Hari Santri Nasional: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Melengkapi Sejarah Munculnya Hari Santri Nasional dan menambahkan Referensinya
M.Ghiyats (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Hari Santri.png|jmpl|Hari Santri Nasional 2023 Ponpes Kempek Cirebon]]
'''{{BASEPAGENAME}}''' ('''HSN''') jatuh pada tanggal 22 Oktober setiap tahunnya. Peringatan<ref>{{Cite web|date=2022-10-23|title=Hari Santri Nasional Pangkalpinang 2022|url=https://radarbabel.com/hari-santri-nasional-pangkalpinang-tahun-2022|language=id|access-date=2022-10-23|archive-date=2023-03-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20230329071642/https://radarbabel.com/hari-santri-nasional-pangkalpinang-tahun-2022/|dead-url=no}}</ref> ini, ditetapkan oleh [[Presiden]] [[Joko Widodo]] pada tanggal 22 Oktober 2015 di [[Masjid Istiqlal]] [[Jakarta]]. Penetapan Hari Santri Nasional berawal dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Pondok Pesantren Babussalam di Desa Banjarejo Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang pada tahun 2014, saat itu Bapak Joko Widodo melaksanakan Kontrak Politik dengan KH [[Thoriq bin Ziyad|Thoriq Bin Ziyad]] yang merupakan Pengasuh [[Pondok]] [[Pesantren]] Babussalam untuk menetapkan 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional jika terpilih sebagai Presiden di Pemilu 2014.<ref>{{Cite web|last=Muhammad|first=Imadudin|title=Gus Thoriq: Pak Jokowi Tanda Tangan Kontrak Politik Hari Santri pada Jumat Pahing malam Sabtu Pon, pada 27 Juni 2014 - TIMES Indonesia|url=https://timesindonesia.co.id/peristiwa-daerah/473817/gus-thoriq-pak-jokowi-tanda-tangan-kontrak-politik-hari-santri-pada-jumat-pahing-malam-sabtu-pon-pada-27-juni-2014|website=timesindonesia.co.id|language=id|access-date=2023-12-18}}</ref><ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2014-06-27|title=KH Thoriq: Jokowi, Pilihan Allah|url=https://regional.kompas.com/read/xml/2014/06/27/2140043/KH.Thoriq.Jokowi.Pilihan.Allah|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-12-18}}</ref><ref>{{Cite web|last=antaranews.com|date=2014-06-28|title=Jokowi janji tetapkan Hari Santri Nasional pada 1 Muharam|url=https://www.antaranews.com/berita/441336/jokowi-janji-tetapkan-hari-santri-nasional-pada-1-muharam|website=Antara News|language=id|access-date=2023-12-18}}</ref><ref>{{Cite web|last=Redaksi|date=2015-10-21|title=Gus Thoriq: Janji Jokowi Hari Santri 1 Muharram, Bukan 22 Oktober|url=https://santrinews.com/politik/gus-thoriq-janji-jokowi-hari-santri-1-muharram-bukan-22-oktober|website=SantriNews|language=id|access-date=2023-12-18}}</ref><ref>{{Cite web|last=Ikhsanudin|first=Arief|title=Hari Santri 2023, Jokowi Cerita Tetapkan Hari Santri Lewat Keppres|url=https://news.detik.com/berita/d-6995374/hari-santri-2023-jokowi-cerita-tetapkan-hari-santri-lewat-keppres|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2023-12-18}}</ref> Penetapan Hari Santri Nasional dimaksudkan untuk mengingat dan meneladani semangat [[jihad]] para [[santri]] merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang digelorakan para [[ulama]]. Tanggal 22 Oktober merujuk pada satu peristiwa bersejarah yakni seruan yang dibacakan oleh [[Pahlawan Nasional]] [[Muhammad Hasyim Asy'ari|Hasyim Asy'ari]] pada 22 Oktober 1945. Seruan ini berisikan perintah kepada umat [[Islam]] untuk berperang (jihad) melawan tentara [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Sekutu]] yang ingin menjajah kembali wilayah [[Indonesia]] pasca-Proklamasi Kemerdekaan. Sekutu ini maksudnya adalah Inggris sebagai pemenang Perang Dunia II untuk mengambil alih tanah jajahan [[Jepang]]. Di belakang tentara Inggris, rupanya ada pasukan [[Belanda]] yang ikut membonceng.
 
Penetapan Hari Santri Nasional dimaksudkan untuk mengingat dan meneladani semangat [[jihad]] para [[santri]] merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang digelorakan para [[ulama]]. Tanggal 22 Oktober merujuk pada satu peristiwa bersejarah yakni seruan yang dibacakan oleh [[Pahlawan Nasional]] [[Muhammad Hasyim Asy'ari|Hasyim Asy'ari]] pada 22 Oktober 1945. Seruan ini berisikan perintah kepada umat [[Islam]] untuk berperang (jihad) melawan tentara [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Sekutu]] yang ingin menjajah kembali wilayah [[Indonesia]] pasca-Proklamasi Kemerdekaan. Sekutu ini maksudnya adalah Inggris sebagai pemenang Perang Dunia II untuk mengambil alih tanah jajahan [[Jepang]]. Di belakang tentara Inggris, rupanya ada pasukan [[Belanda]] yang ikut membonceng.
 
Aspek lain yang melatarbelakangi penetapan HSN ini adalah pengakuan resmi pemerintah [[Republik Indonesia]] atas peran besar umat Islam dalam berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta menjaga NKRI. Ini sekaligus merevisi beberapa catatan sejarah nasional, terutama yang ditulis pada masa [[Orde Baru]], yang hampir tidak pernah menyebut peran [[ulama]] dan kaum [[santri]].<ref>{{Cite web