Jawa Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pieselection77 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Herryz (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 103.36.8.211 (bicara) ke revisi terakhir oleh 미솔파
Tag: Pengembalian
 
(52 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Redirect2|Jateng|Provinsi Jawa Tengah||Jawa Tengah (disambiguasi)}}
{{pp-vandalism|small=no}}{{coor title dm|6|58|S|110|7|E|region:ID_type:adm1st|display=title}}
{{Kotakinfo provinsi
| nama = Jawa Tengah
| translit_lang1_info = {{javscript/Java|ꦗꦮꦶ​ꦩꦢꦾꦗꦮꦠꦼꦔꦃ}}
| translit_lang1_type2 = [[Bahasa Jawa|Alfabet Jawa]]
| translit_lang1_type = [[aksaraAksara Jawa|Hanacaraka]]
| translit_lang1_info2 = Jawi Madya
| translit_lang1_info = {{jav|ꦗꦮꦶ​ꦩꦢꦾ}}
| translit_lang1_type = [[aksara Jawa|Hanacaraka]]
| translit_lang1 = bahasa Jawa
| translit_lang1_type1 = [[Abjad Pegon|Pegon]]
| translit_lang1_info1 = '''جاويجاوا مـدياتڠاه'''
| motto = {{script/Java|ꦥꦿꦱꦼꦠꦾꦲꦸꦭꦃꦯꦏ꧀ꦠꦶꦨꦏ꧀ꦠꦶꦥꦿꦗ}}<br/>'''Prasetya ulahUlah saktiSakti bhaktiBhakti prajaPraja'''<br/>{{small|{{jv}} Berjanji akan berusaha keras dan setia terhadap negara}}
| foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|perrow = 1/2/2/2
|image1=Borobudur Temple.jpg
|image2=PekalonganCandi BatikSewu Museumviewed from the south, Central23 November Java2013.jpg
|image3=TanjungKori Gelam,Kamandungan TamanKaraton Nasional KarimunjawaSurakarta.jpg
|image4=LawangBaturraden sewu- Purwokerto, 2015-03-23.jpg
|image5=BaturradenCentral Java - Purwokerto,Dieng Plateau 2015-03-23 Telaga Warna.jpg
|image6=TelagaLawang Warnasewu in The Dieng Plateau(2013).jpg
|image7=KeratonSlamet Surakarta& Serayu, Watu Meja,.jpg
|image8=Gambyong Langenkusuma Pj DSC 1322.JPG
}}
| caption = '''Dari atas, kirisearah kejarum kananjam''': [[Candi Borobudur]], [[MuseumKeraton BatikSurakarta PekalonganHadiningrat]], [[TamanTelaga NasionalWarna Karimunjawa(Dieng)|Telaga Warna]], di [[Lawang SewuDieng]], [[LokawisataSungai Baturraden|BaturradenSerayu]], [[TelagaLawang Warna (Dieng)|Telaga WarnaSewu]], [[KeratonLokawisata Kasunanan SurakartaBaturraden|Baturraden]], dan [[TariCandi GambyongSewu]].
| bendera = Flag of Province of Central Java.svg
| lambang = Coat of arms of Central Java.svg
| peta = Central Java in Indonesia.svg
Baris 35 ⟶ 33:
* [[Kota Tegal]]
}}
| nama gubernur = [[Nana Sudjana]] (Pj.penjabat)
| nama wakil gubernur = ''Lowonglowong''
| nama ketua DPRD = Sumanto
| nama sekretaris daerah = Sumarno
Baris 46 ⟶ 44:
| desa = 7.809
| penduduk = 37949234
| peringkat = 3
| tahun populasi = 30 Juni [[2023]]
| populasi ref =
Baris 57 ⟶ 56:
{{Tree list/end}}
|0,14% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,04% [[Hindu]] |0,02% Kepercayaan |0,01% [[Konghucu]]<ref name="JATENG"/>}}
| bahasa = {{collapsible list| [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi)<br>[[Bahasa Jawa|Jawa]] (dominan)<br>—[[Bahasa Jawa Banyumasan|Jawa Banyumasan]]<br>—[[Bahasa Jawa Kedu|Jawa Kedu]]<br>—[[Bahasa Jawa Muria|Jawa Muria]]<br>—[[Bahasa Jawa Blora|Jawa Aneman/Blora]]<br>—[[Bahasa Jawa Pekalongan|Jawa Pekalongan]]<br>—[[Bahasa Jawa Semarang|Jawa Semarang]]<br>—[[Bahasa Jawa Surakarta|Jawa Surakarta]]<br>—[[Bahasa Jawa Tegal|Jawa Tegal]]<br>[[Bahasa Inggris|Inggris]]<br>[[Bahasa Arab|Arab]]<br>[[Bahasa Melayu|Melayu]]<br>[[Bahasa Sunda|Sunda]]<br>[[Bahasa Indonesia Peranakan|Peranakan]]<br>[[Bahasa Tionghoa|Tionghoa]]<br>[[Bahasa Isyarat Indonesia]]<br>[[Daftar bahasa di Indonesia|Lainnya]] }}
| IPM = {{increase}} 73,39 ([[2023]])<br>{{fontcolor|Green|tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://webapi.bps.go.id/download.php?f=Ea5vAnGnUKm5etOGNkdbedyyYzC7/qNgbRPghTRBn1KZiahBOTjpC6NkXDc8styxZZoybLNCo39qSqjdadQh5cs2jA5ilTWqUSXlweMddD1qYNhMUvKXh14Q0j3lw8cLLfK42jPj8uSJ9qMRXvsghPcRAbU7gWeADmH97AIrowl7etwpdAmjXdHs4uyNs9lh/wJHwvZeD4UXY2qk4IBDM9F1zVi1p5L48/cdsO+dYhFsxfVsEVdgW5rRIBPuNw0WrhVA5fpTm2OTfjLyYrjrOISffBhVKkdh7iUKPlt6Ys0=|title=Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2023|website=www.bps.go.id|page=8|accessdate=7 Desember 2023}}</ref>
| ISO = ID - JT
Baris 111 ⟶ 110:
}}
 
