Badan Intelijen Negara Republik Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(41 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Tambah catatan kaki|date=Desember 2024}}{{Redirect|BIN}}
{{Infobox government agency
| agency_name = Badan Intelijen Negara
| nativename_r =
| seal = The National Intelligence Agency (Indonesia).svg
Baris 14 ⟶ 15:
| jurisdiction = [[Indonesia]]
| headquarters = Jl. Seno Raya, Pejaten Timur, Pasar Minggu. [[Jakarta Selatan]], [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| coordinates =
| employees = Dirahasiakan
| budget =
| chief1_name = [[
| chief1_position = Kepala BIN
| chief2_name = [[
| chief2_position = Wakil Kepala BIN
| chief3_name = [[Djaka Budhi Utama |Letjen TNI Djaka Budhi Utama]]
| chief3_position = Sekretaris Utama BIN
| parent_agency =
| child1_agency =
Baris 27 ⟶ 30:
| parent_department =
}}
'''Badan Intelijen Negara''', disingkat '''BIN''', adalah [[lembaga pemerintah nonkementerian]] [[Indonesia]] yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang [[intelijen]]. Kepala BIN saat ini dijabat oleh [[
== Sejarah ==
=== 1940–1965 ===
Cikal-bakal berdirinya intelijen negara dapat ditelusuri pada [[Pendudukan Jepang di Indonesia|masa pendudukan Jepang]], tahun 1940-1943, di mana saat itu Jepang mendirikan intelijen versi lokal yang terkenal dengan sebutan Sekolah Intelijen Militer Nakano. Mantan tentara [[Pembela Tanah Air]] (Peta), [[Zulkifli Lubis]], merupakan lulusan sekolah tersebut, sekaligus Komandan Intelijen pertama kaum republikan.
Pasca kemerdekaan, Agustus 1945, Pemerintah [[Indonesia]] mendirikan [[badan intelijen]] republik yang pertama, yang dinamakan Badan Istimewa (BI). Kolonel Zulkifli Lubis kembali memimpin lembaga itu bersama sekitar 40 mantan tentara Peta yang menjadi penyelidik militer khusus. Setelah memasuki masa pelatihan khusus intelijen di daerah [[Ambarawa]], awal Mei 1946 sekitar 30 pemuda lulusannya menjadi anggota Badan Rahasia Negara Indonesia (BRANI).menjadi payung gerakan intelijen dengan beberapa unit ''[[ad hoc]]'', bahkan operasional luar negeri.
Pada bulan Juli 1946, Menteri Pertahanan (Menhan) [[Amir Sjarifuddin]] membentuk "Badan Pertahanan B" yang dikepalai seorang mantan Komisioner Polisi. Alhasil, pada tanggal 30 April 1947, seluruh badan intelijen digabung di bawah Menhan, termasuk BRANI yang menjadi Bagian V dari Badan Pertahanan B.
Pada tahun 1949, [[Menteri pertahanan|Menteri Pertahanan]] Sri Sultan HB IX tidak puas dengan kinerja dan performa intelijen saat itu yang berjalan sendiri-sendiri dan tidak terkoordinasi dengan baik, maka Sri Sultan HB IX membentuk Dinas Chusus (DC), yang diharapkan mampu menghadapi tantangan ancaman negara dan bangsa kedepan, serta mampu menjaga NKRI. Program rekrutmen DC merupakan program intelijen dari kader-kader Sipil Non Militer pertama di Indonesia yang dilatih oleh [[Central Intelligence Agency|Centra Intelligence Agency]] [[Amerika Serikat]] (CIA). Para calon-calon intelijen dikirim ke Pulau Saipan Filipina untuk mengikuti program pelatihan hingga beberapa angkatan yang kemudian pelatihannya diteruskan di Indonesia. Para alumni ditempatkan di berbagai operasi klandestin yang sangat tertutup dan mampu menembus jantung musuh seperti operasi ([[Operasi Trikora|Trikora]], [[Konfrontasi Indonesia–Malaysia|Dwikora]],
Pada awal tahun 1952, Kepala Staf Angkatan Perang, [[T.B. Simatupang]], menurunkan lembaga intelijen menjadi Badan Informasi Staf Angkatan Perang (BISAP). Akibat persaingan di tubuh militer, sepanjang tahun 1952-1958, seluruh angkatan dan kepolisian memiliki badan intelijen sendiri-sendiri tanpa koordinasi nasional. Maka pada 5 Desember 1958, Presiden [[Soekarno]] membentuk Badan Koordinasi Intelijen (BKI) dengan Kolonel Laut Pirngadi sebagai kepala.
