Waktu salat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan Konten
Perbaikan Kesalahan Pengetikan
 
(21 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 6:
Waktu salat dipengaruhi oleh pergerakan matahari dan lokasi suatu tempat dan tidak dipengaruhi oleh zona waktu suatu wilayah. Waktu salat terutama salat fardu bermula sejak [[azan]] dikumandangkan di awal waktu salat hingga kumandang azan untuk salat berikutnya.
 
== Tabel awal waktu lima salat wajib ==
Berikut merupakan tabel waktu salat wajib berdasarkan pergerakan semu harian matahari di langit.
{| class="wikitable"
Baris 40:
 
== Rumus perhitungan ==
Untuk menghitung awal waktu salat, diperlukan dua pengukuran astronomis yakni deklinasi matahari yang merupakan sudut antara pancaran sinar matahari dengan bidang bumi di khatulistiwa dan perata waktu (''equation of time'') yang merupakan perbedaan antara [[jam matahari]] dengan jam sipil sesuai dengan tiap-tiap zona waktu.<ref name="rumus">{{cite journal| last = Rahmadani| first = Dina | date = Desember 2018 | title = Telaah Rumus Perhitungan Waktu Salat | journal = Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan | url = https://media.neliti.com/media/publications/268346-telaah-rumus-perhitungan-waktu-salat-tin-3af313dc.pdf | issn = 2442-5729 | eissn = 2598-2559 | accessdate = 20 Nov 2023}}</ref> Selain itu, diperlukan pula titik koordinat suatu lokasi guna mengakurasikan awal waktu salat untuk suatu lokasi tertentu.<ref>[http://praytimes.org/calculation/#Calculating_Prayer_Times Calculating Prayer Times]</ref> Berikut merupakan rumus perhitungannya:
 
Diketahui bahwa:
Baris 47:
* <math> \lambda </math> and <math> \phi </math> merupakan [[garis bujur]] dan [[garis lintang]] suatu lokasi.
 
* <math>\Delta t</math> and <math> \delta </math> menandakan perata waktu (''equation of time'' (''EoT'') dan deklinasi matahari pada suatu tanggal tertentu.
 
* <math> WI </math> merupakan waktu ''Ihtiyat'' yang merupakan penambahan waktu sekitar 2 hingga 5 menit guna memperoleh kepastian bahwa waktu salat benar-benar telah dimulai. Berdasarkan ketetapan Kementerian Agama, penambahwanpenambahan waktu ''Ihtiyat'' adalah dua2 menit untuk setiap awal waktu salat dan pengurangan 2 menit untuk waktu SuruqSyuruq.<ref>{{citeweb | url = https://repositori.uin-alauddin.ac.id/18977/1/FIRA%20YUNIAR%20FSH.pdf | title = Analisis Metode Ihtiyat dalam Penentuan Awal Waktu Salat Perspektif Ilmu Falak | author = Fira Yuniar | date = Agustus 2021 | accessdate = 1 November 2023 | publisher = UIN Alauddin Makassar | lang = id}}</ref>
 
Berikut merupakan rumus perhitungan waktu Zuhurzenit matahari:
<math display="block">T_{\mathsf{ZuhurZenit}} = 12 + Z - ( \lambda/15) - \Delta t </math>
Angka 12 sebagai suku pertama pada rumus ini menandakan pukul 12 siang sebagai waktu tengah hari, suku kedua yakni simbol "'''ΔtZ'''" menggambarkanmenandakan ''EoT'',zona danwaktu suatu tempat, suku ketiga yaitu "'''(Z - λ/15)'''" merupakan rumus perbedaan antara waktu dari jam matahari lokal suatu lokasi dengan waktu dari zona waktu lokasi tersebut, dan suku keempat merupakan simbol "'''Δt'''" yang menggambarkan ''equation of time'' (''EoT''). Setelah menemukan hasil dari waktu zenit, rumus penghitungan yang digunakan untuk menghitung awal waktu Zuhur adalah <math>T_{\mathsf{Zuhur}} = T_{\mathsf{Zenit}} + (\frac{2}{60}) </math>. Guna menjaga kehati-hatian agar seseorang benar-benar melaksanakan salat sesuai pada waktunya, waktu ihtiyat ditambahkan sebanyak 2 menit dari hasil penghitungan setiap awal waktu salat.
 
