Laudato si': Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tian x-way (bicara | kontrib) Tag: halaman dengan galat kutipan |
k ~cite |
||
(12 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 41:
Gereja Katolik, bahkan setelah [[Konsili Vatikan Kedua]], telah membuat jarak antara dirinya dan gerakan [[pelestarian lingkungan hidup|environmentalis]] modern. Hal ini terutama disebabkan oleh kekhawatiran mengenai konsep turunan [[Thomas Malthus]] tentang [[pengendalian populasi]] dan bagaimana hal tersebut terkait dengan ajaran moral Katolik mengenai aspek-aspek seperti [[kontrasepsi buatan]] dan [[aborsi]], seperti yang ditekankan dalam Ensiklik [[Paus Paulus VI]] ''[[Humanae Vitae]]''.<ref name="tab">Pepinster, Catherine. (2020). [https://www.thetablet.co.uk/news/12979/church-should-be-bolder-on-environment "Gereja harus 'lebih berani' terhadap lingkungan"]. Tablet</ref> [[Martin Palmer]], seorang Anglikan yang sebelumnya adalah Sekretaris Jenderal Aliansi Agama dan Konservasi (sebuah LSM yang didirikan oleh Pangeran [[Philip, Adipati Edinburgh]], pada tahun 1995 untuk mengubah pandangan agama mengenai lingkungan hidup dan [[pemanasan global]]) klaim bahwa ensiklik [[Paus Fransiskus]] "sangat membantu, namun sayangnya, orang-orang di Vatikan masih takut mereka akan diserang atau dikompromikan karena hal ini."<ref name=" tab"/>
[[Paus Fransiskus]] "tidak mampu berkata-kata" ketika meratapi polusi, [[pemanasan global|perubahan iklim]], kurangnya air bersih, hilangnya keanekaragaman hayati, dan menurunnya kehidupan manusia secara keseluruhan serta kehancuran masyarakat.<ref name =visitor/> "Belum pernah
Dia "menggambarkan eksploitasi dan [[Degradasi lingkungan|penghancuran]] lingkungan yang tiada henti, yang mana dia menyalahkan sikap apatis, pengejaran keuntungan secara sembrono, kepercayaan berlebihan pada teknologi, dan kepicikan politik."<ref name="NYT" /> ''Laudato si''' "dengan jelas menerima konsensus ilmiah bahwa [[pemanasan global|perubahan iklim]] sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia dibuat"<ref name=eco /> dan menyatakan bahwa "perubahan iklim adalah masalah global yang mempunyai implikasi besar: lingkungan hidup, sosial, ekonomi, politik dan distribusi barang. Hal ini merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi umat manusia di hari ini" dan memperingatkan akan "penghancuran ekosistem yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan konsekuensi serius bagi kita semua" jika upaya [itigasi perubahan iklim tidak segera dilakukan.<ref name="OfficialEngText"/><ref name="NYT" />
Baris 60:
Teknologi modern, yang merupakan "paradigma teknokratis yang dominan", dipandang sebagai penyebab utama krisis lingkungan dan penderitaan manusia. Sementara [[paradigma]] teknokratis (yaitu simulasi) diaktifkan, Paus Fransiskus menunjukkan, teknologi dipandang sebagai "kunci utama makna keberadaan" dan meminta dunia untuk "menolak" "serangan" paradigma teknokratis.{{blockquote|"Paradigma teknokratis telah menjadi begitu dominan sehingga sulit untuk dilakukan tanpa sumber dayanya dan bahkan lebih sulit lagi untuk memanfaatkannya tanpa didominasi oleh logika internalnya. Memilih gaya hidup yang tujuannya tidak bergantung pada teknologi sudah menjadi hal yang berlawanan dengan budaya… Teknologi cenderung menyerap segalanya ke dalam logikanya yang kuat, dan mereka yang dikelilingi oleh teknologi 'tahu betul bahwa hal itu bisa membantu pada analisis akhir mereka tidak maju demi keuntungan maupun kesejahteraan umat manusia.'"<ref name="OfficialEngText"/>}}
