Tenun: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib) |
Membatalkan suntingan berniat baik oleh Girangabriel (bicara) (kira-kira hikaru) Tag: Pembatalan |
||
(6 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
'''Tenun''' adalah teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip yang sederhana, yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang.<ref name="Tenun"/>
Dengan kata lain, bersilangnya antara benang lusi dan pakan secara bergantian.<ref name="Tenun">{{Cite web |url=http://akimee.com/pengertian-tenun-artikel-70.html |title=Pengertian tenun |access-date=2014-06-02 |archive-date=2014-06-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140602194818/http://akimee.com/pengertian-tenun-artikel-70.html |dead-url=yes }}</ref> Kain tenun biasanya terbuat dari serat kayu, [[kapas]], [[sutra]], dan lainnya.<ref name="Kain">{{Cite web |url=http://melayuonline.com/ind/culture/dig/510/seni-tenun |title=Seni tenun |access-date=2014-06-02 |archive-date=2014-07-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140710060624/http://melayuonline.com/ind/culture/dig/510/seni-tenun |dead-url=yes }}</ref>
== Sejarah ==
Baris 9:
Keberadaan kain tenun tradisional Indonesia diperkirakan berkembang sejak masa Neolitikum (Prasejarah). Ini dibuktikan dengan ditemukannya benda-benda prasejarah prehistoris, seperti tenunan, alat untuk memintal, dan bahan yang terlihat jelas adanya tenunan pada kain yang terbuat dari kapas. Ditemukan lebih dari 3.000 tahun yang lalu pada situs [[Kabupaten Sumba Timur|Sumba Timur]], Gunung Wingko, [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Gilimanuk, Melaya, Jembrana|Gilimanuk]], Melolo.<ref>Nuraini, S. and Falah, A.M., 2022. Eksistensi Kain Tenun di Era Modern. ''ATRAT: Jurnal Seni Rupa'', ''10''(2), pp.162-169.</ref>
Kain tenun dan tradisi menenun dengan alat tradisional merupakan pengetahuan turun-temurun dari nenek moyang ke generasi berikutnya hingga kini.
== Ragam Tenun Nusantara ==
Baris 49 ⟶ 51:
=== Sulawesi ===
* [[Tenun Bentenan]]<ref>{{Cite web|last=Mulyadi|first=Ujang|date=2019-01-29|title=MAHAKARYA DARI MINAHASA - Museum Nasional Indonesia|url=https://www.museumnasional.or.id/mahakarya-dari-minahasa-1862|language=id|access-date=2023-10-04}}</ref>
* Tenun Bentenan▼
* Tenun Buton
* [[Sarung Donggala|Tenun Donggala]]
Baris 55 ⟶ 57:
* [[Lipa Saqbe Mandar|Tenun Mandar]]
* [[Sabbe|Tenun Sabbe]]
=== Sumatera ===
Baris 73 ⟶ 76:
Seni tenun dalam masyarakat selalu bersifat partikular atau memiliki ciri khas, dan merupakan bagian dari representasi budaya masyarakat tersebut.<ref name="Kain" /> Kualitas tenunan biasanya dilihat dari mutu bahan, keindahan tata warna, motif, pola dan ragam hiasannya.<ref name="Kain" />
Kain tenun nusantara yang sangat beragam dan sarat akan kearifan lokal tentu saja sangat berpotensi menjadi warisan budaya tak benda yang akan diakui dunia. Kain tenun tersebut dinilai sebagai simbol keragaman budaya karena setiap daerah memiliki motif, warna, dan filosofi yang berbeda-beda. Letak [[Geografi|geografis]] dan kondisi alam masing-masing daerah pun dapat memengaruhi teknik pewarnaan kain tenun.
== Hari Tenun Nasional ==
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ([[Joko Widodo|Jokowi]]) menetapkan tanggal 7 September sebagai Hari Tenun dan [[Songket]] Nasional. Penetapannya memiliki landasan atau dasar hukum berupa Keputusan Presiden RI pada 16 Agustus 2021.
Ditetapkannya Hari Tenun Nasional pada tanggal 7 September berkaitan dengan sejarah diresmikannya Sekolah Tenun pertama di Indonesia, pada tanggal 7 September tahun 1929 oleh dr. Soetomo di Surabaya.
Baris 93 ⟶ 98:
{{reflist}}
[[Kategori:Seni di Indonesia]]
[[Kategori:
[[Kategori:Kerajinan tangan]]
|