Sunan Giri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cholil eren (bicara | kontrib)
k Menghapus Kategori:Tokoh Tuban menggunakan HotCat
Mojopahit1293 (bicara | kontrib)
k berdasarkan Babad giri kedhaton 113 -116, Ayah dari sunan giri adalah Maulana Ishaq
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(25 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{pp-protected|reason=Penambahan isi halaman tanpa sumber|small=yes}}
{{One source|date=Juli 2022}}
{{Infobox religious biography
Baris 20 ⟶ 21:
|Nyai Ageng Selulur
|Sunan Kidul
|Nyai Ageng Sawo / Ratu Gede Saworasa
|Sunan Kulon
|Sunan Waruju
Baris 28 ⟶ 29:
|Siti Rohbayat
}}
| father = Maulana Ya'qub bin [[Maulana Ishaq]]
berdasarkan Babad Giri Kedhaton
| mother = [[Dewi Sekardadu]]
| spouse = {{unbulleted list
Baris 36 ⟶ 38:
|predecessor=[[Maulana Ishaq]]|successor=[[Sunan Ampel II]] <br>
( Raden Faqih )|office1=Pendiri [[Giri Kedaton]]|term_start1=1481|term_end1=1506|predecessor1= Setelah [[Kertabhumi]] lengser, Giri Kedaton Lepas dari [[Majapahit]]|successor1=[[Sunan Dalem]]}}
'''Sunan Giri''' adalahlahir seorangdi [[Kerajaan Blambangan|Blambangan]] tahun 1442 M dan meninggal tahun 1506 dimakamkan di desa Giri, [[Kebomas, Gresik|Kebomas Gresik]].<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2022-06-19|title=Terungkap Nama Kecil Sunan Giri Hingga Cara Unik Mengajar Islam|url=https://www.liputan6.com/jatim/read/4990140/terungkap-nama-kecil-sunan-giri-hingga-cara-unik-mengajar-islam|website=liputan6.com|language=id|access-date=2023-12-29}}</ref> Adalah anggota [[Wali Sanga|Walisongo]] dan pendiri kerajaan [[Giri Kedaton]], yang berkedudukan di daerah [[Kabupaten Gresik]]. Sunan Giri membangun Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa yang pengaruhnya sampai ke [[Pulau Madura|Madura]], [[Pulau Lombok|Lombok]], [[Kalimantan]], [[Sulawesi]] dan [[Maluku]].<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2022-06-19|title=Terungkap Nama Kecil Sunan Giri Hingga Cara Unik Mengajar Islam|url=https://www.liputan6.com/jatim/read/4990140/terungkap-nama-kecil-sunan-giri-hingga-cara-unik-mengajar-islam|website=liputan6.com|language=id|access-date=2023-12-29}}</ref>
 
SunanNama Giri memilikisendiri beberapayang nama,digunakan yaknioleh '''RadenSunan Paku''',Giri '''Prabudalam Satmata''',menamakan '''Sangtempat Hyangtinggalnya Giridi Nata,Gresik Sultanitu Abduldiambil Faqih''',dari '''Radennama 'Ainultempat Yaqin'''ibukota danKerajaan '''JakaBlambangan Samudra'''saat itu. IaKota lahirGiri disaat [[Kerajaanini Blambangan|Blambangan]]menjadi tahunsebuah 1442 dan dimakamkankecamatan di desa[[Kabupaten GiriBanyuwangi|Banyuwangi]], Kebomas[[Jawa GresikTimur]].<ref>{{Cite web|last=Liputan6Riza|first=M.com Fakhru|date=20222020-0601-1924|title=TerungkapAsal-Usul Namadan KecilNasab Sunan Giri; HinggaCucu Raja Blambangan dan CaraAnak Unikdari MengajarMaulana IslamIshak|url=https://www.liputan6pecihitam.comorg/jatim/read/4990140/terungkapasal-namausul-kecildan-nasab-sunan-giri-hingga-cara-unik-mengajar-islam/|website=liputan6Pecihitam.comorg|language=iden-US|access-date=2023-12-29}}</ref>
 
== NasabKeluarga ==
'''Sunan Giri''' memiliki beberapa nama lain yakni '''Raden Paku''', '''Prabu Satmata''', '''Sang Hyang Giri Nata, Sultan Abdul Faqih''', '''Raden 'Ainul Yaqin''' dan '''Jaka Samudra'''.
 
