Lampung: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Abdul jesen (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Mengembalikan suntingan oleh Rinai Natsumi (bicara) ke revisi terakhir oleh Apri DAV Tag: Pengembalian |
||
(67 revisi perantara oleh 32 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{pp-protected|reason=Penambahan isi halaman tanpa sumber|small=yes}}
{{Kegunaan lain|Lampung (disambiguasi)}}
{{Kotakinfo provinsi
| nama
| translit_lang1 = bahasa
|
| translit_lang1_info1 = {{Script/Lampung|}}
| translit_lang1_type2 = [[Aksara Jawa|Jawa]]
| translit_lang1_info2 = {{script/Java|ꦭꦩ꧀ꦥꦸꦁ}}
|kota besar = [[Kota Metro|Metro]]▼
|
|lambang = Coat of arms of Lampung.svg▼
|
|foto = {{multiple image| border = infobox |total_width = 300|image_style = border:1;▼
| peta = Lampung in Indonesia.svg
|perrow= 2/2/2
|image1= Tugu Siger.jpg
Baris 20 ⟶ 24:
|image8= Ro-ro passenger Ship Bahuga Jaya - IMO 7206392 - Bakauheni, Lampung, Indonesia - 26 April 2009.jpg
}}
| caption
| motto
| dak = Rp 1.138.239.984.000,- ([[2024]]<ref>https://djpk.kemenkeu.go.id/?portfolio=daftar-alokasi-tkdd-2024-prov-lampung</ref>)
| slogan
| dasar hukum
| hari jadi
| nama
| nama
| nama ketua DPRD = Mingrum Gumay
| nama sekretaris daerah = Fahrizal Darminto<ref name="PIMPINAN">{{cite web|url=https://lampungprov.go.id/pimpinan|title=Pimpinan Daerah Provinsi Lampung|website=lampungprov.go.id|accessdate=26 Oktober 2021|archive-date=2021-10-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20211016092013/https://lampungprov.go.id/pimpinan|dead-url=no}}</ref>
|
| ref | penduduk
| tahun populasi = [[2022]]
| peringkat populasi = 8
| populasi ref
| kepadatan
| agama
| bahasa
| IPM
| kabupaten
| kota
| kecamatan
| kelurahan
| desa
| DAU = Rp 2.041.221.164.000,- ([[2024]]<ref>https://djpk.kemenkeu.go.id/?portfolio=daftar-alokasi-tkdd-2024-prov-lampung</ref>)
| total APBD = Rp 8.333.594.479.430,-
| tahun APBD = 2024 <ref>https://jdih.lampungprov.go.id/product-hukum/provinsi/10970/anggaran-pendapatan-dan-belanja-daerah-provinsi-lampung-tahun-anggaran-2024/</ref>
| PAD = Rp 4.936.497.456.098,- (2024<ref>https://jdih.lampungprov.go.id/product-hukum/provinsi/10970/anggaran-pendapatan-dan-belanja-daerah-provinsi-lampung-tahun-anggaran-2024/</ref>)
| TNKB
| ISO
| kode area
0721 — Kota Bandar Lampung — Gedong Tataan - Tegineneng (Kabupaten Pesawaran) — Natar - Jati Agung (Kabupaten Lampung Selatan)|
0722 — Kota Agung (Kabupaten Tanggamus)|
Baris 60 ⟶ 65:
0728 — Kota Liwa (Kabupaten Lampung Barat) — Krui (Kabupaten Pesisir Barat)|
0729 — Pringsewu (Kabupaten Pringsewu)}}
| kode pos
| utc
| zona waktu
| lagu
| senjata
| rumah
| flora
| fauna
| web
}}
'''Lampung'''
Provinsi Lampung memiliki pelabuhan utama,
== Sejarah ==
Pada abad ke- 7 tahun [[671]] [[Masehi]] zaman pra-sejarah Lampung di [[Sumatra]], [[Sriwijaya]] menguasai sebagian besar [[Asia Tenggara]] hingga abad ke-11 [[Masehi]], di abad ke-13 tahun [[1289]] [[Masehi]] penyebaran Islam awal bermula dari [[Batu Brak]] di tengkuk gunung pesagi daerah hanibung yang ditandai dengan adanya peninggalan pra-sejarah hingga zaman sejarah yakni [[Dolmen]] dan Megalitikum tertua di tanah Lampung, lokasi ini secara administratif berada di wilayah Kabupaten Lampung Barat yang beribu kota di [[Liwa]]. Pada abad ke-16 Masehi Penyebaran Islam juga masuk dari [[Banten]] ke Tolang Pohwang, secara administratif berada di daerah Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung.
Baris 94 ⟶ 98:
Pada tanggal 29 Agustus 1682 iring-iringan armada VOC dan Banten membuang sauh di Tanjung Tiram. Armada ini dipimpin oleh Vander Schuur dengan membawa surat mandat dari [[Abu an-Nasr dari Banten|Sultan Abu Nashar Abdul Qahar]] yang mewakili Sultan Banten. Ekspedisi Vander Schuur yang pertama ini tidak berhasil dan ia tidak mendapatkan lada yang dicarinya. Perdagangan langsung antara VOC dengan Lampung mengalami kegagalan disebabkan karena tidak semua penguasa di Lampung langsung tunduk begitu saja kepada kekuasaan [[Abu an-Nasr dari Banten|Sultan Abu Nashar Abdul Qahar]] yang bersekutu dengan kompeni, sebagian mereka masih tidak mengakui Sultan Ageng Tirtayasa sebagai Sultan Kerajaan Banten dan menganggap kompeni tetap sebagai musuh.<ref>{{Cite news|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/01/170622379/raja-raja-kerajaan-banten?page=all|title=Raja-Raja Kerajaan Banten|work=[[Kompas.com]]|date=1 Mei 2021|accessdate=16 Oktober 2021|editor-last=Nailufar|editor-first=Nibras Nada|last=Ningsih|first=Widya Lestari|archive-date=2021-07-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210709185342/https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/01/170622379/raja-raja-kerajaan-banten?page=all|dead-url=no}}</ref> Sementara itu timbul keraguan dari VOC mengenai status penguasaan Lampung di bawah Kekuasaan Kesultanan Banten, yang kemudian baru diketahui bahwa penguasaan Banten atas Lampung tidaklah mutlak.
[[Berkas:Coat of Arms of Lampung (1920s).svg|kiri|jmpl|298x298px|Logo Distrik Keresidenan Bandar Lampung ('''''Oosthaven''''') saat era penjajahan Belanda]]
Penempatan wakil-wakil Sultan Banten di Lampung yang disebut "[[Jenangan, Ponorogo|jenangan]]" atau kadang-kadang disebut [[gubernur]] hanyalah dalam mengurus kepentingan perdagangan hasil bumi (lada). Sedangkan para penguasa hasil bumi Lampung asli yang terpencar pada tiap-tiap desa atau kota yang disebut "adipati" secara hierarki tidak berada di bawah koordinasi penguasaan [[Jenangan, Ponorogo|jenangan]]/gubernur. Disimpulkan penguasaan Sultan Banten atas Lampung hanya dalam hal garis pantai Banten saja dalam rangka menguasai monopoli arus keluarnya hasil bumi terutama lada. Dengan demikian jelas hubungan Banten-Lampung adalah dalam hubungan saling membutuhkan satu dengan lainnya.
