Suku Lamakera: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jeff van Timor (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Kelompok etnis di Nusa Tenggara Timur menjadi Suku bangsa di Nusa Tenggara Timur
 
(24 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Untuk|kelompok etnis di Pulau Lembata|Suku Lamalera}}
[[Berkas:UvA-Artis 300.048 - Siboga - Lamakera op Solor.jpg|jmpl|Masyarakat Lamakera pada tahun 1904.]]
{{Infobox ethnic group
'''Lamakera''' adalah nama sebuah [[kelompok etnis]] dan per[[kampungan]] sekaligus [[kerajaan]] [[Islam]] yang terletak di ujung timur [[Pulau Solor]], [[Kabupaten Flores Timur]]. Sejalan dengan pertambahan penduduk dan kebijakan Pemerintah membentuk Desa Gaya Baru, Lamakera dimekarkan menjadi dua wilayah yaitu [[Watobuku, Solor Timur, Flores Timur|Desa Watobuku]] dan [[Motonwutun, Solor Timur, Flores Timur|Desa Motonwutun]], yang secara administratif masuk dalam wilayah [[Kecamatan]] [[Solor Timur, Flores Timur|Solor Timur]] Kabupaten Flores Timur. Lamakera adalah salah satu dari dua masyarakat [[pemburu paus]] terkenal di [[Kepulauan Sunda Kecil]], selain [[Suku Lamalera|Lamalera]] yang menjadi pemburu paus sperma.<ref>{{cite web|url=https://www.voaislam.com/read/indonesiana/2011/11/28/16842/nelayan-pemburu-ikan-paus-itu-berasal-dari-masyarakat-muslim-lamakera/|title=Nelayan Pemburu Ikan Paus Itu Berasal dari Masyarakat Muslim Lamakera|website=www.voa-islam.com|language=id|access-date=3 Januari 2024|date=28 November 2011|first=Kupang|last=VOA-Islam}}</ref>
|group = Lamakera
|native_name = ''Ata Lamakera''
[[Berkas:|image = UvA-Artis 300.048 - Siboga - Lamakera op Solor.jpg|jmpl|Masyarakat Lamakera pada tahun 1904.]]
|image_caption = Masyarakat Lamakera di [[Pulau Solor|Solor]], 1904.
|popplace = [[Kabupaten Flores Timur]] ([[Pulau Solor]])
|pop = 200 (2016)<ref name="islam">{{cite web|url=https://kupang.antaranews.com/berita/1025/lamakera-garda-terdepan-islam-pluralis|title=Lamakera Garda Terdepan Islam Pluralis|website=kupang.antaranews.com|language=id|access-date=3 Januari 2024|date=13 November 2016|first=Aloysius|last=Lewokeda}}</ref>
|langs = [[Bahasa Lamaholot|Lamaholot]] (dialek Lamakera)<ref>{{Cite book|url=https://onesearch.id/Record/IOS1.INLIS000000000280031|title=Kamus Dwi-Bahasa Lamaholot-Indonesia|last=Sanga|first=Felysianus|date=2002|publisher=Airlangga Universitas|isbn=|location=Surabaya|pages=5-6|url-status=live}}</ref>
|rels = [[Islam]] (hampir seluruhnya)<ref name="islam"/><ref name="Muslim"/>
|related = [[Suku Lamaholot|Lamaholot]]
}}
 