Sunan Giri merupakan buah pernikahan dari Maulana Ishaq, seorang mubaligh Islam dari Malaka, dengan [[Dewi Sekardadu]] atau Dewi Sabodi, putri Prabu Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir Majapahit.<ref>{{Cite web|date=2023-05-24|title=KELUARGA BESAR BANI BATOKOLONG: SILSILAH SUNAN GIRI DAN ANAK ANAKNYA|url=https://banibatokolong.blogspot.com/2018/02/silsilah-sunan-giri-dan-anak-anaknya.html|website=KELUARGA BESAR BANI BATOKOLONG|access-date=2023-12-29}}</ref>
 
Di saat kelahirannya bayi Sunan Giri dituduh sebagai biang keladi masalah atas wabah yang melanda Blambangan oleh Patih Bajul Sengata. Patih Bajul Sengata menyarankan Prabu Menak Sembuyu untuk membunuh putra dari Dewi Sekardadu. Namun upaya itu tidak terjadi, sebab Sunan Giri dilarung ke laut Blambangan oleh ibunya, sebagai aksi penyelamatan dari rencana pembunuhan dari Senopati Blambangan.
 
Saat ditengah laut antara Blambangan dan Gili Manuk, bayi anak Dewi Sekardadu itu diselamatkan oleh awak kapal bernama Abu Hurairoh, anak buah dari Nyi Ageng Pinatih dari Gresik, janda kaya raya bekas istrinya Koja Mahdum Syahbandar. Peristiwa itu ditulis oleh [[Thomas Stamford Raffles]] dalam bukunya History of Java.<ref>{{Cite book|last=Raffles|first=Thomas Stamford|date=2019-01-01|url=https://books.google.com/books?id=JIG3EAAAQBAJ&newbks=0&hl=id|title=The History of Java|publisher=Media Pressindo|language=id}}</ref>
 
Ini pula dikuatkan oleh catatan [[H.J. de Graaf|H.J. De Graaf]] dan [[Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|Th. Pigeaud]] dalam buku Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa Peralihan dari Majapahit ke Mataram. Keduanya memastikan bahwa bayi anak Dewi Sekardadu yang diberi nama Jaka Samudra itu diselamatkan oleh Nyi Ageng Pinatih, setelah itu dari Jaka samudra dirubah namanya Raden Paku (sesuai pemberian nama dari ayahnya) lalu diganti dengan Maulana Ainul Yaqin oleh gurunya yaitu Syekh Sayyid Ali Rahmatullah atau [[Sunan Ampel]].
 
== Asal Usul ==
Ada Bukti Otentik tentang asal usul dari Sunan Giri baik nama ayah maupun kisah kisah yang berbeda-beda. Salah satu nya bisa dilihat pada manuskrip filologi yaitu Serat Walisana, dengan tulisan langgam Pucung, Pupuh V bait 20-25, menjelaskan asal usul Sunan Giri.
 
Berikut cuplikan bait di serat walisana ;
 
''“Nateng Blambangan/ prabu Sadmudha wewamgi/rimangkana kataman sungkawa dahat/marma tyas duh margi saking Puterini pun/Nandang gerah barah/madal sanggayaning usadi/apanengeran sang Retno Sabodi Rara/Suwarna yu Samana sang nata ngerungu/lamun ing wuhara/wonten Janma nembe prapti/adedukuh mencil ahlul tapabrata /pan wus kabul mumpuni salwiring kawruh/dadya tinimbalan/prapta kinen ngusadani/katarima waluya grahe sang Retna/suka sukur ya ya wau sangha prabu/nenggih puteranira/pinaringaken tumuli/lajeng panggih lan Sayyid Yaqub Samana/atut runtut tan ana sangsayanipun/pinarengan nama maruwanira Ki/apanengeran pangeran Raden Wali Lanang/”.''<ref>{{Cite book|last=Giri II|first=Susuhunan Sunan|date=2020|url=https://yudhartapress.yudharta.ac.id/wp-content/uploads/2020/09/Serat-Wali-Sana-Babad-Parawali.pdf|title=SERAT WALI SANA (BABAD PARAWALI)|location=Pasuruan|publisher=Yudharta Press|isbn=978-623-7817-04-8|pages=Pupuh V bait 20-25|url-status=live}}</ref>
 
Catatan dalam Serat Walisana tersebut menggunakan bahasa [[semiotika]], menunjukkan [[lambang]] yang punya makna, dan di setiap peristiwa dibahasakan dengan [[sengkala]] yang juga mengandung arti waktu peristiwa tersebut.
 
