Aksara Sunda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Sejarah: Saya menyunting kata "kedalam" menjadi "ke dalam" pada kalimat pertama di paragraf kedua. |
Gibranalnn (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(52 revisi perantara oleh 32 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{redirect|Aksara Sunda Baku|bentuk lain aksara Sunda|Aksara Sunda (disambiguasi)}}
{{Infobox Writing system
|name=Aksara Sunda
|type=[[Abugida]]
|time=sekitar abad ke-17 hingga sekarang
Baris 14:
|sample=Aksara Sunda dasar.svg
|sample_desc= Huruf-huruf konsonan dasar dalam aksara Sunda. Huruf konsonan baru tidak dimasukkan.
|altname={{Sund|ᮃᮊ᮪ᮞᮛ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ
'''Aksara Sunda Baku''' ({{Sund|ᮃᮊ᮪ᮞᮛ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮘᮊᮥ}})
== Sejarah ==
{{Lihatpula|Aksara Sunda Kuno}}
[[Berkas:Aksara Sunda Kuno 02.jpg|jmpl|Perbandingan [[aksara Kawi]], aksara Sunda kuno, dan aksara Sunda baku]]
Kecakapan masyarakat dalam tulis menulis di wilayah [[Sunda]] telah
Namun pada awal masa kolonial, masyarakat Sunda dipaksa oleh keadaan yaitu dengan meluasnya pengaruh Mataram
Pada akhir Abad
Oleh karena itu, Pemerintah Daerah [[Provinsi Jawa Barat]] menetapkan Perda No. 6 tahun 1996 tentang Pelestarian, Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra, dan Aksara Sunda yang kelak digantikan oleh Perda No. 5 tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah kemudian digantikan dengan Perda No. 14 Tahun 2014.
Pada tanggal 21 Oktober 1997, diadakan Lokakarya Aksara Sunda di [[Universitas Padjadjaran#Kampus Jatinangor Sumedang|Kampus Universitas Padjadjaran Jatinangor]] yang diselenggarakan atas kerja sama Pemerintah
== Penggunaan ==
Saat ini Aksara Sunda Baku mulai diperkenalkan kepada khalayak umum antara lain melalui beberapa acara kebudayaan daerah yang diselenggarakan di Bandung. Selain itu, Aksara Sunda Baku juga digunakan pada papan nama [[Museum Sri Baduga]], Kampus Yayasan Atikan Sunda dan Kantor Dinas Pariwisata Daerah Kota Bandung. Langkah lain juga diambil oleh Pemerintah Daerah [[Kota Tasikmalaya]] yang menggunakan Aksara Sunda Baku pada papan nama jalan-jalan utama di kota tersebut. Namun, setidaknya hingga akhir tahun 2008 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat belum juga mewajibkan para siswa untuk mempelajari Aksara Sunda Baku sebagaimana para siswa tersebut diwajibkan untuk mempelajari bahasa Sunda. Langkah memperkenalkan aksara daerah mungkin akan dapat lebih mencapai sasaran jika Aksara Sunda Baku dipelajari bersamaan dengan bahasa Sunda.
