Kota Malang: Perbedaan antara revisi

| nama = Kota Malang

|settlement_type settlement_type = Kota

| foto = {{multiple image

|image2image3 = KarangkatesGereja Dam, MalangKayutangan.jpg

| caption = '''Searah jarum jam, dari kiri atas''': Balai Kota Malang dan Monumen Tugu, [[CandiGereja Badut]]Kayutangan, [[Stadion Gajayana]], dan [[Stasiun Malang]] dan Bendungan Karangkates

| lambang = Seal of Malang City (Logo Kota Malang).svg

| motto = Malang kuçeçwara<br/>{{small|{{jv}} Tuhan telah menghancurkan yang batil}}<br/>(1970 Masehi)<ref name="lambang">Lambang Kota Malang, ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Malang tanggal 14 Juli 1970.</ref>

| koordinat =

| provinsi = [[Jawa Timur]]

| kecamatan = [[Daftar =kecamatan dan kelurahan di Kota Malang|5]]

| kelurahan = [[Daftar =kecamatan dan kelurahan di Kota Malang|57]]

| tanggal = {{start date|2001|01|01}}14 (PemerintahAgustus Kota)1950

| dasar hukum = Undang-Undang RIUU No. 16 Tahun /1950

| hari jadi = {{tanggalstart lahirdate danand umurage|1914|04|01}}

| nama wakil walikota = Wahyu Hidayat ([[Penjabat Bupati|Penjabat]])''lowong''

| nama wakilsekretaris walikotadaerah = Erik Setyo = ''Lowong''Santoso

| nama sekretarisketua daerahDPRD = ErikI Made SetyoRiandiana SantosoKartika

|luasperairan persenperairan =

|persenperairan luascat =

|luascat tinggi maks = 667

|tinggi makstinggi min = 667440

* 8,93% [[Kekristenan|Kristen]]

|0,44% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,15% [[Hindu]] |0,02% [[Agama di Indonesia|Lainnya]]<ref name="DUKCAPIL"/>}}

| demonym = ''Malangan''

| bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi),<br> [[Bahasa Jawa|Jawa]] (dominan)<br>- [[Bahasa Jawa Malang|Jawa Malangan]],<br> [[Bahasa Madura|Madura]], [[Bahasa Tionghoa|Tionghoa]],<br> [[Bahasa Arab|Arab]], dan [[Daftar bahasa di Indonesia|Lainnya]]

| IPM = {{increase}} 82,71 ([[2022]])<br>{{fontcolor|blue|sangat tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022|website=www.bps.go.id|accessdate=16 April 2023}}</ref>

| area_code = +6234162 341

| kodepos = [[Daftar kode pos di Indonesia|65111 =– 65111—6514965149]]

| nomor_polisi = N ''xxxx'' A*/B*/C*

| dau = Rp 898.383.132.000,00- (2020)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=21 Agustus 2021|format=pdf}}</ref>

Kota Malang terdiri atas berbagai macam orang dari berbagai macam [[Kelompok etnik|suku bangsa]] dan [[budaya]]. Penduduk kota Malang mencapai 895.387 jiwa<ref name=":7" /> dengan suku mayoritas [[Suku Jawa|Jawa]],<ref name=":20" /> diikuti dengan [[Suku Madura|Madura]]. Wilayah Metropolitan Malang ([[Kawasan Malang Raya|Malang Raya]]) merupakan kawasan [[metropolitan]] terbesar kedua di [[Jawa Timur]] setelah [[Gerbangkertosusila]]. Jika dilihat dari sisi [[Budaya Indonesia|budaya]], Kota Malang termasuk ke dalam [[Budaya Arek|Kawasan Kebudayaan Arek]].<ref name=":21" />

