Huang Taiji: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k merubah kata-kata yang memiliki arti ganda. merubah tanda baca yang tidak diperlukan |
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Referensi sebelum tanda baca) |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
|temple name = [[Dinasti Qing|Qing]] Tàizōng<br />清太宗
|image = 清 佚名 《清太宗崇德皇帝朝服像》.jpg
|succession = [[
|reign = 1626 – 21 September 1643
|predecessor = [[Nurhaci]]
Baris 32:
== Nama dan gelar ==
Tidak jelas apakah "'''Hong Taiji'''" adalah gelar atau nama pribadi. Ditulis ''Hong taiji'' di [[Suku Manchu|Manchu]], itu dipinjam dari gelar Mongolia ''[[:en:Khong Tayiji|Khong Tayiji]]''.<ref>{{Cite journal|last=Elliott|first=Mark C.|date=2001-11|title=New Light on Manchu Historiography and Literature: The Discovery of Three Documents in Old Manchu Script. By Tatiana A. Pang and Giovanni Stary. Wiesbaden: Harrassowitz Verlag, 1998. 340 pp. DM 138 (cloth).|url=http://dx.doi.org/10.2307/2700061|journal=The Journal of Asian Studies|volume=60|issue=4|pages=1182–1185|doi=10.2307/2700061|issn=0021-9118}}</ref> Istilah Mongolia itu sendiri berasal dari ''bahasa Cina huang taizi'' 皇太子 ("putra mahkota", "pangeran kekaisaran"), tetapi dalam bahasa Mongolia berarti, sesuatu seperti "putra yang dihormati".<ref>{{Cite book|url=http://dx.doi.org/10.3726/978-3-653-03795-1/17|title=Polish Singulative Derivation in a Cross-linguistic Perspective: Bogdan Szymanek|publisher=Peter Lang}}</ref>
"Hong Taiji" sangat jarang digunakan dalam sumber-sumber Manchu, karena mereka menilai tabu pada nama-nama pribadi kaisar. Dalam dokumen yang disunting, Hong Taiji hanya disebut "'''''[[:en:Royal and noble ranks of the Qing dynasty#Pre-standard non-imperial titles|Beile]]'' Keempat'''" atau "pangeran keempat" (''duici beile''), menunjukkan bahwa ia adalah peringkat keempat di antara delapan ''beile'' yang ditunjuk Nurhaci dari antara putra-putranya.<ref>{{Cite journal|last=Crossley|first=David|date=1999|url=http://dx.doi.org/10.1023/a:1005937807850|journal=Journal of Business Ethics|volume=21|issue=4|pages=291–302|doi=10.1023/a:1005937807850|issn=0167-4544}}</ref> Namun, sebuah dokumen arsip yang ditemukan kembali pada tahun 1996 menceritakan peristiwa dari tahun 1621 yang memanggilnya "Hong Taiji" dalam sebuah diskusi mengenai kemungkinan penamaan ahli waris Nurhaci. Sebuah judul yang oleh dokumen tersebut disebut sebagai ''taise''.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Stary|first=Angelika|date=1998-10|title=URETHRITIS|url=http://dx.doi.org/10.1016/s0733-8635(05)70037-1|journal=Dermatologic Clinics|volume=16|issue=4|pages=723–726|doi=10.1016/s0733-8635(05)70037-1|issn=0733-8635}}</ref> Tatiana Pang dan Giovanni Stary, dua spesialis sejarah Manchu awal, menganggap dokumen ini sebagai "bukti lebih lanjut" bahwa Hong Taiji adalah nama aslinya, "sama sekali tidak terhubung dengan gelar Cina ''huang taizi''".<ref name=":0" /> Sejarawan Mark Elliott memandang ini sebagai bukti persuasif bahwa Hong Taiji bukanlah gelar, tetapi nama pribadi.<ref>{{Cite journal|last=Elliott|first=Mark C.|date=2001-11|title=New Light on Manchu Historiography and Literature: The Discovery of Three Documents in Old Manchu Script. By Tatiana A. Pang and Giovanni Stary. Wiesbaden: Harrassowitz Verlag, 1998. 340 pp. DM 138 (cloth).|url=http://dx.doi.org/10.2307/2700061|journal=The Journal of Asian Studies|volume=60|issue=4|pages=1182–1185|doi=10.2307/2700061|issn=0021-9118}}</ref>
|