Thomas Lembong: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Muhammad August memindahkan halaman Thomas Trikasih Lembong ke Thomas Lembong dengan menimpa pengalihan lama: Nama yang tepat |
|||
(86 revisi perantara oleh 39 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Pp-vandalism}}
{{family name hatnote|[[Nama keluarga Tionghoa|Lembong (汪)]]||lang=Tionghoa}}
{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix =
| name = Thomas Lembong
|
| image = Thomas Lembong (cropped).jpg
| imagesize =
| caption = Potret saat Tom Lembong menjabat sebagai Kepala BKPM
| office = Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
| order = ke-18
Baris 25 ⟶ 27:
| death_place =
| nationality = <!-- Hanya untuk warga negara asing -->
| party =
| spouse = Franciska Wihardja
| children = 2
| residence =
| alma_mater = <!-- Kolom ini hanya berisi nama perguruan tinggi -->[[Universitas Harvard]]
| occupation =
| religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
| relations = [[Eddie Lembong]] (paman)
}}
{{Infobox Chinese
| c =
| p = Wāng Lián Wàng
| poj = Ong Liân Ōng
| t = 汪連旺<ref>{{Cite web |date=2019-10-20 |title=咱唱反调:汪部长言过其实 印尼投资环境鬼见愁 |trans-title=Let’s play devil’s advocate: Minister Wang’s exaggeration makes Indonesia’s investment environment very worrying- |url=https://guiwan.iotasilane.com/news-3606584.html |access-date=2024-02-13 |website=guiwan.iotasilane.com}}</ref>
| s = 汪连旺
}}
'''Thomas Trikasih Lembong''', [[:en:Bachelor of Arts|A.B.]] ({{lahirmati|2=4|3=3|4=1971}}) lebih dikenal dengan nama '''Tom Lembong''', adalah seorang politikus, bankir, dan ekonom [[Indonesia]]. Sejak 27 Juli 2016 hingga 23 Oktober 2019, ia menjabat sebagai [[Daftar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal|Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal]] (BKPM). Ia sebelumnya menjabat sebagai [[Daftar Menteri Perdagangan Indonesia|Menteri Perdagangan Indonesia]] dari 12 Agustus 2015 hingga 27 Juli 2016.<ref>{{cite web|author=Rachmadea Aisyah|date=14 December 2018|title=Pegatron investment in Batam not yet confirmed: BKPM|url=https://www.thejakartapost.com/news/2018/12/14/pegatron-investment-in-batam-not-yet-confirmed-bkpm.html|publisher=The Jakarta Post|access-date=21 December 2018}}</ref><ref>{{cite web|title=Money Matters|url=https://www.thebusinessyear.com/indonesia-2018/money-matters/interview|work=The Business Year|access-date=21 December 2018}}</ref>
Tom menempuh kuliah dalam bidang arsitektur dan perancangan kota di [[Universitas Harvard]], [[Amerika Serikat]], dan lulus pada tahun 1994. Lalu setelah menyelesaikan pendidikannya, Tom memulai kariernya pada tahun 1995 dengan bekerja di Divisi Ekuitas Morgan Stanley ([[Singapura]]). Tom kemudian bekerja sebagai bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia dari tahun 1999-2000.<ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=Tom Lembong Beber Jokowi Berubah Fokus di Periode Kedua Menjabat|url=https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20240123145031-532-1053269/tom-lembong-beber-jokowi-berubah-fokus-di-periode-kedua-menjabat|website=ekonomi|language=id-ID|access-date=2024-01-23}}</ref>
== Kehidupan pribadi ==
Tom lahir dari pasangan Yohanes Lembong (Ong Joe Gie), seorang dokter ahli jantung dan THT lulusan [[Universitas Indonesia]] asal [[Kota Manado|Manado]], dan Yetty Lembong, seorang ibu rumah tangga asal [[Kabupaten Tuban|Tuban]]. Tom menikah dengan Maria Franciska Wihardja pada tahun 2002 dan dikaruniai sepasang puteri dan putera.
Tom dan keluarga merupakan penganut agama [[Gereja Katolik|Katolik]].<ref>{{Cite web|title=Mendag Lembong Lebih Suka Fitness Ketimbang Sepak Bola|url=https://ekbis.sindonews.com/berita/1121870/34/mendag-lembong-lebih-suka-fitness-ketimbang-sepak-bola|website=SINDOnews Ekbis|language=id-ID|access-date=2023-11-14}}</ref> [[Eddie Lembong]] merupakan adik dari Yohanes Lembong.<ref>https://historia.id/ekonomi/articles/in-memoriam-eddie-lembong-1936-2017-PNRpk</ref> Tom mengenyam pendidikan dasarnya di [[Jerman]] hingga berusia 10 tahun. Sekembalinya ke Indonesia, Tom meneruskan SD serta SMP di [[Sekolah Regina Pacis]], Jakarta. Saat SMA, Tom pindah ke [[Boston]], [[Massachusetts]], [[Amerika Serikat]].
Kemudian, Tom menempuh kuliah dalam bidang arsitektur dan perancangan kota di [[Universitas Harvard]] dan lulus pada tahun 1994.<ref name=":0">{{Cite web|last=Mediatama|first=Grahanusa|date=2019-07-31|title=Klarifikasi soal investasi unicorn Indonesia, begini sepak terjang Thomas Lembong|url=https://nasional.kontan.co.id/news/klarifikasi-soal-investasi-unicorn-indonesia-begini-sepak-terjang-thomas-lembong|website=kontan.co.id|language=id|access-date=2023-11-14}}</ref>
==
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Tom memulai kariernya pada tahun 1995 dengan bekerja di Divisi Ekuitas Morgan Stanley ([[Singapura]]). Tom kemudian bekerja sebagai bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia dari 1999-2000.