[[Hipotesis]] pertama merujuk pada nama sebuah bangunan suci bernama ''[[Malangkuçeçwara]]'' ({{IPA-id|malaŋkuʃeʃworo|pron}}). Bangunan suci tersebut disebut dalam dua prasasti [[Dyah Balitung|Raja Balitung]] dari [[Kerajaan Medang|Mataram Kuno]], yakni [[Prasasti Mantyasih]] tahun 907 Masehi dan Prasasti 908 Masehi.<ref name=":1">M. A. Mihaballo, H. Susanto, & Sriyana (2013). ''The Miracle of Language'', Jakarta: Elex Media Computindo. pp. 201-202</ref> Para ahli masih belum memperoleh kesepakatan di mana bangunan tersebut berada. Di satu sisi, ada sejumlah ahli yang menyebutkan bahwa bangunan ''Malangkuçeçwara'' terletak di daerah Gunung Buring, suatu pegunungan yang membujur di sebelah timur Kota Malang di mana terdapat salah satu puncaknya bernama "Malang".<ref name=":1" /> Pihak yang lain di sisi lain menduga bahwa letak sesungguhnya dari bangunan suci tersebut di daerah [[Tumpang, Malang|Tumpang]], [[Kabupaten Malang]]. Di daerah tersebut, terdapat sebuah desa bernama [[Malangsuko, Tumpang, Malang|Malangsuka]], yang menurut para ahli sejarah berasal dari kata ''Malangkuça'' ({{IPA-id|malankuʃoː|pron}}) yang diucapkan terbalik. Pendapat ini diperkuat oleh keberadaan peninggalan-peninggalan kuno di sekitar Tumpang seperti [[Candi Jago]] dan [[Candi Kidal]] yang merupakan wilayah [[Kerajaan Singasari|Kerajaan Singhasari]].<ref name=":1" />

Hipotesis kedua merujuk sebuah kisah penyerangan pasukan [[Kesultanan Mataram]] ke Malang pada 1614 yang dipimpin oleh [[Tumenggung Alap-Alap]].<ref>A. P. Rianto (2016), ''Perancangan Konsep Art Game Bergenre Fantasi Malangkucecwara The Ruins of War''. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia. P. 50</ref> Menurut cerita rakyat, terdapat sebuah percakapan antara Tumenggung Alap-Alap dengan salah satu pembantunya mengenai kondisi wilayah Malang sebelum penyerangan dimulai. Pembantu dari Tumenggung Alap-Alap tersebut menyebut warga dan prajurit dari daerah tersebut sebagai penduduk yang "menghalang-halangi" (''malang'' dalam [[Bahasa Jawa]]) kedatangan dari pasukan Mataram. Setelah penaklukan tersebut, pihak Mataram menamakan daerah itu Malang.<ref>W. Siswanto & S. Noersya (2008). ''Cerita Rakyat dari Malang (Jawa Timur)''. Jakarta: Grasindo. pp. 1-8</ref>

[[Berkas:Jalan Besar Ijen Belanda.jpg|jmpl|250x250px|ki|Jalan Besar Ijen pada [[Hindia Belanda|zaman Belanda]] dinikmati oleh keluarga Belanda|kiri]][[Berkas:Katedral Ijen.jpg|jmpl|Katedral Ijen (Theresiakerk) sekitar tahun [[1940]]]]

Seperti halnya kebanyakan kota-kota lain di Indonesia pada umumnya, Kota Malang modern tumbuh dan berkembang setelah hadirnya administrasi kolonial [[Hindia Belanda]]. Fasilitas umum direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, misalnya Jalan Besar Ijen dan kawasan sekitarnya. [[Berkas:Katedral Ijen.jpg|jmpl|250x250px|Katedral Ijen (Theresiakerk) sekitar tahun [[1940]]]]

