Minamoto no Yoritomo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
 
(2 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 97:
 
=== Pengusiran Yoshitsune ===
Pada bulan April [[1185]], Yoritomo menerima surat dari [[Kajiwara Kagetoki]] yang ditugaskan mendampingi Yoshitsune. Kagetoki menulis fitnah bahwa Yoshitsune berkali-kali menegaskan bahwa kesuksesan menghancurkan klan Taira adalah semata-mata berkat jasanya seorang diri. Pada bulan berikutnya (Mei 1185), Yoshitsune dan pasukannya sampai di Provinsi Sagami untuk mengantar pasangan bapak-anak Taira Munemori yang menjadi tawanan. Namun Yoshitsune tidak diizinkan memasuki kota Kamakura, dan hanya para tawanan yang diizinkan memasuki kota. Setelah bertemu dengan Munemori, Yoritomo tetap tidak mengizinkan Yoshitsune memasuki Kamakura. Pada 9 Juni 1185, Yoshitsune diperintahkan kembali ke Kyoto dengan membawa Taira no Shigehira dan bapak-anak Taira no Munemori. Yoshitsune sangat kecewa dan berpidato di hadapan pasukan, "Untuk semua yang dendam dengan Yoritomo, kau harus berpihak padaku." Pidato Yoshitsune disampaikan kepada Yoritomo yang langsung menyita semua wilayah kekuasaan adiknya.{{butuh rujukan}}
 
Pada 4 Agustus 1185, Yoritomo memerintahkan Sasaki Sadatsuna untuk membunuh Yukiie yang berada di pihak Yoshinaka. Memasuki bulan September 1185, Yoritomo mengutus [[Kajiwara Kagesue]] untuk menyelidiki Yoshitsune yang sedang berada di Kyoto. Perintah membunuh Yukiie ditolak Yoshitsune yang sedang sakit kelelahan dan tidak ingin membunuh sesama klan Minamoto. Setelah mendengar kabar dari Kagetsue, Yoritomo menganggap Yoshitsune melawan perintah, dan mengutus [[Tosanobō Shōshun]] untuk menghabisinya. Sebaliknya, Yoshitsune sudah meminta mantan Kaisar Go-Shirakawa agar mengeluarkan mandat kaisar untuk membunuh Yoritomo.{{butuh rujukan}}
 
Pada 17 Oktober 1185, Tosanobō Shōshun menyerbu kediaman Yoshitsune di Kyoto dengan membawa sekitar 60 prajurit berkuda. Penyerbuan gagal karena sudah ditunggu-tunggu Yoshitsune yang dibantu tambahan prajurit dari Yukiie. Tosanobō Shōshun ditawan dan mengaku bertindak atas perintah Yoritomo. Yoshitsune sekali lagi menemui mantan Kaisar Go-Shirakawa, dan setelah didesak mau mengeluarkan mandat untuk menyingkirkan kakaknya. Walaupun mengetahui dirinya sedang diincar, Yoritomo meneruskan persiapan upacara ''Hōyō'' untuk memperingati hari meninggalnya ayah Yoshitsune dan Yoritomo. Upacara tersebut membuat Yoshitsune tidak berhasil mengumpulkan pengikutnya, karena sebagian di antaranya menghadiri upacara di kediaman Yoritomo. Sebaliknya, Yoritomo yang berangkat dari Kamakura untuk menghabisi Yoshitsune. Ketika pasukan Yoritomo sudah menyeberangi Sungai Kisegawa di [[Provinsi Suruga]] pada 1 November 1185, Yoshitsune dan pasukannya melarikan diri dari Kyoto. Perintah penangkapan Yoshitsune dan Yukiie diumumkan ke seluruh provinsi. Pada 12 Mei 1185, Yukiie dibunuh setelah lokasi persembunyian di [[Provinsi Izumi]] terbongkar.{{butuh rujukan}}
 
Pada 29 Juli tahun yang sama, Yoritomo memerintahkan pengikutnya untuk membunuh bayi laki-laki [[Shizuka Gozen]] dengan Yoshitsune. Pengikut Yoritomo membuang bayi Shizuka Gozen di Yuigaura, Kamakura. Pada waktu itu, Yoshitsune berhasil sampai di Provinsi Ōshū dan meminta perlindungan dari Fujiwara no Hidehira.{{butuh rujukan}}
 
