Soekarno: Perbedaan antara revisi
[revisi terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
WillsonEP09 (bicara | kontrib) Menolak 3 perubahan teks terakhir (oleh Minecrafter2024) dan mengembalikan revisi 26612206 oleh WillsonEP09 Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(100 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{pp}}
{{Kotak info pemegang jabatan
| honorific-prefix =
Baris 11:
| term_end = 12 Maret 1967
| vicepresident = [[Mohammad Hatta]] (1945–1956)
| primeminister = {{Collapsible list|
* [[Sutan Sjahrir]]
* [[
* [[
* [[
* [[Mohammad Natsir]]
* [[Soekiman Wirjosandjojo
* [[Wilopo]]
* [[Ali Sastroamidjojo]]
* [[Burhanuddin Harahap]]
* [[Djoeanda Kartawidjaja]]
}}
}}
| predecessor =
| successor = [[Soeharto]]
| office1 = Presiden [[Republik Indonesia Serikat]]
| term_start1 = 27 Desember 1949
| term_end1 = 17 Agustus 1950
| predecessor1 =
| successor1 =
| office2 = Perdana Menteri Indonesia
| order2 = ke-12
| term_start2 = 9 Juli 1959
| term_end2 = 25 Juli 1966
| predecessor2 = [[
| successor2 = [[Soeharto]]
| office3 = Ketua Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia
| order3 = ke-5
| term_start3 = 1959
| term_end3 = 1966
| predecessor3 = [[
| successor3 = [[
| birth_name = Koesno Sosrodihardjo
| birth_date = {{
| birth_place = [[Kota Surabaya|Soerabaja]], [[Jawa Timur|Oost Java]], [[Hindia Belanda]]
|title=Soekarno Bapak Bangsa|url=|edition=|location=Yogyakarta|publisher=Palapa|page=21|isbn=978-602-7933-71-2}}</ref>
| death_date = {{Death date and age|1970|6|21|1901|6|6|}}
| death_place = [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], Indonesia
| death_cause = Gangguan ginjal
| resting_place = [[Bendogerit, Sananwetan, Blitar]]
| resting_place_coordinates = {{coord|-8.0846185|112.1761243|display=inline}}
|
| party =
| spouse = {{Collapsible list|{{Plainlist|
* {{Married|[[Siti Oetari]]|1921|1923|end=div.}}
* {{Married|[[Inggit Garnasih]]|24 March 1923|1943|end=div.}}
* {{Married|[[Fatmawati]]|1 June 1943|1970}}
* {{Married|[[Hartini|Siti Hartini]]|7 July 1953|1970}}
* {{Married|[[Kartini Manoppo]]|1959|1968|end=div.}}
* {{Married|Saliku Maesaroh|1958|30 September 1959|end=died}}
* {{Married|[[Ratna Sari Dewi Soekarno|Ratna Sari Dewi]]|1962|1970}}
* {{Married|[[Haryati]]|21 May 1963|1966|end=div.}}
* {{Married|[[Yurike Sanger]]|6 August 1964|1968|end=div.}}
* {{Married|[[Heldy Djafar]]|1966|1969|end=div.}}
}}
}}
| children = {{Collapsible list|
; Dari Inggit Garnasih
* Ratna Juami (anak angkat)
* Kartika (anak angkat)
; Dari Fatmawati
* [[
* [[
* [[Rachmawati Soekarnoputri]]
* [[Sukmawati Soekarnoputri]]
* [[Guruh Soekarnoputra]]
; Dari Siti Hartini
* [[Taufan Soekarnoputra]]
* [[Bayu Soekarnoputra]]
; Dari Kartini Manoppo
* [[Totok Suryawan Soekarnoputra]]
; Dari Ratna Sari Dewi
* [[Kartika Sari Dewi Soekarno]]
; Dari Haryati
* Ayu Gembirowati
}}
}}
| parents = {{Plainlist|
* [[Soekemi Sosrodihardjo]]
* [[Ida Ayu Nyoman Rai]]
}}
| profession = {{Hlist|Insinyur|Politikus|Guru}}
| signature = Sukarno Signature.svg
}}
Baris 104 ⟶ 103:
}}
Soekarno adalah pemimpin perjuangan [[Indonesia|Indonesia]] untuk meraih kemerdekaan dari [[Hindia Belanda|penjajah Belanda]]. Ia adalah pemimpin terkemuka [[Partai Nasional Indonesia|gerakan nasionalis Indonesia]] selama masa kolonial dan menghabiskan lebih dari satu dekade di tahanan Belanda hingga dibebaskan oleh [[Kampanye Hindia Belanda|penjajah]] [[Imperium Jepang|Jepang]] dalam [[Perang Dunia II]]. Soekarno dan rekan-rekan nasionalisnya berkolaborasi dengan Jepang untuk mendapatkan dukungan bagi upaya perang Jepang dari penduduk, sebagai imbalan atas bantuan Jepang dalam menyebarkan ide-ide nasionalis. Setelah [[Penyerahan Jepang|Jepang menyerah]], Soekarno dan [[Mohammad Hatta]] [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia]] pada tanggal 17 Agustus 1945, dan Sukarno diangkat menjadi presiden. Ia memimpin [[Revolusi Nasional Indonesia|perlawanan Indonesia terhadap upaya penjajahan kembali Belanda]] melalui cara diplomatik dan militer hingga [[Konferensi Meja Bundar|pengakuan Belanda atas kemerdekaan Indonesia]] pada tahun 1949. Oleh karena itu, ia diberi gelar "Bapak Proklamasi."<ref>{{cite web | url=https://edukasi.okezone.com/read/2022/11/28/624/2715991/ini-7-julukan-presiden-indonesia-dari-soekarno-sampai-jokowi?page=2 | title=Ini 7 Julukan Presiden Indonesia, Dari Soekarno Sampai Jokowi : Okezone Edukasi | date=28 November 2022 | access-date=23 April 2023 | archive-date=23 April 2023 | archive-url=https://web.archive.org/web/20230423005345/https://edukasi.okezone.com/read/2022/11/28/624/2715991/ini-7-julukan-presiden-indonesia-dari-soekarno-sampai-jokowi?page=2 | url-status=live }}</ref>