Dalam Babad Ing Giri kedhaton disebutkan :
 
''"punika pretelan sejarahipun kanjeng nabi muhammad sallallahualaihi wasalam ,manka maulana ishaq apeputra kanjeng susuhunan prabu sadmata ingkang ndalem giri kedhaton ,manka susuhunan prabu satmata menggah garwa padminipun anenggih putrane pangeran ing bungkul negari surapringga (surabaya) ,manka susuhunan prabu satmata apeputra Sunan Dalem ,nuli apeputra mas Kartosuro" ( Babad giri Kedhaton : 113 - 116)''
 
Berbeda dengan di [[Babad Tanah Jawi]], dalam catatan Prof. Agus Sunyoto di bukunya Atlas Wali Songo ( hlm.172)<ref>{{Cite book|last=Sunyoto|first=Agus|date=2007|url=https://archive.org/details/atlaswalisongo|title=Atlas Wali Songo|location=Depok|publisher=Pustaka Ilman|isbn=9786028648097|pages=172|url-status=live}}</ref> menyebut nama ayah Sunan Giri adalah Maulana Ishaq, sedangkan di Serat Walisana disebutkan bahwa ayahnya Sunan Giri adalah Sayyid Yaqub atau Pangeran Raden Wali Lanang. Ibunya Sunan Giri yang ditulis dalam Serat Walisana adalah Retno Sabodi, sementara yang tertulis di Babad Tanah Jawi adalah Dewi Sekardadu.
 
Perbedaan sebutan ini tidak berarti kerancuan, tetapi hanya beda panggilan saja, karena tetap merujuk pada satu orang perempuan ibu dari Sunan Giri yang valid sebagai anak dari Prabu Menak Sembuyu, seorang cucu Prabu Hayam Wuruk dari jalur selir. Ini tidak ada bantahan, bahwa betul Sunan Giri adalah anak dari pertemuan seorang keturunan Rosulullah Saw dengan anak keturunan [[Raja]] [[Majapahit]].<ref>{{Cite web|last=says|first=Abi Haila|date=2023-02-01|title=Tinjauan Filologis Sejarah Sunan Giri Sayyid Maulana Ainul Yaqin, Mursyid Tarekat Syattariyah Abad 15 Masehi|url=https://rminubanten.or.id/tinjauan-filologis-sejarah-sunan-giri-sayyid-maulana-ainul-yaqin-mursyid-tarekat-syattariyah-abad-15-masehi/|website=RMI PWNU Banten|language=id|access-date=2023-12-31}}</ref>
 
Sementara itu dari data silsilah yang tersimpan di pesantren-pesantren Jawa Timur menyebutkan jika Sunan Giri adalah keturunan Nabi Muhammad SAW dari jalur Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Silsilah ini bisa ditelusuri dari nasab para penguasa Kesultanan Samudera Pasai yang ternyata bersambung dengan penguasa Dinasti Ayubbiah. Dinasti Ayubbiyah sendiri mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Karena dari jalur Syekh Abdul Qadir al-Jailani maka Sunan Giri termasuk dalam bagian keluarga Al-Qadiri al Hasani.
 