B. P. Green mengamati bahwa "penolakan terus-menerus terhadap 'paradigma teknokratis' Paus Fransiskus dalam ensikliknya" tidak boleh membingungkan pembaca sehingga berpikir bahwa ia menolak kemajuan teknologi itu sendiri.<ref>Green, B. P., [https://www.mdpi.com
Teknologi tidak netral nilai dan perkembangan teknologi diarahkan oleh motif keuntungan, menurut Paus Fransiskus. Hal ini merupakan bentuk keserakahan yang terlembaga dan umumnya tidak memperhatikan dampak lingkungan dan sosial. "Perekonomian menerima setiap kemajuan teknologi dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan, tanpa mempedulikan potensi dampak negatifnya terhadap umat manusia".<ref name="OfficialEngText"/> Ensiklik ini memperingatkan terhadap "kepercayaan buta terhadap solusi teknis", khususnya dalam pandangan fakta bahwa "spesialisasi yang dimiliki oleh teknologi menyulitkan untuk melihat gambaran besarnya", yang "sebenarnya dapat menjadi bentuk ketidaktahuan".<ref name="OfficialEngText"/> Akibatnya, banyak solusi teknologi yang tidak berarti apa-apa lebih dari sekadar perbaikan teknologi jangka pendek yang berupaya menghilangkan gejala-gejala dan bukannya mengatasi masalah-masalah lingkungan, sosial, ekonomi, dan bahkan moral dan spiritual yang mendasarinya: “Teknologi, yang terkait dengan kepentingan bisnis, ditampilkan sebagai satu-satunya cara untuk memecahkan masalah-masalah ini.”, pada kenyataannya, terbukti tidak mampu melihat jaringan misterius hubungan antar benda sehingga terkadang menyelesaikan satu masalah dan menciptakan masalah lain."<ref name="OfficialEngText"/>
Baris 86:
Kardinal [[Peter Turkson]], presiden [[Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian]], dan timnya menulis draf pertama ensiklik tersebut.<ref name="Kaleem" /><ref name="VaticanRadio"/> Draf tersebut kemudian ditinjau oleh beberapa teolog dan dikirim (sekitar tiga minggu sebelum ensiklik tersebut diterbitkan) ke [[Dikasteri untuk Ajaran Iman]], bagian kedua dari [[Sekretariat Negara Tahta Suci|Sekretariat Negara]], dan [[Teolog Rumah Tangga Kepausan]].<ref name="VaticanRadio" /> Pengeditan dilakukan berdasarkan tanggapan mereka.<ref name="VaticanRadio" />
Dalam menyusun ensiklik tersebut, Vatikan berkonsultasi dengan para ahli ilmiah terkemuka selama berbulan-bulan.<ref name="GillisScience"/> Salah satu ahli yang diajak berkonsultasi adalah [[Hans Joachim Schellnhuber]], pendiri dan kepala Institut Potsdam untuk Penelitian Dampak Iklim dan ketua Dewan Penasihat Jerman untuk Perubahan Global.<ref name="GillisScience" /> Uskup Agung (kemudian Kardinal) [[Víctor Manuel Fernández]] juga termasuk di antara mereka yang mengambil bagian dalam redaksi dokumen tersebut.
