Kabupaten Aceh Tamiang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan 1 suntingan by 2001:448A:11A6:1473:556D:A437:34C5:A0A3 (bicara): Tanpa rujukan (TW) Tag: Pembatalan halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
k Membatalkan 3 suntingan by 114.79.0.184 (bicara) (TW) Tag: Pembatalan |
||
(13 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{coor title dm|4|14|N|97|58|E|region:ID-AC_type:adm2nd|display=title}}
{{Dati2
|
|nama = Kabupaten Aceh Tamiang
|translit_lang1_type = [[abjad Jawi|Jawoe/Jawi]]
|translit_lang1_info = اچيه تميانڠ
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|kecamatan = 12
|gampong = 213
|dasar hukum = [[s:Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2002|UU RI Nomor 4 Tahun 2002]]<ref name="UU">{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=8 Desember 2021|archive-date=12 Juli 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
|ref jumlah satuan pemerintahan = <ref name="Permendagri-137-2017"/>
|tanggal = [[10 April]] [[2002]]<ref name="UU"/>
|hari jadi =
|kepala daerah = Bupati
|nama kepala daerah = Asra ([[Penjabat|Pj.]])
|nama wakil kepala daerah = ''Lowong''
|sekretaris daerah = Asra
|ketua DPRD = Suprianto
|luas = 1956,72
|luasref = <ref name="Permendagri-137-2017"/>
|penduduk = 308102
|penduduktahun = 31 Desember [[2023]]
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|98,98% [[Islam]] |0,50% [[Agama Buddha|Buddha]]
|{{Tree list}}
* 0,28% [[Kekristenan]]
** 0,25% [[Protestan]]
** 0,03% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,24% Lainnya<ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Kabupaten+Aceh+Tamiang&wid=1114000000&lang=id|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Aceh Tamiang|website=www.sp2010.bps.go.id|accessdate=21 Januari 2021|archive-date=2023-02-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230220045207/https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Kabupaten+Aceh+Tamiang&wid=1114000000&lang=id|dead-url=no}}</ref>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Aceh|Aceh Tamiang]]
|IPM = {{increase}} 73,02 ([[2023]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00726a"> tinggi </span><ref name="IPM">{{cite web|url=https://aceh.bps.go.id/indicator/26/74/1/ipm.html|title=Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2021-2023|website=www.aceh.bps.go.id|accessdate=28 Januari 2024}}</ref>
|kodearea = 0641
|kodepos = 24471-24478
|nomor_polisi = BL
|apbd = Rp 1.175.611.272.018,-<ref name="APBD 2018">{{cite web |url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=5412 |title=APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018 |date=2018-05-04 |accessdate=2018-07-06 |archive-date=2018-07-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180706132521/http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=5412 |dead-url=no }}</ref>
|pad = Rp 141.815.373.710,-<ref name="APBD 2018"/>
|dau = Rp 504.489.012.000,-
|dauref = ([[2021]])<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2020/09/DAU_rotated.pdf|title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2021|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2021)|accessdate=8 Desember 2021|page=1|format=pdf|archive-date=2021-12-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20211207084638/http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2020/09/DAU_rotated.pdf|dead-url=no}}</ref>
|flora =
|fauna =
|zona waktu = [[WIB]]
|web = {{URL|www.acehtamiangkab.go.id}}
}}
'''Kabupaten Aceh Tamiang''' adalah salah satu [[kabupaten]] di [[provinsi]] [[Aceh]], [[Indonesia]].<ref name="Permendagri-137-2017">{{cite web|url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017 |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 3 Oktober 2019 |archive-url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017/mode/2up |archive-date= 29 Désémber 2018}}</ref><ref name="Permendagri-72-2019">{{cite web|url= http://jdih.setjen.kemendagri.go.id/pm/Permendagri%20No%2072%20Th%202019+lampiran.pdf |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |archive-url= https://archive.org/details/permendagriindonesia722019 |archive-date= 25 Oktober 2019 |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 15 Januari 2020}}</ref> Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari
Kabupaten ini berada di jalur timur [[Sumatra]] yang strategis dan hanya berjarak lebih kurang 250 km dari [[Kota Medan]] sehingga akses serta harga barang di kawasan ini relatif lebih murah daripada daerah Aceh lainnya. Di samping itu, kawasan ini relatif lebih aman semasa [[GAM]] berjaya dahulu. Ketika seruan mogok oleh GAM diberlakukan di seluruh Aceh, hanya kawasan ini khususnya [[Kota Kuala Simpang, Aceh Tamiang|Kota Kuala Simpang]] yang aktivitas ekonominya tetap berjalan.
