Kota Singkawang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan VisualEditor |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source |
||
(30 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Dati2
|settlement_type = Kota
|nama = Kota Singkawang
|translit_lang1_type = [[Hanzi]]
|translit_lang1_type1 = [[Pinyin]]
Baris 6 ⟶ 7:
|translit_lang1_type3 = [[Rumpun bahasa Dayak|Dayak Salako]]
|translit_lang1_type4 = [[Abjad Jawi|Jawi]]
|translit_lang1_info = 山口洋
|translit_lang1_info1 = shān kǒu yáng
Baris 13 ⟶ 12:
|translit_lang1_info3 = Sakawokng
|translit_lang1_info4 = كوتا سيڠ كاواڠ
|propinsi = [[Kalimantan Barat]]
|foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|perrow = 2/2
Baris 18:
|image2=Singkawang mosque 101221-10546.jpg
|image3=Singkawang temple 101221-10563.JPG
|image4=
}}
|caption = '''Dari atas, kiri ke kanan''': Rumah adat Melayu Singkawang, Masjid di Singkawang, Vihara Tri Dharma Bumi Raya, dan Gereja Katolik Santo Fransiskus Asisi.
Baris 29:
|semboyan =
|julukan = Bumi Bertuah Gayung bersambut
|nama_walikota = [[Sumastro]] (Pj.)
|nama_wakil_walikota = ''lowong''
|
|ketua DPRD =
|luas = 504,00
|luasref =
|penduduk =
|penduduktahun =
|pendudukref =
|kepadatan =
|kecamatan = 5
|kelurahan = 26
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|53,81% [[Islam]]
|29,69% [[Agama Buddha|Buddha]]
|{{Tree list}}
* 13,18% [[Kekristenan]]
** 7,97% [[Katolik]]
** 5,21% [[Protestan]]
{{Tree list/end}}
|2,68% [[Konghucu]] |0,02% [[Hindu]] |0,59% Lainnya<ref name="AGAMA"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Melayu|Melayu Singkawang Sambas]], [[Bahasa Hakka|Hakka]], [[Bahasa Dayak|Dayak]], [[Bahasa Jawa|Jawa]], [[Bahasa Madura|Madura]]
|IPM = {{increase}} 72,89 ([[2022]]) <br/> {{fontcolor|Green|Tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|title=Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022|website=www.bps.go.id|accessdate=23 April 2023|archive-date=2021-01-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210127193437/https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|dead-url=no}}</ref>
|kodearea = +62 562 <ref>{{Cite web |url=http://www.telkom.co.id/layanan-pelanggan/informasi-kode-area-dan-negara/index.html?type=area&keyword=&p=71 |title=TELKOM - Informasi Kode Area dan Negara |access-date=2018-08-15 |archive-date=2011-01-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110101083052/http://www.telkom.co.id/layanan-pelanggan/informasi-kode-area-dan-negara/index.html?type=area&keyword=&p=71 |dead-url=unfit }}</ref>
|apbd = Rp 918.979.778,415<ref>{{web cite|url=http://www.infopublik.id/read/240992/apbd-singkawang-capai-rp9189-miliar.html|title=APBD Singkawang Capai Rp.918,9 Miliar|accessdate=25 Juli 2018|archive-date=2018-07-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20180725043715/http://www.infopublik.id/read/240992/apbd-singkawang-capai-rp9189-miliar.html|dead-url=yes}}</ref>(2018)
Baris 50 ⟶ 57:
|dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=16 April 2021}}</ref>
|nomor_polisi = '''KB xxxx''' C*
|web = {{url|singkawangkota.go.id}}
}}
'''Kota Singkawang''' atau '''Sakawokng''' dalam [[Rumpun bahasa Dayak|bahasa Dayak Salako]] atau '''San-Khew-Jong''' ({{lang-hak|山口洋}}) adalah sebuah kota yang terletak di [[provinsi]] [[Kalimantan Barat]], [[Indonesia]]. Kota ini terletak di sekitar 145 km sebelah utara dari ibu kota provinsi, [[Kota Pontianak]], dan dikelilingi oleh pegunungan Pasi, Poteng, dan Sakkok. Singkawang berasal dari bahasa Dayak Salako,<ref>Cite journal |title=