Pada tanggal 28 April 2015, sebelum ensiklik tersebut diterbitkan, [[Vatikan]] menjadi tuan rumah konferensi satu hari mengenai perubahan iklim, menampilkan Turkson, [[Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa]] [[Ban Ki-moon]] (yang menyampaikan pidato utama), Presiden Ekuador [[Rafael Correa]] dan ekonom Amerika [[Jeffrey Sachs]].<ref name=weight /><ref name="Kirchgaessner" />
Baris 104:
=== Dalam Gereja Katolik Roma ===
[[Gerakan Laudato Si']], sebuah jaringan global yang terdiri dari lebih dari 900 organisasi Katolik dan lebih dari 10.000 pemimpin akar rumput terlatih yang dikenal sebagai Animator Laudato Si', telah memainkan peran penting dalam mendukung Gereja untuk menerima dan menerapkan ensiklik tersebut.<ref>
[[Konferensi
Kardinal Filipina Yang Utama Mgr. [[Luis Antonio Tagle]], [[Keuskupan Agung Manila|Uskup Agung Manila]], menulis bahwa "Dalam '' Laudato si '' Paus Fransiskus mengingatkan kita untuk mengganti konsumsi dengan rasa pengorbanan, keserakahan dengan kemurahan hati dan pemborosan dengan rasa pengorbanan. semangat berbagi. Kita harus "memberi, dan tidak menyerah begitu saja." Kita dipanggil untuk membebaskan diri dari semua hal yang berat, negatif, dan sia-sia, serta berdialog dengan keluarga global kita."<ref name=tagle/>
Tiga uskup California Utara dan Tengah, [[Stephen Blaire]], [[Armando Xavier Ochoa]], dan [[Jaime Soto]], mengeluarkan pernyataan bersama yang menyoroti bagaimana perubahan iklim berdampak secara tidak proporsional terhadap masyarakat miskin. “Perspektif Katolik adalah bahwa ekologi manusia dan alam berjalan beriringan,” kata ketiganya. “Kita dipanggil untuk bersolidaritas dengan kaum miskin serta
Uskup Yang Mulia Mgr. [[Richard Pates]] dari [[Des Moines, Iowa]], yang
Kaum Milenial Katolik telah menulis secara luas dan memberikan pendapat mereka tentang ensiklik tersebut.<ref name=mil/>
====Kritik====
Samuel Gregg, direktur penelitian di libertarian
Kritik ini muncul meskipun Paus Fransiskus "berhati-hati untuk menempatkan teksnya secara tegas dalam inti ajaran yang ditetapkan oleh para paus sebelumnya", khususnya Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI.<ref name="vow">{{cite news | url = https://www.nytimes.com/2015/06/29/opinion/the-popes-ecological-vow.html?_r=0 | judul = Sumpah Ekologis Paus | pertama = Paulus | terakhir = Lembah | kerja = The New York Times | tautan penulis = Paul Vallely | tanggal = 28 Juni 2015 | tanggal akses = 29 Juni 2015 }}</ref>
Pada bulan Juli 2015, Kardinal [[George Pell]] mengkritik ''Laudato si''' karena mengaitkan gereja dengan kebutuhan untuk mengatasi iklim, dengan menyatakan:<ref>{{cite news |url=https://www.americamagazine.
{{blockquote|Ada banyak sekali elemen menarik. Ada bagian yang indah. Namun gereja tidak mempunyai keahlian khusus di bidang ilmu pengetahuan... gereja tidak mendapat mandat dari Tuhan untuk mengumumkan hal-hal ilmiah. Kami percaya pada otonomi sains.}}
=== Dari agama lain ===
Tiga hari sebelum ensiklik tersebut dirilis, [[Dalai Lama ke-14]] mengeluarkan pesan Twitter yang menyatakan: "Karena perubahan iklim dan ekonomi global kini mempengaruhi kita semua, kita harus mengembangkan rasa kesatuan umat manusia."
Dua hari sebelum ensiklik tersebut diterbitkan, [[Uskup Agung Canterbury]] [[Justin Welby]], ketua [[
Pada hari yang sama, [[Gerakan Lausanne]] [[Kristen Evangelis]] global mengatakan itu Mereka menantikan ensiklik ini dan bersyukur karenanya.<ref name="Crux" /> Ensiklik ini juga disambut baik oleh [[Dewan Gereja Dunia]] dan [[Gereja Reformasi Kristen di Amerika Utara]].
[[File:One Earth one family - Interfaith march in Rome to call for climate action.webm|thumb|upright=1.2|Ensiklik lingkungan hidup Paus Fransiskus ''Laudato si''' telah disambut baik oleh banyak organisasi lingkungan hidup dari berbagai agama. Video pawai antaragama di Roma untuk menyerukan aksi iklim.]]
Baris 143:
=== Dari komunitas ilmiah ===
Sejarawan sains [[Naomi Oreskes]] mengamati bahwa ''Laudato si''' "menekankan bahwa kita merangkul dimensi moral dari permasalahan yang selama ini dipandang terutama sebagai sains, teknologi, dan ekonomi."<ref name=Heald/><ref
Ensiklik tersebut mendorong gerakan [[divestasi bahan bakar fosil]].<ref name=schwartz /> Hans Joachim Schellnhuber, direktur pendiri [[Institut Potsdam untuk Penelitian Dampak Iklim]] (PIK) dan ketua [[Dewan Penasihat Jerman untuk Perubahan Global]], yang memberi nasihat kepada Vatikan mengenai penyusunan ensiklik tersebut, mengatakan bahwa "ilmu Laudato si'' kedap air" dan memberi Paus nilai "A" untuk penguasaan subjek tersebut.
