Padri Nadeak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
NaidNdeso (bicara | kontrib)
 
(9 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{kembangkan}}
{{Nama Batak|[[Suku Batak Toba|Toba]]|[[Nadeak]]}}
{{Infobox person
'''Padri Nadeak''' adalah seorang sinematografer Indonesia.
| name = Padri Nadeak
| image = PadriNadeakCloseUp.jpg
| imagesize =
| caption =
| birth_name =
| birth_date = {{birth date and age|1976|06|05}}
| birth_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| death_date =
| death_place =
| other_names =
| alma_mater =
| occupation = [[Sinematografer]]
| years_active = 2008–sekarang
| organization = Indonesian Cinematographers Society
| spouse = <!-- {{marriage|[[Sha Ine Febriyanti]]|1 December 2003}} -->
| partner =
| children =
| family =
| awards =
| website =
}}
 
'''Padri Nadeak,''' I.C.S, ({{Lahir mati|Jakarta|05|06|1976}}) adalah seorang [[sinematografer]] asal [[Indonesia]]. Ia memulai karier sebagai penata kamera lewat film [[Takut: Faces of Fear|Takut: ''Faces of Fear'']] pada tahun 2008. Ia juga tergabung dalam ''Indonesian Cinematographers Society'' (I.C.S), sebuah asosiasi sinematografer di Indonesia.
== Kehidupan pribadi ==
Padri Nadeak dikenal sebagai salah satu penata kamera atau sinematografer andal di industri film Indonesia. Ia dua kali dinominasikan Piala Citra sebagai Pengarah Kamera Terbaik FFI lewat film ''[[Rumah di Seribu Ombak]]'' (2012) dan ''[[Dua Garis Biru]]'' (2019). Karya terbarunya, yakni Ngeri-ngeri Sedap tengah tayang di bioskop dan telah menyerap 500 ribu penonton lebih. Tak heran ia disebut salah satu penata kamera papan atas di Tanah Air.
 
Di balik karya-karyanya yang monumental, Padri Nadeak punya banyak cerita inspiratif. Dulu ia olahragawan. Lalu, Padri Nadeak menghadapi masalah fisik, mental, trauma, hingga fobia.
 
Pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan paha kanan patah, titik balik Padri Nadeak terjadi ketika sang ayah meninggal dunia pada 17 September 2021 di usia 72 tahun. Ia pun mengatur pola makan atau diet.
 
“Saya masih merasa kurang lama hidup bersama beliau padahal umur saya 45 tahun waktu itu. Saya umur segitu sakit-sakitan karena pola hidup tidak sehat dan pola makan yang berantakan akibat tuntutan pekerjaan,” katanya.
 
“Itu tidak ''fair'' buat anak saya jika di umur aktifnya malah sibuk ''nemenin'' saya di rumah sakit. Saya ingin melihat anak saya menikah dan saya masih sehat,” Padri Nadeak menyambung. Padri Nadeak mengubah gaya hidup dengan mengikuti Eating Reorder (ER) <ref>{{Cite web|title=Mengenal Eating Reorder, Mengatur Pola Pikir dalam Pola Makan|url=https://www.tribunnews.com/lifestyle/2022/06/04/mengenal-eating-reorder-mengatur-pola-pikir-dalam-pola-makan|website=Tribunnews.com|language=id-ID|access-date=2023-05-08}}</ref>, yakni program yang berfokus ke pola hidup sehat secara natural dengan mengatur pola pikir dalam pola makan.
 
“Saya belajar rela dididik dan ikhlas berproses. Hasilnya terlihat. Berat badan saya turun dari 96 kg menjadi 73, ''loss'' sekitar 23 kg. Selain jadi disiplin, saya menghargai dan menikmati apa itu hidup sehat,” ia menambahkan.
 
Perlahan, Padri Nadeak mulai percaya diri saat difoto. Ia kini punya komunitas yang mendukungnya bergaya hidup sehat. Ini membuatnya bahagia dan sehat lahir batin.
 
“Badan kembali fit tidak ada kesemutan. Tidak ada pegel-pegel di leher atau kaki lagi, mendengkur menghilang. Bisa jalan dan uber-uberan sama anak, ''traveling'' dengan anak tidak kelelahan. Kembali merasa lebih muda 10 tahun baik fisik maupun mental,” pungkasnya.
 
Dalam kesempatan itu, Coach Roy Irawan yang mendirikan ER pada 2020 menegaskan, tiap orang berhak hidup sehat dengan mudah, murah sekaligus menyenangkan. Karenanya, ER tak menetapkan tarif tertentu agar orang bisa menjalani programnya.
 
“Saya percaya sehat itu hak semua orang. Karenanya program ER diciptakan sebagai jawaban untuk kebutuhan bagi semua kalangan, tanpa memandang status sosial,” ungkap Roy sembari memperkenalkan aplikasi ER kepada masyarakat Indonesia. <ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2022-06-09|title=Cerita Sinematografer Padri Nadeak Turunkan Bobot 23 Kg, Ingin Sehat dan Lihat Anak Menikah|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/4982751/cerita-sinematografer-padri-nadeak-turunkan-bobot-23-kg-ingin-sehat-dan-lihat-anak-menikah|website=liputan6.com|language=id|access-date=2023-05-08}}</ref>
 
== Filmografi ==
Baris 176 ⟶ 179:
| {{yes}}
|
|-
|-style="background-color:#FFFFE0; color:black;"
| rowspan="4"|2024
| ''[[Kupu-Kupu Kertas (film)|Kupu-Kupu Kertas]]''
| {{yes}}
|
|-
| ''[[Rumah Dinas Bapak]]''
| {{yes}}
|
|-
| ''[[Cinta dalam Ikhlas]]''
| {{yes}}
|
|-
| ''[[Konco-Konco Edan]]''
| {{yes}}
|
|}
;Keterangan:
{{legenda|#FFFFE0|Belum dirilis}}
 
== Penghargaan dan Nominasi ==
Baris 196 ⟶ 209:
|[[Festival Film Indonesia 2012|2012]]
|[[Festival Film Indonesia]]
|Penata Kamera<ref name=":0">{{Cite web|title=Padri Nadeak - Filmografi|url=https://arsip.festivalfilm.id/name/padri-nadeak/filmografi/|website=Arsip FFI|access-date=2024-12-23}}</ref>
|[[Pengarah Sinematografi Terbaik Festival Film Indonesia|Pengarah Sinematografi Terbaik]]
|[[Rumah di Seribu Ombak]]
|{{Nom}}
|-
|2017
|[[Festival Film Indonesia]]
|Penata Kamera<ref name=":0" />
|[[Sweet 20 (film 2017)|Sweet 20]]
|{{Nom}}
|-
Baris 207 ⟶ 226:
|-
|[[Festival Film Indonesia 2019|Festival Film Indonesia]]
|[[Pengarah Sinematografi Terbaik Festival Film Indonesia|Pengarah Sinematografi Terbaik]]<ref name=":0" />
| rowspan="2" |[[Dua Garis Biru]]
|{{Nom}}
Baris 224 ⟶ 243:
 
== Referensi ==
{{reflist}}
* {{id}} [http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4c25e665df3d4_padri-nadeak/filmography#.ZBj77HZBy5f Profil Padri Nadeak]
 
== Pranala luar ==
* [https://www.linkedin.com/in/padri-nadeak-6027a539/?originalSubdomain=id Profil Padri Nadeak di LinkedIn]
{{Authority control}}
* [https://www.instagram.com/padri_nadeak/ Profil Padri Nadeak di Instagram]
 
{{DEFAULTSORT:Nadeak, Padri}}