Soerjopranoto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Lokasi makam yang lebih spesifik. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(18 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 11:
'''Raden Mas Soerjapranata''' ([[Ejaan Soewandi]]: ''Suryapranata'', atau sering ditulis '''Soerjopranoto''') ({{lahirmati|[[Kadipaten Pakualaman|Pakualaman]]|11|1|1871|[[Kota Cimahi|Tjimahi]]|15|10|1959}}) adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-3 oleh Presiden RI, [[Soekarno]], pada 30 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 310 Tahun 1959, tanggal 30 November 1959).<ref>{{Cite web |url=http://www.depsos.go.id/modules.php?name=Pahlawan&opsi=mulai-1 |title="DAFTAR NAMA PAHLAWAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA" |access-date=2011-02-27 |archive-date=2012-05-09 |archive-url=https://www.webcitation.org/67WW7R2g9?url=http://www.depsos.go.id/modules.php?name=Pahlawan&opsi=mulai-1 |dead-url=yes }}</ref>
Ia dimakamkan di Makam Gambiran, [[Kotagede, Yogyakarta]].
== Latar Belakang dan Pendidikan ==
Baris 42:
== Asal usul keluarga ==
Soerjopranoto dilahirkan di lingkungan Kadipaten Pakualaman, tanggal 11 Januari 1871, sebagai putra tertua dari KPH Soerjaningrat, putra sulung Sri Pakualam III,
Anak Dan Cucu Soerjopranoto :
1. Yudopranoto ( Memiliki 3 anak ) :
* R.M. Sumitro Kadariman ( Memiliki 2 anak ) :
1. R.M. Agus Sarjono
2. R.M. Dodi Dwi Nugroho, A.Md.Kom., S.H. ( Memiliki 3 anak ) :
1. R.M. Sakabumi Kalimasada
2. R.M. Sapujagat Kalimasada
3. R.M. Asoka Kalimasada
* R.A. Utami Kadarina ( Memiliki 2 anak ) :
# R.M. Oktofian Abidin
# R.M. Yunan Satriawan Abidin
* R.A. Utari Kadarwati ( Memiliki 3 anak ) :
# R.A. Hestrini Wulandari
# R.A. Hanum Puspita Rini
# R.A. Hayu Widi Hapsari
2. Sumaryo
3. R.A Soemarno
4. Sutaryo
5. Sunaryo
6. Sriyono
7. R.A. Soeharyo
8. Imam Soemantri
9. Bambang Soesiloharjo
10. Ny. Dr. Abdullah
Selain disekolahkan, Soerjopranoto mendapat didikan di rumah tentang budi pekerti, dan sesuai dengan adat pusaka kebangsawanan, ia diwajibkan mengerti dan memahami sen itari, ''karawitan'', kesusastraan (membuat puisi Jawa yang dilagukan atau ''tembang''). Menjelang dewasa, mulailah Soerjopranoto mempelajari soal ketatanegaraan, perekonomian, kemasyarakatan, sejarah, keTuhanan dan lain sebagainya. Perpustakaannya meliputi kurang lebih 3500 buku tentang berbagai ilmu pengetahuan. Dia kemudian berhasil mendapat ijasah ''Klein Ambtenaar''.
|