Suku Lamalera: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jeff van Timor (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240809)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(22 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Untuk|kelompok etnis di Pulau Solor|Suku Lamakera}}
{{Infobox ethnic group
|group = Lamalera
|native_name = ''Ata Lamalera''
|image =
|image = Lamalera whalers in Lembata Indonesia.jpg
|image_caption = [[Pemburu paus]] tradisional Lamalera.
|popplace = [[Kabupaten Lembata]]
|pop = 4.000 (2008)<ref>[http://www.ethnologue.com/language/lmr Bahasa Lamalera di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)]</ref>
|langs = [[Bahasa Lamalera|Lamalera]] dan [[Bahasa Lamaholot|Lamaholot]]
|rels = [[Katolik]] (mayoritas), [[Islam]] (minoritas)
|related = [[Suku Kedang|Kedang]] dan [[Suku Lamaholot|Lamaholot]]
}}
 
'''Suku Lamalera''' adalah [[kelompok etnis]] yang mendiami [[Pulau Lembata]] bagian selatan.<ref name="Migrasi"/> Secara administratif, suku ini tersebar di desa [[Lamalera A, Wulandoni, Lembata|Lamalera A]], [[Lamalera B, Wulandoni, Lembata|Lamalera B]], dan beberapa desa sekitarnya di kecamatan [[Wulandoni, Lembata|Wulandoni]], [[Kabupaten Lembata]]. Bahasa asli yang digunakan suku ini adalah [[bahasa Lamalera]], serta [[bahasa Lamaholot]] yang berfungsi sebagai ''[[lingua franca]]'' di daerah tersebut.<ref>[http://www.joshuaproject.net/languages.php?rol3=lmr Lamalera Speaking Peoples - Joshua Project]</ref> Meskipun kerap disebut sebagai suku tersendiri, umumnya suku Lamalera oleh para antropolog dikelompokkan sebagai sub-suku di dalam kelompok etnis [[Suku Lamaholot|Lamaholot]] sehingga alih-alih disebut 'suku', orang di Lembata umumnya menyebutnya dengan sebutan 'orang Lamalera', merujuk pada kelompok etnis yang mendiami wilayah selatan pulau Lembata.<ref name=":0">{{Cite book|last=Blikololong|first=J. B.|date=2010|title=DU-HOPE DI TENGAH PENETRASI EKONOMI UANG: Sebuah Kajian Sosiologis Terhadap Sistem Barter di Lamalera, Nusa Tenggara Timur|publisher=Universitas Indonesia|url-status=live}}</ref>
 
Suku Lamalera adalah salah satu dari dua masyarakat [[pemburu paus]] terkenal di [[Kepulauan Sunda Kecil]], selain [[Lamakera]] yang mengklaim sebagai pemburu paus tertua di Indonesia.<ref>{{cite web|url=https://www.voaislam.com/read/indonesiana/2011/11/28/16842/nelayan-pemburu-ikan-paus-itu-berasal-dari-masyarakat-muslim-lamakera/|title=Nelayan Pemburu Ikan Paus Itu Berasal dari Masyarakat Muslim Lamakera|website=www.voa-islam.com|language=id|access-date=3 Januari 2024|date=28 November 2011|first=Kupang|last=VOA-Islam}}</ref>
 
==Etimologi==
Jika ditafsir berdasarkan kesamaan bunyi kata, "Lamalera" berasal dari kata "''lam'a''" ([[Bahasa Lamalera|dialek Lamalera]]) atau "''lamak''" ([[Bahasa Adonara|dialek Adonara]]) yang berarti "'piring"' atau "'wadah"', dan "''lera''" atau "''rera''" yang berarti "'matahari"' atau juga berarti "'daun dadap"'. Berdasarkan sejarahnya, setibanya mereka di tempat yang saat ini disebut Lamalera mereka menemukan daun dadap dan mereka mempergunakannya sebagai ''lam'a'' (piring atau wadah).<ref>{{cite web|url=https://www.eposdigi.com/2022/05/23/kearifan-lokal/menakar-kata-lama-dalam-etnologi-lamaholot/|title=Menakar Kata 'Lama' Dalam Etnologi Lamaholot|website=www.eposdigi.com|language=id|access-date=2 Januari 2024|date=23 Mei 2022|first=Robert|last=B. Baowollo}}</ref>
 
