Burdah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Syifausshodri (bicara | kontrib)
kata Salawat menjadi Sholawat
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{referensi}}
'''Burdah''' ([[Bahasa Arab]]: قصيدة البردة) adalah suatu [[Qasidah]] (lagu-lagu) yang berisi syair tentang pujian/ sholawat kepada [[Muhammad|Nabi Muhammad s.a.w.]]. Syair tersebut diciptakan oleh [[Busiri|Imam al Busiri]] dari [[Mesir]]. Di [[Indonesia]], Burdah sering dilantunkan, terutama oleh kaum [[Nahdlatul Ulama|Nahdliyin]].
 
Qashidah Burdah<ref>[https://www.kasatmata.co.id/religi/1181788510/bacaan-sholawat-burdah-arab-latin-arti-dan-sejarahnya/ Qashidah Burdah]</ref> memang selalu didengungkan oleh para pecintanya setiap saat. Di berbagai negeri Islam, baik di negeri-negeri Arab maupun ''‘ajam'' (non-Arab), ada majelis-majelis khusus untuk pembacaan Burdah dan penjelasan bait-baitnya. Tak henti-hentinya muslimin di seluruh penjuru dunia menjadikannya sebagai luapan kerinduan pada Nabi.
Baris 16:
Imam Al-Bushiri <ref>[https://kasatmata.com/ragam/1189/biografi-imam-bushiri-penyair-cinta-penyusun-qasidah-burdah/ Imam Al-Bushiri]</ref> adalah keturunan Berber yang lahir di Dallas, Maroko, dan dibesarkan di Bushir, Mesir. Ia murid sufi besar Imam Asy-Syadzili dan penerusnya yang bernama Abul Abbas Al-Mursi, tokoh Tarekat Syadziliyah. Di bidang fiqih, Al-Bushiri menganut Madzhab Syafi‘i, madzhab fiqih mayoritas di Mesir.
 
Pada masa kecilnya, ia dididik oleh ayahnya sendiri dalam mempelajari [[Al-Qur'an|Al-Quran]], di samping berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Kemudian ia belajar kepada ulama-ulama di zamannya. Untuk memperdalam ilmu agama dan kesusastraan Arab, ia pindah ke Kairo. Di sana ia menjadi seorang sastrawan dan penyair yang andal. Kemahirannya di bidang syair melebihi para penyair pada zamannya. Karya-karya kaligrafinya juga terkenal indah.
 
Di dalam qashidah Burdah diuraikan beberapa segi kehidupan Nabi Muhammad SAW, pujian terhadap dia, cinta kasih, doa-doa, pujian terhadap Al-Quran, Isra Mi’raj, jihad, tawasul, dan sebagainya. Dengan memaparkan kehidupan Nabi secara puitis, Al-Bushiri tidak saja telah menanamkan kecintaan umat Islam kepada nabinya, tetapi juga mengajarkan sastra, sejarah Islam, dan nilai-nilai moral, kepada kaum muslimin. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika qashidah Burdah senantiasa dibacakan di pesantren-pesantren salaf.
Baris 32:
Untuk mencintai kekasih, apalagi dia itu adalah kekasih Tuhan, Al-Quran mengajarkan dan menganjurkan kepada umat Islam, sebagaimana tertera dalam Kitabullah, “Sungguh Allah dan para malaikat bershalawat atas Nabi. Hai orang beriman, bershalawatlah atasnya dan berilah salam kepadanya dengan sehormat-hormatnya salam.” (QS 33: 56).
 
ShalawatSholawat, jika datangnya dari Allah kepada nabi-Nya, bermakna rahmat dan keridhaan. Jika dari para malaikat, berarti permohonan ampun. Dan bila dari umatnya, bermakna sanjungan dan pengharapan, agar rahmat dan keridhaan Tuhan dikekalkan.
 
Dalam surah yang lain Allah memuji hamba-Nya yang satu ini dengan, “Sungguh engkau (hai Nabi) benar-benar dalam budi dan perangai yang tinggi.” Allah tak pernah memanggil namanya langsung, seperti “hai Muhammad”, melainkan “hai Nabi”, “hai Rasul”, “hai pria yang berselimut”. Di samping itu bukankah Baginda sendiri yang menganjurkan kita untuk menghaturkan sanjungan (madah) terhadap diri dia? Seorang nabi yang telah digambarkan oleh Al-Quran sebagai “pencurah rahmat bagi seluruh alam semesta”. Seperti diharapka dia dalam banyak hadits agar kaumnya banyak menyebut namanya.