'''Provinsi Jawa Tengah''' (disingkat '''Jateng''', {{lang-jv|{{jav|ꦗꦮꦶ​ꦩꦢꦾ}}, [[Abjad Pegon|Pegon]]: جاوي مـديا|Jawi Madya}}) adalah sebuah wilayah [[Provinsi Indonesia|provinsi]] di [[Indonesia]] yang terletak di bagian tengah [[Jawa|Pulau Jawa]]. [[Ibu kota]] dari Provinsi Jawa Tengah adalahberada di [[Kota Semarang]]. Provinsi ini berbatasan dengan provinsi [[Jawa Barat|Provinsi Jawa Barat]] di sebelah barat, [[Samudra Hindia]] beserta [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] di sebelah selatan, provinsi [[Jawa Timur|Provinsi Jawa Timur]] di sebelah timur, dan [[Laut Jawa]] di sebelah utara. Luas total wilayahnya 32.800,69&nbsp;km², atau sekitar 28,94% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi [[Pulau Nusakambangan]] di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan [[Jawa Barat]]), serta [[Kepulauan Karimun Jawa]] di [[Laut Jawa]]. Penduduk Provinsi Jawa Tengah berdasarkan [[Badan Pusat Statistik]] tahun 2021 berjumlah 3637.516.035 jiwa dengan kepadatan 1.113123,00 jiwa/km².<ref name="JATENG">{{cite document|url=https://jateng.bps.go.id/publication/2021/02/26/c5709cd0419788a55827d58f/provinsi-jawa-tengah-dalam-angka-2021.html|title=Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2021|publisher=[[Badan Pusat Statistik]] Provinsi Jawa Tengah|accessdate=17 April 2021|pages=7, 99, 336|format=pdf|archive-date=2021-04-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20210417083330/https://jateng.bps.go.id/publication/2021/02/26/c5709cd0419788a55827d58f/provinsi-jawa-tengah-dalam-angka-2021.html|dead-url=no}}</ref>
 
Pengertian ''Jawa Tengah'' secara geografis maupundan budaya juga mencakup wilayah [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] secara [[de facto]], yang masih satu teritorial dengan Provinsi Jawa Tengah. Provinsi Jawa Tengah bagian tengah dikenal sebagai pusat [[budaya Jawa]]. Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti suku [[suku Sunda]] di daerah perbatasan dengan Jawa Barat, sebagian kecil masyarakat [[Kabupaten Brebes|Brebes]] dan [[Kabupaten Cilacap|Cilacap]]. Selain itu ada pula warga [[Tionghoa]]-Indonesia, [[Arab]]-Indonesia dan [[India]]-Indonesia sebagai pendatang yang tersebar di seluruh provinsi ini. Sejak tahun 2008, provinsi Jawa Tengah memiliki hubungan kembar dengan provinsi [[Fujian|Provinsi Fujian]] di [[Tiongkok]].
 
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De straat Bodjong met het Gouverneurskantoor TMnr 60050410.jpg|jmpl|ki|220px|Kantor gubernur di Semarang pada masa kolonial]]
 
Provinsi Jawa Tengah sebagai provinsi dibentuk sejak [[zaman]] [[Hindia Belanda]]. Hingga tahun [[1905]], Jawa Tengah terdiri atas 5 wilayah (''gewesten''), yakni [[Semarang]], [[Pati, Pati|Pati]], [[Kedu]], [[Keresidenan Banyumas|Banyumas]], dan [[Pekalongan]]. [[Surakarta]] masih merupakan daerah swapraja kerajaan (''vorstenland'') yang berdiri sendiri dan terdiri dari dua wilayah, [[Kasunanan Surakarta]] dan [[Mangkunegaran]], sebagaimana [[Yogyakarta]]. Masing-masing ''gewest'' terdiri atas kabupaten-kabupaten. Waktu itu Pati ''Gewest'' juga meliputi ''Regentschap'' [[Tuban]] dan [[Bojonegoro]].
 