Baris 123 ⟶ 127:
* Gunung Betung (1.240 Mdpl) di [[Pesawaran]] dan [[Bandar Lampung]]
* [[Gunung Krakatau]] (813 Mdpl) di [[Selat Sunda]], [[Lampung Selatan]]
* Gunung pugung ( 1.964 mdpl ) di Kec. Pesisir utara, Kabupaten Pesisir Barat
==== Sungai ====
Baris 153 ⟶ 158:
=== Gubernur ===
{{utama|Daftar gubernur Lampung}}
=== Dewan Perwakilan ===
Baris 190 ⟶ 171:
== Demografi ==
=== Suku bangsa ===
Provinsi Lampung menjadi salah satu provinsi di [[Indonesia]] di luar [[Pulau Jawa]], tempat mayoritas penduduknya adalah suku [[Suku Jawa|Jawa]], dengan total populasi tahun [[2010]] sebanyak
Diposisi keempat dan kelima ada suku [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]] dengan persentase 5,64% dan juga [[Suku Bali|Bali]] 1,38%. Suku Melayu sudah termasuk semua sub-suku Melayu asal Sumatera Selatan yang ada di provinsi Lampung seperti: [[Suku Ogan|Ogan]], [[Suku Semendo|Semendo]], Mesuji, dan [[Suku Palembang|Palembang]]. Suku Bali dari pulau Bali juga turut didatangkan ke provinsi Lampung secara besar-besaran karena adanya program transmigrasi. Masyarakat Melayu asal Sumatera Selatan seperti Ogan, Semendo, Mesuji, dan Palembang dapat ditemukan signifikan karena wilayah Sumatera Selatan dan Lampung berdekatan bahkan berbatasan langsung, mereka juga sudah lama bermigrasi ke provinsi Lampung. Berdasarkan data dari [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Lampung:<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.htm|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia|website=www.bps.go.id|pages=36-41|accessdate=22 September 2021|format=pdf|archive-date=2021-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20210325171828/https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.htm|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite book|last=Ananta|first=Aris|date=2015|url=https://www.worldcat.org/oclc/1011165696|title=Demography of Indonesia's Ethnicity.|location=SG|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=978-981-4519-88-5|others=Evi Nurvidya Arifin, M. Sairi Hasbullah, Nur Budi Handayani, Agus Pramono|oclc=1011165696|access-date=2021-04-16|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124083155/https://www.worldcat.org/title/1011165696|dead-url=no}}</ref>
Baris 205 ⟶ 185:
| [[Suku Jawa|Jawa]]
! style="text-align: right;" | 4.865.330
! style="text-align: right;" |
|-
| 2
| [[Suku Lampung|Lampung]]
| style="text-align: right;" | 1.028.190
| style="text-align: right;" |
|-
| 3
Baris 299 ⟶ 279:
Agama di provinsi Lampung beragam. Agama [[Islam di Indonesia|Islam]] menjadi agama terbesar/terbanyak jumlahnya yang kebanyakkan dipeluk oleh [[suku Jawa]], [[Suku Lampung|Lampung]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]], [[Orang Minangkabau|Minang]], [[Suku Bugis|Bugis]], serta sebagian kecil [[suku Batak]] dan lainnya.
[[Kekristenan di Indonesia|Kekristenan]] (Protestanisme & [[Gereja Katolik|Katolik Roma]]) menjadi agama kedua terbesar yang dipeluk oleh masyarakat Lampung setelah [[Islam]] dengan persentase sebanyak 2,42%. Untuk denominasi Protestan sebagian besar dianut oleh [[suku Batak]], [[Suku Jawa|Jawa]], serta sebagian [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] dan lainnya. Sedangkan untuk denominasi [[Gereja Katolik|Katolik]]
Selain itu, agama Hindu juga dianut oleh masyarakat keturunan [[India-Indonesia|India]] (Tamil) serta juga dianut oleh sebagian kecil [[suku Jawa]]. Agama [[Agama Buddha|Buddha]] kebanyakkan dianut oleh masyarakat keturunan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] serta sebagian kecil [[suku Jawa]]. Agama [[Agama Konghucu|Konghucu]] umumnya hanya dianut oleh komunitas masyarakat [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] lalu ada agama lainnya/kepercayaan, sisanya tidak terdata/tidak diketahui.
|