Bank Duta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gibranalnn (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox company
|
|
| type = [[Perseroan terbatas]] [[perusahaan terbuka|terbuka]]
| traded_as = [[Bursa Efek Jakarta|JSX]]: BDTA
| fate = Dileburkan
| founder = [[Suhardiman]]<br>Thomas Suyatno<br>[[Njoo Han Siang]]
Baris 33:
Bustanil, yang diberi tanggung jawab mengelola [[Bank Bukopin]] pada periode 1980-an selanjutnya lebih mengalihkan fokusnya ke bank tersebut, sehingga Bank Duta mulai mengalami penurunan profitabilitas.<ref name=efisien/> Tersebutlah nama [[Dicky Iskandardinata]], wakil direktur bank ini yang tertarik mencari peruntungan lewat bermain [[valas]] sejak Agustus 1989. Bukannya untung, justru permainan valas itu berbuah petaka, dengan Dicky terus-menerus mengalami kekalahan sehingga Bank Duta mengalami kerugian besar.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=wXtfwKzHA2EC&pg=PA100&dq=bank+duta+1990&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi7nqSX-uCDAxVkzjgGHcB0BjAQ6AF6BAgNEAI#v=onepage&q=bank%20duta%201990&f=false The Politics of Economic Liberalization in Indonesia: State, Market and Power]</ref> Namun, awalnya masalah tersebut seperti berusaha ditutupi, dengan Bank Duta mengklaim masih memperoleh untung Rp 22,6 miliar di tahun 1990. Bahkan pada 12 Juni 1990<ref>[http://rebaf.library.perbanas.ac.id/form/import_lap_keu/listing_data.php?currentPage=10&recPerPage=10&listing_data_kode_emiten=--&btnSearch=+++Cari+++ Listing data]</ref> Bank Duta ''go public'' di [[Bursa Efek Jakarta]] dengan melepas 20% sahamnya (kode emiten BDTA). Masalah itu baru terbongkar ketika [[Bank Indonesia]] pada 4 September 1990 menyingkirkan seluruh direksi bank ini (termasuk Dicky) dari kursinya. Sebulan kemudian, Bank Duta mengumumkan bahwa mereka telah merugi hingga US$ 419 juta akibat ulah Dicky tersebut.<ref name=banker>[https://books.google.co.id/books?id=GnKZBQAAQBAJ&pg=PA284&dq=bank+duta+dicky&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjF3qfG_OCDAxWkzDgGHY2PBHEQ6AF6BAgNEAI#v=onepage&q=bank%20duta%20dicky&f=false Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia]</ref>
Skandal tersebut jelas mempermalukan rezim Orde Baru, mengingat sebelumnya orang menganggap Bank Duta aman secara politis, bahkan ada yang menyebutnya sebagai bank semi-[[BUMN]].<ref name=banker/> Dicky saat itu juga merupakan menantu Bustanil, orang kepercayaan Soeharto. Konon, sang presiden sangat marah akibat tindakannya, sehingga Bustanil dipaksa untuk menceraikan Dicky dan putrinya, serta selanjutnya sang eks-bankir diberi hukuman selama 8 tahun plus denda Rp 800 miliar.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=AF9nDwAAQBAJ&pg=RA1-PA90&dq=bank+duta+dicky&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjF3qfG_OCDAxWkzDgGHY2PBHEQ6AF6BAgMEAI#v=onepage&q=bank%20duta%20dicky&f=false DARI SOEKARNO SAMPAI SBY]</ref> Bustanil kemudian juga didepak dari kursi komisaris utama bank ini.<ref>[https://www.nytimes.com/1990/09/23/world/bank-scandal-embarrasses-indonesia-s-elite.
Meskipun bisa selamat, namun nasib Bank Duta setelah itu tetap bermasalah. Manajemen yang masih tidak profesional, membuat Bank Duta terus-menerus disuntik kredit likuiditas dari Bank Indonesia, ditambah aliran dana ilegal dari yayasan-yayasan Soeharto sebagai pemiliknya.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=7uHSDwAAQBAJ&pg=PA88&dq=bank+duta+bob&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj1_76-guGDAxWmcmwGHde7DmkQ6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=bank%20duta%20bob&f=false Abdurrahman Wahid : dan Penegakan Hukum Terhadap Keluarga Cendana]</ref><ref>[https://news.detik.com/berita/d-3930418/antara-soeharto-supersemar-dan-bank-duta Antara Soeharto, Supersemar dan Bank Duta]</ref> Pada tahun 1995, Soeharto mengizinkan cukong lamanya yang lain untuk menolong Bank Duta: [[Bob Hasan]], yang duduk di kursi komisaris utama.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=FC5zDwAAQBAJ&pg=PA61&dq=bank+duta+1990&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi7nqSX-uCDAxVkzjgGHcB0BjAQ6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=bank%20duta%201990&f=false Asian States, Asian Bankers: Central Banking in Southeast Asia]</ref> Sama seperti bank-bank lain yang saat itu di bawah kepemilikan/
Memasuki krisis ekonomi 1998, Bank Duta mengalami kredit macet hingga US$ 704 juta.<ref name=rise/> Mengikuti seruan dari pemerintah, awalnya bank ini akan di[[merger]] dengan Bank Umum Tugu, Bukopin dan Bank Umum Nasional,<ref name=eizai/> yang kemudian dipersempit menjadi Bank Duta dan Bank Umum Tugu. Nama bank hasil merger itu akan diberi nama Bank Palapa. Namun, kemudian rencana itu batal dilakukan.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=G8PXAAAAMAAJ&dq=bank+duta+palapa&focus=searchwithinvolume&q=tugu Ummat, Volume 4,Masalah 1-8]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=qWgrAAAAMAAJ&dq=bank+duta+pala=pa&focus=searchwithinvolume&q=palapaPanji masyarakat, Bagian 2,Masalah 1-19]</ref> Pada 13 Maret 1999 bank ini diambilalih oleh [[Badan Penyehatan Perbankan Nasional]] sebagai ''Bank Take Over'' (BTO), dan kemudian di tanggal 30 Juni 2000 resmi dimerger dengan [[Bank Danamon]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=RANTEAAAQBAJ&pg=PA34&dq=bank+duta+bto&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjF1b2gh-GDAxX9S2wGHeLCD4MQ6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=bank%20duta%20bto&f=false Perbankan Indonesia: Mereka yang Mampu Bertahan di Masa Sulit]</ref>
|