Mayoritas penduduk kota Malang menganut agama [[Islam]], diikuti dengan [[Kristen Protestan]], [[Katolik|Kristen Katolik]], [[Hindu]], [[Buddha]], dan [[Konghucu]]. Bangunan tempat ibadah banyak yang telah berdiri semenjak zaman dahulu antara lain [[Masjid Agung Jami' Kota Malang]], Gereja Hati Kudus Yesus, [[Gereja Katedral Malang|Katedral Ijen]] (Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel),<ref>{{Cite news|url=http://regional.kompas.com/read/2017/11/01/05514851/mengenal-kawasan-ijen-kota-mandiri-masa-hindia-belanda-di-malang|title=Mengenal Kawasan Ijen, Kota Mandiri Masa Hindia Belanda di Malang|work=[[Kompas.com]]|language=en|access-date=2017-11-18|editor-last=Assifa|editor-first=Farid|first=Andi|last=Hartik|archive-date=2017-11-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20171111130305/http://regional.kompas.com/read/2017/11/01/05514851/mengenal-kawasan-ijen-kota-mandiri-masa-hindia-belanda-di-malang|dead-url=no}}</ref> [[Klenteng Eng An Kiong]]<ref>{{Cite news|url=https://malang.merdeka.com/gaya-hidup/gurat-sejarah-masyarakat-tionghoa-malang-di-kelenteng-eng-an-kiong-1701257.html|title=Gurat sejarah masyarakat Tionghoa Malang di Kelenteng Eng An Kiong|date=|work=[[Merdeka.com]]|access-date=2017-11-18|via=|language=id|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201043018/https://malang.merdeka.com/gaya-hidup/gurat-sejarah-masyarakat-tionghoa-malang-di-kelenteng-eng-an-kiong-1701257.html|dead-url=no}}</ref> di [[Kotalama, Kedungkandang, Malang|Kotalama]],<ref>{{Cite news|url=https://malang.merdeka.com/gaya-hidup/sosok-sang-dewa-bumi-di-altar-kelenteng-eng-an-kiong-161111h.html|title=Sosok sang Dewa Bumi di altar Kelenteng Eng An Kiong|date=|work=[[Merdeka.com]]|access-date=2017-11-18|via=|language=id|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201032545/https://malang.merdeka.com/gaya-hidup/sosok-sang-dewa-bumi-di-altar-kelenteng-eng-an-kiong-161111h.html|dead-url=no}}</ref> dan sebuah [[pura]] di Puncak [[Buring, Kedungkandang, Malang|Buring]].

Selain itu, ada juga kampung wisata di Kota Malang yang terkenal akan [[Ramah lingkungan|keramahan lingkungannya]] dan kehijauannya. Di antaranya adalah [[Kampung Glintung Go Green (3G)]] yang terletak di [[Purwantoro, Blimbing, Malang|Purwantoro]]<ref>{{Cite web|url=http://malangkota.go.id/tag/kampung-3g/|title=Kampung 3G Arsip - Pemerintah Kota Malang|website=Pemerintah Kota Malang|language=id-ID|access-date=2017-11-01|archive-date=2017-11-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20171107010053/http://malangkota.go.id/tag/kampung-3g/|dead-url=no}}</ref> dan [[Kampung Bamboo Mewek]] di [[Tunjungsekar, Lowokwaru, Malang|Tunjungsekar]]. Keramahan lingkungan di Kampung 3G dapat dilihat dari penuhnya kampung oleh tanaman.<ref name=":0">{{Cite news|url=https://www.lingkarmalang.com/3g-yang-ramah-lingkungan.html|title=3G Yang Ramah Lingkungan|last=|first=|date=2017-04-17|work=|newspaper=Lingkar Malang|language=id-ID|access-date=2017-11-02|via=|archive-date=2017-11-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20171107021655/https://www.lingkarmalang.com/3g-yang-ramah-lingkungan.html|dead-url=yes}}</ref> Kampung 3G pun merupakan kampung [[konservasi air]] pertama di Indonesia. Sedangkan, Kampung Bamboo Mewek dianggap [[ramah lingkungan]] karena penuh dengan [[pohon]] dan [[bambu]] serta merupakan kampung [[konservasi]].