Untuk waktu salat lainnya, dibutuhkan konversi antara ketinggian matahari dengan waktu tertentu dengan rumus sebagai berikut
Baris 59:
Rumus ini dalam satuan jam memberikan perbedaan antara waktu Zuhur dengan waktu ketika matahari berada di suatu ketinggian tertentu. Dengan kedua rumus tersebut, dapat ditentukan rumus untuk menghitung waktu salat fardu lainnya, yakni:
 
* Waktu terbit (suruqsyuruq) dan terbenam matahari (magrib) berada pada ketinggian <math> T(-0,833^{\circ}) </math>. Sebenarnya, dalam perhitungan astronomis, waktu sejati terbit dan terbenamnya matahari berada pada <math>\alpha = 0 </math>, tetapi pantulan sinar matahari di atmosfer membuat matahari seolah 50 [[menit busur]] lebih tinggi. Dengan demikian, <math>T_{\mathsf{SuruqSyuruq}} = T_{\mathsf{ZuhurZenit}} - T(0,833^{\circ})</math> dan <math>T_{\mathsf{Magrib}} = T_{\mathsf{ZuhurZenit}} + T(0,833^{\circ})</math>.
** Namun, dalam perhitungan waktu magrib, ketinggian suatu wilayah perlu diperhitungkan karena ketinggian suatu titik lokasi mempengaruhi waktu tepat piringan matahari tampak terbenam. Oleh karenanya, perlu ditambahkan hasil dari <math> 0,0347^{\circ} \times \sqrt{h} </math> pada angka 0,833 dengan simbol "'''h'''" menandakan ketinggian suatu lokasi dalam satuan meter. Dengan demikian, rumus untuk mencari awal waktu Salat Magrib adalah <math>T_{\mathsf{Magrib}} = T_{\mathsf{Zenit}} + T(0,833^{\circ} + (0,0347^{\circ} \times \sqrt{h}))</math>
** Guna memastikan bahwa waktu magrib benar-benar telah terjadi, hasil dari perhitungan rumus di atas biasanya ditambah 2 hingga 3 menit sebagai landasan waktu ''ihtiyat''.
 
* Waktu Salat Subuh dan Isya memiliki rumus perhitungan yang mirip karena berdasar pada posisi matahari di bawah ufuk. Di Indonesia, terdapat dua ketetapan mengenai posisi matahari yang dijadikan patokan sebagai tanda awal memasuki waktu Subuh dan Isya, yaitu ketetapan Kemenag bahwa posisi matahari 20° di bawah ufuk timur merupakan tanda awal waktu Subuh dan posisi matahari 18° di bawah ufuk barat merupakan tanda awal waktu Isya dan ketetapan Tarjih [[Muhammadiyah]] bahwa posisi matahari 18° di bawah ufuk timur merupakan tanda awal waktu Subuh dan posisi matahari 18° di bawah ufuk barat merupakan tanda awal waktu Isya. Setiap negara mayoritas Muslim di dunia mempunyai ketetapan tersendiri terkait hal ini, tetapi [[Liga Dunia Islam]] menyepakati bahwa posisi matahari 18° di bawah ufuk timur merupakan tanda awal waktu Subuh dan posisi matahari 17° di bawah ufuk barat merupakan tanda awal waktu Isya. Oleh karena perbedaan ini, rumus yang akan dipaparkan adalah rumus yang banyak digunakan di Indonesia. Berikut rumus merupakan perhitungan waktu Subuh dan Isya berdasarkan
** Ketetapan Kemenag: <math>T_{\mathsf{Subuh}} = T_{\mathsf{ZuhurZenit}} - T(20^{\circ})</math> dan <math>T_{\mathsf{Isya}} = T_{\mathsf{ZuhurZenit}} + T(18^{\circ})</math>
** ketetapanKetetapan Tarjih [[Muhammadiyah]]: <math>T_{\mathsf{Subuh}} = T_{\mathsf{ZuhurZenit}} - T(18^{\circ})</math> dan <math>T_{\mathsf{Isya}} = T_{\mathsf{ZuhurZenit}} + T(18^{\circ})</math>.
**Guna menjaga kehati-hatian agar seseorang benar-benar melaksanakan salat sesuai pada waktunya, waktu ihtiyat selama 2 menit ditambahkan dari hasil penghitungan setiap awal waktu salat.
 