Setelah [[Era Demokrasi Liberal (1950–1959)|Era Demokrasi Liberal Indonesia]] yang kacau, demokrasi parlementer, Soekarno mendirikan sistem otokrasi yang disebut "[[Demokrasi Terpimpin (1959–1965)|Demokrasi Terpimpin]]" pada tahun 1959 yang berhasil mengakhiri ketidakstabilan dan pemberontakan yang mengancam kelangsungan hidup negara yang beragam dan terpecah belah tersebut. Pada awal tahun 1960-an Soekarno memulai serangkaian kebijakan luar negeri yang agresif dengan tajuk [[anti-imperialisme]] dan secara pribadi memperjuangkan [[Gerakan Non-Blok]]. Perkembangan ini menyebabkan meningkatnya ketegangan dengan Barat dan hubungan yang lebih dekat dengan [[Uni Soviet]]. Setelah peristiwa seputar [[Gerakan 30 September]] tahun 1965, jenderal militer [[Soeharto]] mengambil alih kendali negara dalam [[Transisi ke Orde Baru|penggulingan pemerintah yang dipimpin Soekarno oleh militer yang didukung Barat]]. Hal ini diikuti oleh penindasan terhadap kaum kiri yang nyata dan yang dianggap beraliran kiri, termasuk [[Pembantaian di Indonesia 1965–1966|eksekusi terhadap anggota partai Komunis dan orang-orang yang diduga bersimpati pada beberapa pembantaian]] dengan dukungan dari [[Badan Intelijen Pusat|CIA]]<ref>{{cite news |last=Kadane |first=Kathy |date=21 May 1990 |title=U.S. OFFICIALS' LISTS AIDED INDONESIAN BLOODBATH IN '60S |url=https://www.washingtonpost.com/archive/politics/1990/05/21/us-officials-lists-aided-indonesian-bloodbath-in-60s/ff6d37c3-8eed-486f-908c-3eeafc19aab2/ |newspaper=The Washington Post |location=Washington, D.C. |archive-url=https://web.archive.org/web/20211031165101/https://www.washingtonpost.com/archive/politics/1990/05/21/us-officials-lists-aided-indonesian-bloodbath-in-60s/ff6d37c3-8eed-486f-908c-3eeafc19aab2/ |archive-date=31 October 2021 |access-date=5 November 2021}}</ref> dan [[Dinas Intelijen Rahasia|SIS]],<ref>{{cite web |last1=Lashmar |first1=Paul |last2=Gilby |first2=Nicholas |last3=Oliver |first3=James |title=Revealed: how UK spies incited mass murder of Indonesia's communists |url=https://www.theguardian.com/world/2021/oct/17/revealed-how-uk-spies-incited-mass-of-indonesias-communists |website=The Guardian |date=17 October 2021 |access-date=17 October 2021}}</ref> mengakibatkan sekitar 500.000 hingga lebih dari 1.000.000 kematian.<ref name="Robinson2018">{{cite book |last=Robinson |first=Geoffrey B. |date=2018 |title=The Killing Season: A History of the Indonesian Massacres, 1965–66 |url=https://press.princeton.edu/titles/11135.html |publisher=[[Princeton University Press]] |isbn=978-1-4008-8886-3}}</ref><ref>{{cite book |last=Melvin |first=Jess |date=2018 |title=The Army and the Indonesian Genocide: Mechanics of Mass Murder |url=https://www.routledge.com/The-Army-and-the-Indonesian-Genocide-Mechanics-of-Mass-Murder/Melvin/p/book/9781138574694 |publisher=[[Routledge]] |page=1 |isbn=978-1-138-57469-4}}</ref><ref name="Blumenthal80">Mark Aarons (2007). "[https://books.google.com/books?id=dg0hWswKgTIC&pg=PA69 Justice Betrayed: Post-1945 Responses to Genocide]." In David A. Blumenthal and Timothy L. H. McCormack (eds). ''[http://www.brill.com/legacy-nuremberg-civilising-influence-or-institutionalised-vengeance The Legacy of Nuremberg: Civilising Influence or Institutionalised Vengeance? (International Humanitarian Law).] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20160105053952/http://www.brill.com/legacy-nuremberg-civilising-influence-or-institutionalised-vengeance |date=5 January 2016}}'' [[Martinus Nijhoff Publishers]]. {{ISBN|9004156917}} p. [https://books.google.com/books?id=dg0hWswKgTIC&pg=PA80 80].</ref><ref name=indoholo>[http://time.com/4055185/indonesia-anticommunist-massacre-holocaust-killings-1965/ The Memory of Savage Anticommunist Killings Still Haunts Indonesia, 50 Years On], ''Time''</ref> Pada tahun 1967, Soeharto resmi memangku jabatan presiden, menggantikan Soekarno, yang tetap berada dalam tahanan rumah hingga meninggal pada tahun 1970.
Putri sulungnya [[Megawati Sukarnoputri]], yang lahir pada masa pemerintahan ayahnya pada tahun 1947, kemudian menjabat sebagai presiden kelima Indonesia dari tahun 2001 hingga 2004.
== Nama ==
Soekarno lahir di [[Peneleh, Genteng, Surabaya|Peneleh]], [[Surabaya]], [[Jawa Timur]] dengan nama '''Kusno''' (Koesno) yang diberikan oleh orangtuanya.<ref name="kasenda" /> Akan tetapi, karena ia sering sakit maka ketika berumur sebelas tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya.<ref name="kasenda" /><ref name="cindy adams">{{id}} {{cite book|first = Cindy|last = Adams|year = 1984|title = Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia|publisher = Gunung Agung|location = Jakarta|id= ISBN 979-96573-2-6}}</ref>{{Rp|35-36}} Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam kisah [[Bharata Yudha]] yaitu [[Karna]].<ref name="kasenda" /><ref name="cindy adams" /> Nama "Karna" menjadi "Karno" karena dalam [[bahasa Jawa]] huruf "a" berubah menjadi "o" sedangkan awalan "su" memiliki arti "baik".<ref name="cindy adams" />
Di kemudian hari ketika menjadi presiden, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah ([[Belanda]]).<ref name="cindy adams" />{{rp|32}} Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam [[Proklamasi#Teks Proklamasi|Teks Proklamasi]] [[17 Agustus 1945|Kemerdekaan Indonesia]] yang tidak boleh diubah, selain itu tidak mudah untuk mengubah tanda tangan setelah berumur 50 tahun.<ref name="cindy adams" />{{rp|32}} Sebutan akrab untuk Soekarno adalah Bung Karno.
