Pegunungan Serayu Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dirumi (bicara | kontrib)
Pegunungan Serayu Selatan termasuk bagian pegunungan dari Cekungan Jawa Tengah Selatan yang terletak di bagian selatan, provinsi Jawa Tengah.
Siapdik (bicara | kontrib)
k menambahkan . pada akhir kalimat
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 28:
| map_caption=
}}
'''Pegunungan Serayu Selatan''' dikenal dalam istilah [[Bahasa Inggris|bahasa inggris]] adalah ''South Serayu Mountain.'' Pegunungan Serayu Selatan termasuk bagian pegunungan dari Cekungan Jawa Tengah Selatan yang terletak di bagian selatan, provinsi [[Jawa Tengah]]. Pegunungan ini merupakan ''geoantiklin'' yang membentang dari [[barat]] sampai ke timur dengan panjang 100 kilometer. Karena terdapat lembah Jatilawang, pegunungan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian barat dan timur. Pegunungan Serayu Selatan dapat dikatakan sebagai [[Kulminasi (astronomi)|kulminasi]] dari ''geoantiklin'' di [[Jawa]]. Selain itu, Pegunungan Serayu Selatan memiliki sumbu yang mengarah Barat-Timur. (Van Bemmelen, 1949 ). [[Kabupaten Cilacap]] Utara, [[Kabupaten Banyumas]] Selatan, [[Kabupaten Banjarnegara]] Selatan, [[Kabupaten Kebumen]], [[Kabupaten Wonosobo]] Selatan, dan [[Kabupaten Purworejo]] merupakan bagian cakupan dari Pegunungan Serayu Selatan. Bagian barat dibentuk oleh [[gunung]] Kabaran yang memiliki elevasi sama dengan Zona Depresi [[Bandung]] di [[Jawa Barat]] atau sebagai elemen struktural baru di Jawa Tengah. Namun, bagian ini dipisahkan dari Zona [[Bogor]] oleh Depresi [[Majenang]]. (Van Bemmelen, 1949).
 
Bagian timur dibangun akibat antiklin [[Ajibarang]] (''narrow anticline'') yang terpotong oleh Aliran Sungai Serayu. Kemudian di timur Banyumas, [[antiklin]] tersebut berkembang menjadi antiklinorium dengan lebar mencapai 30  km pada daerah Luk Ulo yang sering disebut sebagai tinggian Kebumen (Kebumen High). Selain itu, bagian ini dikenal dengan [[Cagar Alam Nasional Geologi Karangsambung]]. Pada bagian paling ujung timur Pegunungan Serayu Selatan terbentuk karena adanya kubah Pegunungan Kulonprogo[[Kabupaten Kulon Progo|Kulon Progo]] (1022 m) yang terletak di antara [[Purworejo]] dan Sungai Progo. (Van Bemmelen, 1949).
 
Berdasarkan fisiografinya, Cekungan Jawa Tengah Selatan terdiri dari beberapa tinggian dan rendahan yang pembentukannya dikontrol oleh proses [[Endogeni (biologi)|endogenik]] maupun proses eksogenik. Tinggian dan rendahan dari barat ke timur dalam Cekungan Jawa Tengah Selatan, yaitu Tinggian Gabon, Rendahan Citanduy, Tinggian Besuki, Depresi Majenang, Depresi [[Wangon, Banyumas|Wangon]], Tinggian Majenang, Rendahan Kroya, Tinggian Karang Bolong, Rendahan Kebumen, Tinggian Kebumen dan Tinggian Kulonprogo.<ref>[http://belajarsejarahfun.blogspot.co.id/2013/10/geomorfologi-regional-pegunungan-serayu_2809.html Geomorfologi Pegunungan Serayu Selatan]</ref>
 
Titik tertinggi di Pegunungan Serayu Selatan berada di [[Gunung Lanang]] (1.102 m/dpl) di [[Kabupaten Wonosobo]]. Selain itu, tinggi gunung lainnya adalah [[Gunung Midangan]] (1.043 [[Mdpl]]), Gunung Pupur (1.102 [[Mdpl]]), Gunung Tanggullangsi (1.068 [[Mdpl]]), Gunung Mentosari (1.059 [[Mdpl]]), Gunung Mergolangu (1.060 [[Mdpl]]), Gunung Brukutan (1.031 [[Mdpl]]), Gunung Memean (1.019 [[Mdpl]]), Gunung Mantri (1.027 [[Mdpl]]), Gunung Gambarjaran (970 [[Mdpl]]), Gunung Rawacacing (1.035 [[Mdpl]]) dan Gunung Giyombong (1.035 [[Mdpl]]). Terdapat sejumlah sungai besar yang berhulu di Pegunungan Serayu Selatan, yaitu Sungai [[Luk Ulo]], [[Kali Medono]], [[Sungai Ijo]], [[Sungai Kemit]], Sungai Jatinegara, Sungai Tambak dan Sungai Sapi serta anak sungai [[Sungai Serayu]] dan [[Sungai Bogowonto]]. Pada Pegunungan Serayu Selatan terdapat dua waduk, yaitu [[Waduk Sempor]] di [[Kabupaten Kebumen]] dan [[Waduk Wadaslintang]] di perbatasan [[Kabupaten Wonosobo]] dan [[Kabupaten Kebumen]]. Pegunungan ini juga terbentang di sisi utara [[Kabupaten Kebumen]], yaitu meliputi wilayah [[Karanggayam, Kebumen|Kecamatan Karanggayam]], [[Karangsambung, Kebumen|Kecamatan Karangsambung]], [[Sadang, Kebumen|Kecamatan Sadang]], sebagian [[Pejagoan, Kebumen|Kecamatan Pejagoan]] dan [[Alian, Kebumen|Kecamatan Alian]], terdapat bebatuan yang penting dalam ilmu kebumian. Ada batuan sedimen (endapan) yang memiliki lapisan-lapisan yang kadang seperti vertikal yang berjejeran denganberjejerengan batuan malihan (metamorf) dan bongkahan-bongkahan batuan beku yang terlempar dalam wilayah tidak terlalu luas. Namun, sewajarnya pemandangan seperti ini hampir mustahil dijumpai.
 
Sejak satu setengah abad silam, keunikan itu telah memukau cendekiawan sekelas Junghunn. Namun, baru diketahui penyebabnya dari setengah abad lalu, lewat kerja keras seorang Sukendar Asikin. Bebatuan campur aduk di Kebumen utara ternyata adalah bukti langsung dari teori tektonik lempeng. Inilah teori ‘aneh’ yang dikembangkan dari gagasan seorang Alfred Wegener sejak menjelang Perang Dunia pertama, tetapi bukti-bukti penyokongnya baru ditemukan berpuluh tahun kemudian. Bebatuan campur aduk itu seharusnya hanya dapat dijumpai di [[Palung Samudra|palung laut]] dan salah satu ekspresi permukaan dari subduksi lempeng oseanik yang memiliki berat jenis lebih tinggi daripada lempeng kontinental yang berat jenisnya lebih rendah. Oleh karena itu, Kebumen utara dulu-dulunya pernah merupakan palung laut purba.<ref>[https://ekliptika.wordpress.com/2015/01/03/mitigasi-tsunami-kabupaten-kebumen-mengelola-ancaman-dari-balik-pegunungan-yang-tenggelam/ Mitigasi Tsunami Kabupaten Kebumen, Mengelola Ancaman dari balik Pegunungan yang Tenggelam]</ref>
 
== Referensi ==