Teologi Paus Pius XII: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[File:Pope Pius XII by Peter McIntyre (10044850276).jpg|thumb|[[Paus Pius XII]] oleh [[Peter McIntyre (artis)|Peter McIntyre]] c.1943-1944]]
'''Teologi Paus Pius XII''' tercermin dalam empat puluh satu [[ensiklik]], serta pidato dan hampir 1000 pesannya, selama hampir 20 tahun masa kepausannya. Ensiklik ''[[Mystici corporis]]'' dan ''[[Mediator Dei]]'' memajukan pemahaman tentang keanggotaan dan partisipasi dalam [[Gereja Katolik]]. Ensiklik ''[[Divino afflante Spiritu]]'' mulai membuka pintu bagi studi alkitabiah yang kritis terhadap sejarah. Namun magisteriumnya jauh lebih besar dan sulit untuk diringkas. Dalam berbagai pidatonya ajaran Katolik dikaitkan dengan berbagai aspek kehidupan, [[pendidikan]], [[kedokteran]], [[politik]], [[perang]] dan [[perdamaian]], kehidupan [[santo|santo-santa]], [[Maria|Maria]], ibu dari [[Tuhan]], hal-hal yang kekal dan sementara.
 
==Kesatuan Masyarakat Manusia==
Baris 9:
Dalam ensikliknya yang pertama, ''[[Summi Pontificatus]]'', ia mengembangkan satu tema utama masa kepausannya. Katolik bersifat universal, dan oleh karena itu menentang permusuhan dan superioritas ras atau nasional. Ia melanjutkan tema ini dalam ensiklik lain, seperti ''[[Mystici corporis]]'' dan ''[[Mediator Dei]]'', dan dalam berbagai pidato dan pidato. Tidak ada perbedaan ras karena umat manusia merupakan satu kesatuan, karena “dari satu nenek moyang [Tuhan] menjadikan semua bangsa mendiami seluruh bumi”.
 
Bangsa-bangsa, meskipun terdapat perbedaan perkembangan akibat beragamnya kondisi kehidupan dan budaya, tidak ditakdirkan untuk menghancurkan kesatuan umat manusia, melainkan memperkaya dan memperindahnya dengan saling berbagi bakat khas mereka dan saling bertukar pikiran. <ref>Pius XII, Enc. Summi Pontificatus, 4</ref> Semua ras, seluruh umat manusia, dikasihi oleh Kristus tanpa kecuali dan pengecualian. Perbedaan kebangsaan dan ras tidak menjadi masalah. Cinta sejati berarti mencintai semua orang, baik Katolik, Kristen, atau bukan.<ref>AAS 1939, 413</ref>{{Rquote|right|Oh, ajaran Pius XII. Dia memahami untuk menyesuaikan magisterium Gereja dengan pemikiran paling modern.|[[Paus Yohanes XXIII]]|merujuk pada lebih dari 8000 halaman ajaran kepausan.<ref>Yohanes XXIII, Pius XII, dalam Domenico Tardini, Pius XII, Roma 1959, hal.14.</ref>}}
 
==Gereja sebagai tubuh mistik Kristus==