Baris 124 ⟶ 127:
[[Berkas:Istana gebang.jpg|jmpl|200px|kiri|Rumah masa kecil Bung Karno]]
Soekarno dilahirkan di [[Surabaya]], tanggal 6 Juni 1901, dengan seorang ayah yang bernama [[Raden]] [[Soekemi Sosrodihardjo]] (1873–1945) dan ibunya yaitu [[Ida Ayu Nyoman Rai]] (1881–1958).<ref name="kasenda" /> Keduanya bertemu ketika Raden Soekemi yang merupakan seorang guru ditempatkan di [[Sekolah Dasar]] Pribumi di [[Singaraja]], [[Bali]].<ref name="kasenda" /> Nyoman Rai merupakan keturunan bangsawan dari Bali dan beragama [[Hindu]], sedangkan Raden Soekemi sendiri beragama [[Islam]].<ref name="kasenda" /> Mereka telah memiliki seorang putri yang bernama Sukarmini sebelum Soekarno lahir.<ref name="kisah">{{cite book|author=|title=Kisah Istimewa Bung Karno|publisher= Kompas Media Nusantara|year=2010|id=ISBN 978-979-709-503-1}}</ref>{{Rp|4-6, 247-251}} Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, [[Raden]] [[Hardjokromo]] di [[Tulung Agung]], [[Jawa Timur]].<ref name="kasenda" />
Ia bersekolah pertama kali di Tulung Agung hingga akhirnya ia pindah ke [[Mojokerto]], mengikuti orangtuanya yang ditugaskan di kota tersebut.<ref name="kasenda" /> Di Mojokerto, ayahnya memasukkan Soekarno ke ''Eerste Inlandse School'', sekolah tempat ia bekerja.<ref name="kisah" /> Kemudian pada Juni 1911 Soekarno dipindahkan ke ''[[Europeesche Lagere School]] ([[ELS]])'' untuk memudahkannya diterima di ''[[Hogere Burger School]] ([[HBS]])''.<ref name="kasenda" /> Pada tahun 1915, Soekarno telah menyelesaikan pendidikannya di ELS dan berhasil melanjutkan ke HBS di Surabaya, Jawa Timur.<ref name="kasenda" /> Ia dapat diterima di HBS atas bantuan seorang kawan bapaknya yang bernama [[Oemar Said Tjokroaminoto|H.O.S. Tjokroaminoto]].<ref name="kasenda" /> Tjokroaminoto bahkan memberi tempat tinggal bagi Soekarno di pondokan kediamannya.<ref name="kasenda" /> Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin [[Sarekat Islam]], organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu, seperti [[Alimin]], [[Musso]], [[Darsono]], [[Haji Agus Salim]], dan [[Abdul Muis]].<ref name="kasenda" /> Soekarno kemudian aktif dalam kegiatan organisasi pemuda ''[[Tri Koro Dharmo]]'' yang dibentuk sebagai organisasi dari [[Budi Utomo]].<ref name="kasenda" /> Nama organisasi tersebut kemudian ia ganti menjadi ''Jong Java'' (Pemuda Jawa) pada 1918.<ref name="kasenda" /> Selain itu, Soekarno juga aktif menulis di harian "Oetoesan Hindia" yang dipimpin oleh Tjokroaminoto.<ref name="kisah" />
Baris 147 ⟶ 150:
=== Keterlibatan dalam Partai Nasional Indonesia ===
Pada tanggal 4 Juli 1927, Soekarno bersama teman-temannya dari ''Algemeene Studieclub'' mendirikan partai pro-kemerdekaan, [[Partai Nasional Indonesia]] (PNI), dan Soekarno terpilih sebagai pemimpin pertama. Partai ini menganjurkan kemerdekaan bagi [[Indonesia]], dan menentang [[imperialisme]] dan [[kapitalisme]] karena berpendapat bahwa kedua sistem tersebut memperburuk kehidupan [[rakyat Indonesia]]. Partai ini juga menganjurkan [[sekularisme]] dan persatuan di antara berbagai etnis di [[Hindia Belanda]], untuk membentuk [[Indonesia]] yang bersatu. Soekarno juga berharap bahwa [[Jepang]] akan memulai perang melawan [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|kekuatan barat]] dan [[Jawa]] kemudian dapat memperoleh kemerdekaannya dengan [[Gerakan propaganda Jepang 3A|bantuan Jepang]]. [[Partai Nasional Indonesia|PNI]] mulai menarik sejumlah besar pengikut, khususnya di kalangan pemuda lulusan universitas yang menginginkan kebebasan dan kesempatan yang lebih luas yang tidak diberikan kepada mereka dalam sistem politik kolonialisme Belanda yang rasis dan konstriktif. Hal ini terjadi segera setelah disintegrasi [[Sarekat Islam]] pada awal tahun 1920-an dan hancurnya [[
=== Penangkapan, persidangan, dan pemenjaraan ===
Baris 158 ⟶ 161:
Pada bulan Desember 1930, Soekarno dijatuhi hukuman empat tahun penjara, yang dijalani di penjara Sukamiskin di [[Bandung]]. Namun pidatonya mendapat liputan luas dari media, dan karena tekanan kuat dari unsur-unsur liberal di [[Belanda]] dan [[Hindia Belanda]], Soekarno dibebaskan lebih awal pada tanggal 31 Desember 1931. Dengan ini Saat itu, ia telah menjadi pahlawan populer yang dikenal luas di seluruh [[Indonesia]].
Namun, selama ia dipenjara, [[Partai Nasional Indonesia|PNI]] terpecah belah akibat penindasan pemerintah kolonial dan pertikaian internal. [[Partai Nasional Indonesia|PNI]] yang asli dibubarkan oleh Belanda, dan mantan anggotanya membentuk dua partai berbeda; [[Partindo|Partai Indonesia (Partindo)]] di bawah rekan Soekarno, [[Sartono]] yang mempromosikan agitasi massa, dan Pendidikan Nasionalis Indonesia (PNI Baru) di bawah [[Mohammad Hatta]] dan [[Soetan Sjahrir]], dua orang nasionalis yang baru saja kembali dari studi di Belanda, dan mempromosikan strategi jangka panjang dalam menyediakan pendidikan modern kepada masyarakat Indonesia yang tidak berpendidikan untuk mengembangkan elit intelektual yang mampu memberikan perlawanan efektif terhadap pemerintahan Belanda. Setelah berusaha mendamaikan kedua partai untuk membentuk satu front persatuan nasionalis, Soekarno memilih menjadi ketua Partindo pada tanggal 28 Juli 1932. Partindo tetap mempertahankan keselarasan dengan strategi agitasi massa langsung yang dilakukan Soekarno, dan Soekarno tidak setuju dengan [[Mohammad Hatta|Perjuangan jangka panjang berbasis kader Hatta]].