Setelah diberlakukannya ''[[Decentralisatie Besluit]]'' tahun [[1905]], ''gewesten'' diberi [[hak otonomi|otonomi]] dan dibentuk [[Dewan Daerah|dewan daerah]]. Selain itu juga dibentuk ''gemeente'' ([[kotapraja]]) yang otonom, yaitu [[Kota Pekalongan|Pekalongan]], [[Kota Tegal|Tegal]], [[Kota Semarang|Semarang]], [[Salatiga]], dan [[Kota Magelang|Magelang]].
 
Sejak tahun [[1930]], provinsi ditetapkan sebagai daerah otonom yang juga memiliki Dewan Provinsi (''Provinciale Raad''). Provinsi terdiri atas beberapa [[karesidenan]] (''residentie''), yang meliputi beberapa kabupaten (''regentschap''), dan dibagi lagi dalam beberapa kawedanan (''district''). Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 5 karesidenan, yaitu Pekalongan, Pati, Semarang, Banyumas, dan Kedu.
 
Menyusul kemerdekaan Indonesia, pada tahun [[1945]] Pemerintah membentuk daerah swapraja [[Kasunanan]] dan [[Mangkunegaran]]; dan dijadikan karesidenan. Pada tahun 1950 melalui undang-undang ditetapkan pembentukan kabupaten dan kota madya di Jawa Tengah yang meliputi 29 kabupaten dan 6 kota madya. Penetapan undang-undang tersebut hingga kini diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah, yakni tanggal [[15 Agustus]] [[1950]].
 
Tahun [[1965]], seiring dengan gagalnya [[kudeta]] oleh [[G30S]] terhadap pemerintah nasional di Jakarta, Jawa Tengah dan banyak daerah lainnya, terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan [[Partai Komunis Indonesia]]. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian pada masa awal [[Orde Baru]] tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.<ref>'Bali', in Robert Cribb, ed., ''The Indonesian killings of 1965-1966: studies from Java and Bali'' (Clayton, Vic.: Monash University Centre of Southeast Asian Studies, Monash Papers on Southeast Asia no 21, 1990), pp. 241-248</ref>
Baris 134 ⟶ 133:
Menurut tingkat kemiringan lahan di Jawa Tengah, 38% lahan memiliki kemiringan 0–2%, 31% lahan memiliki kemiringan 2–15%, 19% lahan memiliki kemiringan 15–40%, dan sisanya 12% lahan memiliki kemiringan lebih dari 40%.
 
Kawasan pantai utara Provinsi Jawa Tengah memiliki dataran rendah yang sempit. Di kawasan [[Kabupaten Brebes|Brebes]] selebar 40&nbsp;km dari pantai, dan di [[Kota Semarang|Semarang]] hanya selebar 4&nbsp;km. Dataran ini bersambung dengan depresi Semarang-Rembang di timur. [[Gunung Muria]] pada akhir [[Zaman Es]] (sekitar 10.000 tahun SM) adalah pulau terpisah dari Jawa, yang akhirnya menyatu karena terjadi endapan aluvial dari sungai-sungai yang mengalir. Kota Demak semasa [[Kesultanan Demak]] (abad ke-16 Masehi) berada di tepi laut dan menjadi tempat berlabuhnya kapal. Proses sedimentasi ini sampai sekarang masih berlangsung di pantai Semarang.
 
Di selatan kawasan tersebut terdapat [[Pegunungan Kapur Utara]] dan [[Pegunungan Kendeng]], yakni pegunungan kapur yang membentang dari sebelah timur Semarang mulai dari ujung barat daya Kota [[Pati, Pati|Pati]] kemudian ke timur hingga perbatasan [[Kabupaten Lamongan|Lamongan]] dan Bojonegoro[[Kabupaten (Jawa Timur)Bojonegoro|Bojonegoro]].
 
Rangkaian utama pegunungan di Jawa Tengah adalah [[Pegunungan Serayu Utara]] dan [[Pegunungan Serayu Selatan|Serayu Selatan]]. Rangkaian Pegunungan Serayu Utara membentuk rantai pegunungan yang menghubungkan rangkaian Bogor di Jawa Barat dengan Pegunungan Kendeng di timur. Lebar rangkaian pegunungan ini sekitar 30–50&nbsp;km; di ujung baratnya terdapat [[Gunung Slamet]] dan bagian timur merupakan [[Dataran Tinggi Dieng]] dengan puncak-puncaknya [[Gunung Parahu]] dan [[Gunung Ungaran]]. Antara rangkaian Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu Selatan dipisahkan oleh Depresi Serayu yang membentang dari [[Majenang, Cilacap|Majenang]] (Kabupaten Cilacap), Purwokerto, hingga Wonosobo. Sebelah timur depresi ini terdapat gunung berapi [[Gunung Sindoro|Sindoro]] dan [[Gunung Sumbing|Sumbing]], dan sebelah timurnya lagi (kawasan Magelang dan Temanggung) adalah lanjutan depresi yang membatasi [[Gunung Merapi]] dan [[Gunung Merbabu]].
 