Dinas Pendidikan Nasional [[Lampung|Provinsi Lampung]] dan [[Jawa Tengah|Provinsi Jawa Tengah]] telah jauh-jauh hari menyadari hal ini dengan mewajibkan para siswa Sekolah Dasar yang mempelajari bahasa daerah untuk juga mempelajari aksara daerah.<ref>{{Cite web|last=Hanan|first=Shofira|date=2017-02-24|title=Bahasa Sunda Punah Tahun 2026? - Pikiran-Rakyat.com|url=https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-01275058/semarangku|website=www.pikiran-rakyat.com|language=id|access-date=2023-01-16|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116091925/https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-01275058/semarangku|dead-url=no}}</ref>
Hampir seluruh papan nama jalan di [[Kota Bogor]] dan [[Kota Bandung]] juga menggunakan bahasa Sunda dengan aksara Sunda baku di bawah nama dalam bahasa Indonesia/alfabet Latin.<ref>{{Cite web|url=http://poskotanews.com/2012/11/13/nama-jalan-di-bogor-ditulis-dengan-aksara-sunda/|title=Nama Jalan di Bogor Ditulis Dengan Aksara Sunda|date=2012-11-13|website=Poskota News|language=en|access-date=2019-07-14|archive-date=2019-07-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20190714125949/http://poskotanews.com/2012/11/13/nama-jalan-di-bogor-ditulis-dengan-aksara-sunda/|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://jabar.tribunnews.com/2016/01/26/terkait-papan-nama-jalan-beraksara-sunda-dbmp-punya-dua-opsi|title=Terkait Papan Nama Jalan Beraksara Sunda, DBMP Punya Dua Opsi|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2019-07-14|last=dra|archive-date=2019-07-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20190714125953/https://jabar.tribunnews.com/2016/01/26/terkait-papan-nama-jalan-beraksara-sunda-dbmp-punya-dua-opsi|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://jabar.tribunnews.com/2016/01/26/sukarno-jadi-soekaarano-satu-contoh-salah-papan-nama-jalan-beraksara-sunda|title=Sukarno Jadi Soekaarano, Satu Contoh Salah Papan Nama Jalan Beraksara Sunda|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2019-07-14|last=Abdussalam|first=Muhamad Syarif|archive-date=2019-07-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20190714125948/https://jabar.tribunnews.com/2016/01/26/sukarno-jadi-soekaarano-satu-contoh-salah-papan-nama-jalan-beraksara-sunda|dead-url=no}}</ref>
Namun pada prakteknya diperlukan koordinasi dengan pihak terkait, dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, akademisi, serta penggiat budaya Sunda dalam pengaplikasian aksara Sunda dalam lingkup sosial, dikarenakan banyaknya kesalahan dalam penulisan aksara Sunda itu sendiri, seperti yang
Penggunaan, Pemeliharaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra dan Aksara Sunda di Kota Bandung diperkuat dengan keluarnya Perda No. 9 Tahun 2012.<ref>{{Cite web|title=PERDA Kota Bandung No. 9 Tahun 2012 tentang Penggunaan, Pemeliharaan Dan Pengembangan Bahasa, Sastradan Aksara Sunda [JDIH BPK RI]|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/202983/perda-|website=peraturan.bpk.go.id|access-date=2023-01-16|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116152235/https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/202983/perda-|dead-url=no}}</ref>
== Tipologi ==
Aksara Sunda Baku terdiri dari 32 aksara dasar, yaitu 7 ''aksara swara'' (aksara vokal mandiri): ''a, é, i, o, u, e,'' dan ''eu'', dan 23 ''aksara ngalagena'' (konsonan berbunyi a): ''ka-ga-nga'', ''ca-ja-nya'', ''ta-da-na'', ''pa-ba-ma'', ''ya-ra-la'', dan ''wa-sa-ha''
Lima aksara ''ngalagena'' tambahan dimunculkan untuk merekam perkembangan bahasa Sunda, termasuk penyerapan kata-kata dari bahasa asing. Walaupun demikian, bentukan aksara tambahan ini bukan merupakan kreasi baru, melainkan dihasilkan melalui proses modifikasi dari aksara yang telah ada sebelumnya. Sebagai contoh: aksara ''"fa"'' dan "''va''" merupakan modifikasi dari aksara ''pa'', kemudian aksara "''qa"'' dan "''xa"'' merupakan modifikasi dari aksara ''ka'', dan aksara "''za"'' merupakan modifikasi dari aksara ''ja''.
Selain itu terdapat pula 2 (dua) aksara tambahan yakni "''kha"'' dan ''"sya",'' yang digunakan untuk menulis ⟨خ⟩ dan ⟨ش⟩
Ada pula ''rarangkén'' yang fungsinya untuk mengubah, menghilangkan, atau menambah bunyi pada aksara dasar. Tiga belas ''rarangkén'' menurut posisinya dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu: (1) lima ''rarangkén'' di atas huruf, (2) tiga ''rarangkén'' di bawah huruf, dan (3) lima ''rarangkén'' sejajar dengan huruf. Untuk menuliskan angka, aksara ini memiliki 10 angka dasar (dari 0 sampai 9).