Selama periode ini, untuk menghidupi dirinya dan partai secara finansial, Soekarno kembali ke dunia arsitektur, membuka biro Soekarno & Roosseno bersama junior universitasnya, [[Roosseno]]. Dia juga menulis artikel untuk surat kabar partai, ''Fikiran Ra'jat'' (Pikiran Rakyat). Saat bermarkas di [[Bandung]], Soekarno sering bepergian ke seluruh [[Jawa]] untuk menjalin kontak dengan kaum nasionalis lainnya. Aktivitasnya semakin menarik perhatian [[Polititeke Inlichtingendienst|PID]] Belanda. Pada pertengahan tahun 1933, Soekarno menerbitkan serangkaian tulisan berjudul Mentjapai Indonesia Merdeka (“''Mencapai Indonesia Merdeka''”). Karena tulisan ini, ia ditangkap oleh polisi Belanda saat mengunjungi rekan [[nasionalisme|nasionalis]]nya, [[Mohammad Hoesni Thamrin]] di [[Jakarta]] pada tanggal 1 Agustus 1933.
Baris 213 ⟶ 216:
==== Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ====
Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang mengizinkan pembentukan badan yang lebih kecil, [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] (PPKI), sebuah komite beranggotakan 21 orang yang bertugas menciptakan struktur pemerintahan khusus untuk negara Indonesia masa depan. Pada tanggal 9 Agustus, pimpinan tertinggi [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia|PPKI]] (Soekarno, [[Mohammad Hatta|Hatta]], dan [[Radjiman Wediodiningrat|KRT Radjiman Wediodiningrat]]), dipanggil oleh Panglima Pasukan Ekspedisi Selatan Jepang, Marsekal Lapangan [[Hisaichi Terauchi]], ke [[Da Lat]], 100
==== Penyerahan Jepang ====
Baris 235 ⟶ 238:
# Membentuk [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (''Komite Nasional Indonesia Poesat''/KNIP) untuk membantu presiden sebelum pemilihan parlemen.
Visi Soekarno terhadap UUD Indonesia tahun 1945 terdiri dari [[Pancasila]]. Filsafat politik Soekarno pada dasarnya merupakan perpaduan unsur-unsur [[Marxisme]], [[nasionalisme]] dan [[Islam]]. Hal ini tercermin dalam usulan Pancasila versinya yang diajukannya kepada
BPUPKI dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945.<ref name="Smith 1974 174–183"/> Soekarno berpendapat, seluruh prinsip bangsa dapat terangkum dalam ungkapan ''[[gotong royong]].''<ref>{{cite web|url=http://www.antenna.nl/wvi/eng/ic/pki/sal/salim.html|title=BUNG KARNO: 6 JUNE – 21 JUNE}}</ref> Parlemen Indonesia, yang didirikan berdasarkan konstitusi asli (dan kemudian direvisi), terbukti tidak dapat diatur. Hal ini disebabkan oleh perbedaan yang tidak dapat didamaikan antara berbagai faksi sosial, politik, agama dan etnis.<ref>{{cite book | editor-last = Emmerson | editor-first = Donald K. | title = Indonesia Beyond Suharto: Polity, Economy, Society, Transition | publisher = M.E. Sharpe | year = 1999 | location = Armonk, New York | pages = 3–38 }}, section: Robert Cribb, 'Nation: Making Indonesia'</ref>
Baris 243 ⟶ 247:
Pada hari-hari setelah proklamasi, berita kemerdekaan Indonesia disebarkan melalui radio, surat kabar, selebaran, dan dari mulut ke mulut meskipun ada upaya dari tentara Jepang untuk meredam berita tersebut. Pada tanggal 19 September, Soekarno berpidato di hadapan satu juta orang di Lapangan Ikada Jakarta (sekarang bagian dari [[Lapangan Merdeka]]) untuk memperingati satu bulan kemerdekaan, yang menunjukkan tingginya tingkat dukungan rakyat terhadap Republik baru, setidaknya di Jawa dan Sumatra. Di kedua pulau ini, pemerintahan Soekarno dengan cepat membangun kendali pemerintahan sementara sebagian besar tentara Jepang yang tersisa mundur ke barak mereka menunggu kedatangan pasukan Sekutu. Periode ini ditandai dengan serangan terus menerus oleh kelompok bersenjata pribumi terhadap orang-orang Eropa, Tionghoa, Kristen, bangsawan pribumi dan siapa saja yang mereka anggap menentang kemerdekaan Indonesia.<ref>{{cite web|last=Triyana|first=Bonnie|title=Istilah "Bersiap" yang Problematik|website=Historia|date=2022-01-12|url=https://historia.id/amp/politik/articles/istilah-bersiap-yang-problematik-vogKK|language=id|access-date=2022-02-13}}</ref><ref>{{cite book|language=nl|last=Iburg|first=Nora|title=Van Pasar Malam tot I Love Indo, identiteitsconstructie en manifestatie door drie generaties Indische Nederlanders ''(Master thesis, Arnhem University)''|year=2009|publisher=Ellessy Publishers|isbn=9789086601042}}</ref> Kasus yang paling serius adalah Revolusi Sosial di [[Aceh]] dan [[Sumatera Utara]], di mana sejumlah besar bangsawan Aceh dan Melayu dibunuh oleh kelompok Islam (di Aceh) dan massa yang dipimpin komunis (di Sumatera Utara), dan "Perselingkuhan Tiga Wilayah" di pantai barat laut [[Jawa Tengah]] di mana sejumlah besar bangsawan Eropa, Tionghoa, dan pribumi dibantai oleh massa. Insiden berdarah ini berlanjut hingga akhir tahun 1945 hingga awal tahun 1946, dan mulai mereda ketika otoritas Partai Republik mulai mengerahkan dan mengkonsolidasi kendali.<ref>{{cite book|last=Bussemaker|first=H.Th.|date=2005|title=Bersiap! Opstand in het paradijs: de Bersiap-periode op Java en Sumatra, 1945–1946|trans-title=Bersiap! Revolt in Paradise: The Bersiap Period in Java and Sumatra, 1945–1946|language=nl|location=Zutphen|publisher=Walburg Press|page=327–344|isbn=9057303663}}</ref>
Pemerintahan Soekarno awalnya menunda pembentukan tentara nasional, karena takut akan perlawanan terhadap pasukan pendudukan Sekutu dan keraguan mereka mengenai apakah mereka mampu membentuk aparat militer yang memadai untuk mempertahankan kendali atas wilayah yang direbut. Anggota berbagai kelompok [[milisi]] yang terbentuk pada masa pendudukan Jepang seperti [[PETA]] dan [[Heiho]] yang dibubarkan, pada saat itu didorong untuk bergabung dengan [[Badan Keamanan Rakyat]] (BKR). Baru pada bulan Oktober 1945 BKR direformasi menjadi [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR) sebagai respons terhadap meningkatnya kehadiran Sekutu dan Belanda di Indonesia. TKR sebagian besar mempersenjatai diri dengan menyerang pasukan Jepang dan menyita senjata mereka.
