AXIS: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Pengembalian manual |
k →Perkembangan awal: wikifisasi |
||
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
| type = Kartu SIM prabayar
| inventor =
| slogan = ''#
| launch year = [[27 April]] [[2001]] (sebagai '''Lippo Telecom''')<br />Februari [[2007]] (sebagai '''NTS''')<br />[[27 Februari]] [[2008]] (sebagai '''AXIS''')
| company = Axis Telekom Indonesia (2001-2014)<br>[[XL Axiata]] (2014-sekarang; lisensi nama dari [[Maxis Communications|Maxis]] dan [[Saudi Telecom Company|STC]])
Baris 47:
=== Perkembangan awal ===
[[Berkas:Lippo Telecom.svg|jmpl|kiri|150px|Logo Lippo Telecom (2001-2007)]]
Operator ini bermula dari upaya [[Grup Lippo]] untuk membangun [[operator jaringan seluler|operator seluler]] (pertamanya) yang dimulai pada pertengahan [[1998]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=GrsTAQAAMAAJ&q=natrindo+pertengahan&dq=natrindo+pertengahan&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjh-Puy8NTuAhWCXCsKHUGHC9oQ6AEwAHoECAQQAg Gatra, Volume 11,Masalah 20-24]</ref> Kala itu, pemerintah melakukan tender untuk membangun jaringan komunikasi berbasis GSM (atau nama lainnya DCS, ''Digital Cellular System''/Sistem Seluler Digital) 1800 MHz pertama di Indonesia. Bersama dengan 4 perusahaan lain (yaitu PT [[Astratel Nusantara]], PT [[Telin|Ariawest International]], PT Primarindo Sistel, dan PT Kodel Margahayu Telindo), perusahaan patungan Lippo (85,6%) dan raksasa telekomunikasi [[Hong Kong]], [[Hutchison Asia Telecom Group|Hutchison Telecommunications]] bernama '''PT Natrindo Global Telekomunikasi''' (yang telah berdiri sejak 11 April 1994)<ref>[https://www1.hkexnews.hk/listedco/listconews/gem/20021019/e_8061pro-20000706app01.pdf Annual Report AcrossAsia Multimedia Ltd 2000]</ref> berhasil memenangkan tender yang diadakan pemerintah pada November 1998.<ref>[https://www.telecompaper.com/news/aria-west-others-awarded-dcs-1800-franchises--153960 ARIA WEST, OTHERS AWARDED DCS 1800 FRANCHISES]</ref> Tender ini bernilai [[Dolar Amerika Serikat|US$]] 60 juta dan Natrindo mendapatkan hak untuk membangun jaringan tersebut di [[Jawa Timur]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=ohVXAAAAMAAJ&q=Kalimantan,+PT+Natrindo+Global+Telekomunikasi+yang+bekerja+sama+dengan+Huttchison+Telecommu-+nication+untuk+Jawa+Timur,+dan+Konsorsium+Kodel+Margahayu+untuk+Kawasan+Timur+Indonesia.&dq=Kalimantan,+PT+Natrindo+Global+Telekomunikasi+yang+bekerja+sama+dengan+Huttchison+Telecommu-+nication+untuk+Jawa+Timur,+dan+Konsorsium+Kodel+Margahayu+untuk+Kawasan+Timur+Indonesia.&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjWofre8NTuAhWB4XMBHZ90AEsQ6AEwAHoECAAQAQ Panji masyarakat, Volume 2]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=3qW1AAAAIAAJ&q=natrindo+november+1998&dq=natrindo+november+1998&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjGu-nL8dTuAhVWdCsKHZRGBFYQ6AEwBXoECAYQAg Pan-Asian Telecom, Volume 2,Masalah 17-23]</ref><ref name="books.google.co.id">[https://books.google.co.id/books?id=-oIyKT1MOA4C&pg=PA217&dq=natrindo+1998&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjN4-Kk8NTuAhVFOSsKHVyTDPgQ6AEwAnoECAQQAg#v=onepage&q=natrindo%201998&f=false The City in Southeast Asia: Patterns, Processes and Policy]</ref> Seiring waktu, bisnis dan rencana pembangunan jaringan GSM 1800 dari PT Natrindo Global Telekomunikasi kemudian dialihkan ke '''PT Natrindo Telepon Seluler''' yang didirikan pada 2 Oktober 2000 dengan komposisi kepemilikan yang sama, yaitu oleh Lippo dan Hutchison.<ref>[http://disclosure.bursamalaysia.com/FileAccess/viewHtml?e=167354 MAXIS COMMUNICATIONS BERHAD ("Maxis" or "the Company") - Recurrent Related Party Transaction of a Revenue or Trading Nature]</ref> Selain kedua perusahaan ini, kemudian bergabung juga [[SoftBank]] dan [[China Resources]] sebagai pemegang saham minoritas.