Baris 52:
Dilihat dari tampilan, huruf ''ngalagena'' termasuk ''rarangkén'' memiliki sudut 45°–75°. Umumnya, rasio dimensi huruf (tinggi:lebar) adalah 4:4, kecuali untuk huruf ''ngalagena'' ''ra'' (4:3), ''ba'' dan ''nya'' (4:6), dan ''aksara swara'' ''i'' (4:3). ''Rarangkén'' memiliki rasio dimensi 2:2, kecuali untuk ''panyecek'' (1:1), ''panglayar'' (4:2), ''panyakra'' (2:4), ''pamaéh'' (4:2) dan ''pamingkal'' (2:4 sisi bawah, 3:2 sisi kanan). Angka memiliki rasio dimensi 4:4, kecuali untuk angka ''4'' dan ''5'' (4:3).
===
[[Berkas:Sundanese-vocals.svg|jmpl|399x399px|Representasi grafis]]
{| class="wikitable" style="text-align:center" border="1"
Baris 60:
|}
===
[[Berkas:Sundanese-consonants.svg|jmpl|341x341px|Representasi grafis]]
Baris 142:
|}
===
Berdasarkan letak penulisannya, 15 ''Rarangkén'' dikelompokkan sebagai berikut:
Baris 162:
Contoh: {{Sund|ᮊᮤ}} (ki)
|-
| [[Berkas:Sundanese sign pamepet.png|50px|link=]] || ''pamepet'', membuat vokal aksara ''Ngalagena'' dari {{IPA|[a]}} menjadi {{IPA|[ə]}}.
Contoh: {{Sund|ᮊᮨ}} (ke)
|-
| [[Berkas:Sundanese sign paneuleung.png|50px|link=]] || ''paneuleung'', membuat vokal aksara ''Ngalagena'' dari {{IPA|[a]}} menjadi {{IPA|[ɨ]}}.
Contoh: {{Sund|ᮊᮩ}} (keu)
|-
| [[Berkas:Sundanese sign panglayar.png|50px|link=]] || ''panglayar'', menambah konsonan {{IPA|[r]}} pada akhir suku kata.
Contoh: {{Sund|ᮊᮁ}} (kar)
|-
| [[Berkas:Sundanese sign panyecek.png|50px|link=]] || ''panyecek'', menambah konsonan {{IPA|[ŋ]}} pada akhir suku kata.
Contoh: {{Sund|ᮊᮀ}} (kang)
|}
Baris 189:
Contoh: {{Sund|ᮊᮢ}} (kra)
|-
| [[Berkas:Sundanese sign panyiku.png|50px|link=]] || ''panyiku'', menambah konsonan {{IPA|[l]}} di akhir suku kata.
Contoh: {{Sund|ᮊᮣ}} (kla)
|-
Baris 207:
----------------------------------------------------------------------------------------------->
{| class="wikitable" border="1"
| [[Berkas:Sundanese sign paneleng.png|50px|link=]] || ''panéléng'', membuat vokal aksara ''Ngalagena'' dari {{IPA|[a]}} menjadi {{IPA|[ɛ]}}.
Contoh: {{Sund|ᮊᮦ}} (ké)
|-
| [[Berkas:Sundanese sign panolong.png|50px|link=]] || ''panolong'', membuat vokal aksara ''Ngalagena'' dari {{IPA|[a]}} menjadi {{IPA|[ɔ]}}.
Contoh: {{Sund|ᮊᮧ}} (ko)
|-
| [[Berkas:Sundanese sign pamingkal.png|50px|link=]] || ''pamingkal'', menambah konsonan {{IPA|[j]}} di tengah suku kata.
Contoh: {{Sund|ᮊᮡ}} (kya)
|-
| [[Berkas:Sundanese sign pangwisad.png|50px|link=]] || ''pangwisad'', menambah konsonan {{IPA|[h]}} di akhir suku kata.
Contoh: {{Sund|ᮊᮂ}} (kah)
|-
| [[Berkas:Sundanese sign pamaeh.png|50px|link=]] || ''patén'' atau ''pamaéh'', meniadakan vokal pada suku kata.
Contoh: {{Sund|ᮊ᮪}} (k)
|-
| <span style="font-size:2em;font-family:'Sundanese Unicode';">᮰ᮺ</span> || ''avagraha'', memisahkan bunyi vokal dari konsonan di akhir suku kata.
Contoh: {{Sund|ᮊᮺ}} (k'a)
|}
=== Angka Sunda ===
{{
{| class="wikitable"
|+
Baris 275:
|}
Dalam teks, angka diapit oleh dua tanda pipa | ... |.