Baris 153:
[[Nicholas Stern, Baron Stern dari Brentford|Nicholas Stern]], ketua [[Grantham Research Institute on Climate Change and the Environment]] dan penulis laporan berpengaruh mengenai perubahan iklim, menyatakan bahwa "Penerbitan ensiklik Paus sangat penting. Dia telah menunjukkan kebijaksanaan dan kepemimpinan yang luar biasa. Paus Fransiskus benar sekali bahwa perubahan iklim menimbulkan masalah moral dan etika yang penting.... Kepemimpinan moral mengenai perubahan iklim dari Paus sangat penting karena kegagalan banyak pemimpin negara bagian dan pemerintahan di seluruh dunia untuk menunjukkan kepemimpinan politik."<ref name="Guardian" />
[[Ekonomi ekologi|
===Dampak pada sistem politik Amerika Serikat===
[[Stephen F. Schneck]], direktur Institute for Policy Research & Catholic Studies di [[
[[Uskup Agung]] [[Keuskupan Agung Miami]], Yang Mulia Mgr. [[Thomas Wenski]], ketua komite uskup AS untuk perdamaian dan keadilan dalam negeri, menulis surat kepada Kongres untuk memberi tahu mereka bahwa "[para] uskup AS bersatu dengan Bapa Suci dalam seruannya untuk melindungi ciptaan."<ref name=spoken/> Ia juga meminta mereka untuk "menolak segala upaya yang mengganggu pengembangan standar karbon nasional dan sebaliknya mendukung kemampuan negara kita untuk mengatasi tantangan global mendesak yang dihadapi umat manusia."< ref name=spoken/> Schneck berpendapat bahwa "Ini berbeda dari surat-surat biasa yang dikirimkan USCCB sepanjang waktu mengenai berbagai isu. Surat ini benar-benar melampaui batas-batas politik AS dan politik di seluruh dunia."<ref name=spoken/>
Baris 174:
Seorang pelobi dari [[Arch Coal]] mengirim e-mail ke anggota parlemen Partai Republik yang menyatakan bahwa Paus "tampaknya tidak mengatasi tragedi [[kemiskinan energi]] global." Pelobi tersebut berpendapat bahwa gereja seharusnya mempromosikan bahan bakar fosil jika gereja benar-benar peduli terhadap masyarakat miskin.<ref name=backlash /> E-mail tersebut menyarankan "poin pembicaraan" kepada para legislator untuk membela industri batu bara dan menolak argumen Paus. Pelobi tersebut menulis: "Miliaran orang di seluruh dunia hidup tanpa listrik dan sebagai akibatnya menderita kemiskinan dan penyakit yang tak terhitung." Berbeda dengan argumen-argumen tersebut, ensiklik ini berpendapat bahwa bahan bakar fosil secara umum dan batu bara pada khususnya mengancam masyarakat miskin: Bahan bakar fosil merupakan ancaman terhadap kesejahteraan masyarakat miskin. Mereka akan lebih menderita khususnya akibat kenaikan permukaan laut, kekeringan, pemanasan global, dan cuaca ekstrem yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.<ref>[https://newrepublic.com/article/122052/climate-deniers-say-nope-red- Paus Penyangkal Iklim Mengatakan Tidak kepada "Paus Merah"], ''Republik Baru'', 17 Juni 2015</ref>
