Bank Duta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gibranalnn (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(12 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox company
|
|
| type = [[Perseroan terbatas]] [[perusahaan terbuka|terbuka]]
| traded_as = [[Bursa Efek Jakarta|JSX]]: BDTA
| fate = Dileburkan
| founder = [[Suhardiman]]<br>Thomas Suyatno<br>
| foundation = 30 Agustus 1966
| defunct = 30 Juni 2000
| location = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| key_people =
| former_names = Bank Dharma Ekonomi (1966-
| predecessor = Bank Dwikora<br>Bank Sarma
| successor = [[Bank Danamon]]
Baris 23:
== Sejarah ==
Bank Duta pada awalnya bernama Bank Dharma Ekonomi. Bank ini didirikan pada tahun 1966 oleh [[Suhardiman]], [[Thomas Suyatno]], [[Njoo Han Siang]] dan Edi Cahyadi,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=uVnUDwAAQBAJ&pg=PA255&dq=bank+duta+dharma+ekonomi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi2iJaTieGDAxXbwTgGHcevDqoQ6AF6BAgNEAI#v=onepage&q=bank%20duta%20dharma%20ekonomi&f=false Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa Di Indonesia]</ref> dengan fokus usaha pada pembiayaan sektor industri.<ref name=sej/> Pada usianya yang kedua (1968), bank ini mengalami kebangkrutan dan diselamatkan oleh PT PP [[Berdikari]] (PT Perusahaan Pilot Project Berdikari) yang kemudian menjadi pemilik tunggal dari bank tersebut. Di tahun 1971, bank ini kembali mengalami krisis. Krisis ini berakibat hilangnya dana Bulog yang disimpan di bank tersebut,
Perubahan nama (di tahun 1972, menjadi Bank Duta Ekonomi)<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=ifLsAAAAMAAJ&dq=bank+duta+dharma+ekonomi&focus=searchwithinvolume&q=dharma Pembangunan ekonomi nasional: suatu pendekatan pemerataan, keadilan, dan ekonomi kerakyatan]</ref> dan pergantian pemimpin bank merupakan langkah pertama dari perubahan besar yang terjadi pada bank ini. Langkah selanjutnya adalah keterlibatan [[Bustanil Arifin]] yang ditugaskan untuk memimpin PT PP Berdikari di mana kemudian menjadi [[komisaris]] bank pada tahun 1973. Setahun kemudian, Bank Duta Ekonomi memperoleh tambahan modal dari dua yayasan, yaitu [[
Setelah itu, perkembangan Bank Duta Ekonomi tidak tertahankan yang pada akhirnya menempatkan menjadi peringkat kedua bank swasta nasional di bawah [[Bank Central Asia]] (BCA).<ref name=kasuet/> Keberhasilan itu ditopang oleh kedekatan bank ini dengan kekuasaan [[Orde Baru]], yaitu pemegang sahamnya yang berupa yayasan pimpinan [[Soeharto]] dan Bustanil, kepala [[Badan Urusan Logistik]] yang merupakan orang kepercayaan sang presiden. Kinerja ''ciamik'' yang "semu" tersebut dibuktikan misalnya dari laporan sebuah lembaga [[audit]] yang mengklaim bank ini tidak memiliki sistem pengawasan yang bagus, ditambah inefisiensi berupa kelebihan karyawan hingga 300 orang.<ref name=efisien>[https://books.google.co.id/books?id=xFxdDwAAQBAJ&pg=PA113&dq=bank+duta+1990&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi7nqSX-uCDAxVkzjgGHcB0BjAQ6AF6BAgIEAI#v=onepage&q=bank%20duta%201990&f=false Young Heroes: The Indonesian Family in Politics]</ref>
Meskipun demikian, Bank Duta juga dikenal mengembangkan banyak segmen usaha (ritel, korporasi dan konsumer), seperti merupakan salah satu operator [[kartu kredit]] pertama di Indonesia di tahun 1983.<ref name=sej/><ref name=eizai>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=16BLAQAAIAAJ&dq=bank+duta+palapa&focus=searchwithinvolume&q=palapa Asian Company Handbook]</ref> Bank ini juga sempat memiliki banyak [[anak perusahaan]] di bidang keuangan, seperti [[Bank IBJ Indonesia]], AMRO Duta Leasing, [[Bank Interim Indonesia|RaboBank Duta]], [[TelkomProperty|Graha Sarana Duta]], Mitra Duta Sekuritas, Staco Duta Agung Leasing, dan lainnya.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=TQHyCAAAQBAJ&pg=PA19&dq=bank+duta+ibj+rabobank&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjS1v2IiOGDAxUKcGwGHekADxoQ6AF6BAgMEAI#v=onepage&q=bank%20duta%20ibj%20rabobank&f=false Perusahaan Besar Timur Jauh dan Australasia 1991/92: Volume 1: Selatan ...]</ref><ref>[https://web.archive.org/web/19970626155022fw_/http://www.bankduta.co.id/html/affil.htm Affiliates]</ref> Pada tahun 1985, Bank Duta Ekonomi menyederhanakan namanya menjadi Bank Duta saja, yang disertai penggunaan logo baru dan kantor pusat baru di Gedung Bank Duta (kini [[Menara Multimedia]]) Jakarta.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=vX4MAQAAMAAJ&q=bank+duta+ekonomi+1986&dq=bank+duta+ekonomi+1986&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjX3P6KieGDAxXk9DgGHYLXBvsQ6AF6BAgEEAI Presiden RI ke II Jenderal Besar H.M. Soeharto dalam berita: 1985-1986]</ref>