'''Suku Lamakera''' adalah nama sebuah [[kelompok etnis]] danyang per[[kampungan]]secara sekaligushistoris mendiami bekas wilayah perkampungan dan [[kerajaan]] [[Islam]] Lamakera yang terletak di ujung timur [[Pulau Solor]], [[Kabupaten Flores Timur]]. Sejalan dengan pertambahan penduduk dan kebijakan [[Pemerintah Indonesia]] membentuk "Desa Gaya Baru", desa yang ditinggali masyarakat Lamakera ini kemudian dimekarkan menjadi dua wilayah, yaitu desa [[Watobuku, Solor Timur, Flores Timur|Desa Watobuku]] dan [[Motonwutun, Solor Timur, Flores Timur|Desa Motonwutun]], yang secara administratif masuk dalam wilayah [[Kecamatan]]kecamatan [[Solor Timur, Flores Timur|Solor Timur]] Kabupaten Flores Timur. Lamakera adalah salah satu dari dua masyarakat [[pemburu paus]] tradisional terkenal di [[Kepulauan Sunda Kecil]], selain [[Suku Lamalera|Lamalera]] yang menjadi pemburu paus sperma.<ref>{{cite web|url=https://www.voaislam.com/read/indonesiana/2011/11/28/16842/nelayan-pemburu-ikan-paus-itu-berasal-dari-masyarakat-muslim-lamakera/|title=Nelayan Pemburu Ikan Paus Itu Berasal dari Masyarakat Muslim Lamakera|website=www.voa-islam.com|language=id|access-date=3 Januari 2024|date=28 November 2011|first=Kupang|last=VOA-Islam}}</ref>
Mata pencaharian utama masyarakatnya adalah nelayan dan terkenal tangguh dilautan.<ref>[http://bpspldenpasar.info/antara-pari-manta-desa-watubuku-dan-desa-motonwutun-flores-timur/ "Antara Pari Manta, Desa Watubuku Dan Desa Motonwutun Flores Timur"]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. ''bpspldenpasar.info''. Diakses terakhir tanggal 21 Oktober 2018, jam 20:59 WITA.</ref> Lamakera terbangun dari 7 sub-suku yang diakui eksistensinya dalam membentuk sosial kebudayaan di dalam masyarakatnya.<ref>[https://www.kompasiana.com/ayonusatimur/54f681dda333112e068b4f3e/sejarah-tumbuh-dan-berkembangnya-masyarakat-lamakera "Sejarah Tumbuh dan Berkembangnya Masyarakat Lamakera"]. ''kompasiana.com''. Diakses terakhir tanggal 21 Oktober 2018, jam 21:17 WITA.</ref> Mayoritas masyarakat Lamakera adalah [[Muslim]].<ref>[http://balinewsnetwork.com/2017/08/07/lamakera-kampung-peradaban-menteri-agama-minta-salurkan-rahmat-kebajikan/ "Lamakera Kampung Peradaban, Menteri Agama Minta Salurkan Rahmat Kebajikan"]. ''balinewsnetwork.com''. Diakses terakhir tanggal 21 Oktober 2018, jam 21:25 WITA.</ref>
 
Mata pencaharian utama masyarakatnyamasyarakat Lamakera adalah nelayan, dankarena terkenalletak geografis tempat tinggalnya yang berada di tangguhpinggir dilautanlaut.<ref>[http://bpspldenpasar.info/antara-pari-manta-desa-watubuku-dan-desa-motonwutun-flores-timur/ "Antara Pari Manta, Desa Watubuku Dan Desa Motonwutun Flores Timur"]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. ''bpspldenpasar.info''. Diakses terakhir tanggal 21 Oktober 2018, jam 20:59 WITA.</ref> Masyarakat Lamakera terbangunterbentuk dari 7 sub-suku/marga yang diakui eksistensinya dalam membentuk komunitas sosial kebudayaan di dalam masyarakatnya.<ref>[https://www.kompasiana.com/ayonusatimur/54f681dda333112e068b4f3e/sejarah-tumbuh-dan-berkembangnya-masyarakat-lamakera name="Sejarah Tumbuh dan Berkembangnya Masyarakat Lamakerasejarah"]. ''kompasiana.com''. Diakses terakhir tanggal 21 Oktober 2018, jam 21:17 WITA.</ref> MayoritasHampir seluruh masyarakat Lamakera adalah [[Muslim]].<ref name="Muslim">[http://balinewsnetwork.com/2017/08/07/lamakera-kampung-peradaban-menteri-agama-minta-salurkan-rahmat-kebajikan/ "Lamakera Kampung Peradaban, Menteri Agama Minta Salurkan Rahmat Kebajikan"]. ''balinewsnetwork.com''. Diakses terakhir tanggal 21 Oktober 2018, jam 21:25 WITA.</ref>
 