Pegunungan Serayu Selatan merupakan bagian dari Cekungan Jawa Tengah Selatan yang terletakberada di bagian selatan provinsi Jawa Tengah. Mandala ini merupakan geoantiklin yang membentang dari barat ke timur sepanjang 100 kilometer dan terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh lembah Jatilawang yaitu bagian barat dan timur. Bagian barat dibentuk oleh Gunung Kabanaran (360 m) dan bisa dideskripsikan mempunyai elevasi yang sama dengan Zona Depresi Bandung di [[Jawa Barat|Provinsi Jawa Barat]] ataupun sebagai elemen struktural baru di Jawa Tengah. Bagian ini dipisahkan dari Zona Bogor oleh Depresi Majenang.
 
Bagian timur dibangun oleh antiklin Ajibarang (''narrow anticline'') yang dipotong oleh aliran Sungai Serayu. Pada timur Banyumas, antiklin tersebut berkembang menjadi antiklinorium dengan lebar mencapai 30&nbsp;km pada daerah Lukulo (selatan Banjarnegara-Midangan 1043 m) atau sering disebut tinggian Kebumen (Kebumen High). Pada bagian paling ujung timur Mandala Pegunungan Serayu Selatan dibentuk oleh kubah Pegunungan Kulonprogo (1022 m), yang terletak di antara [[Kabupaten Purworejo|Purworejo]] dan [[Sungai Progo|Kali Progo]].
 
Kawasan pantai selatan Provinsi Jawa Tengah juga memiliki dataran rendah yang sempit, dengan lebar 10–25&nbsp;km. Selain itu terdapat [[Kawasan Karst Gombong Selatan]]. Perbukitan yang landai membentang sejajar dengan pantai, dari Yogyakarta hingga Cilacap. Sebelah timur Yogyakarta merupakan daerah pegunungan kapur yang membentang hingga pantai selatan Jawa Timur.
 
=== Hidrologi ===
Sungai-sungai yang bermuara di Laut Jawa di antaranya adalah [[Sungai Juwana|Bengawan Silugonggo]], [[Sungai Pemali]], [[Kali Comal]], dan [[Kali Bodri]]. Sedangkan, sungai-sungai yang bermuara di [[Samudra Hindia]] di antaranya adalah [[Kali Serayu]], [[Sungai Bogowonto]], [[Sungai Luk Ulo]] dan [[Kali Progo]]. [[Bengawan Solo]] adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa (572&nbsp;km); memiliki mata air di [[Pegunungan Sewu]] ([[Kabupaten Wonogiri]]), sungai ini mengalir ke utara, melintasi [[Kota Surakarta]], dan akhirnya menuju ke Jawa Timur dan bermuara di daerah [[Kabupaten Gresik|Gresik]] (dekat Surabaya).
 
Di antara waduk-waduk (Danau) yang utama di Jawa Tengah adalah [[Waduk Gunung Rowo|Danau Gunung Rowo]] (Kabupaten Pati), [[Waduk Gajahmungkur]] (Kabupaten Wonogiri), [[Waduk Kedungombo]] (Kabupaten Boyolali, Grobogan dan Sragen), [[Rawa Pening|Danau Rawa Pening]] (Kabupaten Semarang), [[Waduk Cacaban]] (Kabupaten Tegal),Waduk Penjalin dan Waduk Malahayu (Kabupaten Brebes), [[Waduk Wadaslintang]] (perbatasan Kabupaten Kebumen dan Kabupaten [[Wonosobo]]), [[Waduk Seloromo|Waduk Gembong]] (Kabupaten Pati), [[Waduk Sempor]] (Kabupaten Kebumen) dan Waduk Mrica (Kabupaten Banjarnegara).
 
=== Gunung berapi ===
Baris 155 ⟶ 154:
 
=== Keadaan tanah ===
Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jenis tanah wilayah Provinsi Jawa Tengah didominasi oleh tanah [[latosol]], [[aluvial]], dan [[grumusol]]; sehingga hamparan tanah di provinsi ini termasuk tanah yang mempunyai tingkat kesuburan yang relatif subur.
 
=== Iklim ===
Provinsi Jawa Tengah memiliki [[iklim]] [[tropis]], dengan [[curah hujan]] tahunan rata-rata 2.000 meter, dan suhu rata-rata 21–32<sup>o</sup>C. Daerah dengan curah hujan tinggi terutama terdapat di Nusakambangan bagian barat, dan sepanjang Pegunungan Serayu Utara. Daerah dengan curah hujan rendah dan sering terjadi kekeringan di musim kemarau berada di daerah Blora dan sekitarnya serta di bagian selatan Kabupaten Wonogiri.
 
