Musik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
Data baru pada sumber (DOI: 10.1192/bjp.bp.105.015073). |
||
(11 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
| ancestor =
| descendant =
| culture = bervariasi
| era = [[Paleolitikum]]
{{Portal bar|Musik}}
}}
'''''Musik''''' ({{Lang-el|μουσική}})
==
Musik dikenal sejak kehadiran [[manusia]] modern ''[[Homo sapiens]]'' yakni sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Tidak ada yang mengetahui kapan manusia mulai mengenal seni dan musik. Dari penemuan [[arkeologi]] pada lokasi-lokasi seperti pada benua [[Afrika]], sekitar 180.000 tahun hingga 100.000 tahun lalu telah ada perubahan [[evolusi]] pada [[otak]] manusia. Dengan otak yang lebih pintar dari hewan, manusia merancang pemburuan yang lebih terarah sehingga bisa memburu hewan yang besar. Dengan kemampuan otak seperti ini, manusia bisa berpikir lebih jauh hingga di luar nalar dan menggunakan [[imajinasi]] dan spiritual. [[Bahasa]] untuk berkomunikasi telah terbentuk di antara manusia. Dari bahasa dan ucapan sederhana untuk tanda bahaya dan memberikan nama-nama hewan, perlahan-lahan beberapa kosakata muncul untuk menamakan benda dan memberikan nama panggilan untuk seseorang.
Dalam kehidupan yang berpindah-pindah, manusia purba mungkin mendapat inspirasi untuk mengambil [[tulang]] kaki kering hewan buruan yang menjadi makanannya, kemudian meniupnya dan mengeluarkan [[bunyi]]. Ada juga yang mendapat inspirasi ketika memerhatikan [[alam]] dengan meniup rongga kayu atau [[bambu]] yang mengeluarkan bunyi. Kayu dibentuk lubang tiup dan menjadi [[suling]] purba.▼
▲Dalam kehidupan yang berpindah-pindah, manusia purba mungkin mendapat inspirasi untuk mengambil [[tulang]] kaki kering hewan buruan yang menjadi makanannya, kemudian meniupnya dan mengeluarkan [[bunyi]]. Ada juga yang mendapat inspirasi ketika memerhatikan [[alam]] dengan meniup rongga kayu atau [[bambu]] yang mengeluarkan [[bunyi]]. Kayu dibentuk lubang tiup dan menjadi [[suling]] purba.
Manusia menyatakan perasaan takut dan gembira dengan menggunakan suara-suara. Bermain-main dengan suara menciptakan lagu, hymne, atau syair nyanyian kecil yang diinspirasikan oleh kicauan burung. Kayu-kayu dan batuan keras dipukul untuk mengeluarkan bunyi dan irama yang mengasyikkan. Mungkin secara tidak sengaja manusia telah mengetuk batang pohon yang berongga di dalamnya dengan batang kayu yang mengeluarkan bunyi yang keras. Kulit binatang yang digunakan sebagai pakaian diletakkan sebagai penutup rongga kayu yang besar sehingga terciptalah sebuah [[gendang]].▼
▲Manusia menyatakan perasaan takut dan gembira dengan menggunakan suara-suara. Bermain-main dengan suara menciptakan lagu, hymne, atau [[syair]] nyanyian kecil yang diinspirasikan oleh kicauan burung. Kayu-kayu dan batuan keras dipukul untuk mengeluarkan bunyi dan irama yang mengasyikkan. Mungkin secara tidak sengaja manusia telah mengetuk batang pohon yang berongga di dalamnya dengan batang kayu yang mengeluarkan bunyi yang keras. Kulit binatang yang digunakan sebagai pakaian diletakkan sebagai penutup rongga kayu yang besar sehingga terciptalah sebuah [[gendang]].
==
Teori prasejarah musik hanya didasarkan pada temuan situs arkeologi paleolitik. Seruling merupakan alat musik yang banyak diutamakan pada zaman prasejarah, yang salah satunya berbentuk seperti [[shakuhachi]] yang berasal dari Jepang. Ada seruling [[Divje Babe]] yang terbuat dari tulang paha beruang gua, yang diperkirakan sudah digunakan sekitar 40.000 tahun yang lalu. Berbagai jenis seruling dan alat musik yang terbuat dawai atau senar telah ada sejak zaman [[Peradaban Lembah Sungai Indus]], India, yang memiliki salah satu tradisi musik tertua di dunia yang berasal dari kitab [[Weda]]. Penemuan terbesar dan tertua dari alat musik pra sejarah berlokasi di Cina, yang bisa dilacak balik ke antara 7000 dan 6600 SM. [[Lagu-lagu Hurri]] adalah kumpulan musik tertulis dalam tulisan kuno yang digali dari Hurrian di kota Ugarit yang diperkirakan telah ada sekitar 1400 SM.