* Waktu Salat Asar memiliki perhitungan yang berbeda karena dipengaruhi oleh panjang bayangan benda dengadengan tinggi benda itu sendiri. Oleh karenanya, <math>n</math> menjadi panjang bayangan benda yang diperlukan dengan tinggi benda itu sendiri. Sebelum menghitung awal waktu Asar, perlu diketahui posisi ketinggian matahari yang menjadi penanda awal waktu Asar dengan rumus berikut <math>A(n) = {1\over 15} \arccos \left({\sin(\mbox{arccot}(n+\left|\tan|(\delta-\phi)|)) - (\sin( \phi)\sin(\delta)) \over \cos(\phi)\cos(\delta)}\right|).</math> Setelah posisi tersebut ditemukan maka rumus berikut digunakan untuk menemukan awal waktu Asar <math>T_{\mathsf{SuruqAsar}} = T_{\mathsf{ZuhurZenit}} + T(A(n)),</math> dengan rasio "'''''n'''''" adalah 1 atau 2 tergantung mazhab yang dijadikan landasan penetapan awal waktu Asar. Oleh karena mazhab yang umum di Indonesia adalah [[mazhab Syafi'i]], rasio "'''''n'''''" yang digunakan dalam perhitungan di atas adalah '''1'''.
**Guna menjaga kehati-hatian agar seseorang benar-benar melaksanakan salat sesuai pada waktunya, waktu ihtiyat sebanyak 2 menit ditambahkan dari hasil penghitungan setiap awal waktu salat.
 
=== Contoh perhitungan ===
Berikut merupakan contoh penerapan rumus perhitungan awal waktu salat di atas untuk menghitung awal waktu salat di Kota Palangka Raya pada tanggal 1 November 2020 dengan data diketahui adalah
* lintang ('''φ''') = -2,2 (2°12' LS)
* bujur ('''λ''') = 113,9 (113°54')
* ketinggian ('''h''') = 35 mdpl
* zona waktu ('''Z''') = UTC+7 (WIB)
* deklinasi matahari ('''δ''') = -13,31833 atau -13°19'05,99"{{efn|name=data|Data ini merupakan hasil perhitungan deklinasi matahari dan perata waktu hanya untuk tanggal 1 November 2020 dan data ini selalu berubah setiap tanggalnya}}
* perata waktu ('''Δt''') = 0,27356 atau 0°16'24,82"{{efn|name=data}}
* waktu ihtiyat ('''WI''') = 2 menit
* perhitungan awal waktu Subuh berdasarkan ketetapan Kemenag RI yaitu 20° di bawah ufuk timur.
* perhitungan awal waktu Asar berdasarkan kesepakatan ulama mazhab Syafi'i yakni panjang bayangan benda sama dengan tinggi benda sebenarnya.
Berdasarkan data di atas, maka langkah pertama untuk menghitung awal waktu lima salat wajib di Kota Palangka Raya untuk tanggal 1 November 2020 adalah dengan menghitung zenit matahari saat siang hari di tanggal tersebut. Berikut merupakan perhitungannya:
<math>T_{\mathsf{Zenit}} = 12 + Z - ( \lambda/15) - \Delta t</math>
 
