Indeks glikemik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Iripseudocorus (bicara | kontrib)
k Perbaikan penulisan
Pakdhe Wawan (bicara | kontrib)
Perbaikan kata dan penambahan pranala internal
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 10:
|editorn-first=
|title= The Glycaemic Index - A Physiological Classification of Dietary Carbohydrate
|url=https://archive.org/details/glycaemicindexph0000wole
|url=
|accessdate=
|edition=
Baris 47:
Indeks glikemik yang lebih rendah menunjukkan tingkat pencernaan dan penyerapan karbohidrat makanan yang lebih lambat dan juga dapat menunjukkan ekstraksi yang lebih besar dari hati dan pinggiran produk pencernaan karbohidrat.
 
Metode yang divalidasi saat ini menggunakan glukosa sebagai referensi makanan, memberinya nilai indeks glikemik 100 menurut definisi. Ini memiliki keuntungan karena bersifat universal dan menghasilkan nilai GI maksimum sekitar 100. Roti putih juga dapat digunakan sebagai makanan referensi, memberikan nilai GI yang berbeda (jika roti putih = 100, maka glukosa ≈ 140). Bagi orang yang sumber karbohidrat [[:en:Staple food|pokoknya]] adalah roti tawar, hal ini memiliki keuntungan untuk menyampaikan secara langsung apakah penggantian makanan pokok tersebut dengan makanan yang berbeda akan menghasilkan responrespons glukosa darah yang lebih cepat atau lebih lambat. Kerugian dari sistem ini adalah makanan referensi tidak ditentukan dengan baik, karena tidak ada standar universal untuk kandungan karbohidrat roti putih.
 
== Akurasi ==
Grafik indeks glikemik sering kali hanya memberikan satu nilai per makanan, tetapi variasi dimungkinkan karena:
 
* Kematangan – [[buah riper mengandung lebih banyak gula, meningkatkan GI
* Metode memasak – semakin matang, atau terlalu matang, makanan, semakin banyak struktur selulernya rusak, dengan kecenderungan untuk mencerna dengan cepat dan meningkatkan glukosa darah lebih banyak
* Pemrosesan – misalnya, tepung memiliki GI yang lebih tinggi daripada gandum utuh dari mana ia digiling karena penggilingan merusak lapisan pelindung biji-bijian dan lamanya penyimpanan. Kentang adalah contoh penting, mulai dari GI sedang hingga sangat tinggi bahkan dalam varietas yang sama.<ref>{{Cite web|title=Table S1: Characteristic features of sugarcane miRNAs retrieved from miRBase database|url=http://dx.doi.org/10.7717/peerj.8359/supp-2|website=dx.doi.org|access-date=2022-12-17}}</ref><ref name=":2">{{Cite journal|last=Pallayova|first=Maria|date=2021-03|title=Glycemic index versus glycemic load – What does matter in life?|url=http://dx.doi.org/10.1016/j.diabres.2020.108639|journal=Diabetes Research and Clinical Practice|volume=173|pages=108639|doi=10.1016/j.diabres.2020.108639|issn=0168-8227}}</ref>
Lebih penting lagi, responsRespons glikemik berbeda dari satu orang ke orang lain, dan juga pada orang yang sama dari hari ke hari, bergantung pada kadar glukosa [[darah]], [[:en:Insulin resistance|resistensi insulin]], dan faktor lainnya.<ref name=":1" /><ref name=":2" /> Indeks glikemik hanya menunjukkan dampak pada kadar glukosa dua jam setelah makan makanan. Penderita diabetes mengalami peningkatan kadar selama empat jam atau lebih setelah makan makanan tertentu.<ref name=":2" />
 
== Pengelompokan ==
Baris 95:
 
=== Dibandingkan dengan indeks insulin ===
Sementara indeks glikemik makanan digunakan sebagai panduan untuk kenaikan glukosa darah yang harus mengikuti makanan yang mengandung makanan tersebut, peningkatan glukosa darah yang sebenarnya menunjukkan variabilitas yang cukup besar dari orang ke orang, bahkan setelah konsumsi makanan yang sama.<ref name=":1" /> Hal ini sebagian karena indeks glikemik tidak memperhitungkan faktor lain selain responrespons glikemik, seperti responrespons insulin, yang diukur dengan indeks insulin dan dapat lebih tepat untuk merepresentasikan efek dari beberapa kandungan makanan selain karbohidrat.<ref>{{Cite journal|last=Mendosa|first=Rick|date=2003-04-01|title=Glycemic load values|url=http://dx.doi.org/10.1093/ajcn/77.4.994|journal=The American Journal of Clinical Nutrition|volume=77|issue=4|pages=994–994|doi=10.1093/ajcn/77.4.994|issn=0002-9165}}</ref> Secara khusus, karena didasarkan pada area di bawah kurva respons glukosa dari waktu ke waktu dari menelan makanan subjek, bentuk kurva tidak memiliki pengaruh pada nilai GI yang sesuai. ResponRespons glukosa dapat naik ke tingkat yang tinggi dan turun dengan cepat, atau naik lebih rendah tetapi tetap di sana untuk waktu yang lebih lama, dan memiliki area yang sama di bawah kurva.
 
== Faktor-faktor yang memengaruhi Indeks Glikemik Pangan ==
Baris 347:
 
=== Kadar lemak dan protein pangan ===
Pangan yang memiliki kadar [[protein]] dan [[lemak]] yang tinggi cenderung memperlambat laju pengosongan [[lambung]] sehingga pencernaan yang terjadi di [[usus]] halus juga diperlambat.<ref name="Rimbawan"/> Oleh karena itu, pangan yang memiliki kadar lemak yang tinggi cenderung memiliki IG yang lebih rendah dibandingkan pangan sejenis dengan kadar lemak yang lebih rendah.<ref name="Rimbawan"/> Hal ini dibuktikan oleh [[kentang]] [[goreng]] yang memiliki IG lebih rendah (IG:54) dibandingkan kentang bakar (IG:85).<ref name="Foster"/> Protein ([[asam amino]]) yang terdapat pada pangan dapat memengaruhi responrespons glukosa darah sehingga dapat menimbulkan peningkatan atau penurunan responrespons glukosa darah.<ref name="Rimbawan"/> Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis dari asam amino yang terkandung di dalamnya.<ref name="Rimbawan"/> Penelitian yang dilakukan oleh Lang et al. (1999) menunjukkan bahwa pangan yang diujicobakan dengan kandungan [[kasein]] memberikan responrespons tertunda pada peningkatan glukosa darah dan [[insulin]] dibandingkan dengan pangan yang mengandung protein kacang kedelai.<ref name="Rimbawan"/>
 
=== Kadar anti zat-gizi pangan ===