== Pendidikan dan Pengembangan Keilmuan ==
Bayi yang tersangkut di kapal itu diambil oleh awak kapal dan diserahkan kepada Nyai Pinatih yang kemudian memungutnya menjadi anak angkat. Karena ditemukan di laut, maka bayi itu dinamai Jaka Samudra. Setelah cukup umur, Jaka Samudra dikirim ke Ampeldenta untuk berguru kepada [[Sunan Ampel]]. Menurut ''Babad Tanah Jawi,'' sesuai pesan [[Maulana Ishaq|Maulana Ishak]], oleh Sunan Ampel nama Jaka Samudra diganti menjadi Raden Paku.<br />
 
Menurut [[Hoesein Djajadiningrat]] dalam ''Sadjarah Banten'' (1983), Nyai Pinatih adalah janda kaya raya di Gresik, bersuami Koja Mahdum Syahbandar, seorang asing di Majapahit. Nama Pinatih sendiri sejatinya berkaitan dengan nama keluarga dari Ksatria Manggis di Bali (Eiseman, 1988), yang merupakan keturunan penguasa Lumajang, Menak Koncar, salah seorang keluarga Maharaja Majapahit yang awal sekali memeluk Islam.<ref>Agus Sunyoto, ''Atlas Walisongo,'' Depok: Pustaka Iman, 2016, 206.</ref>
 
== Dakwah dan kesenianKesenian ==
Bayi yang tersangkut di kapal itu diambil oleh awak kapal dan diserahkan kepada Nyai Pinatih yang kemudian memungutnya menjadi anak angkat. Karena ditemukan di laut, maka bayi itu dinamai Jaka Samudra. Setelah cukup umur, Jaka Samudra dikirim ke Ampeldenta untuk berguru kepada [[Sunan Ampel]]. Menurut ''Babad Tanah Jawi,'' sesuai pesan [[Maulana Ishaq|Maulana Ishak]], oleh Sunan Ampel nama Jaka Samudra diganti menjadi Raden Paku.<br />
== Dakwah dan kesenian ==
 
Setelah tiga tahun berguru kepada ayahnya, Raden Paku atau lebih dikenal dengan Raden 'Ainul Yaqin kembali ke Giri. Dalam [[Babad Tanah Jawi]], dikisahkan bahwa Raden Paku dan Raden Mahdum Ibrahim pernah bermaksud pergi ke Mekkah untuk menuntut ilmu sekaligus berhaji. Namun, keduanya hanya sampai di Malaka dan bertemu dengan Maulana Ishak, ayah kandung Raden Paku. Keduanya diberi pelajaran tentang berbagai macam ilmu keislaman, termasuk ilmu tasawuf. Di dalam sumber yang dicatat pada silsilah Bupati Gresik pertama bernama Kyai Tumenggung Pusponegoro, terdapat silsilah tarekat Syathariyah yang menyebut nama Syaikh Maulana Ishak dan Raden Paku Sunan Giri sebagai guru Tarekat Syathariyah, yang menunjuk bahwa aliran tasawuf yang diajarkan Maulana Ishak dan Raden Paku adalah Tarekat Syathariyah.udian mendirikan sebuah ''[[pesantren]] giri'' di sebuah perbukitan di [[Sidomukti, Kebomas, Gresik|desa Sidomukti]], Kebomas. Dalam [[bahasa Jawa]], ''giri'' berarti gunung. Sejak itulah, ia dikenal masyarakat dengan sebutan Sunan Giri.
 
Di dalam sumber yang dicatat pada silsilah Bupati Gresik pertama bernama Kyai Tumenggung Pusponegoro, terdapat silsilah tarekat Syathariyah yang menyebut nama Syaikh Maulana Ishak dan Raden Paku Sunan Giri sebagai guru Tarekat Syathariyah, yang menunjuk bahwa aliran tasawuf yang diajarkan Maulana Ishak dan Raden Paku adalah Tarekat Syathariyah.udian mendirikan sebuah ''[[pesantren]] giri'' di sebuah perbukitan di [[Sidomukti, Kebomas, Gresik|desa Sidomukti]], Kebomas. Dalam [[bahasa Jawa]], ''giri'' berarti gunung. Sejak itulah, ia dikenal masyarakat dengan sebutan Sunan Giri.
Pesantren Giri kemudian menjadi terkenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di [[Jawa]], bahkan pengaruhnya sampai ke [[Pulau Madura|Madura]], [[Lombok]], [[Kalimantan]], [[Sulawesi]], [[Sumatera]] (terutama bagian selatan) dan [[Maluku]]. Pengaruh Giri terus berkembang sampai menjadi kerajaan kecil yang disebut ''Giri Kedaton'', yang menguasai Gresik dan sekitarnya selama beberapa generasi sampai akhirnya ditumbangkan oleh [[Sultan Agung]].
 