<math>T_{\mathsf{Zenit}} = 12 + 7 - (113.9/15) - 0.27356</math>
 
<math>T_{\mathsf{Zenit}} = 19 - 7.593 - 0.27356</math>
 
<math>T_{\mathsf{Zenit}} = 11.1334</math> yang bila dikonversikan ke derajat menit dan detik menghasilkan '''11°08'00,24"'''
 
Setelah mengetahui waktu zenit matahari di Kota Palangka Raya pada tanggal 1 November 2020, maka penghitungan awal lima waktu salat untuk tanggal tersebut adalah sebagai berikut:
==== Subuh ====
Untuk menghitung awal waktu [[Salat Subuh]], perlu diketahui waktu ketika matahari berada pada 20° di bawah ufuk timur dengan rumus
<math>T(\alpha) = \frac{1}{15} \arccos \left( \frac{-\sin(\alpha)-\sin(\phi) \times \sin(\delta)}{\cos(\phi) \times \cos(\delta)} \right)</math>
 
<math>T(20^{\circ}) = \frac{1}{15} \arccos \left( \frac{-\sin(20)-\sin(-2.2) \times \sin(-13.3183)}{\cos(-2.2) \times \cos(-13.3183)} \right)</math>
 
<math>T(20^{\circ}) = \frac{1}{15} \arccos \left( \frac{-0.342-(-0.03838) \times (-0.23036)}{0.999263 \times 0.9731} \right)</math>
 
<math>T(20^{\circ}) = \frac{1}{15} \arccos \left( \frac{-0.35084}{0.97238} \right)</math>
 
<math>T(20^{\circ}) = \frac{1}{15} \arccos(-0.36081)</math>
 
<math>T(20^{\circ}) = \frac{1}{15} \times 111.149 = 7.409</math> yang bila dikonversikan ke derajat menit dan detik menghasilkan '''7°24'32,40"'''.
 
Dengan hasil tersebut, maka penghitungan awal waktu Salat Subuh adalah
 
<math>T_{\mathsf{Subuh}} = T_{\mathsf{Zenit}} - T(20^{\circ})</math>
 
<math>T_{\mathsf{Subuh}} = 11.1334 - 7.4090 </math>
 
<math>T_{\mathsf{Subuh}} = 3.7244</math> yang bila dikonversikan ke derajat menit dan detik menghasilkan '''3°43'27,84"'''.
 
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, waktu ihtiyat sebanyak 2 menit ('''0°02'00"''') ditambahkan guna kehati-hatian. Oleh karena itu, hasil akhirnya adalah '''3°45'27,84"''' yang kemudian dibulatkan menjadi '''03.45'''. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa awal waktu Salat Subuh di Kota Palangka Raya pada tanggal 1 November 2020 adalah pukul '''03.45 WIB'''.{{efn|name=hasil|Harap diingat bahwa hasil perhitungan ini bukan merupakan hasil perhitungan resmi dari suatu lembaga atau otoritas keagamaan manapun sehingga hasil perhitungan ini dapat memiliki selisih satu hingga dua menit dengan jadwal salat resmi yang telah ditetapkan oleh Kemenag RI atau otoritas keagamaan lainnya.}}
 
==== Zuhur ====
Untuk menghitung awal waktu [[Salat Zuhur]], rumus perhitungan yang digunakan adalah
 
<math>T_{\mathsf{Zuhur}} = T_{\mathsf{Zenit}} + (\frac{2}{60})</math>
 
<math>T_{\mathsf{Zuhur}} = 11.1334 + 0.03333333333</math>
 
<math>T_{\mathsf{Zuhur}} = 11.166733333</math> yang bila dikonversikan ke derajat menit dan detik menghasilkan '''11°10'00,24"'''.
 
