Bugi Supeno: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k koreksi tanda baca |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 42:
| education =
| alma_mater =
|serviceyears =
|rank = [[Berkas:PDU_KOMBES_KOM.png|30px]] [[Komisaris Besar Polisi]]
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian National Police.svg|30px]] [[Kepolisian Negara Republik Indonesia]]
Baris 58:
== Karier dalam kepolisian ==
Bugi dilahirkan pada tanggal 19 November 1930.<ref>{{Cite book|date=1999|url=https://books.google.co.id/books?id=zto3AAAAMAAJ|title=Melacak "harta karun" Bung Karno dan Soeharto: soal dana revolusi Soekarno dan kekayaan Soeharto|publisher=Firdaus Jaya|pages=3|language=id|url-status=live}}</ref>
Revolusi kemudian berakhir dan Bugi melanjutkan pendidikannya. Setelah lulus dari [[Sekolah Menengah Atas|sekolah menengah atas]], Bugi melanjutkan pendidikannya ke [[Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian|Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian]] (PTIK) pada tahun 1954. Ia lulus dari PTIK pada tahun 1959 dan memulai kariernya di kepolisian sebagai inspektur polisi tingkat II.<ref>{{Cite book|last=Danusubroto|first=Sidarto|date=2003|url=https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&id=M4puAAAAMAAJ|title=Sidarto Danusubroto: dari ajudan sampai wakil rakyat|publisher=Pustaka Sinar Harapan|isbn=978-979-416-780-9|pages=93|language=id|url-status=live}}</ref>
Pada awal tahun 1960an, Bugi yang sudah mencapai pangkat ajun komisaris besar polisi diangkat menjadi kepala bagian reserse dan intelijen pada Komisariat Polisi Jakarta Raya. Bugi kemudian memimpin operasi penyitaan emas yang diselundupkan dari pengusaha Tionghoa di Glodok dan menyerahkannya secara langsung kepada Presiden [[Soekarno]]. Penyitaan yang dilakukan oleh Bugi membuatnya dilantik menjadi menteri negara yang diperbantukan pada Presidium pada tanggal 14 September 1964.<ref>{{Cite book|last=Wibisono|first=Christianto|date=2019-04-22|url=https://books.google.co.id/books?id=QhKVDwAAQBAJ&pg=PA48|title=Kencan Dengan Karma|publisher=Gramedia pustaka utama|isbn=978-602-06-2896-7|pages=48|language=ar|url-status=live}}</ref> Pangkatnya kemudian dinaikkan menjadi komisaris besar polisi.<ref name=":0">{{Cite news|date=23 Februari 1966|title=Jang lama dan jang baru|url=https://opac.perpusnas.go.id/uploaded_files/dokumen_isi3/Terbitan%20Berkala/Berita_Yudha_1966_02_23_001.pdf|work=Berita Yudha|page=1|access-date=9 Januari 2023}}</ref>
Baris 66:
Sebagai menteri negara, Bugi berkedudukan secara langsung dibawah presiden, namun melaporkan tugas-tugasnya kepada Kepala Badan Pusat Intelijen [[Soebandrio]]. Pengangkatan Bugi beserta dengan perwira polisi lainnya dalam Kabinet Dwikora dianggap oleh pengamat politik sebagai upaya Soekarno untuk mendekatkan pemerintahannya dengan intelijen dan upaya Soebandrio untuk mendekatkan hubungan dengan kepolisian.<ref>{{Cite book|last=Conboy|first=Kenneth J.|date=2004|url=https://books.google.co.id/books?id=8nHawM5ygMwC&pg=PA35|title=Intel: Inside Indonesia's Intelligence Service|publisher=Equinox Publishing|isbn=978-979-97964-4-8|pages=35|language=en|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Martens|first=Robert|date=2012|url=https://ses.library.usyd.edu.au/handle/2123/8145|title=The Indonesian Turning Point: 1965-66|pages=182|url-status=live}}</ref>
Meskipun Bugi tidak memiliki portofolio dalam susunan kabinet, ia diserahi sejumlah tugas oleh Presiden. Pada tanggal 10 Maret 1965,
Pada tanggal 30 Oktober 1965, terjadi insiden [[Gerakan 30 September]] yang melibatkan elemen-elemen militer dan berupaya untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno. Soekarno kemudian melakukan penyusunan ulang terhadap [[Kabinet Dwikora I|kabinetnya]] pada tanggal 24 Februari 1966. Dalam [[Kabinet Dwikora II|kabinet yang disusun ulang tersebut]], Bugi diberhentikan dari jabatannya sebagai menteri negara.<ref name=":0" />
Sebagai upaya untuk menangani akibat dari [[Gerakan 30 September]] terhadap kepolisian, pihak kepolisian melakukan investigasi untuk membersihkan internalnya dari pihak komunis yang diduga berada di balik Gerakan 30 September yang dipimpin oleh Bugi dan Brigadir Jenderal Polisi Soejono. Bugi dan Soejono kemudian dituduh berupaya untuk menggulingkan kepemimpinan kepolisian di bawah [[Soetjipto Joedodihardjo]] dengan dalih penyelidikan. Sebagai hukumannya, pada tanggal 17 Agustus 1967 Bugi diberhentikan dari kepolisian.<ref>{{Cite news|date=18 Agustus 1967|title=Disciplinary measures against senior police officers|url=https://books.google.co.id/books?id=eVXRAAAAMAAJ|work=Antara|access-date=9 Januari 2023}}</ref> Pada tahun 1982,
== Masa pensiun ==
Setelah pensiun dari kepolisian, Bugi memulai berkiprah dalam bisnis dan organisasi. Pada bulan Januari 1969, Bugi terpilih sebagai Presiden Direktur Bank Siliwangi.<ref>{{Cite news|date=29 Januari 1969|title=National Banks Should Not Feel Inferior|url=https://books.google.co.id/books?id=V_gVAQAAMAAJ|work=Suluh Marhaen|access-date=9 Januari 2023}}</ref>
== Wafat ==
[[Berkas:Drs. H. Bugi Supeno - TMPNU Kalibata 1.jpg|jmpl|Foto nisan makam Drs. H. Bugi Supeno di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan]]
Bugi
== Tanda jasa ==
|