Kota ini meliputi wilayah seluas 504 km<sup>2</sup> dan memiliki populasi 186.462 penduduk pada sensus tahun 2010,<ref name="AGAMA">{{Cite web|url=https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Kampung+Singkawang&wid=6172000000&lang=id|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kota Singkawang|date=|website=www.sp2010.bps.go.id|publisher=|access-date=16 April 2021|archive-date=2023-03-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230309174201/https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Kampung+Singkawang&wid=6172000000&lang=id|dead-url=no}}</ref> dan 241.467 penduduk pada tahun 2022.<ref name="SINGKAWANG">{{cite web|url=https://singkawangkota.bps.go.id/publication/2023/02/28/e56be5cb33a9c80d180b930c/kota-singkawang-dalam-angka-2023.html|title=Kota Singkawang Dalam Angka 2023|website=www.singkawangkota.bps.go.id|accessdate=23 April 2023|format=pdf|pages=108|archive-date=2023-06-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20230611003503/https://singkawangkota.bps.go.id/publication/2023/02/28/e56be5cb33a9c80d180b930c/kota-singkawang-dalam-angka-2023.html|dead-url=no}}</ref><ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri
Singkawang mendapatkan beberapa julukan diantaranya sebagai Kota Amoy, Kota Seribu [[Kelenteng]] , dan Kota Toleransi di Indonesia. Menurut data tahun 2014 dari [[Kementerian Agama Republik Indonesia|Kementerian Agama]], terdapat sekitar 704 kelenteng di Singkawang. Singkawang 3 kali menjadi kota toleransi yang dirilis oleh [[Setara Institute]] yakni pada tahun 2018, 2021, dan 2022.<ref>{{Cite news|url=https://ayobadung.com/singkawang/10694/julukan-kota-singkawang-kota-seribu-kelenteng-kota-amoy-dan-kota-tertoleran/ |title=Julukan Kota Singkawang |website=ayobadung.com|access-date=2023-10-29|language=id}}</ref>
== Wisata ==
* Pantai Pasir Panjang
* Pantai Batu Burung
* Pantai Batu Payung
* Pantai Kura-kura
* Danau Biru
* Pulau Simping
*Bukit Rindu Alam
* Pantai Pak Lotay Pasir Panjang 2
* Pantai Samudera Indah
== Sejarah ==
Baris 62 ⟶ 81:
Awalnya Singkawang merupakan sebuah desa bagian dari wilayah [[kesultanan Sambas]], Desa Singkawang sebagai tempat singgah para pedagang dan penambang emas dari Monterado. Para penambang dan pedagang yang didatangkan langsung oleh Sultan Sambas untuk bekerja di pertambangan emas kebanyakan berasal dari negeri Tiongkok, sebelum mereka menuju ke Monterado terlebih dahulu beristirahat di Singkawang untuk melepas kepenatannya dan Singkawang juga sebagai tempat transit pengangkutan hasil tambang emas (serbuk emas).
Pada masa itu, penduduk pendalaman Dayak Salako menyebut Singkawang dengan kata '''"Sakawokng"''' ([https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/melihat-dari-dekat-busana-adat-suku-dayak-salako/ Bahasa Dayak Salako])
Pada dasarnya suku Dayak Salako telah lama mendiami wilayah adat Sakawokng sebelum menjadi wilayah perdagangan yang ramai. Suku Tionghoa Hakka yang berasal dari Tiongkok Selatan yang mayoritas adalah petani, pedagang, dan penambang emas pada saat itu masuk ke wilayah Sakawokng melalui sungai-sungai kecil di wilayah Sado (Sedau). Pada awalnya, wilayah Singkawang masih berupa hutan belantara yang luas serta dipenuhi oleh rawa-rawa. Melihat letak geografisnya, para pendatang Tionghoa Hakka menamai daerah ini dalam bahasa Hakka sebagai '''"San Khew Jong"''' '''(山口洋)'''.