== Pemerintahan ==
Baris 184 ⟶ 183:
 
=== Penduduk ===
Jumlah total penduduk Provinsi Jawa Tengah berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] provinsiProvinsi Jawa Tengah pada tahun [[2021]] adalah 36.516.035 jiwa. Tiga [[kabupaten]] dengan jumlah penduduk terbesar adalah [[Kabupaten Brebes|Brebes]] (1.978.759 jiwa), [[Kabupaten Cilacap|Cilacap]] (1.944.857 jiwa), dan [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]] (1.776.918 jiwa). Sementara tiga [[kota]] dengan jumlah penduudk paling banyak ialah [[Kota Semarang]] (1.653.524 jiwa), [[Kota Surakarta]] (522.364 jiwa) dan [[Kota Pekalongan]] (307.150 jiwa).<ref name="JATENG"/>
 
Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat kota, baik kabupaten ataupun kota. Kawasan permukiman yang cukup padat berada di daerah Semarang Raya (termasuk Ungaran dan sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kendal), daerah Salatiga Raya (termasuk wilayah Kabupaten Semarang bagian selatan seperti Ambarawa, Bringin, Kopeng, Tengaran dan Suruh), [[Solo Raya]] (termasuk sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali).
 
Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per tahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,45% per tahun), sedang yang terendah adalah Kota Pekalongan (0,09% per tahun).
Baris 193 ⟶ 192:
 
=== Suku bangsa ===
Mayoritas penduduk Provinsi Jawa Tengah adalah [[Suku Jawa]]. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat budaya Jawa, di mana di kota [[Kota Surakarta|Surakarta]] terdapat pusat istana kerajaan Jawa yang masih berdiri hingga kini. Suku minoritas yang cukup signifikan adalah [[Tionghoa]], terutama di kawasan perkotaan meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya, mereka bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa, dan banyak di antara mereka yang menggunakan bahasa Jawa dengan logat yang kental sehari-harinya. Pengaruh kental bisa kita rasakan saat berada di kota [[Semarang]] serta kota [[Lasem]] yang berada di ujung timur laut Jawa Tengah, bahkan [[Lasem]] dijuluki ''Le Petit Chinois'' atau Kota Tiongkok Kecil.
 
Di daerah perbatasan antara Jawa Tengah dengan [[Jawa Barat]] juga terdapat banyak orang beretnis [[suku Sunda|Sunda]]. Mereka mendiami wilayah [[Kabupaten Brebes|Brebes]] bagian selatan, [[Kabupaten Cilacap|Cilacap]] bagian barat dan utara serta sebagian kecil wilayah [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]] tepatnya di Dusun Cijurig, [[Dermaji, Lumbir, Banyumas|Desa Dermaji]], [[Lumbir, Banyumas|Kecamatan Lumbir]]. Jawa Tengah bagian barat seperti Cilacap, Brebes bagian barat dan sebagian Banyumas dahulu dalam sejarahnya termasuk kedalam wilayah [[Kerajaan Sunda Galuh]] menyebabkan banyak unsur [[budaya Sunda]] yang tersisa didalamnya, termasuk dalam penamaan daerah, bahasa, dan adat istiadat lainnya.
 
Di pedalaman [[Blora]] (perbatasan dengan provinsi [[Jawa Timur|Provinsi Jawa Timur]]) terdapat komunitas [[Ajaran Samin|Samin]] yang terisolasi, masyarakat ini adalah keturunan para pengikut [[Samin Surosentiko]] yang mengajarkan sedulur sikep, di mana mereka mengobarkan semangat perlawanan terhadap Belanda dalam bentuk lain di luar kekerasan. Selain itu, di beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula komunitas [[Arab-Indonesia]]. Mirip dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di bidang perdagangan dan jasa.
 
Berdasarkan data dari [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Jawa Tengah:<ref name="SUKU">{{Cite web|url=http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|title=Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010|website=demografi.bps.go.id|publisher=[[Badan Pusat Statistik]]|year=2010|format=PDF|accessdate=22 Oktober 2021|pages=23, 36-41|archive-date=2017-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20170712140438/http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|dead-url=yes}}</ref>
Baris 276 ⟶ 275:
Sebagian besar masyarakat menggunakan [[bahasa Jawa]] sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa dialek Solo-Jogja atau Mataram dianggap sebagai bahasa Jawa yang lazim dijumpai di sebagian besar wilayah Jawa Tengah bagian timur.<ref>{{Cite journal|last=Kartikasar|first=Erlin|date=2018|title=A Study of Dialectology on Javanese “Ngoko” in Banyuwangi, Surabaya, Magetan, and Solo|url=https://journal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/29131|journal=Humaniora|volume=30|issue=2|pages=128-139|doi=doi.org/102216/jh.v29i3.29131|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-01-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20210122103922/https://journal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/29131|dead-url=no}}</ref> Di samping itu, terdapat sejumlah dialek bahasa Jawa, namun secara umum terdiri dari dua, yakni ''kulonan'' dan ''timuran''. ''Kulonan'' dituturkan di bagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda dengan bahasa Jawa Standar. Sedang ''Timuran'' dituturkan di bagian timur Jawa Tengah, di antaranya terdiri atas Dialek Mataram (Solo-Jogja), Dialek [[Semarang]], dan Dialek [[Kabupaten Blora|Blora]]. Di antara perbatasan kedua dialek tersebut, dituturkan bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut di antaranya adalah Pekalongan dan Kedu.
 