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, waktu ihtiyat sebanyak 2 menit ('''0°02'00"''') ditambahkan guna kehati-hatian. Oleh karena itu, hasil akhirnya adalah '''11°12'00,24"''' yang kemudian dibulatkan menjadi '''11.12'''. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa awal waktu Salat Zuhur di Kota Palangka Raya pada tanggal 1 November 2020 adalah pukul '''11.12 WIB'''.{{efn|name=hasil}}
 
==== Asar ====
Untuk menghitung awal waktu [[Salat Asar]], perlu diketahui waktu ketika posisi matahari dapat membentuk panjang bayangan benda sama panjangnya dengan tinggi benda sebenarnya. Rumus perhitungan yang digunakan adalah
 
<math>A(n) = {1\over 15} \arccos \left({\sin(\mbox{arccot}(n+\tan|(\delta-\phi)|)) - (\sin(\phi) \times \sin(\delta)) \over \cos(\phi) \times \cos(\delta)}\right)</math>
 
<math>A(1) = {1\over 15} \arccos \left({\sin(\mbox{arccot}(1+\tan|(-13.31833-(-2.2))|)) - (\sin(-2.2) \times \sin(-13.31833)) \over \cos(-2.2) \times \cos(-13.31833)}\right)</math>
 
<math>A(1) = {1\over 15} \arccos \left({\sin(\mbox{arccot}(1+\tan(11.11833))) - (-0.03838 \times -0.23036)) \over 0.999263 \times 0.9731}\right)</math>
 
<math>A(1) = {1\over 15} \arccos \left({\sin(\mbox{arccot}(1 + 0.196524)) - (0.00882278) \over 0.97238}\right)</math>
 
<math>A(1) = {1\over 15} \arccos \left({\sin(\mbox{arccot}(1.196524)) - (0.00882278) \over 0.97238}\right)</math>
 
<math>A(1) = {1\over 15} \arccos \left({\sin(39.88733382) - (0.00882278) \over 0.97238}\right)</math>
 
<math>A(1) = {1\over 15} \arccos \left({0.64128 - (0.00882278) \over 0.97238}\right)</math>
 
<math>A(1) = {1\over 15} \arccos \left({0.6330522 \over 0.97238}\right)</math>
 
<math>A(1) = {1\over 15} \arccos (0.651033752)</math>
 
<math>A(1) = {1\over 15} \times 49.38041 = 3.2920273</math> yang bila dikonversikan ke derajat menit dan detik menghasilkan '''3°17'31,30"'''.
 
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dihitung awal waktu Salat Asar dengan rumus perhitungan berikut
 
<math>T_{\mathsf{Asar}} = T_{\mathsf{Zenit}} + T(A(1))</math>
 
<math>T_{\mathsf{Asar}} = 11.1334 + 3.2920273</math>
 
<math>T_{\mathsf{Asar}} = 14.4254273</math> yang bila dikonversikan ke derajat menit dan detik menghasilkan '''14°25'31,54"'''
 
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, waktu ihtiyat sebanyak 2 menit ('''0°02'00"''') ditambahkan guna kehati-hatian. Oleh karena itu, hasil akhirnya adalah '''14°27'31,54"''' yang kemudian dibulatkan menjadi '''14.28'''. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa awal waktu Salat Asar di Kota Palangka Raya pada tanggal 1 November 2020 adalah pukul '''14.28 WIB'''.{{efn|name=hasil}}
 