Karena pemindahan tiba-tiba Jawa dan Sumatra dari Komando Pasifik Barat Daya pimpinan Jenderal [[Douglas MacArthur]] yang dikuasai Amerika ke Komando Asia Tenggara pimpinan [[Lord Louis Mountbatten]] yang dikuasai Inggris, tentara Sekutu pertama (Batalion 1 Seaforth Highlanders) baru tiba di Jakarta pada akhir September 1945. Pasukan Inggris mulai menduduki kota-kota besar di Indonesia pada bulan Oktober 1945. Komandan Divisi 23 Inggris, Letnan Jenderal Sir [[Philip Christison]], mengatur komando di bekas istana gubernur jenderal di Jakarta. Christison menyatakan bahwa ia bermaksud untuk membebaskan seluruh tawanan perang Sekutu dan memungkinkan kembalinya Indonesia ke status sebelum perang, yaitu sebagai koloni Belanda. Pemerintah Republik bersedia bekerja sama dalam pembebasan dan pemulangan tawanan perang sipil dan militer Sekutu, dengan membentuk ''Panitia Oeroesan Pengangkoetan Djepang'' (POPDA) untuk tujuan ini. POPDA, bekerja sama dengan Inggris, memulangkan lebih dari 70.000 tawanan perang dan interniran Jepang dan Sekutu pada akhir tahun 1946. Namun, karena kelemahan militer Republik Indonesia, Soekarno mencari kemerdekaan dengan mendapatkan pengakuan internasional atas negara barunya daripada terlibat dalam pertempuran dengan pasukan militer Inggris dan Belanda.
Baris 281 ⟶ 285:
[[Berkas:Sukarno's return to Yogyakarta, Kota Jogjakarta 200 Tahun, plate before page 73.jpg|thumb|Kembalinya Soekarno ke Yogyakarta pada bulan Juni 1949.|left]]
Invasi Belanda yang kedua menyebabkan kemarahan internasional yang lebih besar lagi. [[Amerika Serikat]], yang terkesan dengan kemampuan Indonesia mengalahkan tantangan komunis tahun 1948 tanpa bantuan dari luar, mengancam akan memotong dana [[Marshall Aid]] ke Belanda jika operasi militer di Indonesia terus berlanjut. TNI tidak terpecah belah dan terus melakukan perlawanan gerilya terhadap Belanda, terutama penyerangan ke Yogyakarta yang dikuasai Belanda yang dipimpin oleh [[Letnan Kolonel]] [[Soeharto]] pada tanggal 1 Maret 1949. Akibatnya, Belanda terpaksa menandatangani [[Perjanjian Roem-Roijen]] pada tanggal 7 Mei 1949. Berdasarkan perjanjian ini, Belanda melepaskan kepemimpinan Partai Republik dan mengembalikan wilayah sekitar [[Yogyakarta]] ke dalam kendali Partai Republik pada bulan Juni 1949. Hal ini disusul dengan [[Konferensi Meja Bundar]] yang diadakan di [[Den Haag]] yang berujung pada penyerahan penuh [[kedaulatan]] oleh Ratu [[Juliana dari Belanda]] ke Indonesia, pada 27 Desember 1949. Pada hari itu, Soekarno terbang dari Yogyakarta ke [[Jakarta]], menyampaikan pidato kemenangan di tangga istana gubernur jenderal yang kemudian berganti nama menjadi [[Istana Merdeka]].
== Presiden Republik Indonesia Serikat ==
[[File:John Foster Dulles, Richard Nixon, and Sukarno, Presiden Soekarno di Amerika Serikat, p2.jpg|thumb|Soekarno (kanan) bersama [[John Foster Dulles]] (kiri) dan [[Richard Nixon]] (tengah) pada tahun 1956]]
[[File:Sukarno and Richard Nixon, Presiden Soekarno di Amerika Serikat, p12.jpg|thumb|Soekarno dan Nixon pada tahun 1956]]
[[File:Sukarno's rise to power, ABC 1966.webm|thumb|Cuplikan berita pelantikan Soekarno sebagai presiden Republik Indonesia Serikat, 1946.]]
