Sejarah Aceh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada self government dalam perjanjian Indonesia dan GAM baik di dalam MOU maupun didalam Undang-undang. Yang ada hanyalah Aceh boleh mengatur daerahnya dengan otonomi khusus didalam negara kesatuan republik Indonesia. Bendera seperatis tetap dilarang, karena itulah Qanun tentang Bendera tetap dibatalkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 8:
* Kaum Lhee Reutoh (kaum/sukee tiga ratus) yang berasal dari budaya [[Suku Mante|Mantee]] sebagai penduduk asli.
* Kaum Imeuem Peuet (kaum/sukee imam empat) yang berasal dari
* Kaum Tok Batee (kaum/sukee yang mencukupi batu) yang datang kemudian berasal dari berbagai etnis Eurasian, Asia Timur dan Arab.
* Kaum Ja Sandang (kaum/sukee penyandang) yaitu para imigran India yang umumnya telah memeluk agama Islam.
Baris 77:
Tahun 1873 pecah perang Aceh melawan Belanda. Perang Aceh disebabkan karena:
# Belanda menduduki daerah Siak. Akibat dari perjanjian Siak 1858. Di mana Sultan Ismail menyerahkan daerah Deli, Langkat, Asahan dan Serdang kepada Belanda, padahal daerah-daerah itu sejak Sultan Iskandar Muda ada di bawah kekuasaan Aceh.
# Belanda melanggar Siak, maka berakhirlah perjanjian London (1824). Di mana isi perjanjian London adalah Belanda dan Inggris membuat ketentuan tentang batas-batas kekuasaan kedua daerah di Asia Tenggara yaitu dengan garis lintang
# Aceh menuduh Belanda tidak menepati janjinya, sehingga kapal-kapal Belanda yang lewat perairan Aceh ditenggelamkan Aceh. Perbuatan Aceh ini disetujui Inggris, karena memang Belanda bersalah.
# Dibukanya [[Terusan Suez]] oleh [[Ferdinand de Lesseps]] menyebabkan perairan Aceh menjadi sangat penting untuk lalulintas perdagangan.
Baris 109:
Taktik licik selanjutnya, pembersihan dengan cara membunuh rakyat Aceh yang dilakukan di bawah pimpinan [[G.C.E. van Daalen (1863-1930)|Van Daalen]] yang menggantikan Van Heutz. Seperti [[Perang Aceh (1904)|pembunuhan di Kuta Reh]] (14 Juni 1904) di mana 2922 orang dibunuhnya, yang terdiri dari 1773 laki-laki, 1149 perempuan dan anak-anak.
Taktik terakhir menangkap Cut Nyak Dhien, istri Teuku Umar yang masih melakukan perlawanan secara gerilya, walaupun kondisi fisik telah sangat lemah bahkan matapun telah buta. Cut Nyak Dhien
== Surat tanda penyerahan ==
Baris 195:
Di samping itu telah muncul keinginan dari beberapa wilayah Aceh, khususnya di bagian barat, selatan dan pedalaman untuk memisahkan diri yang dipelopori oleh tokoh politik seperti Tagore, cut agam, dll untuk membentuk 2 provinsi baru yang disebut dengan Provinsi Aceh Leuser Antara yang terdiri dari [[Aceh Tengah]], [[Bener Meriah]], [[Gayo Lues]], [[Aceh Tenggara]] dan [[Aceh Singkil]], serta Provinsi Aceh Barat Selatan atau ABAS yang terdiri dari [[Nagan Raya]], [[Aceh Barat Daya]], [[Aceh Selatan]], [[Simeulue]], [[Aceh Barat]] dan [[Aceh Jaya]]. Deklarasi pemekaran provinsi dilakuan secara bersama pada tanggal 4 Desember 2005 di Gelora Bung Karno, Jakarta yang dihadiri ratusan orang dan 11 bupati yang ingin dimekarkan wilayahnya, dan dilanjutkan dengan unjukrasa yang menuntut lepasnya 11 kabupaten tadi dari Aceh.
Pada [[15 Agustus]] [[2005]], Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan pemerintah Indonesia akhirnya sepakat untuk menandatangani persetujuan damai (MoU) dan sekaligus mengakhiri konflik antara kedua pihak yang telah berlangsung selama hampir 30 tahun. Kesepakatan yang diberikan adalah
== Rujukan ==
|