Setelah persiapan, pada 27 April 2001 operasional PT Natrindo diluncurkan di Jawa Timur dengan merek '''Lippo Telecom'''. Target pelanggan awalnya adalah 80.000, dan berhasil menggaet 20.000 pelanggan di awal beroperasi. Modal awal yang dikeluarkan adalah US$ 20 juta dan 100 BTS. Lippo Telecom merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang beroperasi dengan sistem GSM 1800 MHz dan pada saat itu pihaknya mengklaim bahwa sistem ini merupakan teknologi GSM termodern dunia.<ref>
Baris 55:
Upaya akuisisi ini diharapkan bisa mewujudkan niat Natrindo untuk beroperasi secara nasional, dan dengan hal tersebut Lippo sudah mempunyai peluang untuk beroperasi di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jabodetabek dan Kalimantan. Bahkan, pada akhir 2002 sempat direncanakan perusahaan-perusahaan tersebut akan dilebur dalam PT Natrindo, ditambah dengan dua perusahaan GSM 1800 lain yang belum diakuisisi (dan juga sama-sama belum beroperasi), yaitu PT Astratel Nusantara dan PT Ariawest Internasional.<ref name="Merger DCS 1800 Buat Lippo"/><ref name="bisnis.tempo.co">[https://bisnis.tempo.co/read/32985/jurus-baru-penyelamatan-lippo-telecom Jurus Baru Penyelamatan Lippo Telecom]</ref> Lippo juga berencana untuk menggunakan jaringan bisnisnya yang "menggurita" di mana-mana untuk membangun bisnis komunikasinya ini.<ref>[https://www.rcrwireless.com/20010701/carriers/new-regulation-restructures-indonesias-cellular-services New regulation restructures Indonesia's cellular services]</ref> Hal ini diwujudkan dengan kerjasama misalnya dengan [[Bank Lippo]] dan [[AIA Financial|AIG Lippo Life]].<ref name="lippotel.com">{{Cite web |url=http://www.lippotel.com/id/media_detail.asp?pressid=11 |title=LippoTelecom Luncurkan ‘Prabayar Ekonomis’ |access-date=2006-11-10 |archive-date=2006-11-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20061110091024/http://www.lippotel.com/id/media_detail.asp?pressid=11 |dead-url=no }}</ref><ref>
{{Cite web |url=http://www.lippotel.com/id/media_detail.asp?pressid=5 |title=LippoTelecom Gandeng LippoBank |access-date=2005-02-23 |archive-date=2005-02-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20050223142727/http://www.lippotel.com/id/media_detail.asp?pressid=5 |dead-url=no }}
</ref> Bahkan, sempat ada rumor bahwa Lippo Telecom akan berkongsi dengan partnernya, Hutchison untuk mengambilalih saham pemerintah di [[
Namun, banyak yang menduga bahwa langkah mulus Lippo ini dibantu oleh pemerintah lewat [[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan dan Transportasi]] [[Agum Gumelar]], mengingat pemiliknya yang merupakan konglomerat besar berkoneksi tinggi. Agum misalnya pada November 2002 memerintahkan agar operator seluler diatas untuk segera merger dengan Lippo Telecom atau izin mereka akan dicabut. Pemerintah beralasan bahwa karena semua operator tersebut (Ariawest, Astratel, Inti Mitratama, Primarindo, Kodel Margahayu dan Mitra Perdana) belum beroperasi, maka lebih baik mereka menggabungkan diri.<ref name="Merger DCS 1800 Buat Lippo"/> Di Juni 2002, sebelumnya juga berhembus kabar bahwa Agum memaksa operator "raksasa" [[Excelcomindo]], [[Satelindo]] dan [[Telkomsel]] untuk memberikan jasa ''[[roaming]]'' kepada Lippo Telecom.<ref name="bisnis.tempo.co"/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=Bb0TAQAAMAAJ&q=roaming+lippotelecom+2002&dq=roaming+lippotelecom+2002&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjDx4XR-9TuAhXWZCsKHcskDEcQ6AEwAHoECAAQAg Tempo, Volume 31,Masalah 13-18]</ref>
Baris 74:
Namun kemudian tampak rencana itu ditunda lagi dan sampai 2007, Lippo Telecom hanya menggaet 12.000 pelanggan di Bandung dan Surabaya. Akibat tindakan Lippo Telecom yang mengulur-ulur peluncurannya dan tampak tidak serius beroperasi di 3G, pada Juni 2007 [[BRTI]] sempat merencanakan untuk mencabut operasional perusahaan ini, dan BRTI memberi waktu 6 bulan agar Natrindo segera menyelesaikan kewajibannya.<ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-798187/lisensi-seluler-lippo-telecom-terancam-dicabut Lisensi Seluler Lippo Telecom Terancam Dicabut]</ref><ref>[https://bisnis.tempo.co/read/103049/natrindo-diberi-waktu-enam-bulan Natrindo Diberi Waktu Enam Bulan]</ref> Namun, kemudian di tahun 2007 juga Natrindo mengalami perubahan kepemilikan kembali dengan Lippo menjual 44% sahamnya (dari anak usaha perusahaan afiliasinya, PT Aneka Tirta Nusa bernama Penta Investment BV) ke anak usaha Maxis lain, Althem BV dengan harga US$ 123,92 juta.<ref>[https://swa.co.id/swa/listed-articles/maxis-kuasai-saham-lippo-telecom Maxis Kuasai Saham Lippo Telecom]</ref><ref>[https://www.commsupdate.com/articles/2007/04/25/althem-strikes-deal-with-penta-investments-to-acquire-lippo-telecom-stake/ Althem strikes deal with Penta Investments to acquire Lippo Telecom stake]</ref> Penjualan yang berlangsung pada 25 April 2007 ini mengakibatkan saham Lippo menjadi hanya tersisa sangat sedikit sedangkan 95% dikuasai oleh Maxis Telecom. (Sebenarnya, anak usaha Maxis lain bernama Teleglobal Investments BV juga memiliki hak untuk membeli 5% saham sisa Lippo, tetapi tampaknya tidak dilakukan). Penjualan ini sempat menuai kontroversi karena dituduh jual-beli lisensi (walaupun [[Menkominfo]] saat itu [[Sofyan Djalil]] tidak menolaknya)<ref>[https://inet.detik.com/business/d-772679/dirjen-postel-kecewa-lippo-telecom-dicaplok-asingDirjen Postel Kecewa Lippo Telecom Dicaplok Asing]</ref> dan awalnya Maxis sempat menyampaikan akan mencari partner lokal lain.<ref>[https://www.antaranews.com/berita/62869/maxis-akan-cari-local-partner Maxis Akan Cari "Local Partner"]</ref> Sebelum transaksi ini dilakukan, sebenarnya merek Lippo Telecom sejak Februari 2007 sudah berganti nama menjadi '''NTS''', singkatan dari '''N'''atrindo '''T'''elepon '''S'''eluler.<ref>[https://priandoyo.wordpress.com/2007/05/09/natrindo-bagaimana-nasibmu/ Natrindo bagaimana nasibmu?]</ref>
Sebenarnya, Maxis tidak ingin merengkuh saham Natrindo secara mutlak dalam waktu lama pasca-akuisisi 44% saham tersebut, bahkan pada Mei 2007 Maxis sudah berencana untuk melepas saham mayoritas perusahaan tersebut.<ref>[https://www.thestar.com.my/business/business-news/2007/05/11/maxis-in-talks-on-natrindo-stake-sale Maxis in talks on Natrindo stake sale]</ref> Pada 26 Juni 2007, Maxis berhasil menjalin kesepakatan dengan [[Saudi Telecom Company]] (STC), sebuah perusahaan telekomunikasi besar [[Arab Saudi]] untuk menjual 51% sahamnya di Natrindo senilai US$ 3,05 miliar.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-798015/saudi-telecom-beli-51-saham-maxis-di-natrindo Saudi Telecom Beli 51% Saham Maxis di Natrindo]</ref> Menurut STC, transaksi ini dilakukan seiring upaya mereka untuk memperluas operasinya di berbagai negara Asia. Setelah transaksi ini, 51% saham dikuasai STC, 44% oleh Maxis dan sisanya oleh pihak lain.<ref name="industri.kontan.co.id">[https://industri.kontan.co.id/news/kongsi-group-lippo-dan-astro-malaysia-kian-di-ujung-tanduk Kongsi Group Lippo dan Astro Malaysia Kian di Ujung Tanduk]</ref> Akuisisi ini dilakukan dengan menjual perusahaan Maxis yang memegang saham di Natrindo, Teleglobal Investments BV kepada STC.<ref>[https://staticxl.ext.xlaxiata.co.id/s3fs-public/media/documents/2RingkasanRencanaPenggabungan.pdf Ringkasan Rancangan Akuisisi]</ref> (Transaksi Maxis dan STC ini jelas memakan biaya yang berkali-kali lipat lebih besar daripada saat Lippo menjual Natrindo pada Maxis beberapa tahun lalu, sehingga konon Lippo berang atas "kecerdikan" perusahaan Khrisnan ini. Akibatnya, keduanya terlibat konflik senilai US$ 250 juta yang pada akhirnya berakibat pada hancurnya kerjasama mereka di [[televisi kabel|TV kabel]] [[Astro Nusantara]] yang dimiliki juga sebagian oleh perusahaan Khrisnan lain, [[Astro (
