Hisyam Abdul Karim: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
penambahan informasi mengenai artikel ini tetap agar informasi yang dibawakan lengkap Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Multiple issues|
'''Hisyam Abdul Karim''' ({{lahirmati|[[Purbalingga]]|8|8|1909|[[Purbalingga]]|12|1|1989}}) adalah seorang ulama berkebangsaan [[Indonesia]].▼
{{Cleanup reorganize|date=November 2023}}
{{More citations needed|date=November 2023}}
{{Underlinked|date=November 2023}}
}}
{{Kembangkan|date=November 2023}}
▲[[Kiai|K.]][[Haji (gelar)|H.]] '''Hisyam Abdul Karim''' ({{lahirmati|[[Purbalingga]]|8|8|1909|[[Purbalingga]]|12|1|1989}}) adalah seorang ulama berkebangsaan [[Indonesia]].
==
Hisyam Abdul Karim dilahirkan pada 8 Agustus 1909 di [[Kabupaten Purbalingga]], [[Hindia Belanda]], sebagai putra dari Abdul Kariem, seorang Kepala Dusun Sukarawah yang berada di Desa Kalijaran.<ref name=":0">{{Cite web|last=DIA|first=Yayasan|date=2021-01-27|title=Biografi KH. Hisyam Abdul Karim Purbalingga|url=https://www.laduni.id/post/read/70760/biografi-kh-hisyam-abdul-karim-purbalingga.html|website=Biografi KH. Hisyam Abdul Karim Purbalingga|language=en|access-date=2023-09-30}}</ref><ref>{{Cite web|title=Kiai Hisyam Abdul Karim, Ulama Pejuang dari Kalijaran Purbalingga|url=https://www.nu.or.id/tokoh/kiai-hisyam-abdul-karim-ulama-pejuang-dari-kalijaran-purbalingga-5FbrM|website=NU Online|language=id-id|access-date=2023-09-30}}</ref> Hisyam Abdul Karim bin Abdul Kariem bin Irsyad bin Abdul Rohman bin Singadipa.
=== Pendidikan ===
Kiai Hisyam pernah mengenyam pendidikan formal setingkat SD, Hollandsch-Inlandsche School (HIS) atau Europeesche Lagere School (ELS) yang masing-masing didirikan sejak 1914 dan 1917. Selain sekolah, beliau juga rajin ngaji kepada kiai di kampungnya. Kemudian beliau berguru kepada Kiai Dahlan di desa Kali Wangi Mrébét dan Kiai Zuhdi Di Pondok Leler Banyumas<ref>{{Cite web|title=Mengenal KH Hisyam Zuhdi Penerus Pesantren Leler Banyumas|url=https://jateng.nu.or.id/tokoh/mengenal-kh-hisyam-zuhdi-penerus-pesantren-leler-banyumas-Fd2rg|website=NU Online|language=id-id|access-date=2023-11-03}}</ref>.
Kecintaan terhadap ilmu agama yang telah terpupuk sejak kecil mendorong beliau untuk pergi dari Purbalingga menuju Jampes, sebuah dusun di [[Putih, Gampengrejo, Kediri|Desa Putih, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri Jawa Timur]]. Di tempat ini beliau berguru pada seorang ulama yang dikaruniai ilmu ladunni, yaitu Kiai Dahlan Jampes dan Kiai [[Ihsan al-Jampasi]]<ref>{{Cite journal|date=2022-11-30|title=Ihsan al-Jampasi|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Ihsan_al-Jampasi&oldid=22146252|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref>. Selama delapan tahun di sana, keilmuan Kiai Hisyam semakin dalam terutama di bidang falak atau astronomi.
Merasa belum cukup menimba ilmu di Jampes, Kiai Hisyam melanjutkan pengembangan keilmuan agamanya dengan yantri di [[Pondok Pesantren Buntet|Pondok Pesantren Buntet Cirebon]] untuk mendalami ilmu qiroatul Qur'an kepada Kiai Yusuf. Selesai dari Ponpes Buntet, Kiai Hisyam melanjutkan pengembaraannya untuk memperdalam al Qur'an kepada Kiai Nuh Pager Aji Cilongok.
=== Ponpes Roudlotus Sholichin ===
Pada tahun 1927 Kiai Hisyam menikah dengan seorang gadis bernama Rumiyah putri dari seorang Carik Desa Kalijaran dan selang dua tahun berikutnya, atas restu guru-gurunya, pada 2 Februari 1929 atau Rabu kliwon, 22 Rajab 1347 Kiai Hisyam akhirnya mendirikan pondok pesantren Sukawarah yang juga dikenal dengan nama Pondok Pesantren Roudlotus Sholichin. Pada masa-masa inilah beliau mendalami Thoriqoh kepada Kiai Rifa'i Sokaraja.
