Ka'bah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bachira1212 (bicara | kontrib) Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 11:
| map_size =
| map_caption =
| location = [[Al
| coordinates = {{coord|21.4225|39.8262|display=inline,title}}
| religious_affiliation = [[Islam]]
Baris 65:
}}
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
'''Ka'bah''' ({{Lang-ar|ٱلْكَعْبَة|lit=kubus|translit=al-Kaʿbah}}, {{IPA-ar|kaʕ.bah}}), lengkapnya '''al-Kaʿbah al-Musyarrafah''' ({{lang-ar|ٱلْكَعْبَة ٱلْمُشَرَّفَة|lit=Ka'bah yang Mulia|links=no|translit=al-Kaʿbah al-Musyarrafah}}), adalah sebuah bangunan di tengah-tengah [[masjid]] paling suci dalam agama [[Islam]], [[Masjidil Haram|Masjidilharam]], di [[Mekkah|Makkah]], [[Arab Saudi]].<ref>{{Cite web|last=Butt|first=Riazat|date=15 August 2011|title=Explosives detectors to be installed at gates of Mecca's Holy Mosque|url=https://www.theguardian.com/world/2011/aug/15/explosives-detectors-mecca-holy-mosque|website=[[The Guardian]]|access-date=23 May 2021}}</ref><ref name=":0">{{cite book|last=Al-Azraqi|year=2003|url=https://books.google.com/books?id=GydWAAAAYAAJ&q=%D8%A8%D9%83%D9%87|title=Akhbar Mecca: History of Mecca|isbn=9773411273|page=262}}</ref> Tempat ini adalah tempat yang paling disucikan dalam [[Islam|agama Islam]].<ref name="eoi3172">Wensinck, A. J; Kaʿba. [[Encyclopaedia of Islam]] IV p. 317</ref> Ka'bah juga disebut sebagai ''Baitullah'' atau ''Bait Allah'' ({{lang-ar|بَيْت ٱللَّٰه|lit=Rumah Allah}}), serta merupakan [[kiblat]] ({{lang-ar|قِبْلَة|links=no}}, arah hadap) untuk orang Islam di seluruh dunia saat mendirikan [[Salat]].
Saat [[Sejarah Islam|Islam pertama kali muncul]], Muslim dahulu menghadap ke arah [[Yerusalem]] saat mendirikan salat, sebelum akhirnya dipindahkan ke Ka'bah, berdasarkan wahyu [[Al-Qur'an]] kepada nabi Islam [[Muhammad]].<ref>{{Cite book|last=Mubārakfūrī|first=Ṣafī al-Raḥmān|date=2002|url=https://books.google.com/books?id=r_80rJHIaOMC|title=The Sealed Nectar: Biography of the Noble Prophet|publisher=Darussalam|isbn=978-9960-899-55-8|language=en}}</ref>
Baris 81:
Isyarat pembangunan Ka'bah disebutkan dalam Al-Qur'an pada [[Surah Ali Imran]] ayat ke-96. Ayat ini menjelaskan bahwa Ka'bah dibangun di Bakkah ([[Makkah]]) untuk umat [[manusia]] sebagai tempat [[ibadah]] yang pertama. Ayat ini memberikan keterangan bahwa Ka'bah pertama kali dibangun oleh [[makhluk]] lain selain manusia. Pernyataan pembangunan Ka'bah untuk manusia juga mengisyaratkan bahwa Ka'bah telah dibangun sebelum adanya umat manusia. Dalam artian bahwa Ka'bah telah dibangun sebelum keberadaan [[Adam (tokoh Al-Qur'an)|Nabi Adam]] di [[Bumi]]. Beberapa pendapat menganggap Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang membangun Ka'bah. Hal ini dianggap keliru, karena di dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa keduanya hanya bertugas meninggikan bangunan Ka'bah. Ayatnya yaitu Surah Al-Baqarah ayat ke-127. Ayat tersebut menyatakan bahwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail hanya meninggikan pondasi Ka'bah.<ref>{{Cite book|last=asy-Sya'rawi|first=M. Mutawalli|date=2007|title=Anda Bertanya Islam Menjawab|location=Jakarta|publisher=Gema Insani|isbn=978-602-250-866-3|editor-last=Basyarahil, U., dan Legita, I. R.|translator-last=al-Mansur|translator-first=Abu Abdillah|url-status=live}}</ref>
Ka'bah yang juga dinamakan '''Bayt al `Atiq''' ([[Bahasa Arab|Arab]]: <font size="4">بيت العتيق</font>, '''Rumah Tua''') adalah bangunan yang dipugar pada masa Nabi [[Ibrahim]] dan Nabi [[Ismail]] setelah Nabi Ismail berada di Mekkah atas perintah Allah
Pada masa Muhammad berusia 30 tahun (sekitar 600 M dan belum diangkat menjadi rasul pada saat itu), bangunan ini direnovasi kembali akibat banjir bandang yang melanda kota [[Mekkah]] pada saat itu. Sempat terjadi perselisihan antar kepala suku atau kabilah ketika hendak meletakkan kembali batu [[Hajar Aswad]] pada salah satu sudut Ka'bah, namun berkat penyelesaian Muhammad perselisihan itu berhasil diselesaikan tanpa pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan.<ref>{{
Pada saat menjelang Muhammad diangkat menjadi nabi sampai kepindahannya ke
Selanjutnya bangunan ini diurus dan dipelihara oleh [[Bani Syaibah]] sebagai pemegang kunci Ka'bah dan administrasi serta pelayanan haji diatur oleh pemerintahan baik pemerintahan [[khalifah]] [[Abu Bakar]], [[Umar bin Khattab]], [[Utsman bin Affan]], [[Ali bin Abi Thalib]], [[Muawiyah bin Abu Sufyan]], Dinasti [[Ummayyah]], Dinasti [[Abbasiyyah]], Dinasti [[Usmaniyah]] Turki, sampai saat ini yakni pemerintah kerajaan [[Arab Saudi]] yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Mekkah dan Madinah.{{Butuh rujukan}}
|