Kata '''"San"''' '''(山)''' yang artinya Gunung dan Hutan, kata '''"Khew"''' '''(口)''' yang artinya Mulut Sungai, serta kata '''"Jong"''' '''(洋)''' yang artinya Laut. Tiga suku kata tersebut sangat menggambarkan letak geografis Singkawang yang dikelilingi oleh gunung-gunung dan berdekatan dengan laut serta memiliki sungai yang mengalir dari hulu hingga hilir dan bermuara di mulut sungai (estuari). Secara kebetulan atau tidak, nama San Khew Jong yang diberikan oleh para pendatang Tionghoa Hakka tersebut memiliki bunyi dan makna yang sama dengan nama Sakawokng yang telah lebih dulu dinamakan oleh para leluhur Dayak Salako. Hal ini menunjukkan adanya interaksi yang terjalin secara baik sejak dahulu kala antara masyarakat Tionghoa Hakka dengan masyarakat adat Dayak Salako Sakawokng terutama dalam hal bahasa dan budaya.{{cn}}
=== Pembentukan Kota Administratif Singkawang ===
Baris 74 ⟶ 91:
=== Pembentukan Pemerintah Kota Singkawang ===
Kota Singkawang pernah diusulkan menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Singkawang yaitu melalui usul pemekaran Kabupaten Sambas menjadi 3 (tiga) daerah otonom. Namun Kotamadya Daerah Tingkat II Singkawang tidak langsung direalisir oleh Pemerintah Pusat. Saat itu melalui UU Nomor 10 Tahun 1999, hanya pemekaran Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkayang dari Kabupaten Sambas yang disetujui, sehingga wilayah Kota Administratif Singkawang menjadi bagian dari [[Kabupaten Bengkayang|Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkayang]], sekaligus menetapkan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sambas beribu kota di [[Sambas]].{{cn}}
Kondisi tersebut tidaklah membuat surut masyarakat Singkawang untuk memperjuangkan Singkawang menjadi daerah otonom, aspirasi masyarakat terus berlanjut dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Sambas dan elemen masyarakat seperti: KPS, GPPKS, Kekertis, Gemmas, Tim Sukses, LKMD, para RT serta organisasi lainnya. Melewati jalan panjang melalui penelitian dan pengkajian yang terus dilakukan oleh Gubernur Kalimantan Barat maupun Tim Pemekaran Kabupaten Sambas yang dibentuk dengan Surat Keputusan Bersama antara Bupati Sambas dan Bupati Bengkayang No. 257 Tahun 1999 dan No. 1a Tahun 1999, tanggal 28 September 1999, serta pengkajian dari Tim CRAIS, Badan Pertimbangan Otonomi Daerah. Akhirnya Singkawang ditetapkan sebagai daerah otonom berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Singkawang, dan diresmikan pada tanggal 17 Oktober 2001 di [[Jakarta]] oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah atas nama [[Presiden Republik Indonesia]].
Baris 89 ⟶ 106:
|timur = [[Samalantan, Bengkayang|Kecamatan Samalantan]] [[Kabupaten Bengkayang]]
}}
== Iklim ==
Secara umum, wilayah Kota Singkawang beriklim tropis dengan suhu rata-rata berkisar antara 22,8 °C sampai dengan 30,05 °C. Iklim tropis di wilayah Kota Singkawang termasuk klasifikasi iklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2.819 mm/tahun atau 235 mm/bulan. Jumlah rata-rata hari hujan 157 hari/tahun atau rata-rata 13 hari hujan/bulan.
Rata-rata kelembaban udara di kota Singkawang adalah 70%. Curah hujan yang tertinggi terjadi pada bulan September sampai dengan Januari dan curah hujan terendah antara bulan Juni sampai dengan Agustus. Kota Singkawang memiliki wilayah datar dan sebagian besar merupakan dataran rendah antara 50 meter s/d 100 meter di atas permukaan laut. Kota Singkawang yang terletak pada 0° LS dan 109° BT, wilayahnya merupakan daerah hamparan dan berbukit serta sebelah Barat berada pada pesisir laut.
{{Singkawang weatherbox}}
== Pemerintahan ==
===
{{utama|Daftar Wali Kota Singkawang}}
{|class="wikitable mw-collapsible" style="text-align:center;"
|-
!colspan=2|Wali Kota
!Dari
!Sampai
!Wakil Wali Kota
!Ket.
|-
|[[Berkas:Pj Bupati Sumastro.jpg|100px]]
|[[Sumastro]]
|18 Desember 2022
|Petahana
|''Lowong''
|''Penjabat''
|}
=== Dewan Perwakilan ===
Baris 104 ⟶ 143:
== Penduduk ==
[[Berkas:Ritual Naga Buka Mata.jpg|jmpl|
{{Bar box
Baris 113 ⟶ 150:
|left1=Kelompok etnis
|right1=persen
|float=
|bars=
{{Bar percent|[[Tionghoa Indonesia|Tionghoa]]|Red|42}}
Baris 123 ⟶ 160:
}}
Kota Singkawang merupakan salah satu [[pecinan]] terbesar di Indonesia karena dominan penduduknya adalah keturunan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] [[Hakka]] dan sebagian kecil Tionghoa [[Tio Ciu]], dengan total persentase sekitar 42% dan selebihnya adalah orang [[Suku Melayu|Melayu]] Singkawang ( Suku Sambas) (30%), [[Suku Dayak|Dayak]] (10%), [[Suku Jawa|Jawa]] (10%), [[Suku Madura|Madura]] (5%) dan pendatang lainnya. Populasi penduduknya terus mengalami peningkatan setiap tahun dengan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2006 adalah 5,6 persen. Berdasarkan data Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Singkawang pada tahun 2023, tercatat jumlah penduduk sebanyak 242.146 jiwa.<ref name="DUKCAPIL"/>
== Kesehatan ==
Baris 196 ⟶ 167:
== Budaya ==
=== Cap Go Meh ===
[[Berkas:FESTIVAL CAP GO MEH 2020 at SINGKAWANG 4.jpg|jmpl|
Seperti halnya bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia lainnya, perayaan untuk menyambut tahun baru Imlek merupakan tradisi budaya termegah yang selalu dirayakan seluruh lapisan masyarakat Singkawang setiap tahun.