Sebagai bagian dari kompromi dengan Belanda, Indonesia mengadopsi [[Konstitusi Republik Indonesia Serikat|konstitusi federal]] baru yang menjadikan negara ini negara federal yang disebut [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS), terdiri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang perbatasannya ditentukan oleh "Garis Van Mook", beserta enam negara bagian dan sembilan wilayah otonom yang dibuat oleh Belanda.<ref>{{Cite book | last = Ide Anak Agung Gde Agung| author-link = Ide Anak Agung Gde Agung | title = Twenty Years Indonesian Foreign Policy: 1945–1965 | publisher = Mouton & Co | year = 1973 | isbn = 979-8139-06-2|page=67}}</ref> Selama paruh pertama tahun 1950, negara-negara ini secara bertahap membubarkan diri seiring dengan ditariknya militer Belanda yang sebelumnya menopang mereka. Pada bulan Agustus 1950, dengan pembubaran negara terakhir, [[Negara Indonesia Timur]], Soekarno mendeklarasikan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan [[Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia|UUD Sementara 1950]] yang baru saja dirumuskan.<ref>{{Cite book | last = Ricklefs| first = M. C. | author-link = M. C. Ricklefs | title = A History of Modern Indonesia Since c. 1300 | publisher = MacMillan |location = London| edition = 4th | year = 2008 | origyear = 1981 |page=365-366| isbn = 978-0-230-54685-1}}</ref>
== Kepresidenan ==
Baris 331 ⟶ 341:
Namun foto-foto itu akhirnya tak jadi disebarluaskan. Banyak versi kenapa CIA batal menyebarkan adegan mesum itu. Sebagian peneliti menilai kampanye hitam seperti itu tak mempan untuk menjatuhkan Soekarno. Apalagi ada mitos yang percaya jika seorang laki-laki "gagah" dan "berkuasa", maka dirasa sah-sah saja berhubungan dengan banyak wanita, terutama mengingat bahwa raja-raja di Nusantara pun dulu memiliki banyak istri dan selir.<ref name="Porno" /> Nasib akhir dari film yang berjudul ''Happy Days'' pada akhirnya tak pernah dilaporkan.<ref name="PornoSukarno" />
=== Masa embargo negara Adi Kuasa ===
[[Berkas:Soekarno 19041965.jpg|jmpl|200px|[[Zhou Enlai]], Presiden Soekarno, dan [[Kawashima]] pada saat Peringatan 10 Tahun [[Konferensi Asia Afrika]] di [[Bandung]] pada 19 April 1965.]]
Baris 337 ⟶ 346:
=== Masa keterpurukan ===
Pada masa akhir jabatan Soekarno, di pertengahan tahun 1960-an, Indonesia mengalami stagnasi produksi, kemiskinan dan kelaparan yang merajalela, infrastruktur yang tidak terurus, dan [[hiperinflasi]] mencapai hampir 600 persen.<ref name=":0" />
Situasi [[politik]] [[Indonesia]] menjadi tidak menentu setelah enam [[jenderal]] dibunuh dalam peristiwa yang dikenal dengan sebutan [[Gerakan 30 September]] atau G30S pada 1965.<ref name=" Encarta" /><ref name="kudeta">{{en}} {{cite book|author=Aji, Achmad Wisnu|title=Kudeta Supersemar: Penyerahan atau Perampasan Kekuasaan?|publisher= Garasi House of Book|year=2010|id=ISBN 978-979-25-4689-7}} Halaman 36, 145.</ref> Pelaku sesungguhnya dari peristiwa tersebut masih merupakan kontroversi walaupun PKI dituduh terlibat di dalamnya.<ref name=" Encarta" /> Kemudian massa dari KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia) melakukan aksi demonstrasi dan menyampaikan [[Tri Tuntutan Rakyat]] (Tritura) yang salah satu isinya meminta agar PKI dibubarkan.<ref name="kudeta" /> Namun, Soekarno menolak untuk membubarkan PKI karena bertentangan dengan pandangan [[Nasakom]] (Nasionalisme, Agama, Komunisme).<ref name="asvi" /><ref name="kudeta" /> Sikap Soekarno yang menolak membubarkan PKI kemudian melemahkan posisinya dalam politik.<ref name="asvi" /><ref name=" Encarta" />
Baris 396 ⟶ 407:
Selain sebagai presiden, Soearno juga dikenal sebagai [[arsitek]] alumni dari ''[[Technische Hoogeschool te Bandoeng]]'' (sekarang [[ITB]]) di [[Bandung]] dengan mengambil jurusan [[teknik sipil]] dan tamat pada tahun 1926. {{refn|group=cat.|name=bambang|Bambang Eryudhawan, [[Ikatan Arsitek Indonesia|IAI]]: Ketika berdiri pada tahun 1920, [[Technische Hoogeschool te Bandoeng]] berisi Fakultas Teknik saja. Bidang ilmu yang diajarkan, terutama: a) Ilmu Pasti, b) Ilmu Alam, c) Mekanika, d) Arsitektur, e) Ilmu bahan bangunan, f) Sipil Basah/Bangunan air, g) Jalan dan Jembatan, h) Mesin, i) Elektro, j) Surveying and leveling , k) Geodesi, l) Hukum pemerintahan dan perdagangan, m) Kebersihan, n) Teknik penyehatan, o) Pertanian, p) Geologi terapan, q) Sejarah kebudayaan}}{{refn|group=cat.|name=eryu|Bambang Eryudhawan, [[Ikatan Arsitek Indonesia|IAI]]: Soekarno sebagai insinyur dianggap menguasai soal sipil basah, jalan dan jembatan, serta arsitektur. Di arsitektur, gurunya adalah dua bersaudara Prof. [[Charles Prosper Wolff Schoemaker]] dan Prof. Ir. [[Richard Leonard Arnold Schoemaker]] yang mengajar di kelas: arsitektur, sejarah arsitektur, rencana kota, pembuatan bestek dan taksiran biaya.}}<ref name="artistik">{{cite news|url=http://komunitasbambu.com/regular/resensileng.php?id=21|work=Arsip Sunjayadi.com|archiveurl=https://web.archive.org/web/20121109041359/http://komunitasbambu.com/regular/resensileng.php?id=21|archivedate=2012-11-09|last=|first=|title=Menguak Sisi Artistik Bung Karno|accessdate=18 September 2015|dead-url=yes}}</ref>
