Muchdi Purwoprandjono: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
→Penculikan aktivis: correcting incorrect sentences and words in writing to make it better and nicer #ADS Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(76 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
|honorific-prefix =
|name = {{PAGENAME}}
|image =
|imagesize =
|caption =
Baris 17:
|term_end2 = Mei 1998
|birth_date = {{birth date and age|1949|4|15}}
|birth_place = [[
|death_date =
|death_place =
|allegiance = {{flag|Indonesia}}
|serviceyears = 1970—2005
|rank = [[File:
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
|nationality=Indonesia
|unit = [[Infanteri]] ([[Kopassus]])
|battles = {{bulleted list|[[Operasi Seroja]]|[[Pemberontakan di Aceh]]|[[Konflik Papua]]}}
|party = {{unbulleted list|{{Parpolicon|Gerindra}} (2008—2011)|{{Parpolicon|PPP}} (2011—2016)|{{Parpolicon|Berkarya}} (2018—)}}
|spouse = Ny. Puji Astuti
Baris 34 ⟶ 35:
|religion = [[Islam]]
}}
[[Mayor Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Haji (gelar)|H.]] '''Muchdi Purwoprandjono''' atau populer disebut '''Muchdi PR''' ({{
== Kehidupan awal ==
Muchdi lahir pada tanggal 15 April 1949 di [[Pakem, Sleman|Pakem]], [[Kabupaten Sleman|Sleman]], [[Yogyakarta]]. Dia adalah anak keenam dari sembilan bersaudara.<ref name="auto3">{{cite web|title=Profil Muchdi Purwopranjono|url=https://kontras.org/pers/teks/PROFIL.pdf|website=Kontras.org|publisher=Kontras.org|accessdate=24 Februari 2018}}</ref> Dia mengatakan ayahnya adalah pemimpin [[Partai Masyumi|Masyumi]], sebuah partai Islam, dan keluarga ibunya adalah anggota ormas Islam [[Nahdlatul Ulama]].<ref>{{cite news|last1=Medistiara|first1=Yulida|title=Eks Danjen Kopassus Muchdi PR: Tidak Ada Lagi Komunis di Indonesia!|url=https://news.detik.com/berita/3032431/eks-danjen-kopassus-muchdi-pr-tidak-ada-lagi-komunis-di-indonesia|accessdate=25 Februari 2018|publisher=detikcom|date=1 Oktober 2015}}</ref><ref>{{cite web|last1=Rayda|first1=Nivell|title=Will Muchdi's Move to PPP Spell an End to Government Coalition?|url=https://nivellism.wordpress.com/2011/04/25/will-muchdis-move-to-ppp-spell-an-end-to-government-coalition/|website=Nivell’s blog|date=25 April 2011 |publisher=WordPress.com|accessdate=25 Februari 2018}}</ref> Saat remaja, Muchdi pernah tergabung dalam Mahasiswa Muslim Indonesia (PII). Kemudian, ia menjabat sebagai wakil ketua Keluarga Pelajar Muslim Indonesia (KBPII), sebuah organisasi yang menganggap [[komunisme]] dan [[LGBT]] sebagai salah satu ancaman terbesar bagi Indonesia.<ref>{{cite news |date=27 Oktober 2016 |title=KB PII : komunisme dan LGBT ancam bangsa |agency=Antara |editor-last=Burhani |editor-first=Ruslan |url=https://kupang.antaranews.com/nasional/berita/592721/kb-pii--komunisme-dan-lgbt-ancam-bangsa |accessdate=7 Maret 2018}}</ref>
Muchdi mengungkapkan kebanggaannya menjadi anggota "Generasi 66", generasi yang membantu menjatuhkan pendiri presiden [[Soekarno]] dan menggantikannya dengan Soeharto. Muchdi mengaku pernah terlibat dalam Front Aksi Pemuda Mahasiswa Indonesia (KAPPI) di Yogyakarta dan sering mengikuti demonstrasi.<ref name="auto2">{{cite news|title=Wawancara dengan Muchdi Pr|url=http://dibalikperistiwa.blogspot.co.id/2009/01/wawancara-dengan-muchdi-pr-oleh-majalah.html|accessdate=3 Maret 2018|issue=Edisi 4|publisher=Majalah MAHKAMAH|date=Januari 2009}}</ref>
== Karier militer ==
Setelah menyelesaikan sekolah menengah atas, Muchdi masuk Akademi Militer pada tahun 1967 dan lulus pada tahun 1970. Ia bertugas di [[Timor Timur]] sebanyak empat kali.<ref>{{Cite book |last1=Tanter |first1=Richard |url=https://www.worldcat.org/oclc/854977782 |title=Masters of Terror : Indonesia's Military and Violence in East Timor. |last2=Ball |first2=Desmond John |last3=van Klinken |first3=Gerry |last4=Bourchier |first4=David |last5=Kammen |first5=Douglas Anton |last6=McDonald |first6=Hamish |date=2006 |publisher=Rowman & Littlefield Publishers |isbn=978-1-4616-4004-2 |location=Lanham |pages=110 |oclc=854977782 |author-link2=Desmond Ball |author-link6=Hamish McDonald}}</ref> Muchdi menjadi dekat dengan sesama prajurit [[Prabowo Subianto]], karena keduanya adalah pejuang tangguh dan beragama Islam. Kenaikan pangkat Muchdi di militer kemudian dikaitkan dengan hubungannya dengan Prabowo, yang pada tahun 1983 telah menikahi putri Presiden Soeharto [[Titiek Soeharto|Siti Hediati Hariyadi]]. Mulai tahun 1995, Muchdi dipromosikan tiga kali dalam tiga tahun dari kolonel menjadi brigadir jenderal hingga mayor jenderal.{{Citation needed|date=Juni 2023}}
Muchdi pernah bercerita, pada tahun 1986, saat ia menjalani pelatihan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) di [[Bandung]], ia dipanggil oleh Satgas Intelijen [[Kopkamtib|Komando Operasional Pemulihan Keamanan dan Ketertiban]] (Kopkamtib) di Jakarta dan ditahan selama tiga hari atas tuduhan menjadi anggota divisi Pemuda Rakyat dari [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) sebelum dia masuk ke AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Ia membalas, orang tua dan keluarganya sebenarnya pernah menjadi sasaran PKI di Yogyakarta 1965.<ref name="auto2"/>
Muchdi bertugas di pos komando teritorial di [[Irian Jaya]] (sekarang Papua) dari akhir tahun 1980-an hingga pertengahan tahun 1990-an, [[Jambi]] (1995-96), [[Jawa Timur]] (1996-97) dan [[Kalimantan]] (1997-98). Pada tahun 1998, ia menjadi Komandan Kopassus selama tiga bulan. Pada bulan Mei 1998 ia diberhentikan dari tugas struktural setelah pengunduran diri Soeharto. Pada bulan Agustus 1998, Dewan Kehormatan Perwira [[Tentara Nasional Indonesia]] (TNI) memutuskan bahwa Muchdi termasuk di antara mereka yang bertanggung jawab atas penculikan aktivis pro-demokrasi pada tahun 1997-98. Setelah itu, Muchdi menjadi jenderal tanpa jabatan komando di Mabes TNI.<ref>{{cite web|title=MajGen Muchdi P R (Purwopranjono)|url=http://syaldi.web.id/mot/Muchdi%20PR.htm|website=Masters of Terror|accessdate=24 Februari 2018}}</ref>
=== Riwayat Jabatan ===
* Komandan Peleton Taruna (1971—1972)
* Komandan Peleton Parako (1972—1974)
Baris 85 ⟶ 59:
* Kasdam V/Brawijawa (1996—1997)
* Asops Kasdam IX/Udayana (1997)
* Pangdam VI/
* Danjen Kopassus (1998—1999)
* Pati Mabes TNI (1999—2001)
* Deputi V BIN/Penggalangan<ref name="auto3"/> (2001—2005)
=== Sipil ===
* Anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia]] Fraksi Utusan Daerah Kalimantan Timur (1997—1998)<ref>https://books.google.co.id/books?id=0lRC73GkRzgC&pg=PA93</ref><ref>https://books.google.co.id/books?id=dgAzhXe97YsC&pg=PA42</ref><ref>https://books.google.co.id/books?id=RHSbAAAAMAAJ&pg=PA51</ref>
* Agen BIN (2005—2006)
=== Promosi menjadi Danjen Kopassus ===
Pengangkatan Muchdi menjadi pimpinan Kopassus pada tanggal 28 Maret 1998 terjadi atas perintah sahabatnya sekaligus pendahulunya, Prabowo, yang dipromosikan menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Panglima Angkatan Darat saat itu [[Wiranto]] menentang Muchdi dilantik sebagai Panglima Kopassus dan malah lebih memilih Brigjen Sang Nyoman Suwisma, seorang Hindu. Namun Wiranto kalah manuver dari Prabowo yang dekat dengan Soeharto. Seperti yang dikisahkan Wiranto dalam memoarnya ''Saksi di Tengah Badai'':
{{Quote
|text=Ketika saya menjadi KSAD…diputuskan bahwa Danjen Kopassus yang baru menggantikan Prabowo adalah Brigjen. Jenderal Suwisma. Namun keputusan tersebut tidak bisa terlaksana karena Prabowo sudah mendatangi langsung Presiden Soeharto dan berdebat dengannya untuk membatalkan pengangkatan Suwisma. Argumen yang disampaikannya kepada Presiden Soeharto adalah bahwa komandan baru harus menganut agama yang sama dengan mayoritas anggota Kopassus. Kalau tidak, pasukan elit akan kesulitan menjalankan misinya.... Prabowo kemudian secara pribadi melamar Mayjen Muchdi PR yang saat itu menjabat Panglima Militer di Kalimantan. Saya tentu sangat kecewa dengan manuver seperti itu. Jadi saya menceritakan kisah sebenarnya kepada Presiden Soeharto…. Saya juga mengatakan saya akan bertanggung jawab atas keputusan tersebut. Namun belakangan saya tahu bahwa saya terlambat karena Panglima ABRI Jenderal Feisal Tanjung telah menandatangani keputusan tersebut tanpa menghiraukan saya sebagai Panglima Angkatan Darat, dengan alasan bahwa Presiden ingin hal itu mengarah ke sana.<ref name="Wiranto2003">{{cite book|author=Wiranto|title=Witness in the storm: a memoir of an Army General (ret)|url=https://books.google.com/books?id=n5C6AAAAIAAJ|year=2003|publisher=Delta Pustaka Express|isbn=978-979-97721-2-1|page=20}}</ref>
}}
Muchdi hanya menjabat kurang dari 60 hari sebagai Danjen Kopassus di tengah krisis keuangan, kerusuhan dan gerakan pro-demokrasi yang berujung pada pengunduran diri Soeharto.
=== Hilangnya komando Kopasus ===
Ketika Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998, Muchdi menemani Prabowo ke kediaman presiden baru di Jakarta [[B.J. Habibie]] pada pukul 23.00 untuk mempresentasikan rancangan susunan kabinet dan merekomendasikan perubahan kepemimpinan militer.<ref name="auto1">{{cite news|last1=Tesoro|first1=Jose Manuel|title=The Scapegoat?|url=http://edition.cnn.com/ASIANOW/asiaweek/magazine/2000/0303/cover1.html|accessdate=24 Februari 2018|issue=8|publisher=Asiaweek|date=3 Maret 2008|volume=26 }}</ref> Malamnya, Muchdi melaporkan kepada para pemimpin umat Islam bahwa pertemuan dengan Habibie berjalan baik.<ref>{{Cite book |last=Zon |first=Fadli |url=https://www.worldcat.org/oclc/57368149 |title=The politics of the May 1998 riots |date=2004 |publisher=Solstice Publishing |isbn=979-97964-8-2 |location=Jakarta |oclc=57368149}}</ref> Namun, Habibie justru lebih memilih Jenderal Wiranto yang merekomendasikan Muchdi dipecat sebagai Danjen Kopassus. Setelah Habibie setuju, Wiranto menginstruksikan Panglima Angkatan Darat Subagyo Hadi Siswoyo untuk memecat Prabowo dan Muchdi dari tugasnya.<ref name="Daves2013">{{Cite book |last=Daves |first=Joseph H. |url=https://www.worldcat.org/oclc/879566577 |title=The Indonesian Army from revolusi to reformasi. Volume 1, Struggle for independence and the Sukarno era |date=2013 |publisher=[[CreateSpace Independent Publishing Platform]] |isbn=978-1-4929-3093-8 |edition=1st |location=United States |oclc=879566577}}</ref>
Pada saat [[Kerusuhan Mei 1998]], Wiranto menugaskan petugas Kopassus, di bawah komando Muchdi, untuk melindungi rumah Habibie di Jakarta. Jumlah petugas ini melebihi jumlah pengawal presiden di rumah Habibie pada tanggal 21 Mei dan awalnya menolak untuk pergi tanpa perintah dari Muchdi, namun diyakinkan untuk pergi pada malam hari tanggal 22 Mei. Pada sore hari tanggal 22 Mei, Prabowo bertemu dengan Muchdi di [[Istana Merdeka|istana negara]]. Prabowo menginginkan lebih banyak waktu sebelum ia dan Muchdi dipindahkan ke posisi non-tempur, untuk menciptakan persepsi bahwa ini adalah rotasi militer yang normal, namun Wiranto bersikeras agar perubahan tersebut segera dilakukan.<ref name="auto1"/> Pada pagi hari tanggal 23 Mei, Subagyo mencopot Muchdi dari Danjen Kopassus. Mayor Jenderal Syahrir dilantik sebagai Danjen Kopassus yang baru pada 25 Mei.<ref name="SchwarzParis1999">{{Cite book |last1=Schwarz |first1=Adam |url=https://www.worldcat.org/oclc/40681832 |title=The politics of post-Suharto Indonesia |last2=Paris |first2=Jonathan |date=1999 |publisher=Council on Foreign Relations Press |isbn=0-87609-247-4 |location=New York |pages=84 |oclc=40681832}}</ref> Muchdi dialihkan ke peran non-tempur sebagai Wakil Inspektur Jenderal TNI.<ref name="auto">{{cite news|title=Muchdi Pr Bantah Sakit Hati dan Dendam Pada Munir|url=https://news.detik.com/berita/d-998933/muchdi-pr-bantah-sakit-hati-dan-dendam-pada-munir|accessdate=24 Februari 2018|publisher=detikcom|date=2 September 2008}}</ref> Pada tanggal 1 Maret 2001, Muchdi termasuk di antara 55 jenderal yang hadir dalam rapat markas besar Angkatan Darat yang sepakat bahwa Angkatan Darat tidak boleh mencoba merebut kekuasaan.<ref>{{cite news|title=Pertemuan 55 Jenderal TNI AD Tidak Ada Niat Ambil Alih Kekuasaan|url=https://www.library.ohio.edu/indopubs/2001/03/01/0039.html|accessdate=24 Februari 2018|publisher=Kompas.com|date=2 Maret 2001}}</ref>
== Penculikan aktivis ==
Dari awal tahun 1997 hingga Mei 1998, pasukan Kopassus menculik 23 aktivis pro-demokrasi dengan tujuan mengintimidasi penentang [[Orde Baru (Indonesia)|Orde Baru]]. Satu di antara aktivis ditemukan tewas, sembilan orang dibebaskan dan 13 orang tidak pernah muncul kembali (hilang). Para penyintas mengatakan mereka disiksa. Menanggapi tuntutan keadilan setelah pengunduran diri Soeharto pada bulan Mei 1998, TNI membentuk Dewan Kehormatan Perwira, yang pada bulan Agustus 1998 memutuskan bahwa Prabowo dan Muchdi bertanggung jawab atas penculikan tersebut.