Dialek Mataram memiliki keunikan tersendiri. Dialek ini menerapkan dialek ragam Bahasa Jawakrama inggil (tingkat paling atas dalam Bahasa Jawa). Hal tersebut dipengaruhi dari adanya kerajaan Mataram dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Solo) yang menyebabkan dialek disana sangat sopan. Wilayah karesidenan dari dua kerajaan tersebut juga terpengaruh tutur kata dan dialeknya untuk wajib menggunakan kromo.<ref>{{Cite journal|last=Abdullah|first=Wakit|date=2016|title=Javanese Language and Culture in the Expression of Kebo Bule in Surakarta: An Ethnolinguistic Study|url=https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas/article/view/7195|journal=Komunitas|volume=8|issue=2|pages=285-295|doi=http://dx.doi.org/10.15294/komunitas.v8i2.7195|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20210130030336/https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas/article/view/7195|dead-url=no | issn=2460-7312}}</ref> Etnografi masyarakat karesidenen wilayah kerajaan memiliki konsep ''miturut marang Rama'' (Patuh atau tunduk kepada bapak, dalam hal ini Raja secara spesifik). Lambang bapak sebagai raja juga memengaruhi adat masyarakat patrilineal. Kehidupan kerajaan yang luhur diadaptasikan oleh masyarakat dalam bergaul dan berbahasa atau bertutur.<ref>{{Cite journal|last=Prasety|first=Eka|date=2018|title=Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Peribahasa Jawa|url=https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/12722|journal=Repository Universitas Islam Indonesia|volume=|issue=|pages=56|doi=|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-01-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20210131121453/https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/12722|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Abdullah|first=Wakit|date=2017|title=The Local Wisdom Summarized in The Javanese Proverbs: A case Study of The Javanese Community in ExResidency on Surakarta|url=https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/22279|journal=Humaniora|volume=28|issue=3|pages=4|doi=https://doi.org/10.22146/jh.22279|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20210130053138/https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/22279|dead-url=no}}</ref>
 
Di wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, yaitu di [[kabupaten]] [[Brebes]] bagian selatan, dan kabupaten Cilacap bagian utara dan barat sekitar kecamatan [[Dayeuhluhur, Cilacap|Kecamatan Dayeuhluhur]], orang Sunda masih menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-harinya.<ref>Permana, Merdeka. 2010 "Sunda Lelea yang Terkatung-katung": Pikiran Rakyat</ref> Kelahiran dialek ini dipengaruhi salah satunya jalur perdagangan.<ref>{{Cite news|last=Gischa|first=Serafica|date=20 Januari 2020|title=Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Jalur Perdagangan|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/12/200000369/terbentuknya-jaringan-nusantara-melalui-jalur-perdagangan?page=all|work=[[Kompas.com]]|access-date=24 Januari 2021|editor-last=Gischa|editor-first=Serafica|archive-date=2021-01-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20210131161610/https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/12/200000369/terbentuknya-jaringan-nusantara-melalui-jalur-perdagangan?page=all|dead-url=no}}</ref> Perdagangan secara morfologi menghadirkan komunikasi dua arah antara pedagang dengan pembeli.<ref>{{Cite journal|last=Munandar|first=Yusuf|date=2016|title=Afiks Pembentuk Verba Bahasa Sunda|url=http://ojs.uho.ac.id/index.php/HUMANIKA/article/view/730|journal=Humanika|volume=16|issue=1|pages=7|doi=|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-01-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20210131125903/http://ojs.uho.ac.id/index.php/HUMANIKA/article/view/730|dead-url=no}}</ref>
 
Berbagai macam dialek [[Bahasa Jawa]] yang terdapat di Jawa Tengah:
# dialek Pekalongan ([[Kota Pekalongan]], [[Kabupaten Pekalongan]], [[Kabupaten Batang|Batang]], bagian timur [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]])
# dialek Kedu–Bagelen ([[Kabupaten Magelang|Magelang]], [[Kabupaten Temanggung|Temanggung]], [[Kabupaten Wonosobo|Wonosobo]], [[Kota Magelang]] dan sebagian [[Kabupaten Kebumen|Kebumen]], [[Kabupaten Purworejo|Purworejo]])
# dialek Semarangan ([[Kota Semarang]], [[Kabupaten Semarang]], [[Kota Salatiga]], [[Kabupaten Kendal|Kendal]], [[Kabupaten Demak|Demak]] dan bagian barat [[Kabupaten Grobogan|Grobogan]])
# dialek Pantura Timur atau dialek Muriaan ([[Kabupaten Pati|Pati]], [[Kabupaten Jepara|Jepara]], , [[Kabupaten RembangKudus|Kudus]], dan Bagian utara [[Kabupaten KudusGrobogan|Grobogan]])
# dialek Blora (Bagian timur [[Kabupaten Grobogan|Grobogan]], [[Kabupaten Rembang|Rembang]] dan [[Kabupaten Blora|Blora]])
# dialek MataramMataraman atau Surakarta ([[Kota Surakarta]], [[Kabupaten Klaten|Klaten]], [[Kabupaten Sragen|Sragen]], [[Kabupaten Wonogiri|Wonogiri]], [[Kabupaten Boyolali|Boyolali]], [[Kabupaten Sukoharjo|Sukoharjo]], [[Kabupaten Karanganyar|Karanganyar]] yang berbatasan dengan [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] dan bagian selatan [[Kabupaten Grobogan|Grobogan]])
# dialek Banyumasan atau dialek Ngapak Selatan ([[Kabupaten Banyumas|Banyumas]], [[Kabupaten Banjarnegara|Banjarnegara]], [[Kabupaten Purbalingga|Purbalingga]], [[Kabupaten Kebumen|Kebumen]], [[Kabupaten Cilacap|Cilacap]], bagian selatan [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]])
# dialek Tegal atau dialek Ngapak Pantura ([[Kota Tegal]], [[Kabupaten Tegal]], [[Kabupaten Brebes|Brebes]], bagian utara [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]])
 