Pada bulan Juni 2019, dalam sebuah pertemuan di [[Vatikan]] yang digambarkan oleh ahli iklim Hans Joachim Schellnhuber sebagai salah satu pertemuan paling penting dalam 30 tahun karirnya, [[Paus Fransiskus]] "meyakinkan CEO perusahaan minyak besar untuk mengubah pesan mereka mengenai perubahan iklim ." Mereka termasuk CEO [[ExxonMobil]], [[BP]], [[Royal Dutch Shell]], dan [[Chevron Corporation|Chevron]] yang berjanji untuk mencegah apa yang disebut Paus Fransiskus sebagai "[[Krisis iklim|darurat iklim]]" yang berisiko "melakukan tindakan ketidakadilan yang brutal terhadap masyarakat miskin dan generasi mendatang." Paus Fransiskus "menekankan perlunya [[transisi energi]] yang radikal untuk menyelamatkan rumah kita bersama." Mereka berjanji untuk "memajukan transisi energi [...] sambil meminimalkan dampak yang merugikan komunitas yang rentan."<ref>{{Cite web|title=Paus Fransiskus Mendapat CEO Perusahaan Minyak Besar Ini untuk Melawan Pemanasan Global|url=https://
=== Dari grup lain ===
Baris 196:
== Dalam film ==
Film dokumenter tahun 2022 [[The Letter: A Message for our Earth]], yang dipersembahkan oleh YouTube Originals, menceritakan kisah ensiklik Laudato Si'.<ref>{{Cite web |title=Home |url=https://
Film ini diproduksi oleh Off The Fence Productions pemenang Oscar dan disutradarai oleh Nicolas Brown, bekerja sama dengan [[Gerakan Laudato Si']].<ref>{{Cite web |last=Vivarelli |first=Nick |date=2022 -10-04 |title=Dokumen YouTube Paus Fransiskus 'Surat: Pesan Untuk Bumi Kita' Diluncurkan Dari Kota Vatikan – Trailer |url=https://variety.com/2022/digital/global/youtube-doc-the- surat-pesan-untuk-bumi-kita-menampilkan-paus-francis-1235392482/ |tanggal-akses=23-11-2023 |website=Variety |bahasa=en-US}}</ref>
Baris 203:
== Dalam musik ==
Atas nama [[Keuskupan Limburg|Keuskupan Limburg]], [[Peter Reulein]] menulis musik untuk [[oratorio]] ''[[Laudato si' (oratorio)|Laudato si' – a Fransiskan Magnificat]]'' ke [[libretto]] oleh [[Helmut Schlegel]].<ref name="Laudato si-score">{{cite book | terakhir1 = Reulein | pertama1 = Petrus | tautan penulis = Peter Reulein | terakhir2 = Schlegel | pertama2 = Helmut | penulis-link2 = Helmut Schlegel | judul = Laudato si' / Ein franziskanisches Magnificat | penerbit = [[Patrick Dehm|Dehm Verlag]] | lokasi = [[Limburg an der Lahn]] | tahun = 2016 | ISBN = 978-3-943302-34-9 | halaman = 230 | ismn = 979-0-50226-047-7}}</ref> Karya ini didasarkan pada versi Latin dari [[Magnificat]], sesuai dengan ''[[Yubileum Luar Biasa Kerahiman]],'' dan termasuk teks dari [[anjuran apostolik]] ''[[Evangelii gaudium]]'' dan [[ensiklik]] ''Laudato si'''. Pertunjukan perdana oratorio berlangsung di [[Katedral Limburg]] pada 6 November 2016.<ref name="Laudato si-Liebfrauen">{{Cite web | url = http://www.liebfrauen.net/meldung_volltext.php?si=5807238ed0bee&id=57f955bfc9ddd&view=&lang=&akt=musikkunstkultur_musikmeldungen&k1=main&k2=musikkunstkultur&k3=musikmeldungen&k4= | title = Festkonzert zum Jubiläum des Referates Kirchenmusik / Laudato si' – Oratorium von Peter Reulein (Uraufführung) | penerbit = [[Liebfrauen, Frankfurt]] | tahun = 2016 | bahasa = de | tanggal akses = 25 Desember 2016 |
== Gerakan Laudato Si' ==
Dengan diterbitkannya ensiklik tersebut pada tahun 2015, [[Gerakan Laudato Si']] didirikan untuk mempertemukan umat Katolik yang tertarik untuk menyebarkan pesannya.<ref>{{Cite web |title=Siapa kita |url=https://laudatosimovement.org
Pada tanggal 4 Oktober 2021, [[Dikasteri untuk Pengupayaan Pembangunan Manusia]] meluncurkan Platform Aksi Laudato Si, bekerja sama dengan Gerakan Laudato Si' dan banyak lembaga Katolik lainnya.<ref>[https://laudatosiactionplatform.org// Program Aksi Laudato Si, diakses 11 Oktober 2022 ]</ref>
|