Masjid Raya Ganting: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
k Cagar
 
(3 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 46:
 
=== Pembangunan masjid ===
Wartawan Fachrul Rasyid dari majalah ''[[Gatra]]'' menulis Masjid Raya Ganting didirikan pada 1805 dan rampung pada 1810.{{sfn|Rasyid|2005|pp=82}} Salah seorang pemrakarsa pembangunan adalah Haji Umar. Tanah untuk lokasi masjid diperoleh dari hasil wakaf masyarakat Kampung Ganting. Dana pembangunan dihimpun dari penduduk Muslim setempat, terutama dari kalangan saudara.{{sfn|Zein|1999|pp=70}}{{sfn|Kementerian Agama|pp=1}} Masjid awal memiiki bentuk sederhana. Menurut versi ini, Masjid Raya Ganting termasuk bangunan yang tetap utuh saat terjadi [[gempa bumi Sumatra 1833|gempa bumi disertai tsunami]] yang melanda pantai barat Sumatra pada 1833. NamunMeski demikian, lantai batunya rusak sehingga diganti dengan lantai coran kapur dari kulit kerang dan batu kapur.{{sfn|Rasyid|2005|pp=82}}
 
Sementara itu, sejarawan [[Rusli Amran]] dalam ''Padang Riwayatmu Dulu'' menyebut pendirian Masjid Raya Ganting dimulai pada 1866. Namun, pembangunannya berjalan lamban sehingga, sesudah 20 tahun dibangun, masjid "belum selesai betul" karena dana yang "selalu saja kurang".{{sfn|Amran|1988|pp=[https://books.google.co.id/books?id=3mseAAAAMAAJ&q=%22tetapi+selalu+saja+kurang%22&dq=%22tetapi+selalu+saja+kurang%22&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwj99o-jqobpAhVGXSsKHSopBtMQ6AEIKDAA 18]}}{{sfn|Koestoro|2007|pp=[https://books.google.co.id/books?id=HddRAQAAMAAJ&q=%22Haji+Uma+%22&dq=%22Haji+Uma+%22&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiYp8Whp4bpAhXTT30KHfnJBnAQ6AEIdDAI 58]}} Surat kabar ''[[Sumatra Courant]]'' pada 1868 melaporkan beberapa imam pribumi di Padang melakukan penggalangan dana dari masyarakat Muslim untuk pembangunan masjid.{{sfn|Sumatra Courant|12 September 1868}} Tokoh dalam penggalangan dana yang teridentifikasi yakni Syekh Kapalo Koto, seorang imam di Seberang Padang dan Syekh Gapuak (bernama asli Abdul Halim), seorang saudagar sarung bugis di [[Pasa Gadang, Padang Selatan, Padang|Pasar Gadang]].{{sfn|Denas|14 Desember 2021}} Dua tokoh ini, bersama Haji Umar selaku kepala kampung Ganting, disebut oleh banyak sumber sebagai tiga tokoh pemrakarsa Masjid Raya Ganting.{{sfn|Rasyid|2005|pp=82}}{{sfn|Zein|1999|pp=70}}
Baris 92:
 
== Arsitektur ==
[[Berkas:Masjid Raya Ganting 2020 02.jpg|al=|kanan|jmpl|272x272px|Elemen Fasadfasad Masjid Raya Ganting meliputi mimbar luar, pelengkung, frizplisir, dan parapetpembirih.]]
Arsitektur Masjid Raya Ganting kerap disebut sebagai hasil akulturasi etnis-etnis yang ada di Kota Padang. Pada abad ke-19 ketika masjid ini dibangun, Padang telah dihuni oleh berbagai bangsa dan kelompok etnis, termasuk [[Tionghoa Padang|Tionghoa]], Eropa, dan India. Mereka membentuk perkampungan di sekitar masjid; kecuali bangsa Eropa, kampung-kampung mereka masih dapat dijumpai sampai sekarang.{{sfn|Zakaria|1995|pp=86}}
 
Masjid ini memiliki bentuk atap berundak, ciri khas arsitektur [[Daftar masjid di Indonesia|masjid di Nusantara]]. Puncak atap diberi kubah nenas dengan hiasan mustaka. Undakan atap terdiri atas lima tingkat; tiga tingkat berdenah persegi dan dua tingkat berdenah segi delapan. Menurut Fachrul Rasyid, bagian atap berdenah segi delapan dulunya dikerjakan oleh tukang-tukang Tionghoa di bawah pimpinan Kapten Cina Lau Ch’uan Ko (atau Louw Tjoean Ko). Namun, kronologisnya tidak jelas.{{sfn|Rasyid|2005|pp=82}}
 
Pengaruh Eropa dan India terdapat pada fasad Masjid Raya Ganting. Fasad menutup seluruh dinding di bagian depan serta sebagian dinding di bagian samping (kiri dan kanan). Elemen fasad meliputi [[pelengkung]], [[frizPlisir (arsitektur)|plisir]], dan [[parapetpembirih]] yang terinspirasi oleh gaya [[arsitektur Neoklasik]]. Pelengkung terdapat pada pintu berbentuk busur bertipe tudor. Friz berupa bidang melintang yang tersusun atas panil-panil kosong. Adapun parapet berupa deretan [[baluster]] dengan hiasan kubah bawang, yang kemungkinan dipengaruhi [[arsitektur Mughal]].{{sfn|Zakaria|1995|pp=89}}{{sfn|Zakaria|1995|pp=102}}
 
Terdapat tambahan elemen berupa pilaster, mimbar, dan sepasang menara di fasad bagian depan. Pilaster berjejer empat berbentuk pilar ganda bergalur. Mimbar terletak di tengah-tengah berukuran 220 × 120 × 275 cm. Adapun menara terdapat di ujung kiri dan kanan.{{sfn|Zakaria|1995|pp=90}}
Baris 339:
 
[[Kategori:Masjid di Padang|Ganting]]
[[Kategori:Cagar budaya Indonesia di Sumatera Barat]]