Sebagai [[kota]] berbudaya, Malang pun memiliki kampung-kampung [[budaya]]. [[Kampung Budaya Polowijen]] adalah salah satunya.<ref>{{Cite news|url=http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/08/21/ov19zq284-kampung-budaya-malang-bantu-berdayakan-ekonomi-masyarakat|title=Kampung Budaya Malang Bantu Berdayakan Ekonomi Masyarakat {{!}} Republika Online|date=2017-08-21|newspaper=Republika Online|access-date=2017-12-01|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201182805/http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/08/21/ov19zq284-kampung-budaya-malang-bantu-berdayakan-ekonomi-masyarakat|dead-url=no}}</ref> Kampung ini dianggap sebagai kampung budaya karena menyimpan dan menampilkan berbagai situs warisan budaya: topeng malangan, makam Mbah Reni, pembuat topeng malangan pertama, dan Sumur Windu, tempat pemandian [[Ken Dedes]] pada zaman dahulu. Kampung ini pun memiliki [[perpustakaan]] unik yang terletak di [[gazebo]].<ref>{{Cite news|url=http://suryamalang.tribunnews.com/2017/06/10/ada-perpustakaan-gazebo-di-kampung-budaya-polowijen-kota-malang|title=Ada Perpustakaan Gazebo di Kampung Budaya Polowijen Kota Malang,|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2017-12-01|last=Wahyunik|first=Sri|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201232635/http://suryamalang.tribunnews.com/2017/06/10/ada-perpustakaan-gazebo-di-kampung-budaya-polowijen-kota-malang|dead-url=no}}</ref> Selain kampung tersebut, ada juga [[Kampung Topeng Malangan]].<ref>{{Cite news|url=http://travel.kompas.com/read/2017/02/16/160200927/desaku.menanti.jadi.kampung.wisata.topeng.di.malang|title=Desaku Menanti Jadi Kampung Wisata Topeng di Malang|date=|work=[[Kompas.com]]|language=id-ID|access-date=2017-12-01|via=|editor-last=Asdhiana|editor-first=I Made|first=Andi|last=Hartik|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201182922/http://travel.kompas.com/read/2017/02/16/160200927/desaku.menanti.jadi.kampung.wisata.topeng.di.malang|dead-url=no}}</ref> Sesuai namanya, mulai dari gerbang menuju kawasan tersebut, [[Wisatawan|pengunjung]] akan disambut ratusan [[topeng]] dengan aneka warna dan berbagai karakter seperti dalam kisah-kisah panji.

Malang juga terdapat beberapa [[taman kota]] dan kampung [[wisata]] yang mendukung kelestarian alam, salah satunya adalah kampung terapi hijau. [[Kampung Terapi Hijau]] Malang adalah sebuah komunitas yang berfokus pada terapi hijau dan keberlanjutan di Malang, [[Jawa Timur]]. Mereka menggabungkan konsep terapi hijau, lingkungan, dan [[gaya hidup]] berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan harmonis. Dalam Kampung Terapi Hijau Malang, masyarakat belajar tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dan memanfaatkan [[tumbuhan]] sebagai sumber [[kesehatan]] dan [[kesejahteraan]]. Mereka mungkin mengadakan kegiatan seperti penanaman pohon, pelatihan pertanian organik, dan berbagai kegiatan terapi hijau lainnya. Selain itu, [[komunitas]] ini juga mendorong [[gaya hidup]] berkelanjutan, seperti mengurangi limbah plastik, mendaur ulang, dan meminimalkan jejak karbon. Mereka berupaya menciptakan lingkungan yang ramah lingkungan dan sehat untuk generasi mendatang.<ref>{{Cite web|date=2023-07-31|title=Tempat Wisata Di Malang Yang Lagi Hits Terbaru Di 2023 - Els Media|url=https://elsmedia.id/tempat-wisata-di-malang-yang-lagi-hits-terbaru-di-2023/|language=id|access-date=2023-10-17}}</ref>