Menurut “Tentara Nasional Indonesia” yang ditulis oleh Joseph Daves, Dewan Kehormatan Perwira memutuskan bahwa Prabowo dan Muchdi harus diberikan kekebalan dari tuntutan perdata sebagai imbalan atas kerja sama mereka. Keduanya dilaporkan mengatakan Suharto memberikan perintah lisan untuk menculik para pembangkang dan kemudian “menghabisi mereka”. Dewan Kehormatan Perwira memutuskan bahwa Prabowo dan Muchdi salah mengartikan perintah Soeharto.<ref name="Daves2013"/>
Ketua Dewan Kehormatan Perwira Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo mengatakan, baik Prabowo maupun Muchdi yang memberi instruksi atas penculikan tersebut atau mengetahui akan dikeluarkannya penculikan tersebut. Ia mengatakan, Muchdi sebagai Panglima Kopassus harus memahami sepenuhnya kewenangan dan tugasnya.<ref>{{cite news|title=Prabowo, Muchdi 'responsible for kidnappings'|url=https://jawawa.id/index.php/newsitem/prabowo-muchdi-responsible-for-kidnappings-1447893297|accessdate=24 Februari 2018|publisher=The Jakarta Post|date=8 Agustus 1998}}</ref> Pada tahun 2008, ketika Muchdi diadili karena mendalangi pembunuhan aktivis hak asasi manusia Munir, pengacaranya berpendapat bahwa Muchdi tidak ada hubungannya dengan penculikan tersebut karena dia berada di Kalimantan saat penculikan tersebut terjadi.<ref name="auto"/> Dalam sebuah wawancara tahun 2008, Muchdi mengatakan bahwa ia sebenarnya telah memerintahkan pembebasan para aktivis yang tersisa ketika ia menjadi Danjen Kopassus.<ref name="auto2"/>
== Tuduhan makar ==
Pada bulan Maret 2001, Presiden [[Abdurrahman Wahid]] menuduh Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan Suripto bertemu dengan Muchdi di Hotel Kempinski Jakarta untuk merencanakan makar. Polisi memeriksa Muchdi yang mengaku bertemu Suripto hanya untuk membahas izin penebangan hutan.<ref>{{cite news|title=Dituding Makar, Suripto Lapor Polisi|url=https://www.library.ohio.edu/indopubs/2001/03/23/0079.html|accessdate=26 Februari 2018|publisher=Bernas|date=23 Maret 2001}}</ref> Suripto juga membantah merencanakan makar. Katanya, Muchdi punya perusahaan perkayuan di [[Kalimantan Barat]], sehingga mereka beberapa kali bertemu di kantor Suripto untuk membahas bisnis perkayuan.<ref>{{cite news|title=Soeripto Minta Klarifikasi Tuduhan Gus Dur|url=http://arsip.gatra.com/2001-03-27/artikel.php?id=5037|accessdate=26 Februari 2018|publisher=Gatra|date=23 Maret 2001}}</ref> Wahid dimakzulkan dan diberhentikan dari jabatannya empat bulan kemudian.
== Karir BIN ==
Pada bulan Juni 2000, portal berita online [[DetikCom|detikcom]] berspekulasi bahwa Muchdi telah dicalonkan untuk menggantikan Marsekal Udara Ian Santoso sebagai direktur Badan Intelijen Strategis (BAIS, yang bertanggung jawab kepada Mabes TNI), sementara ada juga yang mengklaim bahwa Prabowo telah mencalonkan diri. menyarankan Presiden saat itu [[Abdurrahman Wahid]] untuk menunjuk Muchdi sebagai Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin, bertanggung jawab kepada Presiden), yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Arie J. Kumaat.<ref>{{cite news|last1=Akar|title=Koalisi Gus Dur-Prabowo di TNI|url=https://www.library.ohio.edu/indopubs/2000/06/23/0088.html|accessdate=24 Februari 2018|agency=Adil|publisher=Detikcom|date=23 Juni 2000}}</ref> BAKIN pada bulan Januari 2001 direstrukturisasi dan berganti nama menjadi Badan Intelijen Negara (BIN). Setelah Abdurrahman Wahid dimakzulkan pada Juli 2001, penggantinya [[Megawati Sukarnoputri]] menunjuk [[Hendropriyono]] untuk memimpin BIN pada 9 Agustus 2001. Pada Desember 2001, Muchdi diangkat menjadi Deputi V BIN. Pada Maret 2005, beliau menjabat sebagai agen utama BIN. Pada April 2003, ia pensiun dari militer dan berstatus pegawai negeri golongan 4. Pada tanggal 1 Januari 2008, beliau pensiun sebagai PNS Golongan 4.<ref>{{cite web|last1=Alfafa|first1=Shoffa Salsabila|title=Analisis Yuridis Penyebutan Kata "Saksi" dalam Surat Dakwaan Terhadap Subjek yang Bersama-Sama dengan Terdakwa untuk Melakukan Tindak Pidana dan Implikasinya Terhadap Putusan Hakim dalam Perkara Pembunuhan Berencana (Studi Kasus Putusan Nomor 1488/Pid.B|url=https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/26832/NTY4NDg=/Analisis-Yuridis-Penyebutan-Kata-Saksi-dalam-Surat-Dakwaan-Terhadap-Subjek-yang-Bersama-Sama-dengan-Terdakwa-untuk-Melakukan-Tindak-Pidana-dan-Implikasinya-Terhadap-Putusan-Hakim-dalam-Perkara-Pembunuhan-Berencana-Studi-Kasus-Putusan-Nomor-1488PidB-abstrak.pdf|website=UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret|publisher=UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret|accessdate=24 Februari 2018}}</ref>
===Investigasi dan infiltrasi terorisme===
Setelah peristiwa [[Bom Bali 2002|Bom Bali]] pada bulan Oktober 2002 yang menewaskan 202 orang, Muchdi – dalam kapasitasnya sebagai Wakil Kepala BIN – memimpin satuan tugas intelijen gabungan yang melengkapi penyelidikan polisi atas serangan teror tersebut. Pemisahan resmi TNI dan Polri pada tahun 1999 telah melemahkan kemampuan intelijen kepolisian, yang tidak mempunyai database mengenai kelompok-kelompok radikal. Oleh karena itu, gugus tugas Muchdi perlu memberikan intelijen militer kepada polisi, karena BIN memiliki database ekstremis. Kelompok Muchdi dikabarkan mengejar tersangka di Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.<ref>{{cite news|last1=Lugito|first1=Heddy|title=Satu Malam Dua Inpres|url=http://arsip.gatra.com/2002-10-28/majalah/artikel.php?pil=23&id=37065|accessdate=26 Februari 2018|issue=50/VIII|publisher=Gatra|date=2 November 2002}}</ref> Dua minggu setelah pengeboman, BIN meminta polisi menangkap tujuh tersangka, namun polisi tidak bisa melakukan penangkapan berdasarkan bukti yang dimiliki BIN.<ref name="KumarSeng2003">{{cite book|author1=Ramakrishna Kumar|author2=Tan See Seng|title=After Bali: The Threat Of Terrorism In Southeast Asia|url=https://books.google.com/books?id=zg7JCgAAQBAJ&pg=PA373|date=23 Desember 2003|publisher=World Scientific|isbn=978-981-4483-52-0|pages=373–}}</ref>
Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), yang didirikan oleh ulama radikal [[Abu Bakar Baasyir]], menduga telah ditembus oleh oknum BIN. Majalah ''[[Majalah Tempo (Indonesia)|Tempo]]'' pada bulan Desember 2002 melaporkan seorang agen senior BIN, Abdul Harris, telah memasuki MMI pada awal berdirinya dan menjabat sebagai kepala divisi hubungan internasional. Identitas aslinya dikabarkan terungkap saat pertemuan para tokoh Islam di acara pengajian di rumah Muchdi. Menurut buku ''After Bali: The Threat of Terrorism in Southeast Asia'', Muchdi memperkenalkan Harris kepada para pemimpin Muslim sebagai “agen BIN”.<ref name="KumarSeng2003"/>
== Sidang pembunuhan dan pembebasan Munir Said Thalib ==
Pada bulan Agustus 2008, Muchdi diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan tuduhan meminta dan merencanakan pembunuhan aktivis hak asasi manusia [[Munir Said Thalib]] pada bulan September 2004. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh seorang pilot [[Garuda Indonesia|Garuda]] yang sedang tidak bertugas dan diduga agen BIN bernama Pollycarpus Budihari Priyanto. Dalam persidangan sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indra Setiawan mengaku telah bertemu dengan Muchdi dan menerima permintaan lisan dan tertulis dari BIN untuk menugaskan Pollycarpus dalam penerbangan yang dilakukan Munir dari Jakarta ke Singapura.<ref>{{cite web|title=Summary of the Munir Case|url=https://www.kontras.org/data/Summary%20of%20the%20Munir%20Case.pdf|website=Kontras.org|publisher=Kontras.org|accessdate=24 Februari 2018}}</ref>
Bukti menunjukkan terjadi 41 panggilan telepon antara Pollycarpus dan Muchdi pada hari-hari menjelang pembunuhan tersebut. Budi Santoso, mantan direktur BIN, mengatakan kepada polisi pada bulan Oktober 2007 dan Mei 2008 bahwa Pollycarpus dan agen BIN Kawan memberitahunya bahwa Muchdi memerintahkan mereka untuk membunuh Munir. Lebih lanjut Budi mengatakan, dirinya sudah sering melihat Pollycarpus di dalam kantor Muchdi di Markas BIN. Saat Muchdi diadili, Budi tak hadir sebagai saksi.<ref>{{cite news|title=Muchdi lodges final plea against charges|url=http://www.asia-pacific-solidarity.net/southeastasia/indonesia/netnews/2008/ind47v12.htm#Muchdi%20lodges%20final%20plea%20against%20charges|accessdate=3 Maret 2018|publisher=The Jakarta Post|date=20 Desember 2008}}</ref> Jaksa berpendapat bahwa Muchdi menyimpan dendam terhadap Munir, karena terungkapnya penculikan tahun 1997-98 yang dilakukan aktivis tersebut menyebabkan Muchdi kehilangan jabatannya sebagai Panglima Kopassus. Pengacara Muchdi menjawab bahwa Muchdi kehilangan jabatannya karena [[jatuhnya Soeharto]] dan bukan karena tindakan Munir. Sejumlah aktivis menilai pembunuhan Munir didalangi pejabat yang lebih tinggi dari Muchdi.<ref>{{cite news|last1=Santoso|first1=Aboeprijadi|title=Muchdi Pr Akhirnya Dicokok - Tapi Ada "Dalang Lebih Tinggi"|url=http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=14&dn=20080621113606|accessdate=25 Februari 2018|publisher=KabarIndonesia|date=21 Juni 2008}}</ref>
Tentara, intelijen, dan preman hadir dalam persidangan Muchdi, sehingga menimbulkan keluhan bahwa ini adalah upaya untuk mengintimidasi hakim, jaksa, dan saksi.<ref>{{cite news|last1=Forbes|first1=Mark|title=Major-General in murder trial|url=http://www.smh.com.au/world/majorgeneral-in-murder-trial-20080821-3zla.html|accessdate=24 Februari 2018|publisher=The Sydney Morning Herald|date=22 Agustus 2008}}</ref> Beberapa saksi tidak hadir, dan saksi lain yang sebelumnya telah memberikan pernyataan yang memberatkan kepada polisi menarik kesaksian mereka di persidangan.<ref>{{cite web|title=Indonesia: Accountability Needed for Murder of Rights Defender|url=https://www.hrw.org/news/2008/12/29/indonesia-accountability-needed-murder-rights-defender|website=Human Rights Watch|date=29 Desember 2008 |publisher=Human Rights Watch|accessdate=24 Februari 2018}}</ref> Ketegangan terlihat di persidangan ketika janda Munir, Suciwati, mendesak Muchdi untuk mengatakan yang sebenarnya. Dia menjawab dengan membentaknya, “Diam, kamu!” sebelum dia keluar.<ref>{{cite news|title=Muchdi PR Bentak Suciwati|url=http://news.liputan6.com/read/165005/muchdi-pr-bentak-suciwati|accessdate=25 Februaryli 2018|publisher=Liputan6|date=9 September 2008}}</ref>
Muchdi dibebaskan pada 31 Desember 2008. Pada Juni 2009, Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi. [[Komisi Nasional Hak Asasi Manusia]] (Komnas HAM) mengatakan penyelidikan, penuntutan dan persidangan Muchdi memiliki cacat, dan merekomendasikan penyelidikan polisi baru.<ref>{{cite news|title=Kerry calls for justice for Munir|url=http://www.thejakartapost.com/news/2014/09/08/kerry-calls-justice-munir.html|accessdate=24 Februari 2018|publisher=The Jakarta Post|date=8 September 2014}}</ref> Presiden [[Joko Widodo]] berjanji untuk menyelesaikan kasus ini tetapi belum ada tindak lanjut.