Tom juga pernah dipercaya untuk menjabat sebagai kepala divisi dan wakil presiden senior di [[Badan Penyehatan Perbankan Nasional]] (BPPN) dari 2000-2002. Kala itu, BPPN berada di bawah [[Kementerian Keuangan Republik Indonesia|Kementerian Keuangan]] dan [[Bank Indonesia]] yang bertugas untuk
Pada tahun 2006, Tom menjadi salah satu pendiri dan direktur utama sebuah perusahaan ekuitas swasta di Singapura bernama Quvat Management. Selain itu, dia juga menjadi presiden komisaris PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex) dari tahun 2012 hingga 2014.
Baris 53 ⟶ 66:
Dia kembali ke pemerintahan pada tahun 2013 sebagai penasihat ekonomi dan penulis pidato untuk [[Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Gubernur DKI Jakarta]] saat itu, [[Joko Widodo]] atau Jokowi. Peran ini ia teruskan sepanjang masa jabatan pertama Jokowi sebagai [[Presiden Indonesia]].
Tom adalah orang di balik layar yang menulis beberapa pidato Presiden Jokowi
Setelah meninggalkan pemerintahan, Tom mendirikan Consilience Policy Institute yang secara resmi beroperasi di Singapura. Lembaga ini merupakan sebuah wadah pemikir yang mengadvokasi kebijakan ekonomi internasionalis dan reformis di Indonesia.
Baris 59 ⟶ 72:
Pada Agustus 2021, Gubernur DKI Jakarta saat itu, [[Anies Baswedan]], menunjuk Tom sebagai Ketua Dewan PT Jaya Ancol. Itu adalah satu-satunya [[Badan usaha milik daerah|Badan Usaha Milik Pemerintah Provinsi]] di Indonesia yang terdaftar di [[Bursa Efek Indonesia]].<ref>{{Cite web|last=Widyastuti|first=Rr Ariyani Yakti|date=2023-11-14|title=Profil Thomas Lembong yang Jadi Co-Captain Timnas Anies Baswedan - Cak Imin|url=https://bisnis.tempo.co/read/1796555/profil-thomas-lembong-yang-jadi-co-captain-timnas-anies-baswedan-cak-imin|website=Tempo|language=en|access-date=2023-11-14}}</ref>
==
Pada 29 Oktober 2024, [[Kejaksaan Agung Republik Indonesia|Kejagung]] menetapkan Tom Lembong sebagai tersangka korupsi impor gula.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=2024-10-29|title=Tom Lembong Ditetapkan Tersangka, Disidik sejak Oktober 2023|url=https://www.kompas.id/artikel/tom-lembong-ditetapkan-tersangka-disidik-sejak-oktober-2023?open_from=Section_Terbaru|website=Kompas.id|language=id|access-date=2024-10-29}}</ref> Tom diduga memberikan izin impor gula kristal putih saat kondisi gula di Indonesia dalam keadaan surplus, serta menunjuk pihak swasta sebagai importir.<ref> {{Cite web|last=Naibaho|first=Rumondang|title=Duduk Perkara Kasus Tom Lembong: Impor Gula padahal RI Sedang Surplus|url=https://news.detik.com/berita/d-7612841/kejagung-tetapkan-tom-lembong-tersangka-korupsi-impor-gula|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-10-29}}</ref> Kejaksaan Agung memastikan mengantongi empat bukti permulaan untuk menetapkan mantan Menteri Perdagangan sebagai tersangka. Jaksa Teguh mengatakan, empat alat bukti yang dimiliki tim penyidik itu adalah keterangan saksi, keterangan ahli, alat bukti surat bukti petunjuk maupun barang bukti elektronik.<ref>{{Cite web|title=Kejagung Kantongi Empat Alat Bukti Untuk Tetapkan Tom Lembong Tersangka|url=https://validnews.id/nasional/kejagung-kantongi-empat-alat-bukti-untuk-tetapkan-tom-lembong-tersangka|website=validnews.id}}</ref>
== Penghargaan ==
*''Young Global Leader'' (YGL) oleh [[Forum Ekonomi Dunia|World Economic Forum]] di [[Davos]], 2008.
*Asia Society Australia-Victoria Distinguished Fellowship, 2017.
Baris 66 ⟶ 81:
== Referensi ==
{{reflist|2}}▼
▲{{reflist}}
== Pranala luar ==
Baris 79 ⟶ 93:
{{kotak selesai}}
{{Kabinet Kerja}}{{Menteri Perdagangan Indonesia}}{{DEFAULTSORT:Lembong, Thomas}}
[[Kategori:Alumni Universitas Harvard]]
[[Kategori:
[[Kategori:Menteri Kabinet Kerja]]▼
▲[[Kategori:Tokoh Katolik Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Minahasa]]
[[Kategori:Marga Lembong]]
[[Kategori:Marga Wang]]
[[Kategori:
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
▲[[Kategori:Menteri Kabinet Kerja]]
[[Kategori:Menteri Perdagangan Indonesia]]
|