Di kota ini ada beberapa sekolah yang berada pada jenjang menengah atas yang namanya sudah terkenal hingga tingkat nasional bahkan internasional. Beberapa di antaranya bahkan telah ditetapkan sebagai rintisan [[Sekolah Bertaraf Internasional|sekolah bertaraf internasional]], dipelopori oleh [[SMA Negeri 3 Malang]],<ref>{{Cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/250705/dprd-kota-malang-minta-sekolah-berstandar-internasional-dibatasi|title=DPRD Kota Malang Minta Sekolah Berstandar Internasional Dibatasi|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2017-11-19|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201033014/https://nasional.tempo.co/read/250705/dprd-kota-malang-minta-sekolah-berstandar-internasional-dibatasi|dead-url=no}}</ref> selanjutnya diikuti oleh SMA negeri lainnya dan [[SMA Katolik St. Albertus Malang]] (SMA Dempo). Sekolah bergengsi lainnya ialah [[SMK Negeri 4 Malang]] yang terkenal di dunia Internasional dan nasional dan [[MAN 3 Malang]] yang mampu meraih berbagai prestasi nasional dan internasional. Ada pula sekolah ketarunaan seperti [[SMA Negeri Taruna Nala Jawa Timur]] yang dibina oleh [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut|TNI AL]].<ref>{{Cite news|url=http://regional.kompas.com/read/2017/06/05/19241231/di.balik.sman.taruna.nala.sekolah.unggulan.yang.baru.diresmikan.jokowi|title=Di Balik SMAN Taruna Nala, Sekolah Unggulan yang Baru Diresmikan Jokowi|date=|work=[[Kompas.com]]|language=id-ID|access-date=2017-11-19|via=|editor-last=Damanik|editor-first=Caroline|first=Andi|last=Hartik|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201044716/http://regional.kompas.com/read/2017/06/05/19241231/di.balik.sman.taruna.nala.sekolah.unggulan.yang.baru.diresmikan.jokowi|dead-url=no}}</ref>

[[Rumah Sakit dr. Saiful Anwar|RSUD Dr. Saiful Anwar]] merupakan rumah sakit terbesar di kota. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit rujukan [[Jawa Timur]] bagian selatan.<ref>{{Cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/104008/rumah-sakit-saiful-anwar-bertipe-a|title=Rumah Sakit Saiful Anwar Bertipe A|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2017-12-01|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201131914/https://nasional.tempo.co/read/104008/rumah-sakit-saiful-anwar-bertipe-a|dead-url=no}}</ref> Rumah sakit umum lainnya adalah RSUD Kota Malang, [[Rumah Sakit Panti Nirmala|RS Panti Nirmala]], [[RS Lavalette]], RS Hermina Tangkubanprahu, RSI Malang, dan Persada Hospital.<ref>{{Cite news|url=http://malangkota.go.id/layanan-publik/kesehatan/data-rumah-sakit-umum/|title=Data Rumah Sakit Umum - Pemerintah Kota Malang|newspaper=Pemerintah Kota Malang|language=id-ID|access-date=2017-12-01|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201132051/http://malangkota.go.id/layanan-publik/kesehatan/data-rumah-sakit-umum/|dead-url=no}}</ref>