Berbagai macam dialek [[Bahasa Sunda]] yang terdapat di Jawa Tengah:
 
# Bahasa Sunda dialek Timur-Laut, yang digunakan di wilayah [[Kabupaten Kuningan|Kuningan]] dan [[Kabupaten Cirebon]] di [[provinsiProvinsi Jawa Barat]] juga digunakan pada wilayah [[Kabupaten Brebes|Brebes]] bagian Barat dan Selatan yang merupakan wilayah [[provinsiProvinsi Jawa Tengah]].
# Bahasa Sunda dialek Tenggara, yang digunakan di wilayah [[Kabupaten Ciamis|Ciamis]] sekitar Kota Ciamis, [[Kabupaten Pangandaran|Pangandaran]] dan [[Kota Banjar]] di [[provinsiJawa Barat|Provinsi Jawa Barat]] juga digunakan pada wilayah [[Kabupaten Cilacap|Cilacap]] bagian Utara dan Barat serta [[Dermaji, Lumbir, Banyumas|Desa Dermaji]], [[Lumbir, Banyumas|Kecamatan Lumbir]] di [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]] yang merupakan wilayah [[provinsiProvinsi Jawa Tengah]].
 
==== Pendidikan bahasa daerah ====
Baris 316 ⟶ 315:
Sebagian besar penduduk Jawa Tengah beragama [[Islam]] yang umumnya dikategorikan ke dalam dua golongan, yaitu kaum [[Santri]] dan [[Abangan]]. Kaum santri mengamalkan ajaran agama sesuai dengan syariat Islam, sedangkan kaum abangan walaupun menganut Islam namun dalam praktiknya masih terpengaruh Kejawen yang kuat.
 
Agama lain yang dianut adalah [[Kristen]] ([[Protestan]] dan [[Katolik]]), [[Hindu]], [[Buddha]], [[Konfusianisme|Kong Hu Cu]], dan aliran kepercayaan. Provinsi Jawa Tengah merupakan pusat penyebaran Kristen dan Katolik di Pulau Jawa. Seperti di kota [[Semarang]], [[Kota Magelang|Magelang]], [[Surakarta]] dan [[Salatiga]] yang memiliki populasi umat Kristen sekitar 15% hingga 25%.<ref name="jateng.bps.go.id">{{Cite web |url=https://jateng.bps.go.id/index.php/publikasi/330/ |title=Jawa Tengah Dalam Angka 2016" |access-date=2017-07-08 |archive-date=2017-12-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20171210155655/http://jateng.bps.go.id/index.php/publikasi/330 |dead-url=yes }}</ref>
 
== Perekonomian ==
Baris 414 ⟶ 413:
Jawa Tengah dilalui beberapa ruas [[jalan nasional]] meliputi lintas utara (menghubungkan Jakarta–Semarang–Pati–Tuban–Surabaya), lintas tengah (menghubungkan Jakarta–Tegal–Purwokerto–Yogyakarta–Surakarta–Ngawi–Surabaya), lintas selatan Jawa (menghubungkan Bandung–Cilacap–Yogyakarta–Surakarta–Ngawi–Surabaya), serta jalur Semarang–Solo. [[Losari, Brebes|Losari]], ''pintu gerbang'' Jawa Tengah sebelah barat dapat ditempuh 3,5–4 jam perjalanan dari Jakarta. Selain itu, Jawa Tengah juga dilintasi beberapa ruas [[Jalan Tol Trans Jawa]], yakni [[Jalan Tol Kanci-Pejagan|Jalan Tol Kanci–Pejagan]]; [[Jalan Tol Pejagan-Pemalang|Jalan Tol Pejagan–Pemalang]]; [[Jalan Tol Pemalang-Batang|Jalan Tol Pemalang–Batang]]; [[Jalan Tol Semarang-Batang|Jalan Tol Semarang–Batang]]; [[Jalan Tol Semarang|Jalan Tol Semarang ABC]]; [[Jalan Tol Semarang-Solo|Jalan Tol Semarang–Solo]]; dan [[Jalan Tol Solo-Ngawi|Jalan Tol Solo–Ngawi]] yang menghubungkan antar kota di Jawa Tengah; Jawa Timur; Jawa Barat; dan [[DKI Jakarta]]. Saat ini juga direncanakan pembangunan [[Jalan Tol Semarang–Demak]] dan [[Jalan Tol Demak–Tuban]] yang menghubungkan antara kota-kota di pantai utara Jawa Tengah dengan Jawa Timur, [[Jalan Tol Yogyakarta–Solo]]; [[Jalan Tol Yogyakarta–Magelang–Bawen]]; dan Jalan Tol Yogyakarta–Cilacap yang menghubungkan Jawa Tengah dengan [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]; serta Jalan Tol Tegal–Cilacap yang menghubungkan antara kota di pantai utara Jawa Tengah dengan wilayah selatan.
 