Pada masa perjuangan merebut kemerdekaan, pondok pesantren Kalijaran atau Roudlotush Sholichin, bukan hanya menjadi tempat ngaji berbagai macam kitab karya ulama-ulama salaf, tapi juga jadi tempat untuk mengkonsolidasikan perjuangan merebut kemerdekaan sekaligus tempat pengkaderan para pejuang. Berbekal kanuragan serta kejadugan beliau, para kiai dan ribuan santri berada satu barisan dengan beliau di masa penjajahan. Namun di balik itu semua, beliau terkenal sebagai ulama yang murah senyum, lucu namun sangat dalam isi dakwahnya.
Kecintaan Kyai Hisyam terhadap bangsa, negara dan agama, juga beliau tunjukkan dalam dedikasinya di NU. Mbah Hisyam adalah Rois Syuriah pertama di PCNU Purbalingga dan tercatat sebagai Kiai yang “ngesuhi” organisasi Islam terbesar ini selama tiga periode, 1973-1975, 1975-1978, dan 1978-1983. Kiai Hisyam wafat pada Hari Kamis Kliwon 12 Januari 1989 Masehi atau 4 Jumadil Akhir 1409 Hijriyah dan mewariskan semangat perjuangan untuk agama dan bangsa yang terpatri di anak cucu dan menantu serta murid-murid beliau yang tercermin dengan hadirnya ribuan pelayat untuk memberikan penghormatan terakhir pada ayah, kakek, dan guru mereka.
Pondok pesantren Kalijaran atau Roudlotus Sholichin yang dirintis Kyai Hisyam, kini dikelola secara gotong royong oleh keturunan beliau, satu di antaranya adalah cucu beliau bernama Siti Atikoh, istri dari Ganjar Pranowo.
== Karya ==
# Terjemah Hidayatus Shibyan (Nadzom Jawa)
# Irsyadul 'Awwam Fii Bayaani Diinil Islam - Jilid 1, 2 dan 3 (Nadzom Jawa)
# Terjemah Khoridatul Bahiyyah (Nadzom Jawa)
# Terjemah Qoshidah Burdah (Nadzom Jawa)
# Terjemah Syair Khashoishul 'Asyarah (Nadzom Jawa)
# Syair Tamba Ati
'''TAMBA ATI'''
Karya Mbah Hisyam 'abdulkarim
''Tamba ati iku sanga ing wernane''
''Siji maca qur'an mikir ing maknane''
''Pindo aja wareg-wareg ing mangane''
''Telu nangis mbengi nobati dosane''
''Papat sregep shalat tahajud mbengine''
''Lima sregep ngadep para 'ulamane''
''Nenem ngudi halaling sandang pangane''
''Pitu aja kakehen omong lahane''
''Wolu aja kakehen rerubungane''
''Sanga aja nitik khabar awurane''
''Iki sanga lakoni sekabehane''
''Insya-a llaah lemes lan lembut atine''
== Kehidupan pribadi ==
Hisyam menikah dengan istri pertamanya, Rumiyah, asal Desa Kalijaran pada tahun 1927, dan dikaruniai lima orang anak.<ref name=":0" /><ref name=":1">{{Cite web|last=Home|last2=Terkini|date=2023-04-23|title=Keluarga besar istri Ganjar Pranowo pengasuh sejumlah ponpes|url=https://jateng.antaranews.com/berita/490854/keluarga-besar-istri-ganjar-pranowo-pengasuh-sejumlah-ponpes|website=Antara Jateng|access-date=2023-09-30|last3=News|first3=Top|last4=Terpopuler|last5=Nusantara|last6=Nasional|last7=Tengah|first7=Jawa|last8=Peristiwa|last9=Ekonomi}}</ref> Ia kemudian menikah untuk yang kedua kalinya dengan dan dikaruniai lima orang anak. Dengan istri pertama, ia mendirikan Pondok Pesantren Roudlotus Sholichin Sukawarah, Kalijaran Purbalinggan. Sementara dengan istri ke dua, ia mendirikan pondok pesantren Salafiyah Karangasem.<ref name=":0" /><ref name=":1" /> Ia merupakan kakek mertua dari [[Ganjar Pranowo]] melalui cucunya [[Siti Atiqoh Supriyanti]].<ref name=":1" />
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Tokoh dari Purbalingga]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Ulama]]
|