Baris 53 ⟶ 61:
== Sejarah ==
=== Sebelum kemerdekaan ===
Kerajaan Tamiang pernah mencapai puncak kejayaannya dibawah pimpinan seorang Raja Muda Setia yang memerintah selama tahun 1330–1366 M.
# Sungai Raya/Selat Malaka di bagian Utara
# Besitang di bagian Selatan
Baris 59 ⟶ 67:
# Gunung Segama (Gunung Bendahara/''Wilhelmina Gebergte'') di bagian Barat.
Pada masa [[Kesultanan Aceh]], Kerajaan Tamiang telah mendapat ''cap Sikureung'' dan ''hak Tumpang Gantung'' (Zainuddin, 1961: 136-137) dari Sultan Aceh Darussalam atas wilayah Negeri Karang dan Negeri Kejuruan Muda. Sementara negeri Sultan Muda Seruway, Negeri Sungai Iyu, Negeri Kaloy, dan Negeri Telaga Meuku merupakan wilayah-wilayah yang belum mendapat ''cap SIkureung''. Karena itu negeri-negeri tersebut dijadikan sebagai wilayah pelindung bagi wilayah yang telah mendapat ''cap SIkureung''.
Pada tahun 1908, dengan berlakunya Staatblad No.112 tahun 1878, maka wilayah Tamiang dimasukkan ke dalam ''Geuverment Aceh en Onderhoorigheden''. Maksudnya adalah, Tamiang berada dibawah status hukum '' Onderafdelling''.
# ''Landschap'' Karang
# ''Landschap'' Seruway/Sultan Muda
Baris 70 ⟶ 78:
=== Asal kata "Tamiang" ===
Nama Tamiang tumbuh dari legenda "''Te-Miyang''" atau "''Da-Miyang''" yang berarti tidak kena gatal atau kebal gatal dari miang bambu. Hal tersebut berhubungan dengan cerita sejarah tentang Raja Tamiang yang bernama ''Pucook Sulooh''. Ketika masih bayi, ia ditemukan dalam rumpun bambu betong (istilah Tamiang adalah ''bulooh'') oleh seorang raja berjulukan "''Tamiang Pehok''". Menginjak dewasa, ''Pucook Sulooh'' dinobatkan menjadi Raja Tamiang bergelar "''Pucook Sulooh Raja Te-Miyang''", yang artinya "seorang raja yang ditemukan di rumpun rebong, tetapi tidak kena gatal atau kebal gatal".
Menurut sumber lain, kata Tamiang berasal dari kata “Da Miang”. Sejarah menunjukkan tentang eksistensi wilayah Tamiang melalui prasasti [[Sriwijaya]]. Tak kurang pula sastra tulis Cina karya ''Wee Pei Shih'' mencatat pula keberadaan negeri ''Kan Pei Chiang'' (Tamiang), atau ''Tumihang'' dalam Kitab Negara Kertagama. Daerah ini juga berjuluk ''Bumi Muda Sedia'', sesuai dengan nama Raja Muda Sedia yang memerintah wilayah ini selama 6 tahun (1330-1336). Raja ini mendapatkan cap Sikureung dan hak Tumpang Gantung dari Sultan Aceh atas wilayah Karang dan Kejuruan Muda kala itu.
1. Prasasti Sriwijaya yang diterjemahkan oleh Prof. Nilkanta Sastri dalam ''The Great Tamralingga (capable of) Strong Action in dangerous Battle'' (Moh. Said, 1961:36).
Baris 84 ⟶ 92:
5. Benda-benda peninggalan budaya yang terdapat pada situs Tamiang (Penemuan ''T. Yakob'', ''Meer Muhr'', serta ''Sartono'', dkk).
Berkaitan dengan data-data tersebut dan ditambah penelitian terhadap penemuan fosil sejarah, maka nama Tamiang dipakai menjadi usulan bagi pemekaran status wilayah Pembantu Bupati Aceh Timur Wilayah-III, yang meliputi wilayah bekas Kewedanaan Tamiang.