Baris 33:
Bustanil, yang diberi tanggung jawab mengelola [[Bank Bukopin]] pada periode 1980-an selanjutnya lebih mengalihkan fokusnya ke bank tersebut, sehingga Bank Duta mulai mengalami penurunan profitabilitas.<ref name=efisien/> Tersebutlah nama [[Dicky Iskandardinata]], wakil direktur bank ini yang tertarik mencari peruntungan lewat bermain [[valas]] sejak Agustus 1989. Bukannya untung, justru permainan valas itu berbuah petaka, dengan Dicky terus-menerus mengalami kekalahan sehingga Bank Duta mengalami kerugian besar.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=wXtfwKzHA2EC&pg=PA100&dq=bank+duta+1990&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi7nqSX-uCDAxVkzjgGHcB0BjAQ6AF6BAgNEAI#v=onepage&q=bank%20duta%201990&f=false The Politics of Economic Liberalization in Indonesia: State, Market and Power]</ref> Namun, awalnya masalah tersebut seperti berusaha ditutupi, dengan Bank Duta mengklaim masih memperoleh untung Rp 22,6 miliar di tahun 1990. Bahkan pada 12 Juni 1990<ref>[http://rebaf.library.perbanas.ac.id/form/import_lap_keu/listing_data.php?currentPage=10&recPerPage=10&listing_data_kode_emiten=--&btnSearch=+++Cari+++ Listing data]</ref> Bank Duta ''go public'' di [[Bursa Efek Jakarta]] dengan melepas 20% sahamnya (kode emiten BDTA). Masalah itu baru terbongkar ketika [[Bank Indonesia]] pada 4 September 1990 menyingkirkan seluruh direksi bank ini (termasuk Dicky) dari kursinya. Sebulan kemudian, Bank Duta mengumumkan bahwa mereka telah merugi hingga US$ 419 juta akibat ulah Dicky tersebut.<ref name=banker>[https://books.google.co.id/books?id=GnKZBQAAQBAJ&pg=PA284&dq=bank+duta+dicky&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjF3qfG_OCDAxWkzDgGHY2PBHEQ6AF6BAgNEAI#v=onepage&q=bank%20duta%20dicky&f=false Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia]</ref>
Skandal tersebut jelas mempermalukan rezim Orde Baru, mengingat sebelumnya orang menganggap Bank Duta aman secara politis, bahkan ada yang menyebutnya sebagai bank semi-[[BUMN]].<ref name=banker/> Dicky saat itu juga merupakan menantu Bustanil, orang kepercayaan Soeharto. Konon, sang presiden sangat marah akibat tindakannya, sehingga Bustanil dipaksa untuk menceraikan Dicky dan putrinya, serta selanjutnya sang eks-bankir diberi hukuman selama 8 tahun plus denda Rp 800 miliar.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=AF9nDwAAQBAJ&pg=RA1-PA90&dq=bank+duta+dicky&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjF3qfG_OCDAxWkzDgGHY2PBHEQ6AF6BAgMEAI#v=onepage&q=bank%20duta%20dicky&f=false DARI SOEKARNO SAMPAI SBY]</ref> Bustanil kemudian juga didepak dari kursi komisaris utama bank ini.<ref>[https://www.nytimes.com/1990/09/23/world/bank-scandal-embarrasses-indonesia-s-elite.html Bank Scandal Embarrasses Indonesia's Elite]</ref> Untuk mencegah krisis
Meskipun bisa selamat, namun nasib Bank Duta setelah itu tetap bermasalah. Manajemen yang masih tidak profesional, membuat Bank Duta terus-menerus disuntik kredit likuiditas dari Bank Indonesia, ditambah aliran dana ilegal dari yayasan-yayasan Soeharto sebagai pemiliknya.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=7uHSDwAAQBAJ&pg=PA88&dq=bank+duta+bob&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj1_76-guGDAxWmcmwGHde7DmkQ6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=bank%20duta%20bob&f=false Abdurrahman Wahid : dan Penegakan Hukum Terhadap Keluarga Cendana]</ref><ref>[https://news.detik.com/berita/d-3930418/antara-soeharto-supersemar-dan-bank-duta Antara Soeharto, Supersemar dan Bank Duta]</ref> Pada tahun 1995, Soeharto mengizinkan cukong lamanya yang lain untuk menolong Bank Duta: [[Bob Hasan]], yang duduk di
Memasuki krisis ekonomi 1998, Bank Duta mengalami kredit macet hingga US$ 704 juta.<ref name=rise/> Mengikuti seruan dari pemerintah, awalnya bank ini akan di[[merger]] dengan Bank Umum Tugu, Bukopin dan Bank Umum Nasional,<ref name=eizai/> yang kemudian dipersempit menjadi Bank Duta dan Bank Umum Tugu. Nama bank hasil merger itu akan diberi nama Bank Palapa. Namun, kemudian rencana itu batal dilakukan.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=G8PXAAAAMAAJ&dq=bank+duta+palapa&focus=searchwithinvolume&q=tugu
== Rujukan ==
|