak serius menggeber bisnis FMC. Namun sebenarnya mereka masih satu pengendalian dengan [[MyRepublic]] (operator internet fisik) dan [[Moratelindo]] (penyedia infrastruktur). Adapun saat ini kerjasama FMC ketiganya baru sebatas kerjasama terbatas Smartfren-MyRepublic,<ref>[https://tekno.sindonews.com/read/1069911/207/bukan-hanya-indihome-telkomsel-operator-ini-sudah-lakukan-fixed-mobile-convergence-1681196652 Bukan Hanya IndiHome-Telkomsel, Operator Ini Sudah Lakukan Fixed Mobile Convergence]</ref> sedangkan pelaksanaan penuhnya masih terbatas untuk internal perusahaan.<ref>[https://uzone.id/diam-diam-smartfren-ternyata-sudah-terjun-ke-layanan-fmc Diam-diam, Smartfren Ternyata Sudah Terjun ke Layanan FMC]</ref>
 
== Referensi ==