Rabies: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Eninod (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan
Adnan Chaldun (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(8 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 26:
}}
 
'''Rabies''' atau '''penyakit anjing gila''' adalah [[penyakit]] akibat infeksi [[virus rabies]] yang menimbulkan [[radang otak]] pada [[mamalia]], termasuk manusia. Penyakit ini sangat mematikan dan bersifat [[zoonosis|zoonotik]] atau menular dari hewan ke manusia. Penularan terjadi saat partikel virus yang berada dalam [[air liur]] hewan terinfeksi—seperti [[anjing]], [[kucing]], [[monyet]], [[kelelawar]], dan [[rakun]]—berhasil masuk ke dalam tubuh manusia atau hewan peka lainnya, misalnya melalui [[luka gigitan|gigitan]] atau cakaran, atau saat air liur tersebut mengenai mata, mulut, hidung, atau kulit yang terluka. Jangka waktu antara paparan virus dan timbulnya gejala biasanya berkisar dari satu hingga tiga bulan, tetapi dapat bervariasi dari kurang dari satu minggu hingga lebih dari satu tahun, tergantung pada jarak yang harus ditempuh virus dari [[Sistem saraf tepi|saraf tepi]] ke [[Sistem saraf pusat|saraf pusat]]. Gejala awal dapat berupa [[demam]] dan [[kesemutan]] di lokasi paparan. Gejala ini diikuti oleh satu atau beberapa gejala-gejala berikut: mual, muntah, kejang-kejang, eksitasi yang tidak terkendali, ketakutan terhadap air (hidrofobia), ketidakmampuan untuk menggerakkan bagian tubuh, kebingungan, dan kehilangan kesadaran. Begitu virus mencapai otak dan memicu gejala saraf, penderita rabies hampir selalu mengalami [[kematian]], apa pun perawatan dan pengobatannya.
 
Secara epidemiologis, terdapat dua siklus rabies, yaitu rabies urban yang bersirkulasi di tengah masyarakat dengan [[hewan domestik]] sebagai [[Reservoir alami|reservoir]] utama dan rabies silvatik yang bersirkulasi di alam liar dengan [[satwa liar]] sebagai reservoir utama. Di negara-negara dengan rabies urban, lebih dari 99% kasus rabies pada manusia disebabkan oleh [[gigitan anjing]]. Di [[Amerika (benua)|Benua Amerika]], gigitan kelelawar merupakan sumber infeksi rabies yang paling banyak dilaporkan, sedangkan gigitan anjing berkontribusi pada kurang dari 5% kasus.
Baris 32:
Program pengendalian rabies, terutama dengan [[Vaksinasi hewan|vaksinasi anjing]], telah menurunkan risiko rabies yang bersumber dari anjing di berbagai wilayah di dunia. [[Imunisasi]] rabies dianjurkan bagi individu berisiko tinggi, misalnya orang-orang yang pekerjaannya melibatkan anjing dan kelelawar atau orang yang menghabiskan waktu yang lama di wilayah-wilayah dengan kasus rabies yang tinggi. Pada orang yang diduga telah terpapar virus rabies, mencuci luka gigitan dan cakaran selama 15 menit dengan sabun dan air, [[iodin povidon]], atau detergen dapat mengurangi jumlah partikel virus dan mungkin dapat meminimalkan risiko penularan. Pemberian [[vaksin rabies]] dan terkadang [[imunoglobulin rabies]] dapat mencegah penyakit ini secara efektif jika intervensi tersebut dilakukan sebelum gejala rabies muncul.
 
Rabies ditemukan di semua benua<ref>[https://www.pohonilmu.com/2023/10/gejala-rabies-pada-manusia-beserta-cara.html Gejala Rabies Pada Manusia Beserta Cara Pencegahan Rabies] Pohon ilmu</ref>, kecuali [[Antarktika]]. Penyakit ini menyebabkan sekitar 59.000 kematian di seluruh dunia per tahun. Lebih dari 95% kematian tersebut terjadi di Afrika dan Asia dan sekitar 40% kematian terjadi pada anak berusia kurang dari 15 tahun. Sejumlah negara, termasuk [[Australia]] dan [[Jepang]], serta sebagian besar [[Eropa Barat]], tidak memiliki kasus rabies urban pada anjing. Banyak pulau-pulau di [[Samudra Pasifik]] tidak memiliki kasus rabies sama sekali.
 