Semasa menjabat sebagai presiden, ada beberapa karya arsitektur yang dipengaruhi atau dicetuskan oleh Soekarno. Juga perjalanan secara maraton dari bulan Mei sampai Juli pada tahun 1956 ke negara-negara [[Amerika Serikat]], [[Kanada]], [[Italia]], [[Jerman Barat]], dan [[Swiss]]. Membuat cakrawala alam pikir Soekarno semakin kaya dalam menata Indonesia secara holistik dan menampilkannya sebagai negara yang baru merdeka.<ref>{{cite article|url=http://cisral.unpad.ac.id/index.php/2007/07/13/jejak-arsitektur-sang-presiden/|title=Jejak Arsitektur Sang Presiden|authors=Santi Widhiasih|publisher=Pikiran Rakyat|date=Senin, 11 September 2006|accessdate=11 September 2015|archive-date=2011-06-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20110614114736/http://cisral.unpad.ac.id/index.php/2007/07/13/jejak-arsitektur-sang-presiden/|dead-url=yes}} Resensi atas buku ''Bung Karno Sang Arsitek – Kajian Artistik Karya Arsitektur, Tata Ruang Kota, Interior, Kria, Simbol, Mode Busana, dan Teks Pidato 1926 – 1965''</ref>
Baris 415 ⟶ 425:
== Penghargaan ==
{{lihat pula|Daftar hal-hal yang dinamai dari Soekarno}}
===
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
| colspan="3"|{{Ribbon devices|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Republik Indonesia Adipurna.png|width=100}}
Baris 569 ⟶ 463:
|}
* {{Flag|Afghanistan}}
** [[File:Order of the Supreme Sun (Kingdom of Afghanistan).gif|70px]] Collar of the [[:en:Order of the Supreme Sun|Order of the Supreme Sun]] (1961)<ref>{{Citation|title=Bung Karno di Afghanistan|url=https://www.youtube.com/watch?v=GjXIwkfRhxw|accessdate=2023-04-14|language=id-ID}}</ref>
* {{flag|Afrika Selatan}}
** [[File:Order of the Companions of O.R. Tambo (ribbon bar).gif|70px]] Supreme Companion of the [[:en:Order of the Companions of O.R. Tambo|Order of the Companions of O.R. Tambo]] (SCOT) (2005) ''Anumerta''<ref>{{cite web|publisher=The Presidency Republic of South Africa|access-date=2022-11-09|title=The Order of the Companions of O.R. Tambo|url=https://www.thepresidency.gov.za/national-orders/order-companions-o.r.-tambo-0}}</ref><ref>{{Cite web|last=myrepro|date=2015-11-10|title=Penghormatan & Penghargaan Untuk Bung Karno|url=https://myrepro.wordpress.com/2015/11/11/jasa-jasa-soekarno-di-dunia-internasional/|website=myrepro|language=id-ID|access-date=2023-04-14}}</ref><ref>{{Cite web|last=Jam|first=Satu|date=2015-08-28|title=Biografi Soekarno|url=https://satujam.com/biografi-soekarno/|website=Satu Jam|language=en-US|access-date=2023-04-14}}</ref><ref>{{Cite web|date=2015-09-21|title=Orang Afrika: Mengapa Sukarno Disingkirkan?|url=https://historia.id/politik/articles/orang-afrika-mengapa-sukarno-disingkirkan-vVe4W|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2023-04-14}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sejarah Lengkap dan Asal Usul Presiden Soekarno|url=https://www.kuwaluhan.com/2017/08/sejarah-lengkap-dan-asal-usul-presiden.html|website=Kuwaluhan.com|language=id|access-date=2023-04-14}}</ref>
*{{flag|Argentina}}
**[[Berkas:ARG Order of the Liberator San Martin - Grand Cross BAR.png|nirbing|70x70px]] Collar of the [[:en:
* {{flagu|Australia}}
** [[File:AUS Order of Australia (civil) BAR.svg|70px]] Medal of the [[:en:Order of Australia|Order of Australia]] (OAM)
* {{flag|Bolivia}}
** [[File:BOL Order of Condor of the Andes - Grand Cross BAR.png|70px]] Grand Cross of the [[:en:Order of the Condor of the Andes|Order of the Condor of the Andes]]
* {{flag|Brazil}}
** [[File:BRA - Order of the Southern Cross - Grand Cross BAR.svg|70px]] Grand
* {{flag|Czechoslovakia}}
** [[File:CZE Rad Bileho Lva 3 tridy BAR.svg|70px]] Collar of the [[:en:Order of the White Lion|Order of the White Lion]] (1956)<ref>{{Citation|title=Presiden Soekarno berkunjung ke Cekoslowakia (1956)|url=https://www.youtube.com/watch?v=IeV3HGJwQ2I|accessdate=2023-04-14|language=id-ID}}</ref>
* {{flag|Filipina}}
** [[File:PHI Legion of Honor 2003 Chief Commander BAR.svg|70px]] Chief Commander of the [[:en:Philippine Legion of Honor|Philippine Legion of Honor]] (CCLH) (3 Februari 1951)<ref>{{cite web|access-date=26 October 2018|publisher=[[:en:Government of Philippines|Government of Philippines]]|url=https://www.officialgazette.gov.ph/briefer-on-the-philippine-legion-of-honor/|title=Briefer on the Philippine Legion of Honor}}</ref><ref>{{Cite web|date=1951-01-23|title=SOEKARNO TO GET P.I. DECORATION|url=https://eresources.nlb.gov.sg/newspapers/digitised/article/straitstimes19510123-1.2.11?qt=philippine,%20legion,%20of,%20honour&q=Philippine%20Legion%20of%20Honour|website=NewspaperSG|access-date=2024-11-27}}</ref>
* {{Flag|Hungaria}}
** [[File:HUN Order of Merit of the Hungarian Rep 1class Collar BAR.svg|70px]] Grand Cross with Chain of the [[:en:Order of Merit of the Republic of Hungary|Order of Merit of the Republic of Hungary]]<ref>{{cite web|url=https://www.britishpathe.com/video/sukarno-in-hungary/|access-date=2022-11-09|date=1960|website=British Pathé|title=Sukarno In Hungary 1960}}</ref><ref>{{Citation|title=President Sukarno of Indonesia in Hungary (1960) {{!}} British Pathé|url=https://www.youtube.com/watch?v=3AsudSNGn9I|accessdate=2023-04-14|language=id-ID}}</ref>
* {{flag|
** [[File:KHM National Independence Medal.png|70px]] Grand Collar of the National [[:en:Orders, decorations, and medals of Cambodia|Order of Independence]]<ref>{{Cite web|title=Indochina Medals - Cambodia - CM02 National Order of Independence|url=http://indochinamedals.com/cambodia/cm02_national_order_of_independence.html|website=indochinamedals.com|access-date=2024-05-17}}</ref>
* {{flag|Jepang}}:
** [[File:JPN Daikun'i kikkasho BAR.svg|70px]] Grand Cordon of the [[:en:Order of the Chrysanthemum|Supreme Order of the Chrysanthemum]] (6 Juni 1961)
**[[File:JPN Zuiho-sho (WW2) 1Class BAR.svg|70px]] [[:en:Order of the Sacred Treasure|Order of the Sacred Treasure]] 1st Class (1943)<ref>{{Cite book|last=Mirnawati|first=Indonesia|date=2012|url=https://www.google.co.id/books/edition/Kumpulan_Pahlawan_Indonesia_Terlengkap/mVH_CQAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=soekarno+bintang+republik&pg=PA151&printsec=frontcover|title=Kumpulan pahlawan Indonesia terlengkap|publisher=CIF|pages=151|url-status=live}}</ref>
*{{flag|Jerman}}:
**[[Berkas:GER Bundesverdienstkreuz 9 Sond des Grosskreuzes.svg|nirbing|70x70px]] Grand Cross Special Class (''Sonderstufe des Großkreuzes)'' of the [[Orde Jasa Republik Federal Jerman|Order of Merit of the Federal Republic of Germany]] (1956)<ref>{{Cite book|last=Geerken|first=Horst H.|date=2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/Hitler_s_Asian_Adventure/5GiGCgAAQBAJ?hl=id&gbpv=1|title=Hitler's Asian Adventure|location=Bonn|publisher=A BukitCinta Book|isbn=9783738630138|pages=531-532|url-status=live}}</ref>
* {{flag|Maroko}}
** [[File:MAR Order of the Throne - Special Class BAR.png|70px]] Grand Cordon of the [[:en:Order of the Throne|Order of the Throne]] (1960)<ref>{{Cite web|date=2020-10-22|title=Kunjungan Sukarno ke Maroko|url=https://historia.id/urban/articles/kunjungan-sukarno-ke-maroko-6mJR3|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2023-04-14}}</ref>
* {{flag|
** [[File:EGY Order of the Nile - Grand Cordon BAR.png|70px]] Grand Collar of the [[:en:Order of the Nile|Order of the Nile]] (23 Juli 1955)<ref>{{Cite web|last=Limited|first=Alamy|title=Jul. 23, 1955 - 23-7-55 Prime Minister Nasser welcomes Indonesian President to Cairo. President Ahmed Soekarno, of Indonesia, has arrived in Cairo for a five day State visit. He was received on his arrival by Prime Minister Gamel Abdel Nasser, and members of the Revolution Command Council. Photo Shows: President Soekarno of Indonesia, was decorated by Prime Minister Nasser with the Collar of the Order of the Nile. Here is Nasser handling over the box containing the Collar to the President Stock Photo - Alamy|url=https://www.alamy.com/jul-23-1955-23-7-55-prime-minister-nasser-welcomes-indonesian-president-image69294275.html|website=www.alamy.com|language=en|access-date=2024-05-19}}</ref>
* {{flag|
** [[File:PRT Order of Saint James of the Sword - Grand Cross BAR.svg|70px]] Grand Cross of the [[:en:Military Order of Saint James of the Sword|Military Order of Saint James of the Sword]] (GCSE) (31 Maret 1960)<ref>{{Cite web|title=ENTIDADES ESTRANGEIRAS AGRACIADAS COM ORDENS PORTUGUESAS - Página Oficial das Ordens Honoríficas Portuguesas|url=https://www.ordens.presidencia.pt/?idc=154&list=1|website=www.ordens.presidencia.pt|access-date=2024-05-16}}</ref>
* {{flag|
** [[File:Order of Chula Chom Klao - 1st Class (Thailand) ribbon.svg|70px]] Knight Grand Cross (First Class) of the [[:en:Order of Chula Chom Klao|Most Illustrious Order of Chula Chom Klao]] (KGC)(1960)<ref>[http://www.ratchakitcha.soc.go.th/DATA/PDF/2503/D/019/826.PDF แจ้งความสำนักนายกรัฐมนตรี เรื่อง พระราชทานเครื่องราชอิสริยาภรณ์]</ref>
* {{flag|Tunisia}}:
** [[File:Order of Independence (Tunisia).png|70px]] Grand Cordon with Collar of the Order of Independence (1957)<ref>{{Cite web|last=Author|title=Istana: Presiden menerima Wisa amal Istiqlal tunisia oleh utusan istimewa sayed al habib bouzquiba|url=https://khastara.perpusnas.go.id/landing/detail/1567862|website=khastara.perpusnas.go.id|access-date=2024-08-30}}</ref>
* {{flag|Uni Soviet}}:
** [[File:SU Order of Lenin ribbon.svg|70px]] Recipient of the [[:en:Order of Lenin|Order of Lenin]]
** [[File:Order of the Elephant Ribbon bar.svg|70px]] Recipient of the [[:en:Lenin Peace Prize|International Lenin Peace Prize]] (3 Mei 1960)<ref>{{cite web|url=https://www.nytimes.com/1960/07/29/archives/lenin-peace-medal-pinned-on-sukarno.html|access-date=2022-11-09|date=1960-07-29|work=[[The New York Times]]|title=Lenin Peace Prize Pinned on Sukarno}}</ref>
* {{flag|Vatikan}}
** [[File:Ordo Militia Aurata or Ordine dello Speron d'Oro o Milizia Aurata.png|70px]] Ksatria [[Ordo Pacu Emas]]
** [[File:Order Pius Ribbon 1kl.png|70px]] Ksatria Salib Agung [[Ordo Paus Pius IX]] (GCPO)
** [[File:Benemerenti Medal (Vatican) - ribbon bar.png|70px]] Penerima [[Medali Benemerenti]]
* {{flag|Vietnam}}
** [[File:Vietnam Resistance Order ribbon.png|70px]] Resistance Medal, 1st Class
* {{flag|Yugoslavia}}
** [[File:Order of the Yugoslavian Great Star Rib.png|70px]] Great Star of the [[:en:Order of the Yugoslav Star|Order of the Yugoslav Star]] (1956)<ref>{{Cite book|last=Kementerian Penerangan|first=Indonesia|date=1958|url=https://www.google.co.id/books/edition/Menjongsong_tamu_negara_Josip_Broz_Tito/LEM9AAAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=soekarno+bintang+republik&pg=PA32&printsec=frontcover|title=Menjongsong tamu negara Josip Broz-Tito, Presiden Republik Rakjat Federal Yugoslavia|location=Indonesia|publisher=Indonesia. Departemen Penerangan|pages=32|url-status=live}}</ref>
== Karya tulis ==
Baris 934 ⟶ 835:
[[Kategori:Soekarno| ]]
[[Kategori:Tokoh dari Surabaya]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Barat]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Bali]]
Baris 940 ⟶ 843:
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Nasional Indonesia]]
[[Kategori:Pendiri partai politik]]
[[Kategori:Presiden Indonesia]]
[[Kategori:Arsitek Indonesia]]
|