Kemiri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k migrasi |
||
(24 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{bedakan|Kemiri sunan|Kemiri minyak}}
{{Speciesbox
|
| name = Kemiri
| image = Aleurites moluccanus Blanco1.220.png
| image_width = 250px▼
| image_caption = Ilustrasi kemiri abad ke-19 dari Blanco.
|
| color={{tc2|tumbuhan}}
▲| species = '''''A. moluccana'''''
▲| binomial_authority = ([[Carolus Linnaeus|L.]]) Willd., 1805
}}
'''Kemiri''' (
Dalam perdagangan antarnegara dikenal sebagai ''candleberry'', ''Indian walnut'', serta ''candlenut''. Pohonnya disebut sebagai ''varnish tree'' atau ''kukui nut tree''. Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan campuran cat.
Tidak diketahui dengan tepat asal-usulnya, tumbuhan ini menyebar luas mulai dari [[India]] dan [[Cina]], melewati [[Asia Tenggara]] dan [[Nusantara]], hingga [[Polinesia]] dan [[Selandia Baru]].<ref name="prosea">{{aut|Siemonsma, J.S.}}. 1999. [http://www.proseanet.org/prosea/e-prosea_detail.php?frt=&id=71 ''Aleurites moluccana'' (L.) Willd.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150924082441/http://www.proseanet.org/prosea/e-prosea_detail.php?frt=&id=71 |date=2015-09-24 }} [Internet] Record from Proseabase. de Guzman, C.C. and Siemonsma, J.S. (Editors). [http://www.proseanet.org PROSEA (Plant Resources of South-East Asia) Foundation], Bogor, Indonesia. Accessed from Internet: 02-Feb-2011</ref> Di Indonesia, kemiri dikenal dengan banyak nama. Di antaranya, ''kembiri, gambiri, hambiri'' ([[bahasa Batak|Bat.]]); ''damiu'' ([[Bahasa Selayar|Selayar]]) ''kemili'' ([[Gayo]]); ''kemiling'' ([[bahasa Lampung|Lamp.]]); ''buah kareh'' (buah keras, [[bahasa Minangkabau|Mink.]]; [[Nias]]); ''kaminting'' ([[bahasa Banjar|Bjn]], [[bahasa Dayak|Day.]]). Juga ''muncang'' ([[bahasa Sunda|Sd.]]); ''dèrèkan, pidekan, kêmiri'' ([[bahasa Jawa|Jw.]]); ''kamèrè, komèrè, mèrè'' ([[bahasa Madura|Md.]]); ''kumbè ([[''Belitung'']]); pelleng (''[[Suku Bugis|Bugis]]'')'' dan lain-lain.<ref name="heyne">{{aut|Heyne, K.}} 1987. ''Tumbuhan Berguna Indonesia'', jil. '''2''': 1174-1177. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta.</ref>▼
▲Tidak diketahui dengan tepat asal-usulnya, tumbuhan ini menyebar luas mulai dari [[India]] dan [[Cina]], melewati [[Asia Tenggara]] dan [[Nusantara]], hingga [[Polinesia]] dan [[Selandia Baru]].<ref name="prosea">{{aut|Siemonsma, J.S.}}. 1999. [http://www.proseanet.org/prosea/e-prosea_detail.php?frt=&id=71 ''Aleurites moluccana'' (L.) Willd.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150924082441/http://www.proseanet.org/prosea/e-prosea_detail.php?frt=&id=71 |date=2015-09-24 }} [Internet] Record from Proseabase. de Guzman, C.C. and Siemonsma, J.S. (Editors). [http://www.proseanet.org PROSEA (Plant Resources of South-East Asia) Foundation], Bogor, Indonesia. Accessed from Internet: 02-Feb-2011</ref> Di Indonesia, kemiri dikenal dengan banyak nama. Di antaranya, ''kembiri, gambiri, hambiri'' ([[bahasa Batak|Bat.]]); ''damiu'' ([[Bahasa Selayar|Selayar]]) ''kemili'' ([[Gayo]]); ''kemiling'' ([[bahasa Lampung|Lamp.]]); ''buah kareh'' (buah keras, [[bahasa Minangkabau|Mink.]]; [[Nias]]); ''kaminting'' ([[bahasa Banjar|Bjn]], [[bahasa Dayak|Day.]])
Kemiri sekarang tersebar luas di daerah-daerah tropis. Tanaman ini adalah tumbuhan resmi negara bagian [[Hawaii]].
Baris 46 ⟶ 43:
Meskipun dapat menghasilkan kayu yang berukuran besar, kayu kemiri dianggap terlalu ringan dan tidak awet sebagai kayu bangunan.<ref name="heyne"/> Kayu ini berwarna keputihan dan amat ringan ([[Berat jenis|BJ]] 0.35), serta amat mudah diserang jamur atau serangga. Kayu kemiri yang melapuk sering ditumbuhi [[jamur kuping]] (''Auricularia'').<ref name="kukui">{{cite journal |url=http://www.agroforestry.net/tti/Aleurites-kukui.pdf |format=[[PDF]] |title=''Aleurites moluccana'' (kukui) |first=Craig R. |last=Elevitch |coauthors=Harley I. Manner |month=April |year=2006 |publisher=The Traditional Tree Initiative |page=10}}</ref>
Kayu kemiri dapat digunakan untuk membuat furnitur, peralatan kecil, korek api, dan juga untuk [[pulp]].<ref name="prosea"/> Di [[Jakarta]], dulu, kayu kemiri sering juga digunakan untuk membuat perabotan rumah tangga.<ref name="heyne"/> Di [[Hawaii]], kayu kemiri kadang-kadang digunakan untuk membuat [[sampan]] sederhana; atau paling-paling untuk kayu bakar yang bermutu rendah.<ref name="kukui" /> Di [[Lombok]], kayu kemiri juga diolah menjadi papan dan kerajinan tangan.
=== Lain-lain ===
Baris 60 ⟶ 57:
Kemiri Minyak di Jawa Barat telah tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah yang mempunyai curah hujan tahunan terendah sebesar 2.681 mm di daerah Balubur, Garut dan tertinggi sebesar 4.172 mm di daerah Maja, Majalengka. Bulan kering (bulan dengan curah hujan kurang dari 100 mm) di daerah pengembangan Kemiri Minyak terendah terjadi selama 3 bulan di Cigasong (stasiun Majalengka), Cisitu (stasiun Cibugel) dan Balubur (stasiun Leles),sedangkan tertinggi selama 4 bulan yaitu di Sukahaji dan Maja (stasiun Pasanggrahan) di Majalengka. Umumnya bulan kering terjadi pada bulan Juni, Juli, Agustus dan September. Suhu udara berkisar antara 24 – 30 °C dan kelembaban udara 71– 88% <ref name=":7">Syakir, M dan Karmawati, E. 2013. Litbang Pertanian: ''Buku Bahan Bakar Nabati.''Kemiri Sunan ''(Aleurites trisperma BLANCO)''.Bab. Tanaman Perkebunan Penghasil BBN. Hal 16-25</ref> -->
Perlu diketahui terdapat beberapa varietas tanaman kemiri yang terdistribusi di dunia; ''Aleurites moluccana'' berasal dari semenanjung Malaya, ''Aleurites fordi'' berasal dari China Tengah, ''A. trisperma'' berasal dari
Teradapat 2 varietas kemiri yang paling terkenal jika dilihat dari produknya yakni ''Aleurites moluccana (L) Wild'' sebagai sumber kayu, konsumsi dan minyak untuk obat obatan (produk primer) dan ''Aleurites Reutealis trisperma'' (Blaco) Airy Shaw sebagai minyak ekstraksi kemiri (produk primer) dan biodiesel minyak kemiri (sebagai produk sekunder).<ref name=":7">Syakir, M dan Karmawati, E. 2013. Litbang Pertanian: ''Buku Bahan Bakar Nabati.''Kemiri Sunan ''(Aleurites trisperma BLANCO)''.Bab. Tanaman Perkebunan Penghasil BBN. Hal 16-25</ref>
Baris 73 ⟶ 70:
'''Secara generatif''' benih diambil dari buah yang sudah masak, yang ditandai dengan warna coklat dan jatuh sendiri dari pohon, kira kira 1-8 hari. Cara praktis mengetahui kualitas benih yang baik dilakukan dengan merendamnya ke dalam air. Benih yang baik akan tenggelam sedangkan akan terapung jika sudah rusak atau dengan menjemur selama 1-2 hari jika, menghasilkan minyak artinya benih sudah rusak <ref name=":0" />
Tahap selanjutnya adalah pengecambahan benih. Dapat dilakukan dengan 2 cara; di atas bendengan atau di dalam kantong plastik yang telah diisi campuran tanah dan air. Inkubasi selama 22-30 hari disusul dengan seleksi kecambah. Persemaian ke-2 dimulai ketika menanamkan kecambah tersebut pada lubang tunggal sedalam 10 cm. Dirawat dengan menyiram air rutin setiap 2 hari sekali selama 7-10 bulan serta diberikan paparan matahari secara bertahap. Akhirnya akan diperoleh tanaman kecil/[[Biji|bibit]] yang siap ditanam ke lapangan <ref name=":0" />
'''Secara vegetatif''' maksudnya melalui cangkok atau sambungan. Cangkok dilakukan pada bagian cabang kemiri. Proses tersebut membutuhkan waktu 8 bulan hingga tumbuh akar baru pada calon bibit. Berbeda dengan tahap sambungan, indukan bibit berasal dari 2 individu berbeda. Umumnya potongan pertama dari bagian tengah batang sampai akar sedangkan potongan kedua dari bagian tengah batang hingga ke atas. Tujuannya untuk mempertahankan kedua sifat induk yang diinginkan<ref name=":0" />
Baris 79 ⟶ 76:
=== Proses Penanaman di Lapangan ===
Sebaiknya bibit kenali tidak langsung ditanam ke lapangan karena persentase keberhasilannya kecil (57%), lebih baik dilakukan penyemaian terlebih dahulu. Proses penyemaian melibatkan
* * mengatur jarak tanam. Kepurusan ini disesuaikan dengan tujuan budidaya jika, bertujuan menghasilkan biji makan jarak tanam 10 x 10 meter sedangkan untuk menghasilkan kayu, jarak tanam 4x4 meter. * pengajiran dan pembuatan lubang untuk mencegah ''acidity'' dari tanah <ref name=":0" /> Proses penanam dimulai dengan melepas kantong plastik “bibit” kemudian benamkan dalam lubang tanah yang telah dibuat, usahakan posisi akar menyebar dengan rata. Setelah ini adalah tahap pemeliharaan kemiri yang mencakup penyiangan, penyiraman, pemupukan, dan pemangkasan <ref name=":0" />
Baris 87 ⟶ 88:
Poin ini berlaku jika dalam lahan budidaya kemiri digabungkan dengan vegetasi lainnya <ref name=":0" />
Tahap pemanenan kemiri dapat dilakukan setelah kemiri menghasilkan buah yakni umur pada umur 3-4 tahun. Dalam satu tahun dapat dilakukan 2 - 3 kali. Untuk tujuan konsumsi, buah dipanen pada tingkat kemasakan 75% tetapi untuk tujuan benih buah yang dipanen haruslah yang sudah jatuh sendiri ke tanah. Jumlah panen tergantung umur tanaman dan pertumbuhannya. Seperti, pada umur 6 tahun mampu menghasilkan 25 kg biji kupasan, umur 11 -20 tahun stabil menghasilkan 35–50 kg biji kupasan
Terdapat beberapa tahapan dalam proses pengolahan biji kemiri hingga menjadi minyak kemiri. Biji yang masih memiliki [[Kulit buah|tempurung]] direbus kemudian dikeringkan dan disimpan. Beberapa hari selanjutnya dipisahkan berdasarkan kualitas bentuk dan ukuran biji. Proses ini akan berdampak perbedaan harga akhir produk. Selanjutnya biji dengan tempurung disangrai dan dipecahkan bagian tempurung. Hasilnya tempurung dibuang sedangkan daging biji dikeringkan. Setelah dikeringkan, terdapat proses sortasi kedua, yang memisahkan antara daging biji utuh, daging biji pecah dan daging biji afkir. Untuk daging biji yang utuh dapat langsung dikemas untuk dipasarkan menjadi salah satu bahan makanan. Untuk daging biji yang tidak utuh akan dilakukan serangkaian tahap ekstraksi dengan suhu tinggi maupun pelarut kimiawi tertentu menjadi minyak kemiri (Produk primer) yang selanjutnya disimpan dan dipasarkan <ref name=":0" />
Produk sekunder kemiri berasal dari minyak kasarnya yang berpotensi sebagai bahan baku biodiesel pengganti solar. Proses produksi biodesel minyak kemiri telah dilakukan oleh PT Bahtera Hijau Lestari Indonesia <ref>PT, Bahtera Hijau Lestari Indonesia, 2011. ''Candlenut Ver. 2.2 E.'' [Online] <nowiki>https://www.slideshare.net/waltertonetto/candlenut-ver-22e</nowiki>. Diakses pada Rabu, 27 Maret 2019, pukul 22.30 WIB</ref> dan Litbang Indonesia <ref name=":7"/> dengan tahapan pada literatur berikut [https://image.slidesharecdn.com/candlenutver2-2e-111107053844-phpapp02/95/candlenut-ver-22e-10-728.jpg?cb=1320645610]
Baris 226 ⟶ 227:
=== Kualitas Produk Sekunder ===
Untuk mendapatkan karakter seperti biodisel, produk minyak kemiri harus mengandung ''methyl ester''. Oleh karena itu dalam proses ''transesterfication'',dibutuhkan ratio [[etanol]] dan minyak kemiri yang tepat. Berdasarkan penelitian ratio paling tepat adalah 6/1 dengan pemakaian katalis berupa pottasium hydroxide. Berikut ini adalah perbandingan kulaitas [[biodiesel]] dari kemiri dan biodiesel konvensional<ref name=":6" /> serta perbandingan kualitas biodisel minyak kemiri terhadap standar baku <ref name=":7" />
{| class="wikitable"
|+PHYSICAL PROPERTIES OF METHYL ESTER, DIESEL OIL, FUEL OIL AND BIODIESEL STANDARD <ref name=":6" />
Baris 325 ⟶ 326:
Produk primer kemiri, minyak hasil ekstraksi bagian biji memiliki manfaat sebagai obat anti inflamasi. Studi sebelumnya terkait karakter minyak pada bji kemiri belum dapat menjelaskan komposisi spesifik dalam minyak tersebut. Tetapi, melalui teknik analisis GLC dapat diketahui dalam 49,55% asam lemak pada minyak kemiri terdiri dari 11 jenis senyawa asam lemak dan [[asam linolenic]]. Senyawa linolenic diketahui merupakan golongan asam lemak omega 3 yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia.<ref name=":2">Rashmi, Sapna B.2015. ''Journal of natural products. Aleurites moluccana'' Seeds: A Rich source of Linolenic acid. Vol. 8 page 123-126</ref>
Penelitian metabolit dilakukan dengan mengumpulkan biji kemiri dari kawasan
''The fatty acid methyl esters'' dianalisis menggunakan Agilent 6850 gas chromatograph yang dilengkapi dengan FID. Kolom yang digunakan berjenis ''non-bound cyanosilicone coulum'' SP-2330 ''(30 m x 25 mm, id x 0.20 mm, film thickness)''.Temperatur oven diprogram dari 170 - 220 °C dengan laju 5 °C/min sedangkan ''carrier gas'' (N2) diatur dengan laju alir 1.
Berikut adalah komposisi [[asam lemak]] berdasarkan analisis metabolomik minyak biji kemiri.
Baris 368 ⟶ 369:
|0.754
|}
Hasil identifikasi asam lemak menunjukkan konstituen mayoritas pada minyak kemiri adalah ''[[Asam linoleat|linolenic acid]]'' (49,55%), diikuti ''arachidic acid'' (16,76%) dan ''[[Asam palmitat|palmitic acid]]'' (16,42%) sedangkan ''oleic acid'' (6,02%), ''pelargoic acid'' (2.54%), ''capric acid'' (2.37%) dan sebagainya merupakan
Dari informasi ini dapat diketahui secara jelas mengapa minyak kemiri dijadikan bahan pengobatan. Kandungan ''linolenic acid'' atau asam omega -3 merupakan pre-kursor eicosanoids, senyawa dalam regulasi inflamasi. Selain itu, asam omega -1 merupakan salah satu materi pembangun membran sel dan ''building blocks'' rantai panjang ''omega -3 fatty acids'' ''eicosapentaenoic acid'' atau EPA dan ''docosahexaenoic acid'' atau DHA. Kandungan ''arachidic acid'', ''palmitic acid'', ''oleic acid'' dan ''pelargonic acid'' juga memberikan efek terapetic.<ref name=":2" />
Baris 380 ⟶ 381:
== Mitologi ==
[[Berkas:Aleur moluc 090225-6624 lomb.JPG|jmpl|kiri|180px|Talam buah dari kayu kemiri. [[Narmada, Lombok Barat]].]]
Di [[Hawaii]], pohon kemiri adalah simbol penerangan, perlindungan, dan perdamaian.<ref name="CanoePlants">{{cite web |url=http://canoeplants.com/kukui.html |publisher=Canoe Plants of Ancient Hawaii |title=Kukui |accessdate=2009-11-15}}</ref> Kemiri dianggap sebagai bentuk tubuh Kamapua'a, dewa babi. Salah satu [[legenda]] menceritakan tentang seorang wanita yang meskipun telah melakukan segala usahanya yang terbaik untuk menyenangkan suaminya, sering dipukuli. Akhirnya, suaminya itu membunuhnya hingga mati dan menguburnya di bawah pohon ''kukui''. Karena sang
== Lihat pula ==
|