Sebelum dibebaskan, Muchdi mengatakan pihak-pihak yang mendorong persidangannya adalah antek imperialisme asing yang berupaya menggoyahkan ketahanan nasional Indonesia. Dia mengklaim tujuan jangka panjang mereka adalah melemahkan institusi keadilan, politik, ekonomi dan agama di Indonesia. Ia mengatakan, lembaga Belanda yang mengusut pembunuhan Munir tidak bisa dipercaya karena Belanda pernah menjajah Indonesia dan melakukan pelanggaran HAM. Dia mengatakan, satu-satunya lembaga negara di Indonesia yang belum disusupi kepentingan asing adalah lembaga peradilan.<ref name="auto2"/>
Pasca pembebasan Muchdi, tiga buah papan ucapan selamat bermotif bunga diantar ke kediamannya [[Jakarta Selatan]]. Ketiganya berasal dari PT Bayu Buana Gemilang, perusahaan niaga gas bumi tempat putra dan putrinya bekerja.<ref>{{cite news|title=Muchdi Dapat Tiga Karangan Bunga|url=https://www.viva.co.id/berita/nasional/18867-muchdi-dapat-tiga-karangan-bunga|accessdate=25 Februari 2018|publisher=PT. Viva Media Baru|date=31 Desember 2008}}</ref> Muchdi merayakan pembebasannya dengan mentraktir 40 anak yatim piatu pada jamuan makan malam syukuran di rumahnya di lingkungan [[Kebayoran Baru]].<ref>{{cite news|title=Muchdi: Saya Yakin Akan Bebas|url=https://nasional.tempo.co/read/153732/muchdi-saya-yakin-akan-bebas|accessdate=7 Maret 2018|publisher=Tempo.co|date=5 Januari 2009}}</ref> Mengomentari putusan tersebut, ia mengatakan, “Ini adalah anugerah bagi bangsa Indonesia.”<ref>{{cite news|last1=Dewi|first1=Chandra|title=Muchdi Pr: Ini Kado Bagi Bangsa Indonesia|url=https://heriwinarto.wordpress.com/2009/01/02/muchdi-pr-ini-kado-bagi-bangsa-indonesia/|accessdate=7 Maret 2018|publisher=detikcom|date=31 Desember 2008}}</ref>
Pada tahun 2016, Muchdi mengatakan aktivis hak asasi manusia Indonesia yang menyerukan agar kasus Munir diselesaikan hanya sekedar mengeksploitasi kasus tersebut untuk mendapatkan dana dari Belanda.<ref>{{cite news|last1=Faudi|first1=Anis|title=Muchdi Pr: Aktivis Bela Munir Cuma Cari Uang dan Sensasi|url=https://www.senayanpost.com/muchdi-pr-aktivis-bela-munir-cuma-cari-uang-dan-sensasi/|accessdate=25 Februari 2018|publisher=senayanpost.com|date=27 Oktober 2016}}</ref>
== Karier politik ==
Pada tahun 2008, Muchdi bergabung dengan [[Gerindra|Partai Gerindra]] yang baru dibentuk dan menjabat sebagai wakil ketua. Dia menjadi “non-aktif” di partai tersebut sambil menunggu persidangan pembunuhannya tetapi kembali melanjutkan posisinya setelah dibebaskan pada akhir tahun 2008.<ref>{{cite news|title=Muchdi PR Segera Aktif Lagi di Gerindra|url=http://news.liputan6.com/read/170717/muchdi-pr-segera-aktif-lagi-di-gerindra|accessdate=24 Februari 2018|publisher=Liputan6.com|date=1 Januari 2009}}</ref>
Pada bulan Juni 2010, Muchdi berusaha menjadi Pengurus Pusat organisasi Muslim terbesar kedua di Indonesia, [[Muhammadiyah]], meskipun ia tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi anggota setidaknya selama enam tahun.<ref>{{cite news|title=Muchdi Pr Ternyata Belum 5 Tahun Aktif di Muhammadiyah|url=https://nasional.tempo.co/read/260522/muchdi-pr-ternyata-belum-5-tahun-aktif-di-muhammadiyah|accessdate=24 Februari 2018|publisher=Tempo.co|date=2 Juli 2010}}</ref>
Pada bulan Februari 2011, Muchdi keluar dari Gerindra dan bergabung dengan [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP) yang berbasis Islam, dengan mengatakan "hanya PPP yang masih murni Islam saat ini".<ref>{{cite news|title=Dari Gerindra Muchdi PR Lompat ke PPP|url=http://www.tribunnews.com/regional/2011/02/19/dasri-gerindra-muchdi-pr-lompat-ke-ppp|accessdate=25 Februari 2018|publisher=TRIBUNnews.com|date=19 Februari 2011}}</ref> Ia enggan menjelaskan secara gamblang alasannya keluar, namun anggota Gerindra Desmon Junaidi Mahesa mengatakan kepindahan Muchdi ke PPP merupakan upaya menggalang dukungan terhadap Prabowo di [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014|Pemilihan Presiden 2014]].<ref>{{cite news|title=Ini Alasan Muchdi Hengkang dari Gerindra|url=https://nasional.tempo.co/read/315102/ini-alasan-muchdi-hengkang-dari-gerindra|accessdate=24 Februari 2018|publisher=Tempo.co|date=22 Februari 2011}}</ref> Pada Maret 2011, Muchdi menyatakan akan mencalonkan diri sebagai pimpinan PPP, meski baru bergabung sebulan sebelumnya. Ia mengaku sebagai aktivis Islam ingin membalikkan kemerosotan popularitas PPP di pemilu.<ref>{{cite news|title=Muchdi Pr Siap Maju Jadi Ketua Umum PPP|url=https://nasional.tempo.co/read/322801/muchdi-pr-siap-maju-jadi-ketua-umum-ppp|accessdate=24 Februari 2018|publisher=Tempo.co|date=25 Maret 2011}}</ref>
Pada Mei 2011, Muchdi terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Harian Daerah (DPW) PPP Provinsi Papua periode 2011–2015. Pejabat partai di provinsi tersebut berharap kepemimpinannya akan memobilisasi masyarakat Papua untuk memilih PPP pada pemilu mendatang.<ref>{{cite news|title=Muchdi PR Terpilih Jadi Ketua PPP Papua|url=https://nasional.tempo.co/read/335160/muchdi-pr-terpilih-jadi-ketua-ppp-papua|accessdate=24 Februari 2018|publisher=Tempo.co|date=18 Mei 2011}}</ref> Namun, para pejabat PPP di Jakarta menolak terpilihnya Muchdi sebagai pemilu ilegal, dan menyatakan bahwa proses pemungutan suara tersebut cacat hukum.<ref>{{cite news|title=PPP Tidak Restui Muchdi PR Pimpin PPP Papua|url=http://www.tribunnews.com/nasional/2011/05/18/ppp-tidak-restui-muchdi-pr-pimpin-ppp-papua|accessdate=24 Februari 2018|publisher=TRIBUNnews.com|date=18 Mei 2011}}</ref> Muchdi menanggapinya dengan mengajukan pengaduan ke polisi terhadap empat anggota senior PPP, menuduh mereka melakukan fitnah dan pencemaran nama baik.<ref>{{cite news|title=Bareskrim Mabes Polri Periksa Muchdi|url=http://news.liputan6.com/read/338547/bareskrim-mabes-polri-periksa-muchdi|accessdate=25 Februari 2018|publisher=Liputan6|date=9 Juni 2011}}</ref> Pada bulan Juni 2011, ketika PPP mengadakan kongres di ibukota Jawa Barat, Bandung, untuk memilih pemimpin baru, Muchdi mengundurkan diri dari pencalonan, dengan mengatakan bahwa ia tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri.<ref>{{cite news|title=Muchdi PR Mundur dari Bursa Pencalonan Ketua Umum PPP|url=https://nasional.tempo.co/read/344344/muchdi-pr-mundur-dari-bursa-pencalonan-ketua-umum-ppp|accessdate=24 Februari 2018|publisher=Tempo.co|date=1 Juli 2011}}</ref><ref>{{cite news|title=Muchdi Mundur dari Bursa Calon Ketua Umum, Dukung Muqowam|url=https://news.detik.com/berita/1673513/muchdi-mundur-dari-bursa-calon-ketua-umum-dukung-muqowam|accessdate=24 Februari 2018|publisher=detikcom|date=3 Juli 2011}}</ref>