Baris 31:
Salah satu catatan paling awal yang menyebutkan terapi musik berlokasi di (c. 872-950) Al-Farabi. Makna risalah dari Akal menggambarkan efek terapi musik di jiwa.<ref>{{en}} Amber Haque (2004), "Psychology from Islamic Perspective: Contributions of Early Muslim Scholars and Challenges to Contemporary Muslim Psychologists," Journal of Religion and Health 43 (4): 357–377 [363]</ref> Musik telah lama digunakan untuk membantu orang dalam mengatasi masalah emosi mereka. Pada abad ke-17, sarjana Robert Burton dalam ''[[The Anatomy of Melancholy]]'' berpendapat bahwa musik dan [[tari]] sangat penting dalam mengobati penyakit mental, terutama [[melankoli]].<ref>{{en}} cf. The Anatomy of Melancholy, Robert Burton, subsection 3, on and after line 3,480, "Music a Remedy"</ref> Dalam catatannya disebutkan, musik memiliki "kekuatan yang sangat besar ... untuk mengusir penyakit" dan menyebutnya sebagai "obat sangat ampuh dalam melawan keputusasaan dan melankolis." Burton menunjukkan bahwa pada zaman [[purbakala]], Canus, pemain [[biola]] Rhodian, menggunakan musik untuk "membuat seorang pria melankolis bergembira, ... kekasih lebih terpikat, seorang yang religius lebih saleh."<ref>Ismenias the Theban, Chiron the centaur, is said to have cured this and many other diseases by music alone: as now thy do those, saith Bodine, that are troubled with St. Vitus's Bedlam dance. [http://www.gutenberg.org/files/10800/10800-8.txt Project Gutenberg's The Anatomy of Melancholy, by Democritus Junior] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110513192500/http://www.gutenberg.org/files/10800/10800-8.txt |date=2011-05-13 }}</ref><ref>{{en}} [http://www.med.mun.ca/munmed/84/crellin.htm "Humanities are the Hormones: A Tarantella Comes to Newfoundland. What should we do about it?"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150215015105/http://www.med.mun.ca/munmed/84/crellin.htm |date=2015-02-15 }} by Dr. John Crellin, MUNMED, newsletter of the Faculty of Medicine, Memorial University of Newfoundland, 1996.</ref>
<ref>Aung, Steven K.H., Lee, Mathew H.M., [http://www.liebertonline.com/doi/abs/10.1089/act.2004.10.266?journalCode=act "Music, Sounds, Medicine, and Meditation: An Integrative Approach to the Healing Arts," Alternative & Complementary Therapies], Oct 2004, Vol. 10, No. 5: 266–270.</ref> Pada bulan November 2006, Dr Michael J. Crawford<ref>[http://www1.imperial.ac.uk/medicine/people/m.crawford/ Dr. Michael J. Crawford page] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101128015858/http://www1.imperial.ac.uk/medicine/people/m.crawford/ |date=2010-11-28 }} at [[Imperial College London]], Faculty of Medicine, Department of Psychological Medicine.</ref> dan koleganya juga menemukan bahwa terapi musik membantu pasien skizofrenia.<ref>{{cite journal | last = Crawford | first = Mike J. | coauthors = Talwar, Nakul, et al. | year = 2006 | month = November | title = Music therapy for in-patients with schizophrenia: Exploratory randomised controlled trial | journal = The British Journal of Psychiatry (2006) | volume = 189 | pages = 405–409 | url = http://bjp.rcpsych.org/cgi/content/abstract/189/5/405 | doi = 10.1192/bjp.bp.105.015073 | pmid = 17077429 | quote = Music therapy may provide a means of improving mental health among people with schizophrenia, but its effects in acute psychoses have not been explored | issue = 5 | access-date = 2012-04-05 | archive-date = 2007-02-09 | archive-url = https://web.archive.org/web/20070209013942/http://bjp.rcpsych.org/cgi/content/abstract/189/5/405 | dead-url = no | issn=0007-1250}}</ref> Dalam Kekaisaran [[Utsmaniyah]], penyakit mental diobati dengan musik.<ref>{{Cite web|url=http://www.iadh.org/pdf/2006November.pdf|title=Treatment of Mental Illnesses With Music Therapy–A different approach from history|access-date=2012-04-05|archive-date=2013-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20131201231144/http://www.iadh.org/pdf/2006November.pdf|dead-url=yes}}</ref>
== Catatan kaki ==
|