Abses peritonsil: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(3 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 2:
|name = Abses peritonsil
|synonym = Quinsy
|image = [[Berkas:PeritonsilarAbsess.jpg|jmpl|Abses peritonsilar sisi kanan]]
|image_size = 5 cm
|alt =
|caption = Abses peritonsilar sisi kanan
|pronounce =
|specialty = <!--from Wikidata; can be overwritten-->
|penderita = <!--jika penyakit tidak hanya diderita oleh manusia (multispesies)--> Usia 15-35 tahun
|types =
|causes = Berbagai jenis bakteri Streptococcus
|risk factors = Streptococcal pharyngitis
|symptoms = Demam, sakit tenggorokan, kesulitan membuka mulut, perubahan suara
|complications = Penyumbatan jalan nafas, pneumonitis aspirasi
|onset =
|duration =
|diagnostic method = Berdasarkan gejalanya
|differential =
|prevention =
Baris 28 ⟶ 27:
}}
 
'''Abses peritonsil''' atau disebut juga dengan ''quinsy'' adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan adanya kumpulan pus pada kapsul [[tonsil]] dan otot konstriktor [[faring]]. Penyakit ini dapat muncul akibat dari komplikasi tonsilitis akut atau radang amandel yang tidak diobati dengan baik.<ref name=":0">{{Cite journalsfn|last=Rahmah|first=Azizah,Ayu Nur|last2=Sangging,Rani|first2=PutuMei Ristyaning Ayu|last3=Himayani|first3=Rani|date=2023|title=Diagnosis dan Tatalaksana Abses Peritonsil: Sebuah Tinjauan Pustaka|url=https://www.journalofmedula.com/index.php/medula/article/download/733/587|journal=Journal Of Medula|volume=Volume 13|issue=Nomor 4|pages=129-133}}</ref> Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, tetapi paling sering dialami oleh orang dewasa muda, dengan [[prevalensi]] kasus terbanyak pada usia 15-35 tahun. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi pada anak-anak.<ref name=":1">{{Cite journal|title=ABSES PERITONSIL {{!}} Medicina|url=https://ojs.unud.ac.id/index.php/medicina/article/view/11044|language=en-US}}</ref>
Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, tetapi paling sering dialami oleh orang dewasa muda, dengan [[prevalensi]] kasus terbanyak pada usia 15-35 tahun. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi pada anak-anak.{{sfn|Agus W dan Eka P|September 2013}}
 
== Gejala ==
Tanda dan gejala umum dari abses peritonsil meliputi:
 
* Nyeri tenggorokan yang berulang.<ref{{sfn|Rahmah,Ayu name=":1"Sangging,Rani|Mei />2023}}
* Kesulitan membuka mulut secara penuh karena kaku.<ref{{sfn|Rahmah,Ayu name=":1"Sangging,Rani|Mei />2023}}
* Mulut mengeluarkan bau.<ref{{sfn|Galioto|April name=":0"2017}} /><ref{{sfn|Rahmah,Ayu name=":1"Sangging,Rani|Mei />2023}}
* Suara bergumam atau teredam.<ref{{sfn|Galioto|April name=":1" />2017}}
* Demam tinggi.<ref{{sfn|Galioto|April name=":0" />2017}}
* Odinofagia atau nyeri menelan.<ref{{sfn|Rahmah,Ayu name=":0"Sangging,Rani|Mei />2023}}
* Nyeri telinga.<ref{{sfn|Rahmah,Ayu name=":0"Sangging,Rani|Mei />2023}}
 
[[Berkas:Peritonsilarabs.png|jmpl|ka|Abses peritonsilar sisi kanan seperti yang terlihat pada pencitraan CT Scan]]
 
== Diagnosis ==
Diagnosis biasanya berasal dari evaluasi gejala-gejala yang muncul. Untuk mengeliminasi potensi komplikasi, pemeriksaan pencitraan medis dapat dilakukan, seperti CT scan, MRI, atau ultrasonografi, yang juga memberikan kontribusi yang berharga dalam proses diagnosis.{{sfn|Galioto|April 2017}}
 
== Penyebab ==
Abses peritonsil (peritonsillar abscess atau PTA) merupakan penyakit yang disebabkan oleh [[bakteri]], terutama ''[[Streptococcus]]'' Beta-Hemolitik Grup A (Group A Beta-Hemolytic ''Streptococcus'' atau GABHS). Selain oleh GABHS, abses peritonsil juga dapat disebabkan oleh mikroorganisme aerob maupun anaerob lainnya. Beberapa [[bakteri aerob]] yang merupakan etiologi dari penyakit ini adalah ''Streptococcus'' grup B, C, dan G, [[Haemophilus influenzae|''Haemophilus influenzae'']] tipe B dan ''nontypeable'', ''Neisseria'' sp, [[Staphylococcus aureus|''Staphylococcus aureus'']], dan ''Mycobacterium'' sp. Penyebab lain dari abses peritonsil adalah [[virus]], contohnya parainfluenza dan [[virus herpes simpleks]].<ref name=":2">{{Cite journalsfn|last=Marbun|first=Erna M|date=Mei 2017|title=Diagnosis, Tata Laksana dan Komplikasi Abses Peritonsil|url=http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/Meditek/article/view/1445|journal=Jurnal Kedokteran Meditek|volume=Volume 22|issue=Nomor 60|pages=1445-1570}}</ref>
 