==== Magrib ====
Untuk menghitung awal waktu [[Salat Magrib]], perlu diketahui terlebih dahulu ketinggian matahari ketika piringan matahari telah benar-benar terbenam berdasarkan elevasi atau ketinggian suatu permukaan dataran. Rumus perhitungan yang digunakan adalah <math>T(0,833^{\circ} + (0,0347^{\circ} \times \sqrt{h}))</math>. Dengan ketinggian ('''h''') Kota Palangka Raya berada pada 35 mdpl, maka perhitungan posisi matahari adalah <math>T(0,833^{\circ} + (0,0347^{\circ} \times \sqrt{35})) = T(1.038288^{\circ})</math>. Berdasarkan perhitungan tersebut, posisi matahari ketika awal waktu Magrib di Kota Palangka Raya berada pada 1,038288° di bawah ufuk barat. Setelah mengetahui posisi matahari di awal waktu Magrib, perlu diketahui waktu tepat ketika matahari berada pada posisi tersebut di bawah ufuk barat dengan rumus perhitungan
<math>T(\alpha) = \frac{1}{15} \arccos \left( \frac{-\sin(\alpha)-\sin(\phi) \times \sin(\delta)}{\cos(\phi) \times \cos(\delta)} \right)</math>
 
<math>T(1.038288^{\circ}) = \frac{1}{15} \arccos \left( \frac{-\sin(1.038288)-\sin(-2.2) \times \sin(-13.3183)}{\cos(-2.2) \times \cos(-13.3183)} \right)</math>
 
<math>T(1.038288^{\circ}) = \frac{1}{15} \arccos \left( \frac{-0.0181205-(-0.03838) \times (-0.23036)}{0.999263 \times 0.9731} \right)</math>
 
<math>T(1.038288^{\circ}) = \frac{1}{15} \arccos \left( \frac{-0.026962}{0.97238} \right)</math>
 
<math>T(1.038288^{\circ}) = \frac{1}{15} \arccos (-0.027728)</math>
 
<math>T(1.038288^{\circ}) = \frac{1}{15} \times 91.588901 = 6.105926</math> yang bila dikonversikan ke derajat menit dan detik menghasilkan '''6°06'21,34"'''.
 
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dihitung awal waktu Salat Magrib dengan rumus perhitungan berikut
 
<math>T_{\mathsf{Magrib}} = T_{\mathsf{Zenit}} + T(1.038288^{\circ})</math>
 
<math>T_{\mathsf{Magrib}} = 11.1334 + 6.1059267</math>
 
<math>T_{\mathsf{Magrib}} = 17.239327</math> yang bila dikonversikan ke derajat menit dan detik menghasilkan '''17°14'21,58"'''
 
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, waktu ihtiyat sebanyak 2 menit ('''0°02'00"''') ditambahkan guna kehati-hatian. Oleh karena itu, hasil akhirnya adalah '''17°16'21,58"''' yang kemudian dibulatkan menjadi '''17.16'''. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa awal waktu Salat Magrib di Kota Palangka Raya pada tanggal 1 November 2020 adalah pukul '''17.16 WIB'''.{{efn|name=hasil}}
 
==== Isya ====
Untuk menghitung awal waktu [[Salat Isya]], perlu diketahui waktu ketika matahari berada pada 18° di bawah ufuk barat dengan rumus
<math>T(\alpha) = \frac{1}{15} \arccos \left( \frac{-\sin(\alpha)-\sin(\phi) \times \sin(\delta)}{\cos(\phi) \times \cos(\delta)} \right)</math>
 
<math>T(18^{\circ}) = \frac{1}{15} \arccos \left( \frac{-\sin(18)-\sin(-2.2) \times \sin(-13.3183)}{\cos(-2.2) \times \cos(-13.3183)} \right)</math>
 
<math>T(18^{\circ}) = \frac{1}{15} \arccos \left( \frac{-0.30902-(-0.03838) \times (-0.23036)}{0.999263 \times 0.9731} \right)</math>
 
<math>T(18^{\circ}) = \frac{1}{15} \arccos \left( \frac{-0.317861}{0.97238} \right)</math>
 
<math>T(18^{\circ}) = \frac{1}{15} \arccos (-0.326889)</math>
 
<math>T(18^{\circ}) = \frac{1}{15} \times 109.080058 = 7.272004</math> yang bila dikonversikan ke derajat menit dan detik menghasilkan '''7°16'19,21"'''
 