* Contoh angka tahun sekarang: '''|᮲᮰᮲᮴|''' = 2024
* Contoh tanggal Indonesia merdeka: '''|᮱᮷-᮰᮸-᮱᮹᮴᮵|''' = 17-08-1945
=== Tanda baca ===
Pada masa sekarang, tanda baca aksara Sunda menggunakan tanda baca Latin. Contohnya: koma ( , ), titik ( . ), titik koma ( ; ), titik dua ( : ), tanda seru ( ! ), tanda tanya ( ? ), tanda kutip ( " ), tanda kurung ( (…) ), tanda kurung siku ( […] ), dsb. Walau begitu, dulunya Aksara Sunda Kuno memiliki tanda bacanya sendiri.
* ''Bindu Surya'' 〈{{Sund|᳀}}〉 yang menggambarkan matahari digunakan pada 〈{{Sund|᳆᳀᳆}}〉, untuk menandakan naskah tersebut bernilai religius.
* ''Bindu Panglong'' 〈{{Sund|᳁}}〉 yang menggambarkan bulan separuh digunakan pada 〈{{Sund|
* ''Bindu Purnama'' 〈{{Sund|᳂}}〉 yang menggambarkan bulan purnama digunakan pada 〈{{Sund|᳅᳂᳅}}〉untuk menandai naskah sejarah.
* ''Bindu Surya'' kadang digunakan sebagai pengganti titik; dalam beberapa kasus, ''bindu purnama'' digunakan sebagai pengganti koma. Ketika ''Bindu surya'' tidak digunakan sebagai tanda titik, ''Bindu cakra'' 〈{{Sund|᳃}}〉 yang menggambarkan roda digunakan bersamaan dengan ''Bindu purnama'' sebagai tanda koma.
* Tanda baca lainnya antara lain 〈{{Sund|᳆}}〉, 〈{{Sund|᳅}}〉, dan 〈{{Sund|᳇}}〉 (''da satanga, ka satanga,'' dan ''ba satanga''). Untuk ini dapat ditambahkan ''leu satanga'' 〈{{Sund|᳄}}〉, yang artinya tidak jelas. Demikian juga, itu berasal sebagai suku kata "dihiasi" ''leu'' 〈{{Sund|ᮼ}}〉, yang kuno.<ref>EVERSON, Michael. Proposal for encoding additional Sundanese characters for Old Sundanese in the UCS. Available at [
=== Penggunaan
Kata-kata atau kalimat sederhana dapat ditulis secara langsung, misalnya dengan mengatur huruf ngalagena yang mewakili suara. Namun, dengan kata tertentu, konsonan majemuk dapat ditemukan. Kemudian, dua cara penulisan dapat digunakan: (1) menggunakan ''pamaéh'', atau (2) menggunakan ''pasangan''.
Baris 329:
== Dalam budaya populer ==
Aksara Sunda bisa ditemui dalam film ''[[DreadOut (film)|DreadOut]]''.<ref>{{Cite web|url=https://merahputih.com/post/read/suka-duka-para-pemain-film-dread-out|title=Film Dread Out|last=Digdo|first=Ikhsan|date=2019-01-03|website=MerahPutih|access-date=2020-03-15|archive-date=2020-06-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20200610220254/https://merahputih.com/post/read/suka-duka-para-pemain-film-dread-out|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.medcom.id/hiburan/film/GbmLBZ1N-bintangi-film-dread-out-jefri-nichol-sempat-terkendala-berbahasa-sunda|title=Bintangi Film Dread Out, Jefri Nichol Sempat Terkendala Berbahasa Sunda|last=Yanuar|first=Elang Riki|date=2019-01-03|work=[[Medcom.id]]|language=id|access-date=2020-03-15|archive-date=2020-06-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20200610214438/https://www.medcom.id/hiburan/film/GbmLBZ1N-bintangi-film-dread-out-jefri-nichol-sempat-terkendala-berbahasa-sunda|dead-url=no}}</ref>
== Lihat pula ==
Baris 351:
== Pranala luar ==
* [http://std.dkuug.dk/jtc1/sc2/wg2/docs/n3022.pdf Proposal pengkodean karakter aksara Sunda]
*
{{Bahasa Sunda/Pranala luar}}
|