== Penanganan ==
Penanganan medis yang diberikan untuk pasien yaitu berupa pemberian [[antibiotik]], [[steroid]] dan drainase operatif pada status lokalis.<ref name=":0" /> Pemberian antibiotik bertujuan untuk mengatasi infeksi bakteri. Selain itu, prosedur [[drainase]] atau pengeluaran cairan [[nanah]] dari abses peritonsil juga mungkin diperlukan. Drainase ini bisa dilakukan memakai jarum aspirasi, insisi, maupun tonsilektomi akut. Dalam beberapa kasus yang parah, prosedur pembedahan diperlukan untuk membersihkan abses secara menyeluruh.<ref{{sfn|Agus W dan Eka name=":2"P|September />2013}}
 
== Pencegahan ==
Pencegahan untuk [[penyakit]] ini bisa dilakukan dengan:
 
* Menerapkan ''oral hygiene'' yang baik<ref name=":0" />
* Mengonsumsi makanan sehat.{{sfn|Makarim|Februari 2023}}
* Mengonsumsi makanan sehat.<ref name=":3">{{Cite web|last=Halodoc|title=Abses Peritonsil - Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati|url=https://www.halodoc.com/kesehatan/abses-peritonsil|website=halodoc|language=id|access-date=2023-11-29}}</ref>
* Minum air putih yang cukup.<ref{{sfn|Erna name=":3"M|Mei />2017}}
* Membatasi konsumsi makanan berminyak. <ref{{sfn|Erna name=":3"M|Mei />2017}}
* Berhenti [[merokok]].<ref{{sfn|Erna name=":3"M|Mei />2017}}
 
Apabila terdapat keluhan berupa sakit pada tenggorokan (radang) saat menelan, dapat segera konsultasi dengan [[dokter]] untuk diobati hingga sembuh.
Baris 60 ⟶ 65:
== Referensi ==
<references />
 
== Daftar pustaka ==
*{{cite web
|url = https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2017/0415/p501.html
|title = Peritonsillar Abscess
|last = Galioto
|first = Nicholas J
|date = April 2017
|website = www.aafp.org
|publisher = American Academy of Family Physicians
|access-date = 3 Februari 2024
|ref = {{sfnref|Galioto|April 2017}}
}}
 
*{{cite web
|url = https://ojs.unud.ac.id/index.php/medicina/article/view/11044
|title = ABSES PERITONSIL
|last1 = Agus W
|first1 = Fandi
|last2 = Eka P
|first2 = Dewa Artha
|date = September 2013
|website = www.medicinaudayana.org
|publisher = OJS Universitas Udayana Bali
|access-date = 3 Februari 2024
|ref = {{sfnref|Agus W dan Eka P|September 2013}}
}}
 
*{{cite web
|url = https://www.journalofmedula.com/index.php/medula/article/download/733/587
|title = Diagnosis dan Tatalaksana Abses Peritonsil: Sebuah Tinjauan Pustaka
|last1 = Rahmah
|first1 = Azizah Nur
|last2 = Ayu Sangging
|first2 = Putu Ristyaning
|last3 = Rani
|first3 = Himayani
|date = Mei 2023
|website = www.journalofmedula.com
|publisher = OJS Universitas Lampung
|access-date = 3 Februari 2024
|ref = {{sfnref|Rahmah,Ayu Sangging,Rani|Mei 2023}}
}}
 
*{{cite web
|url = https://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/Meditek/article/view/1445
|title = Diagnosis, Tata Laksana dan Komplikasi Abses Peritonsil
|last1 = Erna M
|first1 = Marbun
|date = Mei 2017
|website = ejournal.ukrida.ac.id
|publisher = OJS Universitas Kristen Krida Wacana
|access-date = 3 Februari 2024
|ref = {{sfnref|Erna M|Mei 2017}}
}}
 
*{{cite web
|url = https://www.halodoc.com/kesehatan/abses-peritonsil
|title = Abses Peritonsil
|last1 = Makarim
|first1 = Fadhli Rizal
|date = Februari 2023
|website = www.halodoc.com
|publisher = PT Media Dokter Investama
|access-date = 3 Februari 2024
|ref = {{sfnref|Makarim|Februari 2023}}
}}
 
[[kategori:Penyakit]]
[[kategori:AmandelPenyakit dalam]]
[[kategori:Penyakit amandel]]