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dihitung awal waktu Salat Isya dengan rumus perhitungan berikut
 
<math>T_{\mathsf{Isya}} = T_{\mathsf{Zenit}} + T(18^{\circ})</math>
 
<math>T_{\mathsf{Isya}} = 11.1334 + 7.272004</math>
 
<math>T_{\mathsf{Isya}} = 18.405404</math> yang bila dikonversikan ke derajat menit dan detik menghasilkan '''18°24'19,45"'''
 
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, waktu ihtiyat sebanyak 2 menit ('''0°02'00"''') ditambahkan guna kehati-hatian. Oleh karena itu, hasil akhirnya adalah '''18°26'19,45"''' yang kemudian dibulatkan menjadi '''18.26'''. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa awal waktu Salat Isya di Kota Palangka Raya pada tanggal 1 November 2020 adalah pukul '''18.26 WIB'''.{{efn|name=hasil}}
 
== Salat Jumat ==
{{main|Salat Jumat}}
[[Salat Jumat]] merupakan salat fardu yang wajib dilaksanakan oleh seorang laki-laki muslim. Waktu pelaksanaan Salat Jumat sebenarnya bergantung pada tiap-tiap masjid, tetapi waktu standar pelaksanaannya adalah pada waktu Salat Zuhur hingga sebelum masuk waktu Salat Asar di hari Jumat. Salat ini wajib dilaksanakan oleh laki-laki muslim secara berjamaah. Hal tersebut berlandaskan pada sebuah [[hadits]] yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang berbunyi, "''Dari Thoriq bin Syihab ra. dari Nabi SAW bersabda:“(Shalat) Jumat itu kewajiban atas setiap Muslim dalam jamaah kecuali empat golongan, yaitu: hamba sahaya, wanita, anak-anak, dan orang yang sakit”.''"<ref>{{cite web | url = https://muhammadiyah.or.id/shalat-jumat-dan-tatacaranya/#:~:text=Shalat%20Jum'at%20wajib%20bagi,tidak%20wajib%20shalat%20Jum'at. | title = Shalat Jumat dan Tata Caranya | date = 2020 | publisher = Redaksi Muhammadiyah | accessdate = 26 November 2023}}</ref>
 
== Salat-salat lainnya ==
* [[Salat Id]], yakni salat dua rakaat yang dikerjakan di dua hari raya Id, yaitu [[Idul Fitri]] dan [[Idul Adha]]. Sebagian besar ulama memiliki pandangan yang beragam mengenai sifat salat ini, tetapi mayoritas ulama di Indonesia menyepakati bahwa salat ini bersifat sunnah muakad yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Waktu pelaksanaan salat ini biasanya dilakukan di waktu [[Duha]] atau pagi hari yaitu saat matahari mulai meninggi setelah terbit hingga sebelum matahari berada di puncak langit atau tengah hari.<ref>{{cite web | url = https://www.nu.or.id/nasional/kapan-batas-awal-dan-akhir-pelaksanaan-shalat-idul-fitri-ZYUPr | title = Batas Awal & Akhir Pelaksanaan Salat Id | author = Zaman, Malik Ibnu | date = April 2023}}</ref>
* [[Salat Tarawih]], yakni salat sunnah muakad yang dianjurkan untuk dilakukan pada setiap malam di bulan [[Ramadan]]. Pelaksanaan salat ini biasanya dilakukan setelah Salat Isya ditunaikan hingga sebelum terbit fajar sadik di ufuk timur.
* [[Salat Istisqa]], yakni salat sunnah yang dilakukan untuk memohon diturunkannya hujan ketika suatu wilayah dilanda [[kekeringan]] atau [[musim kemarau]] berkepanjangan.
* [[Salat dua gerhana]], yaitu salat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan ketika terjadi gerhana matahari dan/atau gerhana bulan.
 
== Catatan ==
{{notelist}}
 
== Rujukan ==