Sebagai kota besar, Kota Malang terlibat dalam berbagai [[Sejarah Indonesia|peristiwa bersejarah]] yang terjadi di [[Indonesia]]. Untuk menandai peristiwa tersebut, dibangunlah berbagai [[monumen]] dan [[tugu]] peringatan. Kota Malang mengoleksi banyak monumen dan tugu peringatan yang melambangkan peristiwa bersejarah, sejarah prapenjajahan Malang, capaian Kota Malang, dan lain-lain. Peristiwa-peristiwa bersejarah, terutama [[Sejarah Indonesia (1945–1949)|perjuangan kemerdekaan]] memiliki monumen terbanyak. Monumen-monumen tersebut, di antaranya [[Alun-Alun Bundar|Monumen Tugu Malang]] yang menandakan kemerdekaan dari [[Belanda]];<ref>{{Cite news|url=https://malang.merdeka.com/gaya-hidup/-tugu-kemerdekaan-kota-malang-bukan-hanya-sebatas-monumen-170427y.html|title=Malang - Merdeka.com {{!}} Tugu Kemerdekaan Kota Malang, bukan hanya sebatas monumen|date=|work=[[Merdeka.com]]|access-date=2017-11-05|via=|language=id|archive-date=2017-11-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20171107023242/https://malang.merdeka.com/gaya-hidup/-tugu-kemerdekaan-kota-malang-bukan-hanya-sebatas-monumen-170427y.html|dead-url=no}}</ref> Monumen TGP ([[Tentara Pelajar|Tentara Genie Pelajar]]) yang dibangun untuk mengenang perjuangan para TGP; Monumen Pahlawan [[Tentara Republik Indonesia Pelajar|Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP)]], monumen pengenangan para sosok pahlawan TRIP;<ref>{{Cite news|url=https://www.merdeka.com/gaya/sejarah-yang-terlupakan-di-balik-monumen-pahlawan-trip-malang.html|title=Sejarah yang terlupakan di balik Monumen Pahlawan TRIP Malang|last=Setyorini|first=Tantri|date=|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2017-10-24|via=|editor-last=Setyorini|editor-first=Tantri|archive-date=2017-10-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20171024205505/https://www.merdeka.com/gaya/sejarah-yang-terlupakan-di-balik-monumen-pahlawan-trip-malang.html|dead-url=no}}</ref> Monumen Juang '45 yang menandakan runtuhnya [[penjajahan]]; Monumen Hamid Rusdi yang mengenang pahlawan [[Hamid Rusdi]]; Monumen Panglima Sudirman yang mengenang perjuangan [[Soedirman|Panglima Soedirman]]; Monumen KNIP Malang, monumen sejarah [[Komite Nasional Indonesia Pusat|Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)]]; dan Monumen Melati (Monumen Kadet Suropati), monumen penghargaan terhadap sekolah darurat di awal pembentukan [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR).

Untuk melambangkan sejarah Kota Malang [[modern]] dan identitasnya, dibangun pula berbagai monumen. Monumen Adipura yang terletak di Jalan Semeru yang menandakan peraihan [[Adipura]] oleh Kota Malang. Sebagai Bhumi [[Arema FC|Arema]],<ref>{{Cite web|url=http://www.antarajatim.com/berita/192379/wali-kota-malang-bhumi-arema-miniatur-indonesia|title=Wali Kota Malang: Bhumi Arema Miniatur Indonesia|website=www.antarajatim.com|language=id|access-date=2017-11-05|archive-date=2017-11-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20171107010615/http://www.antarajatim.com/berita/192379/wali-kota-malang-bhumi-arema-miniatur-indonesia|dead-url=no}}</ref> terdapat Monumen Singo Edan yang terletak di [[Taman Bentoel Trunojoyo]]<ref>{{Cite news|url=http://suryamalang.tribunnews.com/2014/12/28/patung-singo-edan-seukuran-rumah-didirikan-di-malang|title=Patung Singo Edan Seukuran Rumah Didirikan di Malang|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2017-11-01|last=Nuraini|first=Faiq|archive-date=2017-11-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20171107005919/http://suryamalang.tribunnews.com/2014/12/28/patung-singo-edan-seukuran-rumah-didirikan-di-malang|dead-url=no}}</ref> dan Monumen Arema yang terletak di Jalan Lembang untuk melambangkan kebanggaan warga Malang, terhadap klub sepak bolanya, [[Arema FC]].