== Sejarah ==
[[File:Nederlandse expeditieleden tussen een groep Nadja-mannen en -kind... - Collectie stichting Nationaal Museum van Wereldculturen - TM-10006083.jpg|thumb|Anggota tim [[ekspedisi Siboga]] bersama masyarakat Lamakera (''Nadja''), 1899–1900.]]
Menurut tutur lisan yang diceritakan secara turun-temurun di Lamakera, dahulu wilayah yang ditempati oleh orang Lamakera bernama [[Tanahwerang]]. Penamaan Lamakera baru berlangsung ketika pendatang dari Sika Songge melakukan ''naju baja'' (perjanjian) dengan tuan tanah dari Tanahwerang. Saat itu, sesepuh tuan tanah bermukim di Tanahwerang sedangkan keadaan Lamakera ketika itu belum berpenghuni dan masih berupa hutan belukar.<ref name="sejarah">{{cite web|url=https://www.kompasiana.com/ayonusatimur/54f681dda333112e068b4f3e/sejarah-tumbuh-dan-berkembangnya-masyarakat-lamakera|title=Sejarah Tumbuh dan Berkembangnya Masyarakat Lamakera|website=www.kompasiana.com|language=id|access-date=3 Januari 2024|date=8 Agustus 2014|first=Ahmad|last=Yohan}}</ref>
 
Kelompok yang paling pertama tiba dan membuka perkampungan Lamakera, adalah kelompok dari Sika Songge kemudian menjadi sub-suku/marga Lewokololodo atau Lewoklodo. Secara berurutan sub-suku/marga yang datang setelah Lewoklodo, yaitu Ema Onang, Kiko Onang, Kampong Lamakera, Hari Onang, Lawerang, dan Kukun Onang. Kedatangan mereka ke Lamakera mempunyai sebab-sebab yang bervariasi. Misalnya, klen Napo dari Ema Onang, berasal dari [[Ile Napo]] di daerah bagian barat [[Solor Timur]] yang terpaksa pindah dan menetap di Lamakera karena tidak dapat hidup secara damai dan rukun dengan saudara-saudaranya. Klen Lawung dari Kiko Onang yang harus meninggalkan [[Kesultanan Ternate|Ternate]] karena situasi politik dalam negerinya. Begitu juga klen Maloko dari Hari Onang yang harus menetap di Lamakera setelah dibawa arus ketika menangkap ikan, sehingga untuk mengenang kampung halamannya, maka mereka menamai klennya Maloko. Sedangkan masyarakat lainnya yang berasal dari daerah sekitar [[Pulau Solor]], seperti sub-suku Kampong Lamakera berasal dari [[Pulau Adonara]], yaitu dari Lonek Burak (desa [[Waiwerang Kota, Adonara Timur, Flores Timur|Waiwerang II]] sekarang) yang dijemput oleh Patih Balauring dari sub-suku Kiko Onang dan kemudian diserahkan wewenang untuk memerintah kerajaan Lamakera. Peristiwa bersejarah ini kemudian tergambar dalam ''syair lilin'' (tarian adat) yang berbunyi: "''komodike pati Balauring kiko toda raja, kiko toda raja monggo beto limang sodi pangka''", yang berarti "hubungan baik dari keluarga terdekat Patih Balauring telah membawaku datang, suku Kiko pemandu raja".<ref name="sejarah"/>
 
Sejak masa Raja Sangaji Dasi hingga saat ini, di Lamakera telah berkembang 7 sub-suku/marga yang terbagi menjadi beberapa klen kecil dan diakui eksistensinya dalam turut serta membentuk sosial kebudayaan di Lamakera. Sub-suku/marga tersebut adalah:<ref name="sejarah"/>
 
*'''Lewoklodo'''
**Lolong
**Parak Lolong
**Bloweng Matang
*'''Ema Onang'''
**Lolong
**Lawang Onang
**Balaga
**Wudi Pukang
*'''Kiko Onang'''
**Koko Belang
**Kiko Kede
**Beliko Lolong
**Beliko Rereng
**Lawung
*'''Kampong Lamakera'''
**Kerbau Kotang
**Sinun Onang
**Parak Onang
*'''Hari Onang'''
**Hering Guhi
**Mahing
**Maloko
**Tamukin
*'''Lawerang'''
**Kedang Onang
**Lamalewa
**Labe Onang
*'''Kukun Onang'''
**Niha Onang
**Siang Gantong
**Lango Petung
 