Jawa Tengah merupakan provinsi yang pertama kali mengoperasikan jalur [[kereta api]], yakni pada tahun 1867 di [[Semarang]] dengan rute Semarang–Tanggung yang berjarak 26&nbsp;km, atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang.<ref>{{Cite news| url = http://oase.kompas.com/read/2011/07/21/10045816/Sejarah.Kereta.Api.di.Indonesia | title = Sejarah Kereta Api di Indonesia | date = 21 Juli 2011 | accessdate = 26 Juni 2012 | publisher = kompas.com | archive-date = 2012-07-15 | archive-url = https://web.archive.org/web/20120715024550/http://oase.kompas.com/read/2011/07/21/10045816/Sejarah.Kereta.Api.di.Indonesia | dead-url = yes | work = [[Kompas.com]] }}</ref> Saat ini [[Jalur kereta api di Indonesia|jalur kereta api]] yang melintasi Jawa Tengah adalah lintas utara (Jakarta–Cirebon–Semarang–Surabaya), lintas tengah (Jakarta–Purwokerto–Yogyakarta–Surakarta–Surabaya), lintas selatan (Bandung–Yogyakarta–Surakarta–Surabaya), jalur Solo–Gundih–Semarang, Tegal–Slawi–Prupuk, dan Maos–Cilacap. Jalur keretaKereta Solo–Wonogiri yang telah lama mati dihidupkan kembali pada tahun [[2005]]. Jalur lain yang diaktifkan kembali adalah jalur rel Kedungjati–Ambarawa yang menghubungkan [[stasiunStasiun Bringin]], [[stasiunStasiun Tuntang]] dan berakhir di [[Museum Kereta Api Ambarawa|stasiunStasiun Ambarawa]] serta Kutoarjo–Purworejo dan jalur percabangan {{sta|Semarang Tawang}}–[[Pelabuhan Tanjung Emas]]. Dari stasiunStasiun Ambarawa dapat berlanjut sampai [[stasiunStasiun Bedono]] pada tahun 2015 mendatang. Namun jalur percabangan Kutoarjo–Purworejo akan diaktifkan lagi pada akhir tahun 2023 diikuti dengan reaktivasi [[Stasiun Purworejo]] yang sempat punah pada tahun 2010.<ref>{{cite news|url=https://www.suaramerdeka.com/jawa-tengah/049678487/ada-3-kecamatan-yang-dilintasi-jalur-ka-purworejo-kutoarjo-stasiun-purworejo-masuk-kecamatan-mana|title=Ada 3 Kecamatan Dilintasi Jalur KA Purworejo–Kutoarjo, Stasiun Purworejo Masuk Kecamatan Mana?|date=2 Agustus 2023|last=Wahyu Utomo|first=Nugroho|newspaper=[[Suara Merdeka]]|location=[[Purworejo]]|access-date=2023-08-06|archive-date=2023-08-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230802100730/https://www.suaramerdeka.com/jawa-tengah/049678487/ada-3-kecamatan-yang-dilintasi-jalur-ka-purworejo-kutoarjo-stasiun-purworejo-masuk-kecamatan-mana|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news | url = http://tempo.co/read/news/2013/05/30/058484517/Jalur-Kereta-Kedungjati-Tuntang-Beroperasi-2015 | title = Jalur Kereta Kedungjati-Tuntang Beroperasi Tahun 2015 | date = 30 May 2013 | accessdate = 14 Juni 2013 | work = [[Tempo.co]] | language = id }}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Untuk transportasi udara, [[Bandar Udara Internasional Achmad Yani|Bandara Ahmad Yani]] di [[Kota Semarang|Semarang]] dan [[Bandara Adi Sumarmo|Bandara Adi Soemarmo]] di [[Kabupaten Boyolali|Boyolali]] adalah bandara komersial yang paling penting di Jawa Tengah. Selain itu juga terdapat [[Bandara Dewandaru]] di [[Kabupaten Jepara|Jepara]] ([[Karimunjawa, Jepara|Kec. Karimunjawa]]), [[Bandara Tunggulwulung]] di [[Kabupaten Cilacap|Cilacap]], [[Bandar Udara Jenderal Besar Sudirman|Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman]] di [[Kabupaten Purbalingga|Purbalingga]], [[Bandar Udara Ngloram]] di [[Kabupaten Blora|Blora]] ([[Cepu, Blora|Kec. Cepu]]). Penerbangan Jakarta–Semarang atau Jakarta–Surakarta dapat ditempuh dalam waktu 45–50 menit.