Ilmu politik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Menambahkan {{pp-protected}}(Tw)
 
(53 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{pp-protected|reason=Suntingan yang tidak berguna secara berulang-ulang|small=yes}}
<!-- Politik adalah sebuah siklus kehidupan ummat manusia dimuka bumi ini.
-->
{{politik}}
'''Ilmu politik''' ({{Lang-en|political science}}) adalah cabang [[ilmu sosial]] yang membahas antara Perbedaan [[Konflik]] dan [[Interaksi]], [[teori]] dan praktik [[politik]] serta deskripsi dan analisis [[sistem politik]] dan perilaku [[politik]]. Ilmu ini berorientasi akademis, teori, dan riset game mobile legend and forex bitcoint.
 
Politik adalah usaha untuk menggapai kehidupan yang baik. Di Indonesia terdapat pepatah ''gemah ripah loh jinawi'', atau menurut orang [[Yunani Kuno|Yunani kuno]], terutama [[Aristoteles]] dan [[plato]] menyebutnya sebagai [[eudamonia]] atau ''the good life''. <ref name=":0" />
 
== Sejarah ==
Ilmu politik merupakan cabang ilmu yang masih muda usianya, karena baru lahir pada akhir abad ke-19, apabila ilmu tersebut dipandang semata-mata sebagai salah satu cabang dari [[Ilmu sosial|ilmu-ilmu sosial]] yang memiliki dasar, rangka, fokus, dan ruang lingkup yang jelas. Sebaliknya, apabila ilmu politik ditinjau dalam rangka yang lebih luas, yaitu sebagai pembahasan secara rasional dari berbagai aspek [[negara]] dan kehidupan [[politik]], maka ilmu politik dapat dikatakan jauh lebih tua umurnya. Bahkan ilmu tersebut sering diakui sebagai ilmu sosial tertua di [[dunia]]. Pada taraf perkembangan tersebut, ilmu politik banyak bertumpu pada ilmu sejarah dan filsafat.<ref name=":0">{{Cite book|last=Budiardjo|first=Miriam|date=Juli 2023|url=https://www.google.co.id/books/edition/Dasar_dasar_Ilmu_Politik_HC_Ed_Revisi/iM7e_2PnGBQC?hl=id&gbpv=0|title=Dasar-dasar Ilmu Politik - Edisi Revisi|location=Jakarta|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-22-3494-7|url-status=live}}</ref>
 
Pemikiran mengenai negara di [[Yunani Kuno]] sudah dimulai sejak tahun 450 S.M. Hal ini tertulis dalam karya-karya ahli sejarah seperti [[Herodotos]], atau filsuf-filsuf seperti [[Plato]], [[Aristoteles]], dan sebagainya. Sedangkan di Asia, terdapat beberapa pusat kebudayaan, antara lain di [[India]] dan [[Tiongkok|China]], yang telah mewariskan berbagai tulisan politik yang bermutu. Tulisan-tulisan dari India terkumpul antara lain dalam kesusastraan [[Dharmasastra]] dan [[Arthasastra]] yang berasal dari masa sekitar 500 S.M. Filsuf China yang terkenal ialah [[Konghucu (filsuf)|Confucius]] (+ 350 S.M.), [[Mengzi|Mencius]] (+ 350 S.M) dan dari mazhab Legalis, antara lain [[Shang Yang]] (± 350 S.M.).<ref name=":0" />
Baris 40 ⟶ 41:
=== Pendekatan perilaku dan pilihan rasional ===
 
Salah satu pemikiran pokok dalam pendekatan perilaku ialah bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal karena pembahasan seperti itu tidak banyak memberikan informasi mengenai [[proses politik]] yang sebenarnya.<ref name="budiarjo1"/> Sementara itu, inti "pilihan rasional" ialah bahwa [[pribadi|individu]] sebagai aktor terpenting dalam dunia politik dan sebagai makhluk yang [[rasional]] selalu mempunyai tujuan-tujuan yang mencerminkan apa yang dianggapnya kepentingan diri sendiri.<ref name="budiarjo1"/> Kedua pendekatan ini (perilaku dan pilihan rasional), memiliki fokus utama yang sama yakni individu atau [[manusia]]. Meskipun begitu, penekanan kedua pendekatan ini tetaplah berbeda satu sama lainnya. Pendekatan perilaku timbul dan mulai berkembang di amerika pada tahun 1950-an seusai Perang Dunia II. Adapun sebab-sebab kemunculannya adalah seabgaisebagai berikut. ''Pertama'', sifat deskriptif dari ilmu politik dianggap tidak memuaskan, karena tidak realistis dan sangat berbeda dengan kenyataan sehari-hari. ''Kedua, ''ada kekhawatiran bahwa, jika ilmu politik tidak maju dengan pesat, ia akan ketinggalan dibanding dengan ilmu-ilmu lainnya, seperti sosiologi dengan tokohnya Max Weber (1864-1920) dan [[Talcott Parsons]] (1902-1979), antropologi, dan psikologi.Ketiga, di kalangan pemerintah Amerika telah muncul keraguan mengenai kemampuan para sarjana ilmu politik untuk menerangkan fenomena politik.<ref>Budiardjo, Miriam. 2008. ''Dasar-dasar Ilmu Politik''. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</ref>
 
Adapun aspek yang ditekankan dalam pendekatan ini adalah: