Jahe: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k →top: migrasi |
||
(10 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Speciesbox
|name = Jahe
|image = Koeh-146.jpg
|status = secure
|
▲|genus = ''[[Zingiber]]''
▲|species = '''''Z. officinale'''''
|url=http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/taxon.pl?42254
|title=Zingiber officinale information from NPGS/GRIN
Baris 30 ⟶ 23:
== Asal usul dan penyebaran ==
Jahe diperkirakan merupakan tumbuhan [[Pribumi (ekologi)|pribumi]] [[Asia Tenggara]].<ref name=":1" /> Penyebarannya diperkirakan mengikuti [[migrasi]] yang dilakukan oleh [[Suku bangsa Austronesia|Suku Bangsa Austronesia]] pada abad ke-4 SM menyeberangi [[Kepulauan Melayu]] dari [[Tiongkok Tengah Selatan|CIna Tenggara]] sampai ke [[Taiwan]]. Jahe pun menjadi tumbuhan khas wilayah tersebut bersamaan dengan [[lengkuas]], [[temu putih]], dan [[lempuyang]].<ref name=":2">{{Cite book|last=Dalby|first=Andrew|date=2000|url=https://books.google.co.id/books?id=7IHcZ21dyjwC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|title=Dangerous Tastes: The Story of Spices|location=Berkeley|publisher=University of California Press|isbn=978-0-520-23674-5|pages=21|language=en|url-status=live}}</ref>
Tumbuhan jahe dikategorikan sebagai tumbuhan [[kultigen]] dan tidak tersedia lagi dalam bentuk liar di alam.
Suku Bangsa Austronesia menggunakan jahe sebagai bahan-bahan masakan dan juga sebagai penghangat tubuh dalam ritual kelahiran yang disebut dengan nama "benkidu". Ritual ini merupakan ritual penghangatan ibu dan bayi baru saja dilahirkan di dalam sebuah ruangan disebut dengan nama "bilik" dengan paparan api dan pemberian jahe sebagai penghangat selama sebulan atau 41 hari.<ref>{{Cite book|last=Fox|first=James J.|date=2006|url=https://books.google.com/books?id=4JavFdIXo3oC&newbks=0&printsec=frontcover&hl=en|title=Inside Austronesian Houses: Perspectives on Domestic Designs for Living|location=Canberra|publisher=ANU E Press|isbn=978-1-920942-84-7|pages=86,137|language=en|url-status=live}}</ref> Bagi penutur [[bahasa proto oseanik]], jahe digunakan di dalam ritual sihir.<ref>{{Cite book|last=Osmond|first=Meredith|date=2000|url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/handle/1885/106908|title=The lexicon of Proto Oceanic : The culture and environment of ancestral Oceanic society|location=Canberra|publisher=ANU Pr int ing Serv ice|isbn=0 85883 507 X|editor-last=Malcolm|editor-first=Ross|series=Pacific Linguistics|volume=152|pages=128|chapter=Horticultural practices|editor-last2=Andrew|editor-first2=Pawley|editor-last3=Meredith|editor-first3=Osmond|url-status=live}}</ref>
Baris 38 ⟶ 31:
Jahe disebarkan oleh Suku Bangsa Austronesia dengan membawanya dalam [[pelayaran]] dan menanamnya di setiap taman di pulau-pulau yang mereka kunjungi selama berlayar. Kebiasaan inilah yang menyebabkan jahe tersebar hingga ke [[Filipina]] dan [[Kepulauan Maluku]], lalu ke seluruh Indonesia seperti Sumatra, Jawa, Pulau Papua sampai ke [[Selat Malaka]].<ref name=":2" /> Penyebarannya terus berlanjut hingga mencapai [[Eritrea]] dan [[Jazirah Arab]] sebagai pemasok jahe ke wilayah [[Rumania]] dan [[Yunani]] untuk digunakan oleh para apoteker dan tabib sebagai bahan [[antidot]] seperti ''[[mithridaticum]]'' yang secara rutin diminum oleh [[Mithridates VI dari Pontos]].<ref name=":2" />
Jahe mulai dikenalkan ke wilayah [[Laut Tengah]] pada Abad ke-1 [[Era Umum]] yang dibawa oleh
== Sejarah tertulis ==
Jahe pertama kali ditulis di dalam buku ''[[Analek Konfusius]]'' yang ditulis oleh [[Kong Hu Cu (filsuf)|Kong Hu Cu]] pada tahun 557–479 SM dengan mengatakan bahwa dia tidak pernah mengonsumsi makanan tanpa jahe di dalamnya
== Penamaan Jahe ==
Baris 107 ⟶ 100:
== Produk jahe ==
Di masyarakat barat, ''ginger ale'' merupakan produk yang digemari. Sementara Jepang dan Tiongkok sangat menyukai asinan jahe.<ref>{{Cite web|last=Wihman|first=Liisa|date=30 Desember 2016|title=The Story of Ginger|url=https://metropolisjapan.com/the-story-of-ginger/|website=Metropolis Japan|language=en-US|access-date=2022-02-10}}</ref> Sirup jahe disenangi masyarakat Tiongkok, Eropa dan [[Jepang]].
Di [[Indonesia]], [[sekoteng]], [[bandrek]], dan [[wedang jahe]] merupakan minuman yang digemari karena mampu memberikan rasa hangat di malam hari, terutama di daerah [[pegunungan]].
Baris 126 ⟶ 119:
[[Kategori:Tumbuhan obat]]
[[Kategori:Jahe| ]]
[[Kategori:Tumbuhan di Al-Qur'an]]
|