=== Pemekaran ===
Tuntutan pemekaran daerah di
Sebagian besar usulan tersebut sudah menjadi kenyataan namun usulan mengenai Tamiang belum dikabulkan. Sebagai tindak lanjut dari cita-cita masyarakat Tamiang, maka pada era reformasi, sesuai Undang-Undang No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka keinginan Tamiang untuk menjadi daerah otonomi terbuka kembali dan mendapat dukungan melalui:
# Bupati Aceh Timur dengan surat No. 2557/138/tanggal 23 Maret 2000 ke DPRD Kabupaten Aceh Timur tentang usul peningkatan status Pembantu Bupati Wilayah-III Kuala Simpang menjadi Kabupaten Aceh Tamiang.
# DPRD Kabupaten Aceh Timur dengan surat No. 1086/100-A/2000, tanggal 9 Mei 2000, tentang persetujuan peningkatan status Kabupaten Aceh Tamiang.
# Surat Bupati Aceh Timur, No. 12032/138 tanggal 4 Mei 2000 kepada Gubernur Daerah Istimewa Aceh tentang peningkatan status Kabupaten Aceh Tamiang.
# Surat Gubernur Daerah Istimewa Aceh No. 138/9801 tanggal 8 Juni 2000 kepada DPRD
# Surat DPRD Daerah Istimewa Aceh No. 1378/8333 tanggal 20 Juli 2000 tentang persetujuan peningkatan status Kabupaten Aceh Tamiang.
# Surat Gubernur Daerah Istimewa Aceh No. 135/1764 tanggal 29 Januari 2001 kepada Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Republik Indonesia Cq. Dirjen PUMD tentang usul peningkatan status Daerah Pembantu Bupati dan Kota Adminstrasi menjadi Daerah Otonom.
Baris 107 ⟶ 116:
== Pemerintahan ==
===
{{utama|Daftar Bupati Aceh Tamiang}}
{| class="wikitable" style="text-align:center;"
|-
!style="background:#fad000;"| No
!style="background:#fad000;" colspan=2| Bupati
!style="background:#fad000;"| Mulai menjabat
!style="background:#fad000;"| Akhir menjabat
!style="background:#fad000;"| Ket.
!style="background:#fad000;"| Wakil Bupati
|-
| *
| [[Berkas:Pj Bupati Asra.jpg|100px]]
|Asra<br><small>([[Penjabat]])</small>
| 29 Desember 2023
|''Petahana''
|<ref>{{cite web |url=https://layarberita.pikiran-rakyat.com/aceh/pr-3557530781/penjabat-gubernur-lantik-amurtala-dan-asra-sebagai-pj-bupati-aceh-tamiang-dan-aceh-jaya?page=all|title=Penjabat Gubernur Lantik A.Murtala dan Asra sebagai Pj Bupati Aceh Tamiang dan Aceh Jaya|first=Agustiar|last=|date=30 Desember 2023|access-date=28 Januari 2024 |website=layarberita.pikiran-rakyat.com}}</ref>
|''Lowong''
|-
|}
=== Dewan Perwakilan ===
Baris 126 ⟶ 153:
== Pariwisata ==
[[Berkas:Kuala Paret by Ican2.jpg|250px|jmpl|Kuala Paret, salah satu tujuan wisata alam di Aceh Tamiang]]
Kabupaten Aceh Tamiang memiliki beberapa tempat wisata yang hingga saat ini perlu penataan yang serius dan dikelola dengan baik. Air Terjun Tujuh Tingkat, Air Terjun Sangka Pane, Gua Sarang Burung Walet, Pantai Kupang adalah beberapa contoh tempat wisata di Aceh Tamiang yang perlu mendapatkan perhatian untuk dapat dikelola menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah.{{cn}}
Berikut adalah objek wisata yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang:
{| {{Prettytable}}
|- bgcolor="#99ccss"
Baris 185 ⟶ 213:
||25.||Kolam Air Dingin Belerang||[[Tenggulun, Aceh Tamiang|Tenggulun]]
|-
||26.||Padang
|-
||27.||Pantai Kuala Ketapang||[[Bendahara, Aceh Tamiang|Bendahara]]
Baris 219 ⟶ 247:
||42.||Wisata Hutan Manggrove||[[Seruway, Aceh Tamiang|Seruway]]
|}
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Lihat pula ==
Baris 238 ⟶ 258:
* {{id}} [http://www.bappedatamiang.go.id/ Situs Bappeda Aceh Tamiang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081027070559/http://bappedatamiang.go.id/ |date=2008-10-27 }}
* {{id}} [http://www.acehtamiangkab.go.id Situs Resmi Kabupaten Aceh Tamiang]
{{wikisource|Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002}}
{{Kabupaten Aceh Tamiang}}
|