Baris 43 ⟶ 47:
Selanjutnya, 10 November 1959, BKI diubah kembali menjadi Badan Pusat Intelijen (BPI) yang bermarkas di Jalan Madiun, yang dikepalai oleh Dr. Soebandrio. Di era tahun 1960-an hingga akhir masa [[Orde Lama]], pengaruh Soebandrio pada BPI sangat kuat diikuti perang ideologi komunis dan non-komunis di tubuh militer, termasuk intelijen.
===
Setelah gonjang-ganjing tahun 1965, [[Soeharto]] mengepalai Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib). Berikutnya, di seluruh daerah (Komando Daerah Militer/Kodam) dibentuk Satuan Tugas Intelijen (STI). Kemudian pada 22 Agustus 1966, Soekarno mendirikan Komando Intelijen Negara (KIN) dengan Jendral TNI [[Soeharto]] sebagai kepala, bersama dengan Menteri/Panglima Angkatan Darat, Menteri Utama Bidang Pertahanan dan Keamanan dan Ketua Presidium Kabinet Ampera.<ref>{{Cite web|title=KEPPRES No. 181 Tahun 1966 tentang Komando Intelijen Negara [JDIH BPK RI]|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/105232/keppres-no-181-tahun-1966|website=peraturan.bpk.go.id|access-date=2023-05-17}}</ref>
Baris 54 ⟶ 58:
Setelah mencopot [[L.B. Moerdani]] sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam), tahun 1993 Soeharto mengurangi mandat Bais dan mengganti nama menjadi Badan Intelijen ABRI (BIA). Tahun 2000, Presiden [[Abdurrahman Wahid]] mengubah BAKIN menjadi Badan Intelijen Negara (BIN) sampai sekarang.
# BRANI (Badan Rahasia Negara Indonesia).
# BKI (Badan Koordinasi Intelijen).
Baris 62 ⟶ 66:
# BIN (Badan Intelijen Negara).
== Daftar Kepala
{{Utama|Daftar Kepala Badan Intelijen Negara}}
Sejak nomenklatur lembaga Intelijen negara diubah menjadi Badan Intelijen Negara (BIN), lembaga ini dipimpin oleh:<ref>[http://www.bin.go.id/profil/kepala Daftar Kepala BIN] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170928102837/http://www.bin.go.id/profil/kepala |date=2017-09-28 }} - ''Situs Resmi BIN.go.id''. Diakses 27 September 2017.</ref>
* [[Arie J. Kumaat|
* [[A.M. Hendropriyono|Jenderal TNI A.M. Hendropriyono]] (2001 s.d. 2004)
* [[Syamsir Siregar|
* [[Sutanto|Jenderal Polisi Sutanto]] (22 Oktober 2009 s.d. 19 Oktober 2011)
* [[Marciano Norman|
* [[Sutiyoso|
* [[Budi Gunawan|Jenderal Polisi Budi Gunawan]] (9 September 2016 s.d.
* [[Muhammad Herindra|Letjen TNI Muhammad Herindra]] (21 Oktober 2024 s.d. sekarang)
== Susunan Organisasi ==
Struktur
*
* Wakil Kepala
* Sekretariat Utama
* Deputi Bidang Intelijen Luar Negeri (Deputi I)
* Deputi Bidang Intelijen Dalam Negeri (Deputi II)
* Deputi Bidang Kontra Intelijen (Deputi III)
* Deputi Bidang Intelijen Ekonomi (Deputi IV)
* Deputi Bidang Intelijen Teknologi (Deputi V)
* Deputi Bidang Intelijen Siber (Deputi VI)
* Deputi Bidang Komunikasi dan Informasi (Deputi VII)
*
* Deputi Bidang Analisis dan Produksi Intelijen (Deputi IX)
* Inspektorat Utama
* Staf Ahli
** Staf Ahli Bidang Ideologi dan Politik
** Staf Ahli Bidang Sosial Budaya
**
** Staf Ahli Bidang Pertahanan dan Keamanan
** Staf Ahli Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
* Pusat BIN
** Pusat Pembinaan Profesi Intelijen
** Pusat Penelitian dan Pengembangan
Baris 164 ⟶ 107:
** Pusat Intelijen Medik
** Pusat Psikologi
* Badan Intelijen Negara Daerah (Binda)
* Koordinator Wilayah Kabupaten/Kota (Korwil)
* Perwakilan Badan Intelijen Negara di Luar Negeri (Perbinlu)
* Unit Pelaksana Teknis
** [[Sekolah Tinggi Intelijen Negara]]
** Museum Intelijen Negara
==Galeri==
Baris 189 ⟶ 126:
* [[Daftar Kepala Badan Intelijen Negara]]
* [[Sekolah Tinggi Intelijen Negara]]
== Referensi ==
Baris 203 ⟶ 134:
[[Kategori:Penegak hukum]]
[[Kategori:Badan intelijen Indonesia]]
|