== Penyebab ==
Baris 58:
 
=== Masa inkubasi ===
Lamanya [[masa inkubasi]] (periode sejak virus masuk ke dalam tubuh hingga timbulnya manifestasi klinis) cukup bervariasi, tergantung pada jumlah virus yang masuk melalui luka, jumlah dan kedalaman luka, jarak luka dengan susunan saraf pusat, dan perlakuan luka setelah gigitan.{{sfnp|Dirkeswan|2014|p=85}} Pada manusia, masa inkubasi bervariasi mulai dari 5 hari hingga beberapa tahun (pada umumnya 2-32–3 bulan; sekitar 2-32–3% kasus memiliki masa inkubasi di atas 1 tahun, dengan kasus spesial di atas 8 tahun).{{sfnp|WHO|2018|p=18}}{{sfnp|WHO|2018|p=61}}{{sfnp|Boland dkk.|2014}} Sebagian besar hewan terinfeksi akan menunjukkan tanda rabies dalam 6 bulan setelah terpapar virus sehingga [[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]] (WOAH) menetapkan 6 bulan sebagai masa inkubasi penyakit rabies pada hewan.{{sfnp|OIE Code|2019|p=1}}
 
=== Fase prodromal ===
Baris 71:
 
=== Koma dan kematian ===
[[Koma (medis)|Koma]] biasanya dimulai 10 hari setelah fase sebelumnya.{{sfnp|Koury|Warrington|2019}} Penderita mungkin mengalami hidrofobia berkelanjutan, periode [[apnea]] berkepanjangan, dan kelumpuhan yang lembek. Setelah koma, sebagian besar pasien akan mati dalam 2-32–3 hari tanpa perawatan suportif akibat gagal jantung.{{sfnp|Koury|Warrington|2019}} Dengan perawatan suportif, hampir nol pasien yang mampu selamat dari rabies.
 
Penelitian di [[Bali]] pada 122 kasus gigitan HPR menunjukkan bahwa lokasi gigitan anjing rabies terbanyak ditemukan di kaki (52%), tangan (32%), badan (6%), dan kepala (4%).{{sfnp|Suatha dkk.|2015}} Rerata kematian timbul setelah 19 hari pada gigitan wajah, 83 hari pada badan, 122 hari pada tangan, dan 166 hari pada kaki.{{sfnp|Suatha dkk.|2015}} SemakinMakin dekat lokasi gigitan dengan kepala, maka semakinmakin cepat waktu kematian setelah gigitan.{{sfnp|Suatha dkk.|2015}}
 
== Diagnosis ==
Baris 145:
Pada abad ke-4 SM, [[Aristoteles]] menulis pada ''Natural History of Animals'' edisi 8, bab 22:{{sfnp|Steele|Fernandez|1991|p=1}} {{cquote| .... anjing itu menjadi [[gila]]. Hal ini menyebabkan mereka menjadi lekas marah dan semua [[binatang]] yang digigitnya juga mengalami sakit yang sama.}}
 
[[Hippokrates]], [[Plutarkhos]], [[Xenophon]], [[Epimarcus]], [[Virgil]], [[Horatius]], dan [[Ovidius]] adalah orang-orang yang pernah menyinggung karakteristik rabies dalam tulisan-tulisannya.{{sfnp|Steele|Fernandez|1991|p=1}} Celsius, seorang [[dokter]] pada zaman [[Kekaisaran Romawi|Romawi]], mengasosiasikan [[hidrofobia]] (ketakutan terhadap [[air]]) dengan gigitan anjing pada tahun 100 Masehi.{{sfnp|Mrak|Young|1994|p=1}} Cardanus, seorang penulis zaman [[Kekaisaran Romawi|Romawi]] menjelaskan [[infeksi|infektivitas]] air liur anjing yang terkena rabies.{{sfnp|Steele|Fernandez|1991|p=1}} Para penulis Romawi zaman itu mendeskripsikan materi infeksius tersebut sebagai [[racun]], di mana "''virus''" adalah kata [[Bahasa Latin|Latin]] bagi racun.{{sfnp|Steele|Fernandez|1991|p=1}}
 
Pliny dan Ovid adalah orang yang pertama menjelaskan penyebab lain dari rabies, yaitu cacing lidah anjing (''dog tongue worm'').{{sfnp|Steele|Fernandez|1991|p=1}} Untuk mencegah rabies pada masa itu, permukaan lidah yang diduga mengandung cacing dipotong.{{sfnp|Steele|Fernandez|1991|p=1}} Anggapan tersebut bertahan sampai abad ke-19, ketika akhirnya [[Louis Pasteur]] berhasil mendemonstrasikan penyebaran rabies dengan menumbuhkan jaringan [[otak]] yang terinfeksi pada tahun 1885.{{sfnp|Steele|Fernandez|1991|p=1}}{{sfnp|Mrak|Young|1994|p=1}} Goldwasser dan Kissling menemukan cara diagnosis rabies secara modern pada tahun 1958, yaitu dengan teknik [[antibodi]] imunofluoresens langsung ''(direct immunofluorescent antibody'') untuk menemukan [[antigen]] rabies pada [[jaringan]].{{sfnp|Mrak|Young|1994|p=1}}