==Sejarah==
[[File:Map of Lamalera ethnic-speakers on Lembata Island (Indonesia).png|thumb|Peta persebaran etnis dan [[bahasa Lamalera]] di [[Pulau Lembata]].]]
Menurut Ambrosius Oleona dan Pieter Tedu Bataona, asal-usul masyarakat Lamalera bukan berasal dari keturunan penduduk asli Pulau Lembata ([[Suku Kedang|Kedang]] dan [[Suku Lamaholot|Lamaholot]]). Berdasarkan sejarah dan syair yang diwariskan secara turun-temurun yang disebut sebagai ''lia asa-usu'' ("syair asal-usul"), nenek moyang masyarakat di Lamalera berasal dari [[Kerajaan Banggai|Tanah Luwuk]] hingga mencapai selatan Pulau Lembata dan kemudian menetap hingga turun-temurun. Hal ini terlihat dari ciri fisik yang dimiliki oleh orang Lamalera yang memiliki kemiripan dengan orang-orang dari [[Sulawesi Tengah]] khususnya [[suku Banggai]].<ref>{{cite journal|url=https://id.scribd.com/document/331842671/Letak-Geografis-Suku-Lamalera|title=Letak Geografis Suku Lamalera|website=id.scribd.com|language=id|access-date=2 Januari 2024|date=21 November 2016|first=Yuli|last=Alfiani}}</ref> Nenek moyang masyarakat Lamalera ini datang sekitar 500 tahun lalu. Sebelumnya nenek moyang masyarakat Lamalera lebih dulu mengikuti perjalanan armada [[Gajah Mada]] menuju perairan [[Halmahera]] hingga sampai ke [[Semenanjung Bomberai]], kemudian mereka memutar haluan ke arah selatan yaitu menuju [[Pulau Seram]], [[Kepulauan Gorom|Gorom]], [[Pulau Ambon|Ambon]], [[Kepulauan Banda|Banda]], [[Pulau Timor|Timor]], dan akhirnya mendarat di Pulau Lembata. Kepindahan nenek moyang masyarakat Lamalera dari Tanah Luwuk ini dilatarbelakangi oleh adanya serangan dan penaklukan kerajaan di Tanah Luwuk oleh [[Majapahit]] pada masa pemerintahan [[Hayam Wuruk]]. Kelompok yang melakukan migrasi inilah yang menjadi asal-usul terbentuknya 5 sub-suku/marga di dalam masyarakat Lamalera, yakni Bataona, BlikololloBlikololong, LamanundekLamanudek, Tanakrofa, dan Lefotuka.<ref name="Migrasi">{{cite web|url=https://denpasar.kompas.com/read/2023/02/11/091100078/mengenal-tradisi-berburu-paus-nelayan-lamalera-di-nusa-tenggara-timur|title=Mengenal Tradisi Berburu Paus Nelayan Lamalera di Nusa Tenggara Timur|website=denpasar.kompas.com|language=id|access-date=2 Januari 2024|date=11 Februari 2023|first=Puspasari|last=Setyaningrum}}</ref> SaatMarga-marga awal ini, terdapatkemudian menurunkan kurang lebih sebanyak 19 sub-suku/marga yang saat ini menjadi bagian dari masyarakat adat Lamalera.<ref>{{cite web|url=https://www.datatempo.co/MajalahTeks/detail/ARM2018061286487/rekonsiliasi-di-tanah-matahari|title=Rekonsiliasi di Tanah Matahari|website=www.datatempo.co|language=id|access-date=2 Januari 2024|date=27 Agustus 2008|first=Nurdin|last=Kalim}}</ref> Sebagai contoh, marga Bataona menurunkan marga Bediona dan Batafor, sementara marga Lefotuka (disebut juga Lewotukan) menurunkan marga Dasion dan Kedang. Marga Kedang dalam sub-marga Lewotukan (dalam beberapa catatan dieja sebagai ''Kéda'') berbeda dan tidak memiliki hubungan dengan [[suku Kedang]] (''Edang'') yang berdomisili di bagian timur pulau Lembata.<ref>{{Cite book|last=Barnes|first=R.|date=1996|title=Sea Hunters of Indonesia: Fishers and Weavers of Lamalera|url=https://archive.org/details/seahuntersofindo0000barn|publisher=Clarendon Press|url-status=live}}</ref>
 
Pemerintahan adat di Lamalera dijalankan dalam sistem ''lika-telo'' ('tiga tungku') yang diwakili oleh marga Blikololong, Bataona, dan Lewotukan. Urusan administratif terkait Lamalera pada sistem ini, terutama pada masa pemerintahan kolonial [[Hindia Belanda]] diwakili oleh marga Lewotukan dengan istilah ''kakang'' yang mengepalai wilayah Lamalera. ''Kakang'' yang pernah tercatat adalah Muran Kedang dan Bao Dasion.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|date=2022-09-01|title=Satu-Dua Catatan Tentang Lembata Pembuka Percakapan|url=https://warta-nusantara.com/2022/09/01/satu-dua-catatan-tentang-lembata-pembuka-percakapan/|language=id-ID|access-date=2024-01-06}}</ref> Pada masa pemerintahan [[Republik Indonesia]], urusan pemerintahan administratif diwakili oleh seorang [[kepala desa]], namun keberadaan ''lika-telo'' tetap memiliki peran utama dalam budaya masyarakat Lamalera, terutama terkait tradisi perburuan paus.
 
