Pertempuran Jamal: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
→Pertempuran: Sumber tulisan tidak dapat diakses Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(14 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 6:
| partof = [[Perang saudara Islam pertama]]|
| date = 8 Desember 656 M (15 Jumadil Awal 36 H)
| place =
| result = Kemenangan Ali
| combatant1 = Pasukan Ali and [[Banu Hasyim]]
Baris 17:
* Bagian dari Banu Tamim and Azd dari Basra<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=167, 8}}</ref>
* Banu 'Amir<ref>{{Harvtxt|Crone|2003|p=108}}</ref>|
| commander1 =
| url = https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&idfrom=960&idto=960&bk_no=59&ID=1070
| title = Al-Bidayah wan Nihayah - Abdullah bin Abbas
Baris 27:
| last = Ibnu Katsir ad-Dimasyqi
| author-link = Ibnu Katsir
|archive-url= https://web.archive.org/web/20200330042758/https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&idfrom=960&idto=960&bk_no=59&ID=1070|archive-date=2020-03-30}}</ref><br>[[Hasyim bin Utbah]]<ref name="Al-Khathib">{{cite web|title=Tarikh Baghdad - Al-Maktaba al-Shamela|author=Al-Khathib al-Baghdadi|author-link=Al-Khathib al-Baghdadi|language=ar|page=556|website=shamela.ws|url=https://shamela.ws/book/736/268|access-date=2023-01-16|archive-date=2023-01-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230122075238/https://shamela.ws/book/736/268|dead-url=no}}</ref><br>[[Muhammad bin Abu Bakar]]<ref name="Siyar" /><br>[[Ammar bin Yasir]]<ref name="Siyar" />
|commander2 =
| strength1 = ~10,000<ref name="Hazleton 2009 107">{{Harvtxt|Hazleton|2009|p=107}}</ref>
| strength2 = ~10,000<ref name="Hazleton 2009 107">{{Harvtxt|Hazleton|2009|p=107}}</ref>
Baris 36:
{{Campaignbox Civil Wars of the Early Caliphates}}
'''Pertempuran Jamal''' ({{Lang-ar|معرکة الجمل|translit=Maʿrakat al-Jamal}}) adalah pertempuran yang terjadi antara pasukan [[Khulafaur Rasyidin|Khalifah]] [[Kekhalifahan Rasyidin]] ke-4, [[Ali bin Abi Thalib]] (
== Lokasi ==
Pertempuran terjadi di daerah Al-Khuraybah di [[Bashrah]].<ref>{{cite web|title=Kitab Mu'jam al-Buldan - Al-Maktaba al-Shamela al-Haditha|author=Yaqut al-Hamawi|author-link=Yaqut al-Hamawi|page=363|language=ar|website=shamela.ws|url=https://shamela.ws/book/23735/893|access-date=2024-01-24|archive-date=2024-01-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20240102163027/https://shamela.ws/book/23735/893|dead-url=no}}</ref>
== Latar Belakang ==
Semenjak awal kematian [[Muhammad]], [[Ali]] yang merupakan anak dari pamannya Muhammad, [[Abu Thalib]] sudah merasa dirinya sebagai yang paling berhak menjadi penerus Muhammad dan [[Khalifah]]. Namun hal tersebut batal terjadi karena orang-orang justru berbai'at ke [[Abu Bakar]].<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume16_201911/page/n75/mode/2up?view=theater|title=The History of al-Tabari, vol. 16|pages=51|url-status=live}}</ref> Sehari setelah
Di saat masih hidup, Muhammad, beberapa saat setelah berhasil menaklukkan Khaibar, berniat untuk mengusir orang-orang kafir yang tersisa di sana, namun orang-orang Khaibar pun memohon agar mereka diperbolehkan untuk tetap tinggal dan mengurus [[Kebun|kebun-kebun]] mereka dengan ganti separuh [[Hasil usaha tani|hasil panen-]]<nowiki/>nya akan diberikan untuk Muhammad. Muhammad pun setuju dan mereka dibiarkan tinggal.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3152 - One-fifth of Booty to the Cause of Allah (Khumus) - كتاب فرض الخمس - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3152|website=sunnah.com|access-date=2022-07-24|archive-date=2023-09-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230916231321/https://sunnah.com/bukhari:3152|dead-url=no}}</ref> Mendengar adanya pertumpahan darah yang terjadi di Khaibar, orang-orang kafir di Fadak pun ketakutan dan bersegera mendatangi Muhammad, mengajukan bahwa mereka akan memberikannya juga separuh dari hasil panen mereka sebagai ganti mereka tidak diserang dan diusir dari kampung halaman mereka. Muhammad pun sepakat dan pemasukan tersebut eksklusif hanya untuk Muhammad seorang.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/TabariVolume08/page/n153/mode/2up?view=theater|title=The History of al-Tabari, vol. 8|pages=129|url-status=live}}</ref>
