Kebahagiaan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Referensi sebelum tanda baca) |
||
(13 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{emosi}}
[[Berkas:Muratori - Della pubblica felicità, 1749 - 5760537.tif|jmpl|[[Ludovico Antonio Muratori]], 1749]]
'''Kebahagiaan''', '''kegembiraan''', '''kebungahan''',<ref>{{Kamus|bungah}}</ref> atau '''
Bersyukur dan Berbuat Ikhlas adalah salah satu cara agar hidup akan terasa lebih baik dan benar dan bahagia.<ref>https://www.merdeka.com/trending/35-kata-mutiara-bersyukur-yang-menyejukkan-buat-hati-lebih-tenang-kln.html</ref> Berbagai pendekatan [[filsafat]], [[agama]], [[psikologi]], dan [[biologi]] telah dilakukan untuk mendefinisikan kebahagiaan dan menentukan sumbernya.
Para [[filsuf]] dan pemikir agama telah sering mendefinisikan kebahagiaan dalam kaitan dengan kehidupan yang baik dan tidak hanya sekadar sebagai suatu [[emosi]]. Definisi ini digunakan untuk menerjemahkan ''eudaimonia'' ([[Bahasa Yunani]]: εὐδαιμονία)<ref>''Eudaimonia ''(Greek: εὐδαιμονία) ''is a classical Greek word commonly translated as 'happiness' or, better yet, 'flourishing'. Etymologically, it consists of the word "eu" ("good" or "well being") and "daimōn" ("spirit" or "minor deity", used by extension to mean one's lot or fortune).''</ref> dan masih digunakan dalam [[teori kebaikan]].
Baris 20 ⟶ 22:
#Hidup sesuai nilai yang dianut
#Nikmati pengalaman positif dan biarkan diri merasakan kesenangan pada waktunya
Semakin sederhana kebutuhan seseorang akan kebahagiaan,maka semakin besar kemungkinan orang itu untuk bahagia.<ref>https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/05/210300923/apa-itu-kebahagiaan-ini-penjelasannya-menurut-sains?page=all</ref>
==Pengukuran==
Pengukuran tingkat kebahagiaan sudah dimulai sejak ratusan tahun lalu. Pada tahun 1780, filsuf utilitarian Jeremy Bentham mengajukan pendapatnya bahwa karena kebahagiaan adalah tujuan utama dari manusia, ia harus diukur untuk menentukan keberhasilan kinerja pemerintah.
Saat ini, kebahagiaan biasanya diukur lewat survei hasil pengukuran sendiri. Survei seperti ini rawan bias kognitif dan sumber kesalahan lainnya. Studi telah menunjukkan bahwa emosi yang dirasakan bisa sangat tidak akurat. Riset juga memperlihatkan bahwa masyarakat sulit dijadikan alat prediksi dari emosi di masa depan, termasuk akan seberapa bahagia mereka. Namun ekonomis yang mendasarkan kepada kebahagiaan biasanya tidak mempertimbangkan problem filosifis dan metodologis ini, sehingga tetap mengandalkan kuisioner untuk mengukur tingkat kebahagiaan populasi.
Berapa skala pengukuran kebahagaiaan yang banyak dipakai:
*The Subjective Happiness Scale (SHS)
*The Positive and Negative Affect Schedule (PANAS)
*The Satisfaction with Life Scale (SWLS)
*Positive Experience
*The Cantril ladder method
*The Oxford Happiness Inventory
Jenis kebahagiaan ini bisa sulit bagi siapa pun untuk dipertahankan karena sifatnya yang tidak konsisten, penyebab orang sangat sulit merasa bahagia dalam hidupnya:
*Terus Membandingkan.
Siapa pun yang selalu membandingkan hidupnya dengan orang lain tidak akan pernah merasa bahagia. Sulit untuk merasa puas dengan kehidupan sehari-hari ketika terus-menerus melihatnya melalui lensa pengalaman orang lain. Perbandingan yang menumbuhkan ketidakpuasan selalu melihat mereka yang memiliki lebih banyak dan mencapai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi (perbandingan sosial ke atas) tetapi jarang membandingkan dengan mereka yang mungkin tidak memiliki atau melakukan banyak hal (perbandingan sosial ke bawah).
*Senang Menyalahkan
Orang yang tidak dapat melihat atau bertanggung jawab atas cara mereka berkontribusi pada konflik dalam hidup mereka, sering menderita dalam hubungan, terutama hubungan dekat di mana tantangan tidak dapat dihindari. Orang-orang ini merasa bahwa sesuatu terjadi pada mereka, dan tidak memiliki kesadaran tentang bagaimana mereka mungkin telah memicu atau memicu situasi yang membuat mereka merasa tidak bahagia. Di dunia mereka, tampaknya semuanya adalah kesalahan orang lain. Ya, memang benar bahwa dalam suatu konflik hubungan, tindakan dan kata-kata seseorang mungkin memiliki konsekuensi yang lebih besar daripada yang lain, tetapi ini adalah situasi yang jarang terjadi ketika seseorang sepenuhnya tidak bersalah. Perspektif ini sering membuat orang merasa tidak berdaya untuk mengubah situasi negatif mereka. Klien yang bekerja untuk melihat bagaimana mereka mungkin telah berkontribusi pada situasi yang sulit, bahkan secara tidak sengaja, merasakan kontrol dan hak pilihan yang lebih besar untuk meningkatkan hubungan yang sulit.<ref>https://lifestyle.bisnis.com/read/20220406/219/1519957/4-penyebab-anda-sulit-merasa-bahagia</ref>
*Mengharap pujian setelah bersikap baik
Pujian yang kita terima ternyata gak selalu berarti baik. Kalau gak disikapi dengan bijak malah bikin terlena. Kita jadi selalu berharap dipuji setelah melakukan hal baik pada orang lain.
Baris 40 ⟶ 56:
Setiap orang cenderung membenarkan pendapatnya masing-masing. Makanya dalam acara diskusi atau debat, adu argumen adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari.
Rata-rata orang masih berambisi memenangkan perdebatan. Membela pendapatnya sendiri yang tanpa sadar bisa memicu emosi. Makin besar ambisi untuk memenangkan perdebatan, hati jadi panas dan pikiran bekerja lebih berat.
Kalau dipikir-pikir lagi, ternyata penyebab utama sulit bahagia itu diri kita sendiri ya, jadi pribadi yang lebih bijak.<ref>https://www.idntimes.com/life/inspiration/dian-arthasalina/7-penyebab-sulit-bahagia-yang-sering-kamu-lupakan-1/7</ref>
Kesempurnaan hal yang tidak mungkin, jadi berhentilah mengejarnya. Kejarlah sesuatu yang wajar dan beri ucapan selamat ketika kamu berhasil melakukannya. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri sehingga menjauhkanmu dari kebahagiaan.<ref>https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/30/125238020/10-kebiasaan-yang-membuat-kita-tidak-bahagia?page=all</ref>
== Rujukan ==
|