Bactrocera: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adnan Chaldun (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Mitgatvm Bot (bicara | kontrib)
k Ganti ke infobox spesies
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox spesies
{{Automatic taxobox
| image = Bactrocera_dorsalis.jpg
| image_caption = ''[[Bactrocera dorsalis]]''
Baris 35:
 
== Daur Hidup ==
Dengan [[ovipositor]]nya, lalat ini menusuk kulit buah.<ref name="Hama penyakit tanaman"/> Jumlah telur sekitar 100–120 butir.<ref name="Hama penyakit tanaman"/> Setelah 2–3 hari, telur akan menetas dan menjadi berenga.<ref name="Hama penyakit tanaman"/> Bernga tersebut akan membuat terowongan di dalam buah dan memakan dagingnya selama lebih kurang 2 minggu.<ref name="Hama penyakit tanaman"/> Bernga yang telah dewasa meninggalkan buah dan jatuh di atas tanah, kemudian membuat [[terowongan]] 2–5 &nbsp;cm dan menjadi pupa.<ref name="Hama penyakit tanaman"/> Lama masa pupa 7–8 hari.<ref name="Hama penyakit tanaman"/> Total daur hidupnya antara 23–34 hari, tergantung keadaan udara. Dalam satu tahun lalat ini kira-kira menghasilkan 8–10 generasi.<ref name="Hama penyakit tanaman"/>
 
== Serangan ==
Baris 47:
 
== Pengendalian ==
Selama ini, Bractocera dorsalis pada tanaman dapat dikendalikan dengan beberapa cara, diantaranyadi antaranya yaitu insektisida.<ref name="Kamrin">Kamrin MA. 1997. Pesticide Profiles: Toxicity, Environmental, Impact, and Fate. New York: Lewis Publisher</ref>, pemanfaatan musuh alami, pemanfaatan flavonoid dari kulit jeruk manis, dan bioinsektisida.<ref name="Agrios">Agrios. 2010. Petunjuk Praktis Membuat Pestisida Organik. Hlmn: 20-23. ISBN 979-006-279-6. Jakarta: Agromedia Pustaka</ref>
 
=== Insektisida ===
Baris 53:
 
=== Bioinsektisida ===
Bioinsektida adalah mikroorganisme pengendali [[serangga]].<ref name="Agrios"/> Selain penyakit, kendala utama dalam budidayabudi daya tanaman adalah serangan hama.<ref name="Agrios"/> Pada awal infeksi [[bakteri]], serangga akan menunjukkan penurunan aktivitas makan dan cenderung mencari perlindungan di tempat tersembunyi (dibawahdi bawah daun).<ref name="Agrios"/> Sementara larva serangga akan mengalami diare, mengeluarkan cairan dari mulutnya, dan mengalami kelumpuhan pada saluran makanan.<ref name="Agrios"/>
Sebuah penelitian melaporkan bahwa ekstrak tanaman ''Citrus hystrix'' ([[jeruk purut]]) dan ''Tephrosia vogelii'' (kacang babi) dapat menghambat proses peneluruan dari Bactrocera sp. pada pertanaman cabai merah.<ref>http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56345 Evaluasi Lima Ekstrak Tanaman sebagai Penolak Lalat Buah Bactrocera sp. (Diptera: Tephritidae) pada Cabai Merah.</ref>
 
 
=== Pemanfaatan Musuh Alami ===
Pengelolaan hama Lalat buah (''Bactrocera dorsalis'') dengan memnfaatkanmemanfaatkan keanekaragaman hayati dalam [[agroekosistem]].<ref name="Kamrin"/> Seperti Pengendalianpengendalian Bractocera dorsalis yang sudah dilakukan adalah dengan pemanfaatan musuh alami sebagai agen pengendali.<ref name="Kamrin"/> Di mana dalam aplikasinya perlu ditunjang oleh beberapa hal, yaitu teknik perbanyakan inangnya yaitu B. dorsalis dengan menggunakan pakan buatan; eksplorasi, identifikasi musuh alami, yakni parasitopid ''B. dorsalis'' serta peranannya dalam pengelolaan hama lalat buah; dan manipulasi musuh alami melalui praktik agronomis agar efektif sebagai [[agen pengendali]] hayati.<ref name="Kamrin"/> Balai Penelitian Tanaman [[Rempah]] dan [[Obat]] (Balitro) di Bogor telah melakukan serangkaian penelitian pengendalian hama tersebut.<ref name="Kamrin"/> Pengendalian yang dipilih menggunakan Minyakminyak Cemaracemara Hantuhantu (Melaleuca braceata) dan [[minyak selasih]] (''Ocimum sanctum'') yang berpeluang menjadi [[atraktan]] karena mengandung [[metil eugenol]] yang cukup tinggi. SifatanyaSifatnya sebagai atraktan dapat menarik lalat buah. Akan tetapi tidak membunuhnya.<ref name="Kamrin"/> Tanaman selasih ungu (''Ocimum sanctum'' Linn) juga dapat dimanfaatkan sebagai atraktan lalat buah pada tanaman jambu biji (''Psidium guajava'').<ref>http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/4111 Pemanfaatan Tanaman Selasih Ungu (Ocimum sanctum Linn) Sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera dorsalis) Pada Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava) Dalam Rangka Pengembangan Pestisida Nabati Ramah Lingkungan</ref>
Pemanfaatan atraktan dapat pula dilakukan dengan kombinasi metil eugenol, protein hidrolisat, dan lem beraroma dengan menggunakan perangkap bola berwarna dalam menangkap lalat buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 7 spesies lalat buah yang tertangkap oleh bola perangkap. Kombinasi bola perangkap berwarna menggunakan atraktan metil eugenol dan lem beraroma dapat menangkap lalat buah lebih banyak. Sedangkan bola perangkap protein hidrolisat relatif sedikit, namun banyak lalat buah betina yang tertangkap dalam perangkap protein hidrolisat dibandingkan metil eugenol dan lem beraroma. Tangkapan lalat buah pada bola perangkap di pengaruhidipengaruhi oleh curah hujan.<ref>http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/46796 Keefektifan tiga atraktan menggunakan bola berwarna dalam menangkap imago lalat buah pada jambu biji di Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor</ref>
 
== Lihat pula ==
Baris 67 ⟶ 66:
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
 
{{Taxonbar|from=Q590718}}