Wisata kuliner di kota pun dicampuradukkan dengan Festival [[Malang Tempo Doeloe]]. Dalam festival tersebut, dijuallah berbagai sajian kuliner zaman dahulu, mulai dari [[cenil]], [[putu]], sampai grendul.<ref>{{Cite news|url=http://www.jatimtimes.com/baca/161634/20171112/153248/jajanan-tradisional-kolonial-manjakan-pengunjung-malang-tempo-doeloe/|title=Jajanan Tradisional Kolonial Manjakan Pengunjung Malang Tempo Doeloe {{!}} Jatim TIMES - Peristiwa|newspaper=Jatim TIMES|access-date=2017-11-28|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201044046/http://www.jatimtimes.com/baca/161634/20171112/153248/jajanan-tradisional-kolonial-manjakan-pengunjung-malang-tempo-doeloe/|dead-url=no}}</ref> Jajanan zaman dahulu seperti [[tebu]],<ref>{{Cite news|url=https://www.merdeka.com/foto/khas/40657/20120525175226-aneka-kuliner-jadul-di-malang-tempo-doeloe-2012-002-destriyana.html|title=Aneka kuliner jadul di Malang Tempo Doeloe 2012|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2017-11-28|last=Destriyana|editor-last=Destriyana|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201030744/https://www.merdeka.com/foto/khas/40657/20120525175226-aneka-kuliner-jadul-di-malang-tempo-doeloe-2012-002-destriyana.html|dead-url=no}}</ref> [[gulali]],<ref>{{Cite news|url=https://www.merdeka.com/foto/khas/40657/20120525175226-aneka-kuliner-jadul-di-malang-tempo-doeloe-2012-005-destriyana.html|title=Aneka kuliner jadul di Malang Tempo Doeloe 2012|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2017-11-28|last=Destriyana|editor-last=Destriyana|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201030741/https://www.merdeka.com/foto/khas/40657/20120525175226-aneka-kuliner-jadul-di-malang-tempo-doeloe-2012-005-destriyana.html|dead-url=no}}</ref> dan [[kerupuk miller]]<ref>{{Cite news|url=https://www.merdeka.com/foto/khas/40657/20120525175226-aneka-kuliner-jadul-di-malang-tempo-doeloe-2012-006-destriyana.html|title=Aneka kuliner jadul di Malang Tempo Doeloe 2012|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2017-11-28|last=Destriyana|editor-last=Destriyana|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201032717/https://www.merdeka.com/foto/khas/40657/20120525175226-aneka-kuliner-jadul-di-malang-tempo-doeloe-2012-006-destriyana.html|dead-url=no}}</ref> pun dijual pada festival tahun [[2012]]. Gulali yang dijual bukan main-main karena gulali tersebut berupa gulali cetak sehingga bisa dibentuk-bentuk seperti [[jagung]], [[naga]], atau [[bunga]].<ref>{{Cite news|url=https://jatimtimes.com/baca/161637/20171112/161702/wah-lucunya-bentuk-permen-jadul-ini-di-mtd-ini/|title=Wah, Lucunya Bentuk "Permen" Jadul di MTD Ini {{!}} Jatim TIMES - Peristiwa|newspaper=Jatim TIMES|access-date=2017-11-28|archive-date=2022-04-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20220419095828/https://jatimtimes.com/baca/161637/20171112/161702/wah-lucunya-bentuk-permen-jadul-ini-di-mtd-ini|dead-url=no}}</ref>

Kota Malang terkenal sebagai daerah penghasil [[apel]] yang beragam. Ada dua jenis apel yang terkenal, yaitu [[Apel Manalagi|apel manalagi]] yang berbentuk bulat, berwarna hijau, dan rasanya manis segar serta jenis [[apel anna]] yang berbentuk sedikit lonjong dengan semburat warna merah dan rasanya sedikit asam. Buah apel ini sangat mudah ditemui di Malang tidak hanya di pasar saja. Beberapa kawasan agrowisata, pinggir jalan, atau toko pusat oleh-oleh khas Malang juga menjualnya.

Saking terkenalnya dengan buah apel, masyarakat memanfaatkan olahan apel menjadi beragam produk, salah satunya [[sari apel]]. Sari apel berasal dari jenis apel ''romebeauty'' dan apel manalagi yang sudah dicuci terlebih dahulu, kemudian dibuang bijinya dan dimasukkan ke mesin peras untuk dipisahkan antara sari buah dan ampasnya.