=== Pertempuran Ōshū ===
Sebelum wafat pada bulan November [[1187]], Fujiwara no Hidehira meninggalkan pesan kepada putranya, [[Fujiwara no Yasuhira]] agar membantu Yoshitsune menjadi shogun. Pada bulan 4 tahun berikutnya, Yoritomo meminta mandat dari kaisar untuk menyingkirkan Yoshitsune. Setelah mandat diterima, Yoritomo memerintahkan Yasuhira untuk menyerbu Yoshitsune. Pada tahun berikutnya ([[1189]]), pasukan Yasuhira menyerbu Yoshitsune yang sedang berada di Koromogawa no Tachi. Dalam keadaan terkepung, Yoshitsune bunuh diri.{{butuh rujukan}}
 
Selanjutnya, tanggal 25 Juni 1189, Yoritomo meminta mandat kaisar untuk menyingkirkan Fujiwara no Yasuhira di Ōshū, tetapi izin tidak kunjung turun walaupun pengikutnya sudah siap berangkat. Pada 19 Juli 1189, Yoritomo berangkat menyerbu Yasuhira walaupun belum mendapat izin dari istana.{{butuh rujukan}}
 
Setibanya di Kunimi (Provinsi Mutsu) pada 7 Agustus 1189, pasukan Yoritomo berhadapan dengan pasukan [[Fujiwara no Kunihira]]. Pasukan Fujiwara yang berjumlah sekitar 20 ribu prajurit bertahan di balik dinding benteng dan parit berisi air sungai. Pertempuran dimenangkan pasukan Yoritomo. Kunihira yang berusaha melarikan diri tewas oleh Wada Yoshimori.{{butuh rujukan}}
 
Sementara itu, [[Oyama Tomomasa]] dan [[Yūki Tomomitsu|Oyama Tomomitsu]] mendapat berita bahwa Yasuhira berada di distrik Tamatsukuri. Pasukan Yasuhira dikepung tetapi Yasuhira sudah melarikan diri. Yoritomo mengejarnya sampai di rumah kediaman Yasuhira di Hiraizumi, namun Yasuhira lebih dulu melarikan diri setelah membakar rumah kediamannya. Pada 26 Agustus 1189, Yoritomo menerima surat dari Yasuhira yang memohon pengampunan nyawanya. Yasuhira ingin Yoritomo meletakkan surat jawaban di distrik Hinai. Permintaan tersebut dijawab Yoritomo dengan melakukan pencarian di Hinai yang diduga sebagai lokasi persembunyian Yasuhira. Pada 2 September 1189, Yoritomo memindahkan pasukan ke [[Morioka, Iwate|Kuriyagawa]] di distrik Iwai. Di lokasi tersebut, [[Minamoto no Yoriyoshi]] menghabisi [[Abe no Sadatō]] dalam [[Perang Zenkunen]]. Di tempat yang sama, Yoritomo menunggu-nunggu kesempatan untuk menghabisi Yasuhira. Keesokan harinya, Yasuhira ternyata lebih dulu dibunuh pengikutnya sendiri yang bernama Yasuda Jirō. Tiga hari kemudian, Yasuda Jiro datang menemui Yoritomo dengan membawa potongan kepala majikannya. Setelah memastikan potongan kepala tersebut milik Yasuhira, Yoritomo menghukum mati Yasuda Jirō karena membunuh majikannya sendiri. Mandat dari kaisar untuk menyingkirkan Yasuhira baru diterima Yoritomo pada 9 September 1189 setelah wilayah Ōshū berhasil dikuasai.{{butuh rujukan}}
 
=== Diangkat sebagai shogun ===
Pada [[3 November]] [[1189]], Yoritomo menerima surat dari istana yang berisi pujian atas kesuksesan penaklukan Ōshū. Surat tersebut sekaligus memberi jabatan baru yang ditolak oleh Yoritomo. Setahun kemudian, [[3 Oktober]] [[1190]], Yoritomo akhirnya berangkat dari Kamakura menuju Kyoto, dan memasuki ibu kota pada 7 November 1190 dengan membawa sekitar seribu prajurit berkuda. Yoritomo tinggal di rumah kediaman yang baru dibangunnya di lokasi bekas kediaman Taira no Kiyomori di Rokuhara.{{butuh rujukan}}
 