Permintaan Fatimah akan harta-harta yang didapat oleh Muhammad tersebut akan tetapi ditolak oleh Abu Bakar, karena dirinya mengaku mendengar Muhammad berkata bahwa beliau tidak menurunkan harta warisan kepada keluarganya melainkan harta peninggalannya hanya untuk ummat, yang berarti dikelola oleh Abu Bakar, sang Khalifah. Tidak percaya, Fatimah pun marah dan tidak lagi berbicara kepada Abu Bakar sampai Fatimah
Dalam riwayat yang terkenal di kalangan [[Syi'ah]]; Fatimah, setelah mendapatkan penolakan dari Abu Bakar tersebut lalu memberikan pidato di [[Masjid Nabawi]] mengklaim bahwa Abu Bakar telah melanggar [[Al-Qur'an]] dan [[Sunnah]] karena tidak mau memberikan dirinya harta warisan dari Muhammad, pidato ini kemudian terkenal sebagai [[Khotbah akan Fadak]].{{Sfn|Sajjadi|2021}}{{Sfn|Mavani|2013|pp=116-7}}{{Sfn|Qutbuddin|2006|p=249}} Dalam pidato itu Fatimah juga menganggap kekhalifahan Abu Bakar tidaklah sah, menyatakan bahwa suaminya, Ali lah yang seharusnya memegang jabatan tersebut dengan mengklaim kalau Muhammad sendiri lah yang menunjuknya.{{Sfn|Fedele|2018}}{{Sfn|Soufi|1997|p=107}} Rumor bahwa Muhammad menunjuk Ali sebagai khalifah juga terdapat pada [[hadits]] kalangan Sunni, namun rumor tersebut dibantah oleh [[Aisyah]], istri favorit Muhammad,<ref name=":62" /><ref name=":72" /> yang mengatakan bahwa dirinya lah yang mengasuh Muhammad di saat hari-hari terakhirnya, dan tidak pernah sekalipun dia mendengar hal tersebut keluar dari mulut Muhammad.<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1636 - The Book of Wills - كتاب الوصية - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1636|website=sunnah.com|access-date=2022-07-25|archive-date=2023-01-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20230131202530/https://sunnah.com/muslim:1636|dead-url=no}}</ref>
Ali, [[Thalhah bin Ubaidillah|Thalhah]], [[Zubair bin Awwam|Zubair]] dan sejumlah orang yang menolak kekhalifahan Abu Bakar<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 6830 - Limits and Punishments set by Allah (Hudood) - كتاب الحدود - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:6830|website=sunnah.com|access-date=2022-07-24|archive-date=2023-03-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20230327141753/https://sunnah.com/bukhari:6830|dead-url=no}}</ref> pun berkumpul di rumah Fatimah. Namun ketika berita ini sampai ke telinga Abu Bakar dan [[Umar bin Khattab|Umar]], Umar pun bersegera ke sana untuk menangkap Ali dan memaksanya berbai'at,<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume09/page/n202/mode/1up?view=theater|title=The History of Tabari - vol 9|pages=186-189|url-status=live}}</ref> yang dalam prosesnya ditenggarai telah menyebabkan Fatimah keguguran dan
Pasca kematian Abu Bakar
Di saat Ali akan pulang ke rumahnya, Thalhah, Zubair dan sejumlah umat muslim lainnya meminta kepada Ali supaya para pemberontak dan pembunuh Utsman agar dihukum. Namun Ali berdalih bahwa para pemberontak itu lah yang lebih berkuasa pada saat itu, sehingga orang-orang mesti mengikuti apa kata mereka, termasuk menjadikan Ali sebagai [[Khalifah]]. Orang-orang mulai curiga bahwa Ali berkomplot atau mengayomi para pembunuh Utsman. Thalhah dan Zubair pun meninggalkan [[Madinah]] menuju [[Makkah]], di mana mereka menemukan sekutu yang kuat, yakni [[Aisyah]], yang permusuhannya terhadap Ali terdokumentasi dengan baik.<ref name=":0">{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=107, 157}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|pp=106, 135, 136}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=25, 104}}. {{Harvtxt|Jafri|1979|p=27}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=294}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}</ref>
