Asoka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nuguseo (bicara | kontrib)
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 11:
|successor = [[Dasharatha Maurya|Dasharatha]]
|othertitles=
|religion = [[Hindu]], kemudian [[Agama Buddha]]
|spouse=[[Karuvaki]]<br>[[Asandhimitra]]
|spouse-type=Istri
Baris 37:
 
== Kehidupan awal ==
Asoka adalah putra maharaja [[Maurya]], maharaja [[Bindusara]] dari seorang selir yang pangkatnya agak rendah dan bernama subhadrangi yang akhir nya disebut Dharma karena ia mengikuti jalan kebenaran. Asoka memiliki beberapa kakak dan hanya satu adik, DrupadhVitashoka. Karena kepandaian yang meneladani dan kemampuannya berperang, ia dikatakan merupakan cucu kesayangan kakeknya, maharaja [[Candragupta Maurya]]. Maka seperti diceritakan dalam bentuk legenda, ketika Candragupta Maurya meninggalkan kerajaannya untuk hidup sebagai seorang [[Jain]], ia membuang pedangnya. Asoka menemukan pedangnya dan menyimpannya.
 
== Jalan menuju kekuasaan ==
Baris 60:
 
== Asoka masuk Buddha ==
'''Lihat pula''': [[Maklumat-maklumat Asoka|Piagam-piagam Asoka]]
Menurut cerita legenda, satu hari setelah peperangan usai, Asoka menjelajah kota dan yang bisa dilihat hanyalah rumah-rumah yang terbakar dan mayat-mayat yang bergelimpangan di mana-mana. Hal ini membuatnya muak dan ia berteriak dengan kata-kata yang menjadi termasyhur: "Apakah yang telah kuperbuat?" Kekejian penaklukan ini akhirnya membuatnya memeluk agama [[Buddha]] dan ia memakai jabatannya untuk mempromosikan falsafah yang masih relatif baru ini sampai dikenal di mana-mana, sejauh [[Roma]] dan [[Mesir]]. Sejak saat itu Asoka, yang sebelumnya dikenal sebagai “Asoka yang kejam” (Canda Asoka) mulai dikenal sebagai sang “Asoka yang Saleh” (Dharmâsoka).
 
Baris 69:
Asoka juga dipercayai membangun [[rumah-sakit]] untuk hewan dan me[[renovasi]] jalan-jalan utama yang menghubungkan daerah-daerah di India. Setelah perubahan dirinya, Asoka dikenal sebagai ''Dhammashoka'' ([[bahasa Pali]]), artinya Asoka, penganut [[Dhamma]], atau Asoka yang Soleh. Bentuknya dalam [[bahasa Sanskerta]] adalah Dharmâsoka. Asoka kemudian mendefiniskan prinsip-prinsip dasar dharma (dhamma) sebagai tindakan anti-kekerasan, toleransi terhadap semua sekte atau aliran agama, dan segala pendapat, mematuhii orang tua, menghormati para [[Brahmana]], guru-guru agama dan pandita, baik hati terhadap kawan, perlakuan [[manusia]]wi terahadap para pembantu, dan murah hati terhadap semua orang. Prinsip-prinsip ini menyinggung haluan umum [[etika]] berkelakuan terhadap sesama di mana tidak ada kelompok agama atau sosial yang bisa menentang.
 
[[Berkas:AshokaColumn.jpg|kiri]]
Beberapa pengkritik perpendapat bahwa Asoka takut akan adanya lebih banyak peperangan. Namun sebenarnya negara-negara tetangganya, termasuk [[kekaisaran Seleukus]] dan kerajaan-kerajaan [[Kerajaan Yunani-Baktria|Baktria-Yunani]] yang didirikan oleh [[Diodotus I]], tidak ada yang bisa menyamai kekuatan Asoka. Asoka hidup pada masa yang sama dengan [[Antiochus I Soter]] dan penerusnya [[Antiochus II Theos]] dari [[dinasti Seleukus]] seperti begitu pula Diodotus I dan putranya [[Diodotus II]] dari kerajaan Baktria-Yunani. Jika prasasti-prasasti dan piagam-piagamnya dipelajari dengan teliti, maka bisa disimpulkan bahwa ia mengenal Dunia Helenistik tetapi tidak pernah kagum. Piagam-piagamnya yang membicarakan hubungan persahabatan, memberikan Antiochus dari kekaisaran Seleukus dan [[Ptolemeus III]] dari [[Mesir]]. Namun, kemasyhuran kekaisaran Maurya sudah tersebar semenjak kakek Asoka, Candragupta Maurya mengalahkan [[Seleucus I Nicator|Seleucus Nicator]], pendiri dinasti Seleukus.