Pada Januari 2012, Muchdi dikabarkan bergabung dengan Partai Republik Nasional (Nasrep) milik putra bungsu mantan presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra, yang lebih dikenal dengan nama Tommy Suharto. Muchdi menjabat sebagai anggota dewan penasehat partai dan para pejabat berharap dia bisa memperkuat mesin politik partai.<ref>{{cite news|title=Hengkang dari PPP, Muchdi Pr Jadi Dewan Penasihat Nasrep|url=http://republika.co.id/berita/nasional/politik/12/01/30/lylsh8-hengkang-dari-ppp-muchdi-pr-jadi-dewan-penasihat-nasrep.|accessdate=24 Februari 2018|publisher=republika.co.id|date=30 Januari 2012}}</ref>
Pada tahun 2016, ketika Nasrep bergabung dengan partai kecil lainnya, Partai Beringin Karya, membentuk Partai Berkarya sebagai kendaraan politik Tommy Soeharto, Muchdi diangkat menjadi Ketua Dewan Kehormatan partai tersebut.<ref>{{cite news|last1=Siswanto|title=Partai Berkarya Sesuai Tanggal Lahir Tommy Soeharto, Muchdi Ikut|url=https://www.suara.com/news/2016/10/17/181138/partai-berkarya-sesuai-tanggal-lahir-tommy-soeharto-muchdi-ikut|accessdate=24 Februari 2018|publisher=suara.com|date=17 Oktober 2016}}</ref> Pada Maret 2018, Muchdi mengaku tak ambil pusing dengan “masalah kecil” upaya mengaitkan dirinya dengan pembunuhan Munir karena ia sudah dinyatakan tidak bersalah sehingga kasusnya terselesaikan. Ia mengatakan tudingan tersebut justru akan menguatkan Berkarya karena dirinya tidak bersalah. Dia mengaku tidak mengetahui pembunuh Munir, Pollycarpus Priyanto, juga ikut bergabung dalam partai tersebut.<ref>{{cite news|last1=Agus|first1=Feri|title=Muchdi Pr Anggap Enteng Dikaitkan Kasus Munir|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180310195405-20-282019/muchdi-pr-anggap-enteng-dikaitkan-kasus-munir|accessdate=18 Maret 2018|publisher=CNN Indonesia|date=12 Maret 2018}}</ref>
Berkarya pada tahun 2018 mengumumkan dukungannya [[Kampanye Presiden Prabowo Subianto 2019|pencalonan Prabowo Subianto]] untuk pemilihan presiden Indonesia tahun 2019.<ref>{{cite news |title=Alasan Partai Berkarya Dukung Prabowo-Sandi |url=https://www.viva.co.id/berita/politik/1063643-alasan-partai-berkarya-dukung-prabowo-sandi |accessdate=27 Februari 2019 |publisher=Viva Media Baru |date=10 Agustus 2018}}</ref> Muchdi pada bulan Februari 2019 mengumumkan bahwa ia malah mendukung upaya Presiden [[Joko Widodo]] untuk terpilih kembali. Dia mengatakan, pada masa jabatan pertamanya, Jokowi telah mencapai lebih dari presiden mana pun di masa reformasi Indonesia, yaitu memperbaiki jalan, pelabuhan, bandara, dan industri. Muchdi mengaku tak menyangka sahabatnya, Prabowo, bisa mencapai prestasi seperti itu dalam waktu lima tahun.<ref>{{cite news |last1=Habibie |first1=Nur |title=TKN soal Muchdi Pr Dukung Jokowi: Orang Dekat Saja Tinggalkan Prabowo Apalagi Rakyat |url=https://www.merdeka.com/politik/tkn-soal-muchdi-pr-dukung-jokowi-orang-dekat-saja-tinggalkan-prabowo-apalagi-rakyat.html |accessdate=27 Februari 2019 |publisher=merdeka.com |date=11 Februari 2019}}</ref> Sayap organisasi Berkarya, Laskar Berkarya, menuntut Tommy Soeharto segera memecat Muchdi dari partai, dengan menyebut dukungannya terhadap Jokowi sebagai tindakan pengkhianatan.<ref>{{cite news |last1=Farhan |title=Laskar Berkarya Desak Tommy Soeharto Pecat Muchdi PR |url=https://news.detik.com/berita/d-4427869/laskar-berkarya-desak-tommy-soeharto-pecat-muchdi-pr |accessdate=27 Februari 2019 |publisher=detikcom |date=14 Februari 2019}}</ref> Partai reformis [[Partai Solidaritas Indonesia]] (PSI), yang mendukung Jokowi, mempertanyakan apakah Muchdi berusaha bertindak sebagai "kuda Troya yang merusak dari dalam" atau hanya ingin menciptakan sensasi. Pengurus PSI Surya Tjandra mengatakan dukungan Muchdi tidak akan meningkatkan elektabilitas Jokowi.<ref>{{cite news |last1=Ihsanuddin |title=PSI Minta Jokowi Berhati-hati Sikapi Dukungan Muchdi Pr |url=https://nasional.kompas.com/read/2019/02/12/22212591/psi-minta-jokowi-berhati-hati-sikapi-dukungan-muchdi-pr |accessdate=27 Februari 2019 |publisher=Kompas.com |date=12 Februari 2019}}</ref>
Fraksi Berkarya yang mengusung Muchdi atau disebut Presidium Partai Penyelamat, pada 11 Juli 2020 menyelenggarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang menetapkan Muchdi sebagai Ketua Umum Berkarya. Fraksi Tommy menolak Munaslub dan menyebut Muchdi dan pengikutnya diberhentikan dari partai.<ref>{{cite news |last1=Maharani |first1=Tsarina |title=Partai Berkarya Kubu Tommy Soeharto Tolak Hasil Munaslub Muchdi PR dkk |url=https://nasional.kompas.com/read/2020/07/15/17583531/partai-berkarya-kubu-tommy-soeharto-tolak-hasil-munaslub-muchdi-pr-dkk?page=all |accessdate=19 Juli 2020 |publisher=Kompas.com |date=15 Juli 2020}}</ref> Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada 30 Juli 2020 mengeluarkan keputusan yang mengakui perubahan struktur kepemimpinan partai yang dilakukan Muchdi.<ref>{{cite news |title=Kubu Tommy sebut Kudeta Partai Berkarya "Aib Demokrasi" Era Jokowi |url=https://tirto.id/kubu-tommy-sebut-kudeta-partai-berkarya-aib-demokrasi-era-jokowi-fWis |accessdate=8 Agustus 2020 |publisher=Tirto.id |date=7 Agustus 2020}}</ref>