Suku ini terkenal dengan tradisi berburu [[paus sperma]] (''baleo'') yang dikenal sebagai ''[[leva nuang]]'' yang sudah dilakukan sejak abad ke-16 hingga ke-17.<ref>{{cite web|url=https://www.liputan6.com/regional/read/5272392/tradisi-berburu-paus-jadi-bukti-ketangguhan-nelayan-lamalera|title=Tradisi Berburu Paus Jadi Bukti Ketangguhan Nelayan Lamalera|website=www.liputan6.com|language=id|access-date=2 Januari 2024|date=29 April 2023|author=Tifani}}</ref><ref>{{cite web|url=https://www.inilah.com/lamalera-suku-pemburu-paus-di-indonesia-yang-mendunia|title=Lamalera, Suku Pemburu Paus di Indonesia yang Mendunia|website=www.inilah.com|language=id|access-date=2 Januari 2024|date=12 Juli 2023|first=Kanty|last=Atmodjo}}</ref> Catatan [[Portugis]] telah menyebutkan adanya masyarakat di Lembata yang berburu paus dengan cara tradisional.<ref>{{cite web|url=http://kostisolo.co.id/detailpost/wisata-lamalera|title=Wisata Lamalera|website=kostisolo.co.id|language=id|access-date=2 Januari 2024|date=28 Juni 2018|first=Taksi|last=Kosti}}</ref> Tradisi ini dilakukan pada musim menangkap ikan pada bulan Mei yang dikenal dengan sebutan ''lewa''. Mereka menaiki kapal tradisional yang disebut ''[[peledang]]'' untuk berburu paus.<ref name="Migrasi"/> Masyarakat Lamalera memiliki legenda tentang seekor paus sperma putih yang dikenal sebagai [[Timor Tom]]. Dalam novel ''[[Moby-Dick]]'' karya [[Herman Melville]], ia dideskripsikan sebagai makhluk luar biasa yang memiliki hubungan signifikan dengan pemburu paus sperma tradisional Lamalera. Dalam kepercayaan mereka, paus sperma putih berfungsi sebagai penjaga perahu dan kapal, serta pengawas konstruksi dan konsepsi mereka. Thomas Beale menganggap Timor Tom sebagai 'protagonis dari banyak kisah aneh'.<ref>{{Cite web |title=Timor Tom Tim Jack White Sperm Whale|url=http://www.mobydick-hermanmelville.com/History_Historical_Archive/Timor_Tom_Jack_Tim_Whale_Sperm.html|access-date=2 Januari 2024|website=www.mobydick-hermanmelville.com}}</ref>
 
==Agama==
[[File:Gereja Katolik St. Petrus-Paulus (48163665996).jpg|thumb|Gereja Katolik St. Petrus-Paulus di desa [[Lamalera A, Wulandoni, Lembata|Lamalera A]].]]
Masyarakat Lamalera umumnya menganut agama [[Katolik]]. Ini tercermin dalam tradisi [[Misa]] Leva untuk memohon restu kepada tuhan atas musim ''leva'' yang akan berlangsung pada tanggal 2 Mei–30 September setiap tahunnya.<ref>{{cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/tinggalan-akeologi-di-kampung-adat-lamalera-kabupaten-lembata-nusa-tenggara-timur/|title=Tinggalan Arkeologi Di Kampung Adat Lamalera, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur|website=kebudayaan.kemdikbud.go.id|language=id|access-date=2 Januari 2024|date=1 Februari 2018|author=Artanegara}}</ref> Sedangkan [[Islam]] mendominasi di wilayah pesisir.<ref>{{cite web|url=https://www.kompas.id/baca/perjalanan/2023/11/03/uang-bukan-segalanya-di-pasar-wulandoni|title=Uang Bukan Segalanya di Pasar Wulandoni|website=www.kompas.id|language=id|access-date=2 Januari 2024|date=1 Februari 2018|first1=Francis|last1=Pati Herin|first2=Ahmad|last2=Arif}}</ref>
 
==Tokoh terkenal==
*[[Gorys Keraf]], ahli bahasa Indonesia
*[[Anton Tifaona]], perwira kepolisian Indonesia
*[[Vivick Tjangkung]], pemeran dan polisi Indonesia<ref>{{cite web|url=https://www.hakrakyat.com/leva-alep-lamalera-panggil-pulang-vivick-tjangkung-jadi-lamafa/|title=Leva Alep Lamalera Panggil Pulang, Vivick Tjangkung Jadi Lamafa|website=www.kompas.id|language=id|access-date=2 Januari 2024|date=25 April 2023|first=HRC|last=Lembata}}</ref>
 
==Lihat juga==
*[[Suku Lamaholot]]
*[[Suku Lamakera]]
*[[Suku Kedang]]
*[[Arkeologi di Kampung Lamalera]]
 
==Referensi==
Baris 29 ⟶ 46:
 
{{Suku bangsa di Indonesia}}
{{Suku-stub}}
 
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Indonesia]]
[[Kategori:Suku bangsa di Nusa Tenggara Timur]]
[[Kategori:Kabupaten Lembata]]