Pada zaman dahulu, Lamakera adalah sebuah [[Daftar kerajaan yang pernah ada di Nusantara|kerajaan kecil]] yang berdiri di [[Pulau Solor]].<ref>[https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/solor-island/raja-of-lamakera/"Lamakera, kerajaan / P. Solor – Prov. Nusa Tenggara Timur"]. ''sultansinindonesieblog.wordpress.com''. Diakses terakhir tanggal 21 Oktober 2018, jam 21:46 WITA.</ref> Raja dari kerajaan ini beragama [[Islam]], baik raja pertama yaitu Raja H. Ibrahim Dasy (1932–1941 M) maupun raja kedua, Raja H. Shaleh Ibrahim Dasy (1941–1946 M) yang terkenal dengan raja Sengaji Dasy dan sudah menunaikan ibadah [[Haji]].<ref>[http://digilib.uin-suka.ac.id/18126/ "Suksesi Kerajaan Lamakera dalam Perspektif Islam (Studi atas Raja H. Ibrahim Dasy dan Raja B. Shaleb Ibrahim Dasy)"]. ''digilib.uin-suka.ac.id''. Diakses terakhir tanggal 21 Oktober 2018, jam 21:43 WITA.</ref>
 
== Perburuan pari dan paus biru ==
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Bewoners van kampong Lamakera bekijken een gevangen walvis Noordoost-Solor TMnr 10006615.jpg|thumb|[[Pemburu paus]] tradisional Lamakera, sekitar tahun 1915–1944.]]
Masyarakat Lamakera terkenal sebagai pembunuh [[ikan [[pari manta]] terbanyak<ref>{{Cite web|url=http://racingextinction.com/save-animals/|title=Save Animals|website=Racing Extinction|language=en-US|access-date=2017-03-02|archive-date=2018-04-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20180424230837/http://racingextinction.com/save-animals|dead-url=yes}}</ref> nomor 3 di dunia.<ref name=":0" /> Masyarakat Lamakera mengandalkan industri untuk berkembang karena tidak adanya lahan pertanian atau peternakan.<ref name=":0" /> Pulau Solor adalah tempat dimana banyak sekali ikan [[pari manta]] hidup, sehingga warga pun mengeksploitasi hal ini.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.seacology.org/project/lamakera-solor-island/|title=Seacology {{!}} Lamakera|website=www.seacology.org|language=en|access-date=2017-03-03}}</ref> Hal ini diliput ke dalam film dokumenter tahun 2015 berjudul ''[[Racing Extinction]]''.<ref>{{Cite web|url=http://wildaid.org/news/closer-look-manta-fishing-village-racing-extinction|title=A Manta Fishing Village&#039;s Transformation in &#039;Racing Extinction&#039;|website=WildAid|access-date=2017-03-02|archive-date=2017-03-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20170303123334/http://wildaid.org/news/closer-look-manta-fishing-village-racing-extinction|dead-url=yes}}</ref>
 
Sebagai bagian dari syuting film ''Racing Extinction'', kru dan pemain film tersebut mengajak masyarakat Lamakera untuk lebih mengembangkan bisnis pariwisata. Walaupun film ini dirilis tahun 2015, [[CITES]] sudah mengumumkan mengenai pembunuhan ikan pari manta di perkampungan ini pada tahun 2013.<ref>{{Cite web|url=https://cites.org/eng/prog/shark/more.php|title=Sharks and manta rays {{!}} CITES|website=cites.org|access-date=2017-03-03}}</ref> Indonesia sekarang sudah melarang kekerasan terhadap ikan pari manta. Warga kampung pun mengubah [[kapal penangkap ikan]] mereka menjadi perahu [[pengamatan ikan paus]].<ref>{{Cite news|url=http://wickeddiving.com/2015/01/whale-tales-tourism-lamakera/|title=Whale tales, tourism and Lamakera - Wicked Diving|date=2015-01-31|work=Wicked Diving|language=en-US|access-date=2017-03-03|archive-date=2015-04-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20150406083159/http://wickeddiving.com/2015/01/whale-tales-tourism-lamakera/|dead-url=yes}}</ref>
 
==Lihat juga==
*[[Suku Lamaholot]]
Baris 16 ⟶ 70:
 
== Referensi ==
{{commonscat}}
{{reflist}}
 
{{Solor Timur, Flores Timur}}
{{indo-geo-stubcommonscat}}
 
[[Kategori:Solor Timur, Flores Timur]]
[[Kategori:Kelompok etnis di Indonesia]]
[[Kategori:Suku bangsa di Nusa Tenggara Timur]]
 
 
{{Suku-stub}}