Tahun baru Imlek muncul dari tradisi masyarakat [[Tiongkok]] yang dianggap sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen dan sekaligus harapan agar musim berikutnya memperoleh hasil yang lebih baik. Imlek selalu dirayakan selama 15 hari berturut-turut dan hari puncak ke-15 disebut dengan [[Cap Go Meh]]. Dalam tradisi Tionghoa berarti malam ke-15 yang merupakan puncak perayaan Imlek dan Cap Go Meh dirayakan secara khusus. Kalau mau ditelaah lebih jauh, Cap Go Meh di Indonesia sendiri merupakan perpaduan budaya [[Tiongkok]] dan [[Indonesia]], yakni adanya lontong [[Cap Go Meh]]. Lontong adalah makanan asli Indonesia, sedangkan Cap Go Meh adalah tradisi yang lahir dari [[Imlek]].{{cn}}
Baris 204 ⟶ 175:
== Ekonomi ==
=== Perdagangan ===
Singkawang terkenal sebagai kota perdagangan terbesar kedua di [[Kalimantan Barat]] setelah Kota [[Pontianak]]. Letaknya di pantai barat sangat strategis, yakni berada di antara kabupaten Sambas dan Bengkayang, sangat menguntungkan Singkawang dalam mengembangkan daerahnya sebagai sentra bisnis dan pemasaran produk dari dan ke wilayah di sekitarnya. Selain juga menampung dan mendistribusikan barang-barang yang tidak diproduksi di Singkawang dan daerah sekitarnya, seperti barang-barang sandang, alat-alat pertanian dan lainnya. Sebagian besar barang yang diperdagangkan merupakan hasil bumi, seperti produk pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan hasil kerajinan atau industri kecil di Singkawang
=== Pertanian dan Peternakan ===
Singkawang adalah wilayah yang cocok untuk pengembangan pertanian tanaman pangan dan hortikultura terdapat di Kecamatan Singkawang Selatan, Utara dan Timur. Wilayah itu memiliki potensi yang cukup besar, baik dari segi lahan yang tersedia maupun jenis tanaman yang sesuai untuk dikembangkan. Lahan yang luas dan tanah yang subur serta tenaga kerja 11.829 orang merupakan faktor yang sangat mendukung bagi pengembangan agroindustri.{{cn}}
Tanaman jagung, misalnya, banyak diusahakan di Singkawang Selatan dan Timur. Komoditas ini baru tahun 2001 diusahakan di Singkawang Selatan seluas 10 hektare. Kebutuhan jagung untuk pakan ternak-sebagian besar untuk ayam ras petelur di Singkawang sangat besar, yakni 100 ton per hari. Singkawang sendiri belum bisa memenuhi kebutuhan pakan ternak tersebut, karena produksi tahun 2001 baru sekitar 20 ton. Hingga kini kebutuhan itu disuplai Kabupaten [[Bengkayang]] sebanyak 40 ton dan sisanya dari [[Semarang]], [[Lampung]], bahkan dari [[China]].
Baris 219 ⟶ 190:
* {{flagicon|Malaysia}} [[Miri]], [[Malaysia]]
* {{flagicon|Malaysia}} [[Sibu]], [[Malaysia]]
* {{flagicon|Malaysia}} [[Kuching]], [[Malaysia]]
* {{flagicon|Singapore}} [[Singapura]], [[Singapura]]
* {{flagicon|China}} [[Fuzhou]], [[Republik Rakyat Tiongkok|RRC]]
Baris 232 ⟶ 204:
== Referensi ==
{{
== Pranala luar ==
|