===Peluncuran AXIS===
Baris 105:
Proses akuisisi ini rupanya tidak berakhir dengan kepemilikan saham mayoritas XL atas PT Axis Telekom, melainkan juga merger antara keduanya. Dalam proses merger ini, yang sudah disepakati sejak awal dan disetujui dalam RUPSLB XL Februari 2014, penggabungan usaha awalnya direncanakan terjadi pada 28 Februari 2014.<ref name="liputan6.com"/><ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/februari-2014-excl-dan-axis-melebur Februari 2014, EXCL dan AXIS melebur]</ref> Dalam merger ini, XL akan memiliki 65 juta pelanggan dan 21% pangsa pasar, sedangkan merek AXIS tetap dipertahankan sebagai ''brand'' XL Axiata.<ref name="XL-Axis Resmi Jadi Satu Badan Usaha"/> Setelah sempat tertunda, akhirnya pada [[8 April]] 2014 keduanya resmi merger setelah mentandatangani perjanjian penggabungan.<ref>{{Cite news|url=http://tekno.kompas.com/read/2014/04/08/1717055/xl.dan.axis.resmi.jadi.satu.perusahaan|title=XL dan Axis Resmi Jadi Satu Perusahaan|last=Panji|first=Aditya|editor-last=Hidayat|editor-first=Wicak|work=[[Kompas.com]]|date=2014-04-08}}</ref> Pemegang saham yang tersisa (5%) di AXIS, yaitu PT Pesona Nuansa Abadi, kemudian menjual sahamnya ke XL dalam proses merger ini sehingga dalam "detik-detik merger" ini kepemilikan XL atas PT Axis Telekom sudah mencapai 100%.<ref name="market.bisnis.com"/><ref>[https://www.beritasatu.com/archive/176529/xlaxis-resmi-merger XL-Axis Resmi Merger]</ref> Merger ini menghasilkan XL Axiata sebagai ''surviving company'', sedangkan PT Axis Telekom adalah perusahaan yang melebur. Setelah penggabungan usaha ini, kedua perusahaan tersebut melakukan integrasi di segala bidang, termasuk integrasi jaringan, pelanggan, sistem tarif, hingga sumber daya karyawan. Integrasi akan dipimpin oleh Ongki Kurniawan, ''Chief Service Management Officer'' XL. Setelah integrasi selesai, tongkat kepemimpinan akan kembali ke Hasnul.
[[Berkas:Axis logo 2014.svg|jmpl|ka|Logo pertama AXIS setelah diakuisisi oleh [[XL Axiata]] (8 April 2014-30 Maret 2015)]]
Awalnya, tampak bahwa kebijakan mempertahankan merek AXIS masih dilakukan seiring dengan penuntasan proses integrasi kedua perusahaan yang memakan 3-9 bulan (dan akhirnya masih belum ditentukan), namun kemudian akhirnya diputuskan untuk mempertahankan merek AXIS.<ref>[https://www.republika.co.id/berita/n2s44d/pasca-akuisisi-xl-tetap-pertahankan-brand-axis Pasca Akuisisi XL Tetap Pertahankan Brand Axis]</ref> Kebijakan XL Axiata yang tetap mempertahankan merek XL ini didasari sejumlah alasan, terutama untuk persaingan bisnis. Menurut pihak XL Axiata, AXIS akan diposisikan sebagai produk bagi kelas bawah, anak muda, pengguna data dan bertarif terjangkau dengan lawannya adalah [[
=== Wajah baru AXIS ===
Baris 111:
[[Dian Siswarini]] mengatakan, “Peluncuran kembali merek AXIS ini adalah tindak lanjut dari proses merger dan akuisisi sebelumnya. Keputusan mempertahankan merek AXIS adalah untuk memberikan layanan yang lengkap kepada pelanggan, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. AXIS dan XL akan saling melengkapi satu sama lainnya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Nah, untuk AXIS baru ini, kami mengenalkan konsep Iritologi yakni gaya hidup menggunakan layanan telekomunikasi yang simple sesuai kebutuhan dengan tarif irit.”
Pada tanggal [[14 November]] [[2023]], XL Axiata memperkenalkan layanan migrasi operator seluler AXIS ke layanan operator seluler XL melalui aplikasi myXL dan AXISnet, hal ini tidak menghilangkan nomor ponsel AXIS dan paket sebelumnya.
== Slogan ==
Baris 125 ⟶ 127:
* ''Semakin Bisa'' (2014-2015)
* ''Irit Itu Axis'' (2015-2019)
* ''#KenapaNggak'' (2019-
* ''#EmangKitaBeda'' (2023-sekarang)
== Lihat pula ==
|