== Kegiatan bisnis ==
Muchdi merupakan komisaris Suryatama Cemerlang Abadi (SCA), perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan bermerek Suli 5. Perusahaan tersebut memiliki sedikitnya sembilan pabrik di Indonesia dan mayoritas sahamnya dimiliki oleh Muhammadiyah.<ref>{{cite news|title=Pabrik Air dalam Kemasan Dibangun di Ngemplak|url=http://www.solopos.com/2017/09/10/investasi-boyolali-pabrik-air-dalam-kemasan-dibangun-di-ngemplak-850318|accessdate=25 Februari 2018|publisher=Solopos Digital Media|date=10 September 2017}}</ref>
Muchdi merupakan komisaris PT. Rizki Kacida Reana, sebuah perusahaan kehutanan yang didirikan pada tahun 2000 dan mengoperasikan konsesi seluas 55.150 hektar di [[Kalimantan Timur]] dan [[Kalimantan Utara]].<ref>{{cite web|title=Tentang Kami|url=https://rizkikr.wordpress.com/perihal/|website=PT. Rizki Kacida Reana - Unit II Berau|date=2 Februari 2016 |publisher=WordPress.com|accessdate=25 Februari 2018}}</ref><ref>{{cite web|title=Pengumuman Penerbitan Sertifikasi PHPL PT Rizki Kacida Reana Unit II|url=http://mutucertification.com/wp-content/uploads/2016/08/Pengumuman-Penerbitan-S-PHPL_PT-Rizki-Kacida-Reana-Unit-II_2016.pdf|website=Mutu Certification International|publisher=Mutu Certification International|accessdate=7 Maret 2018}}</ref>
Muchdi pada 2014-2015 terlibat perselisihan hukum dengan PT Internasional Islamic Boarding School atas kepemilikan saham perusahaan senilai Rp 10 miliar.<ref>{{cite web|title=Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 731 K/Pdt/2015 Tahun 2015 PT INTERNASIONAL ISLAMIC BOARDING SCHOOL (Perseroan) vs H. MUCHDI PURWOPRANJONO|url=https://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/20d7bc8f443d2a4db165abf41855ba64|website=Direktori Putusan Mahkamah Agung|publisher=Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia|accessdate=25 Februari 2018}}</ref>
Pada bulan Mei 2015, putri sulung Soeharto [[Siti Hardiyanti Rukmana|Siti Hardiyanti 'Tutut' Rukmana]] menunjuk Muchdi sebagai komisaris utama jaringan televisinya PT Citra Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), yang terlibat dalam sengketa kepemilikan dengan taipan [[Hary Tanoesoedibjo]].<ref>{{cite news|title=Muchdi PR Jadi Komisaris Utama TPI|url=http://www2.jawapos.com/baca/artikel/16794/Muchdi-PR-Jadi-Komisaris-Utama-TPI|accessdate=25 Februari 2018|publisher=Jawa Pos|date=4 Mei 2015}}</ref>
Pada bulan Desember 2016, Muchdi hadir pada peresmian dua asosiasi yang berencana melanjutkan [[penambangan pasir]] dan mengekspor dari provinsi Kepulauan Riau. Pemerintah telah melarang ekspor pasir pada tahun 2007 karena masalah lingkungan, namun asosiasi tersebut mengatakan ekspor pasir laut yang melimpah akan memberikan manfaat bagi masyarakat.<ref>{{cite news|title=2017 Mendatang Tambang Pasir Akan Kembali Beroperasi di Kepri|url=https://sijoritoday.com/2016/12/10/2017-mendatang-tambang-pasir-kembali-beroperasi-kepri/|accessdate=7 Maret 2018|publisher=sijoritoday.com|date=10 Desember 2016}}</ref>
== Aktivitas lainnya ==
* '''Harley Davison Club Indonesia''': Muchdi adalah anggota terkemuka [[Harley-Davidson|Harley Davidson]] Club Indonesia (HDCI).<ref>{{cite web|title=Konvoi Harley Davidson Serbu Tenggarong|url=http://www.kutaikartanegara.com/news.php?id=481|website=KutaiKartanegara.com|publisher=KutaiKartanegara.com|accessdate=25 Februari 2018}}</ref> Putranya Raditya Muhas memiliki kecintaan yang sama terhadap sepeda motor dan merupakan pendiri komunitas sepeda motor Brawijaya Riders.<ref>{{cite news |title= Chopper Baztard MC {{!}} Lepas Membernya Turing Sulawesi |url= http://gastankmagazine.com/chopper-baztard-mc-lepas-membernya-turing-sulawesi/ |accessdate= 25 Februari 2018 |publisher= GasTank Magazine |date= 23 Maret 2017}}</ref>
* '''Ikatan Pencak Silat Indonesia''': Dari tahun 2007 hingga 2011, Muchdi menjadi ketua harian Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), badan resmi [[Pencak Silat|seni bela diri tradisional]] . Pada tahun 2009, Muchdi sangat kritis terhadap acara pelantikan pengurus wilayah IPSI di Batam, provinsi Kepulauan Riau. Ia mengatakan ruangannya terlalu besar, panggungnya terlalu tinggi, dan tidak ada pengisi acara yang bisa mengaji.<ref>{{cite web|last1=Tanjung|first1=Suprizal|title=Mayjen (Purn) Muchdi PR Kritik IPSI Kepri|url=https://suprizaltanjung.wordpress.com/2012/08/28/mayjen-purn-muchdi-pr-kritik-ipsi-kepri/|website=Suprizal Tanjung's Surau|date=28 Agustus 2012 |publisher=WordPress.com|accessdate=25 Februari 2018}}</ref>
* '''Tapak Suci''': Muchdi adalah ketua Pimpinan Pusat [[Tapak Suci|Tapak Suci Putera Muhammadiyah]], sebuah organisasi bela diri bela diri kelompok Muslim Muhammadiyah. Pada tahun 2008, ketika diadili karena meminta pembunuhan terhadap Munir, Muchdi mengatakan kepada pengadilan, “Saya adalah pejuang Tapak Suci yang hebat, pejuang yang mampu berjuang sendirian, apalagi menghadapi satu orang.”<ref>{{cite news|title=Muchdi: Saya Pendekar Besar Tapak Suci|url=https://www.viva.co.id/berita/nasional/16696-muchdi-saya-pendekar-besar-tapak-suci|accessdate=25 Februari 2018|publisher=PT. Viva Media Baru|date=19 Desember 2008}}</ref> Di antara pendukungnya yang bersorak di persidangan adalah anggota Tapak Suci.<ref>{{cite news|last1=Safa|first1=Maria Ulfa Eleven|title=Pendekar Tapak Suci Penuhi Persidangan Muchdi|url=https://news.okezone.com/read/2008/11/18/1/165099/pendekar-tapak-suci-penuhi-persidangan-muchdi|accessdate=25 Februari 2018|publisher=Okezone News|date=18 November 2008}}</ref>
* '''ASGA Indonesia''': Muchdi adalah presiden Asian Senior Golf Association - Indonesia.<ref>{{cite web|title=Board Members|url=http://asgaindonesia.com/about-us/board-members|website=ASGA Indonesia|accessdate=25 Februari 2018}}</ref>