Di bidang lingkungan, Kota Malang telah beberapa kali meraih penghargaan di antaranya [[Adipura]], [[Adiwiyata]], dan sebagainya.<ref>{{Cite news|url=http://suryamalang.tribunnews.com/2016/06/21/menengok-perjuangan-kota-malang-untuk-meraih-adipura-paripurna|title=Menengok Perjuangan Kota Malang untuk Meraih Adipura Paripurna|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2017-10-01|last=Abidin|first=Aflahul|archive-date=2017-10-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171001213020/http://suryamalang.tribunnews.com/2016/06/21/menengok-perjuangan-kota-malang-untuk-meraih-adipura-paripurna|dead-url=no}}</ref> Selain itu, Kota Malang adalah [[Daftar kabupaten dan kota di Indonesia|kota]] dengan jumlah sekolah Adiwiyata terbanyak di [[Indonesia]], yaitu 173 sekolah yang tersebar dari SD hingga SMP.<ref>{{Cite news|url=https://www.radarmalang.id/keren-sekolah-adiwiyata-kota-malang-terbanyak-se-indonesia/|title=Keren, Sekolah Adiwiyata Kota Malang Terbanyak Se-Indonesia - Radar Malang Online|last=|first=|date=2017-11-26|work=|newspaper=Radar Malang Online|language=id-ID|access-date=2017-11-28|via=|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201030812/https://www.radarmalang.id/keren-sekolah-adiwiyata-kota-malang-terbanyak-se-indonesia/|dead-url=yes}}</ref> Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang pun mendapatkan penghargaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) 2017 dari Menteri [[Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia|PPN]]/Kepala [[Badan Perencanaan Pembangunan Nasional|Bappenas]].<ref>{{Cite news|url=http://www.jatimtimes.com/baca/161277/20171106/141154/dapat-penghargaan-bappenas-dinas-lingkungan-hidup-kota-malang-malah-kaget/|title=Dapat Penghargaan Bappenas, Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang Malah Kaget {{!}} Jatim TIMES - Peristiwa|newspaper=Jatim TIMES|access-date=2017-11-28|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201044253/http://www.jatimtimes.com/baca/161277/20171106/141154/dapat-penghargaan-bappenas-dinas-lingkungan-hidup-kota-malang-malah-kaget/|dead-url=no}}</ref> AMPL pun diraih oleh kota karena kota mampu mengurangi [[sampah]] di 2016 yang mencapai 15,1% dan cakupan akses [[Pengelolaan sampah|layanan persampahan]] sebesar 74,8%.<ref>{{Cite news|url=http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/11/08/oz2sdm335-berkat-sampah-kota-malang-dapat-penghargaan|title=Berkat Sampah, Kota Malang Dapat Penghargaan {{!}} Republika Online|newspaper=Republika Online|access-date=2017-11-28|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201033716/http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/11/08/oz2sdm335-berkat-sampah-kota-malang-dapat-penghargaan|dead-url=no}}</ref> Pada tahun [[2017]], kota berhasil meraih penghargaan [[Wahana Tata Nugraha]] karena mampu mengubah lingkungan kumuh menjadi objek wisata<ref>{{Cite news|url=http://www.radarmalang.id/ubah-lingkungan-kumuh-jadi-tempat-wisata-kota-malang-diganjar-2-penghargaan/|title=Ubah Lingkungan Kumuh Jadi Tempat Wisata, Kota Malang diganjar 2 Penghargaan - Radar Malang Online|last=|first=|date=2017-11-07|work=|newspaper=Radar Malang Online|language=id-ID|access-date=2017-11-28|via=|archive-date=2017-11-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20171119154734/http://www.radarmalang.id/ubah-lingkungan-kumuh-jadi-tempat-wisata-kota-malang-diganjar-2-penghargaan/|dead-url=yes}}</ref> seperti [[Kampung Wisata Jodipan|Kampung Tematik Jodipan]]. Banyaknya penghargaan yang diperoleh kota pun memberikan dampak pada peningkatan [[Dana Insentif Daerah]] (DID) dari 7,5 [[miliar]] [[rupiah]] pada tahun 2017 menjadi 25,5 miliar pada tahun 2018.<ref>{{Cite news|url=https://malangvoice.com/kota-malang-bergelimang-prestasi-dari-pusat-meningkat-drastis/|title=Kota Malang Bergelimang Prestasi, DID dari Pusat Meningkat Drastis - MalangVoice|last=|first=|date=2017-11-16|work=|newspaper=MalangVoice|language=id-ID|access-date=2017-11-28|via=|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201043704/https://malangvoice.com/kota-malang-bergelimang-prestasi-dari-pusat-meningkat-drastis/|dead-url=no}}</ref>