Pada 9 November 1190, Yoritomo menghadap mantan Kaisar Go-Shirakawa yang memintanya untuk menerima jabatan ''Dainagon''. Yoritomo menolak dan kembali ke kediamannya di Rokuhara setelah bertemu dengan Kaisar Go-Toba. Setelah beberapa kali menolak jabatan tinggi yang memang tidak diinginkannya, Yoritomo memutuskan untuk kembali ke Kamakura.{{butuh rujukan}}
 
Pada [[26 April]] [[1192]], mantan Kaisar Go-Shirakawa mangkat. Yoritomo diangkat sebagai [[Shogun|Sei-i Taishōgun]] pada tanggal [[21 Agustus]] 1192 tanpa ada pihak yang menghalangi. Pemerintahan militer yang didirikan Yoritomo di Kamakura dikenal sebagai Keshogunan Kamakura.{{butuh rujukan}}
 
Pada [[28 Mei]] [[1193]], sewaktu para [[Gokenin]] sedang berburu di Provinsi Suruga, seorang Gokenin bernama [[Kudō Suketsune]] dibunuh sebagai [[Pembalasan Dendam Soga Bersaudara]]. Berita kematian Suketsune menimbulkan kegemparan, dan sampai di Kamakura sebagai kabar terbunuhnya Yoritomo. Hōjō Masako sangat terkejut mendengar berita kematian suaminya dan berusaha ditenangkan oleh Noriyori. Sekembalinya di Kamakura, Yoritomo menuduh Noriyori ingin memberontak, dan memaksa Noriyori untuk menulis surat pernyataan setia. Di akhir surat, Noriyori menulis namanya sebagai Minamoto no Noriyori. Yoritomo makin bertambah marah karena nama klan Minamoto hanya boleh dipakai oleh dirinya sendiri. Noriyori mengutus seorang pengikutnya, Taima Tarō untuk menyelinap ke ruang tidur Yoritomo namun tertangkap. Hukuman buang ke Izu dijatuhkan kepada Noriyori, walaupun setelah itu juga dikabarkan dihukum mati.{{butuh rujukan}}
 
Di puncak kekuasaannya, Yoritomo mengunjungi kuil-kuil yang sudah selesai dibangun kembali, termasuk di antaranya [[Kuil Tōdaiji]], menghadiri upacara resmi, dan menjadi penengah dalam pertikaian. Pada tahun 1194, Yoritomo menjatuhkan hukuman mati bagi seorang Gokenin berpengaruh, [[Yasuda Yoshisada]] yang dituduh memberontak. Pada bulan Maret 1195, Yoritomo melangsungkan ajang kompetisi [[Yabusame]] yang diikuti para Gokenin di kuil [[Sumiyoshi Taisha]], [[Provinsi Settsu]]. Selanjutnya, Yoritomo bermaksud menikahkan anak perempuannya, [[Putri Ō]] dengan [[Kaisar Go-Toba]]. Keinginan Yoritomo tidak terlaksana akibat ditentang banyak pihak.{{butuh rujukan}}
 
Di akhir tahun [[1198]], Yoritomo jatuh sakit di tengah perjalanan pulang dari upacara di jembatan Sungai Sagami. Ada berita yang mengatakan Yoritomo terjatuh dari kuda, walaupun tidak bisa dipastikan kebenarannya. Pada tahun berikutnya, 17 Februari [[1199]], Yoritomo ditahbiskan sebagai biksu dan meninggal dua hari kemudian, 19 Februari 1199 pada usia 53 tahun.{{butuh rujukan}}
 
Di akhir tahun [[1198]], Yoritomo jatuh sakit di tengah perjalanan pulang dari upacara di jembatan Sungai Sagami. Ada berita yang mengatakan Yoritomo terjatuh dari kuda, walaupun tidak bisa dipastikan kebenarannya. Pada tahun berikutnya, 17 Februari [[1199]], Yoritomo ditahbiskan sebagai biksu dan meninggal dua hari kemudian, 19 Februari 1199 pada usia 53 tahun.
== Referensi ==
{{reflist}}