Baris 78:
Zubair, seorang prajurit yang berpengalaman, hengkang tak lama setelah pertempuran dimulai.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=170}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=118}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=140}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Madelung dan Veccia Vaglieri berpendapat bahwa sepertinya ada kebimbangan yang serius di dalam hati Zubair tentang keadilan perjuangan Aisyah yang menyebabkan Zubair membelot.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=171}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=296}}</ref> Al-Ahnaf bin Qays, seorang pemimpin Bani Sa'd yang tetap berada di pinggir pertempuran, mengetahui tentang membelotnya Zubair.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=170, 171}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=295}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Bin Qays kemudian mengirim anak buahnya untuk memburu dan membunuh Zubair, kemungkinan besar karena tindakan tidak terhormat Zubair yang meninggalkan rekan-rekannya sesama Muslim di belakang dalam perang saudara di mana dia ikut bertanggung jawab.<ref name=":63">{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=170, 171}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=296}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref>
Dengan kematian Thalhah dan Zubair, nasib pertempuran telah tersegel meskipun Aisyah menolak untuk meninggalkan medan perang.{{Sfn|Veccia Vaglieri|2012b}}{{Sfn|Madelung|1997|p=172}}{{Sfn|Bahramian|2015}} Satu per satu, prajurit Aisyah melangkah untuk memimpin pasukan unta, dan satu per satu, mereka terbunuh. Dengan tidak adanya pertempuran lagi yang dapat dipertarungkan, pihak Ali dilaporkan memohon kepada pihak Aisyah untuk menyerah. Pembantaian terhadap anak buah Aisyah berhenti hanya ketika pasukan Ali berhasil membunuh untanya Aisyah dan menangkap Aisyah, yang oleh Muhammad diberi gelar [[Istri-istri Muhammad|Ummul Mukminin]] (Ibu dari orang-orang beriman).<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=172, 173}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=118-121}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=140}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|pp=296, 297}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Puisi-puisi yang selamat tentang pertempuran tersebut menggambarkan tragedi itu:<ref>{{Harvtxt|Hazleton|2009|p=119}}</ref>
Baris 95 ⟶ 94:
=== Kufah dan Ibukota ''de facto'' ===
Sebelum meninggalkan Basra, Ali menegur warganya karena melanggar sumpah setia dan memecah belah masyarakat. Dia kemudian menunjuk Ibnu Abbas sebagai gubernur Basra setelah menerima janji baru mereka.{{Sfn|Madelung|1997|p=182}}{{Sfn|Veccia Vaglieri|2012b}} M.A. Shaban menambahkan bahwa Ali membagi dana perbendaharaan secara merata di Basra,{{Sfn|Shaban|1970|p=72}} yang tetap menjadi surga selama bertahun-tahun bagi sentimen pro-Utsman.{{Sfn|Donner|2010|p=159}}{{Sfn|Shaban|1970|p=67}} Ali segera berangkat ke Kufah,{{Sfn|Madelung|1997|p=182}}
=== Pembunuhan Ali ===
Baris 168 ⟶ 167:
{{refend}}
==
{{Commonscat|Battle of the Camel}}
* {{cite book |last=Ali ibn Abi Talib |author-link=Ali |title=[[Nahj al-Balagha|Nahj al-balagha]] |year=1984 |editor-last=al-Sharif al-Radi |editor-first= |trans-title=Peak of Eloquence |publisher=Alhoda UK |id=SBN 0940368439}}
|