* '''Pramuka Muhammadiyah''': Muchdi merupakan Ketua Pusat Hizbul Wathan Gerakan Pramuka Muhammadiyah periode 2016-21. Ia mengatakan akan fokus menggunakan pramuka Hizbul Wathan untuk memerangi peredaran obat-obatan terlarang.<ref>{{cite news|last1=Ayu|first1=Abriyani|title=Muchdi Ingin HW Bisa Perangi Narkoba|url=http://www.solopos.com/2016/07/16/muktamar-hizbul-wathan-muchdi-ingin-hw-bisa-perangi-narkoba-737755|accessdate=25 Februari 2018|publisher=Solopos Digital Media|date=16 Juli 2016}}</ref>
== Kehidupan pribadi ==
Muchdi menikah dengan Puji Astuti dan mereka dikaruniai tiga orang anak: Dewi Kirana Juvirawati, Raditya Muhas Juvirawan dan Dias Baskara Dewantara. Pada November 2014, Dias menikah dengan Allida Alexandra ‘Andra’ Nurluthvia, putri ketiga pembalap Alex Asmasoebrata. Resepsi pernikahan mereka di Hotel Shangri-La Jakarta dikabarkan menelan biaya Rp5 miliar.<ref>{{cite news|title=Profil Alexandra Asmasoebrata|url=https://www.viva.co.id/siapa/read/630-alexandra-asmasoebrata|accessdate=25 Februari 2018|publisher=PT. Viva Media Baru}}</ref> Alex mengaku bangga bisa terhubung dengan Muchdi karena menganggapnya sebagai sosok patriot sejati yang konon pernah menyantuni anak yatim dan pesantren. Ia berharap pernikahan tersebut dapat mendekatkan Andra kepada Allah dan menjadikan dirinya berjilbab.<ref>{{cite news|title=Alex Asmasoebrata Bangga Berbesankan Muchdi|url=https://seleb.tempo.co/read/625268/alex-asmasoebrata-bangga-berbesankan-muchdi|accessdate=25 Februari 2018|publisher=Tempo.co|date=29 November 2014}}</ref> Andra dan Dias bercerai pada tahun 2017, dan Andra menikah dengan keponakan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Januari 2018.
== Penghargaan==
=== Tanda Kehormatan ===
Muchdi mendapatkan sejumlah tanda kehormatan atas prestasi dan jasanya baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya:
{| class="wikitable" style="margin:1em auto; text-align:center;"
! colspan="3" align="center" |Dada kanan
! colspan="3" align="center" |Dada kiri
|-
|colspan="3"|
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
|colspan="3"|[[Berkas:Brevet_Sat_Gultor_81.png|150px]]
|-
|[[File:US Master Parachutist Badge.png|100px]]
|[[File:BSicon s.svg|10px]]
|[[File:Brevet Pathfinder.png|100px]]
|}
|colspan="3"|
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
|colspan="3"|[[File:Brevet Komando Kopassus.png|130px]]
|-
|colspan="3"|[[File:Brevet Para Utama TNI AD.png|220px]]
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Bintang Yudha Dharma Pratama.gif|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Pratama.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Bintang Yudha Dharma Nararya.gif|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Nararya.gif|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Kesetiaan XXIV.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Kesetiaan XVI.png|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Kesetiaan VIII.png|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana G.O.M. VII (Ulangan Pertama).png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana G.O.M. VIII Dharma Pala.png|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana G.O.M. IX Raksaka Dharma (Ulangan Pertama).png|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Seroja (Ulangan Kedua).png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Dwidya Sistha.png|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Ribbon - Question mark.png|width=100}}
|-
| colspan="3" |[[File:Brevet Scuba TNI AL.png|200px]]
|}
|-
|colspan="3" |
{| class="wikitable" style="margin:1em auto; text-align:center;"
|colspan="9"|Brevet Kualifikasi Penanggulangan Teror (Gultor)
|-
|colspan="4"|Master Parachutist Badge (US Army)
|colspan="4"|Brevet Pandu Udara (Pathfinder)
|}
|colspan="4" |
{| class="wikitable" style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
!rowspan="2"|Brevet
| colspan="9"|Brevet Kualifikasi Komando [[Komando Pasukan Khusus|Kopassus]]
|-
| colspan="9"|Brevet Para Utama
|-
!Baris ke-1
| colspan="4"|[[Bintang Yudha Dharma|Bintang Yudha Dharma Pratama]]
| colspan="4"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Pratama]]
|-
!Baris ke-2
| colspan="3"|[[Bintang Yudha Dharma|Bintang Yudha Dharma Nararya]]
| colspan="3"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Nararya]]
| colspan="3" |[[Satyalancana Kesetiaan]] 24 Tahun
|-
!Baris ke-3
| colspan="3" |[[Satyalancana Kesetiaan]] 16 Tahun
| colspan="3" |[[Satyalancana Kesetiaan]] 8 Tahun
| colspan="3"|[[Satyalancana G.O.M VII]] (Ulangan Pertama)
|-
!Baris ke-4
| colspan="3"|[[Satyalancana Dharma Phala]]
| colspan="3"|[[Satyalancana Raksaka Dharma]] (Ulangan Pertama)
| colspan="3"|[[Satyalancana Seroja]] (Ulangan Kedua)
|-
!Baris ke-5
| colspan="3"|[[Satyalancana Dwidya Sistha]]
| colspan="3"|[[Satyalancana Penegak]]
| colspan="3"|''Medali tidak diketahui''
|-
!Brevet
| colspan="9"|Brevet Scuba TNI AL
|}
|}
== Referensi ==
{{reflist}}
{{S-start}}
{{S-mil}}
Baris 107 ⟶ 248:
{{DEFAULTSORT:Purwoprandjono, Muchdi}}
{{Templat:Ketua partai politik Indonesia}}
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Tokoh Kopassus]]
[[Kategori:Alumni Akademi Militer 1970]]
[[Kategori:Komandan Jenderal Kopassus]]
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer VI/Mulawarman]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Yogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh Sleman]]
[[Kategori:Tokoh dari Kapanewon Pakem]]
[[Kategori:Tokoh Muhammadiyah]]
[[Kategori:Tokoh PII]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Berkarya]]
[[Kategori:Politikus Partai Gerakan Indonesia Raya]]
[[Kategori:Politikus Partai Persatuan Pembangunan]]
[[Kategori:Penerima Bintang Kartika Eka Paksi]]
|