Pesantren Giri kemudian menjadi terkenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di [[Jawa]], bahkan pengaruhnya sampai ke [[Pulau Madura|Madura]], [[Lombok]], [[Kalimantan]], [[Sulawesi]], [[Sumatera]] (terutama bagian selatan) dan [[Maluku]]. Pengaruh Giri terus berkembang sampai menjadi kerajaan kecil yang disebut ''Giri Kedaton'', yang menguasai Gresik dan sekitarnya selama beberapa generasi sampai akhirnya ditumbangkan oleh [[Sultan Agung]].
Terdapat beberapa karya [[seni tradisional]] Jawa yang sering dianggap berhubungkan dengan Sunan Giri, diantaranya adalah permainan-permainan anak seperti ''Jelungan'', dan ''Cublak Suweng''; serta beberapa ''gending'' (lagu instrumental Jawa) seperti ''Asmaradana'' dan ''Pucung''.
 
Terdapat beberapa karya [[seni tradisional]] Jawa yang sering dianggap berhubungkan dengan Sunan Giri, diantaranya adalah permainan-permainan anak seperti ''Jelungan'', dan ''Cublak Suweng''; serta beberapa ''gending'' (lagu instrumental Jawa) seperti ''Asmaradana'' dan ''Pucung''.<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2022-06-19|title=Terungkap Nama Kecil Sunan Giri Hingga Cara Unik Mengajar Islam|url=https://www.liputan6.com/jatim/read/4990140/terungkap-nama-kecil-sunan-giri-hingga-cara-unik-mengajar-islam|website=liputan6.com|language=id|access-date=2023-12-29}}</ref>
== Nasab ==
Berikut Nasab lengkapnya menurut penelusuran manuskrip kuno oleh Dzuriyah Sunan Giri dan NAAT dan diresmikan oleh Naqobah Asyrof Iraq dan Maroko:<ref>{{Cite web|title=Silsilah Sunan Giri Menurut Isbat Resmi Naqobah Ansab Maroko – Jurnaba|url=https://jurnaba.co/silsilah-sunan-giri-menurut-isbat-resmi-naqobah-ansab-maroko/|website=jurnaba.co|access-date=2023-12-29}}</ref>
# [[Fatimah az-Zahra|Sayyidah Fatimah Az Zahro]]
# [[Hasan bin Ali|Sayyidina Hasan As Sibthi]]
# Sayyid Hasan Al Mutsanna
# [[Abdullah bin Hasan|Sayyid Abdullah Al Mahdi Al Kamil]]
# [[Musa al-Jun|Sayyid Musa Al Jun]]
# [[Abdullah as-Saleh|Sayyid Abdullah As Saleh]]
# Sayyid Musa
# Sayyid Daud
# Sayyid Muhammad
# Sayyid Yahya Az Zahid
# Sayyid Abdullah Al Jili
# Sayyid Abu Sholeh Musa Janki Dausat
# [[Abdul Qadir al-Jailani|Sayyid Syekh Abdul Qodir Al Jailani]]
# Sayyid Sholeh
# Sayyid Ahmad
# Sayyid Abdul Azis
# Sayyid Abdul Razaq
# Sayyid Abdul Jabbar
# Sayyid Syu'aib
# Sayyid Abdul Qodir
# Sayyid Junaid
# [[Maulana Ishaq|Sayyid Maulana Ishaq Pulau Besar Malaka]]
# Sayyid Ya'qub Wali Lanang
# Sayyid Muhammad Ainul Yaqin Sunan Giri
 
== Referensi ==
Baris 91 ⟶ 99:
[[Kategori:Tokoh penyebar Islam di Indonesia|Sunan Giri]]
[[Kategori:Tokoh Jawa|Giri]]
[[Kategori:Tokoh Tuban|Giri]]
[[Kategori:Tokoh Gresik|Giri]]
[[Kategori:Sunan|Giri]]
[[Kategori:Tokoh Islam]]