Al-Kamil: Perbedaan antara revisi

| caption = [[FrederickFriedrich II, Kaisar Romawi Suci|Fredrick II]] (kiri) bertemu dengan al-Kamil (kanan).

Al-Kamil adalah anak dari [[al-Adil I|Sultan al-Adil I]] ("Saphadin"), saudara [[Salahuddin al-Ayyubi|Salahuddin al-Ayyubi]] ("Saladin"). Ayah al-Kamil sedang mengepung [[Mardin|kota Mardin]] (sekarang Turki) pada tahun 1199 ketika dia dipanggil untuk segera menghadapi ancaman keamanan di Damaskus. Al-Adil meninggalkan al-Kamil untuk memimpin pasukan di sekitar Mardin melanjutkan pengepungan.<ref>Humphreys, R. Stephen, From Saladin to the Mongols: The Ayyubids of Damascus 1193–1260, p. 112</ref> Memanfaatkan ketidakhadiran Sultan, pasukan gabungan [[Mosul]], [[Sinjar]] dan [[Jazirat bin Umar]] muncul di Mardin ketika kota itu hampir menyerah, dan menarik al-Kamil ke dalam pertempuran. Dia kalah telak dan mundur ke [[Mayyafariqin]].<ref>Humphreys, R. Stephen, From Saladin to the Mongols: The Ayyubids of Damascus 1193–1260, p. 114</ref> Namun perbedaan pendapat dan kelemahan di antara lawan-lawannya membuat al-Kamil mampu mengamankan kekuasaan Ayyubiyah di wilayah Jazirah dengan merebut [[Harran]] (sekarang Turki).<ref>Humphreys, R. Stephen, From Saladin to the Mongols: The Ayyubids of Damascus 1193–1260, p. 115</ref><ref>The chronicle of Ibn al-Athir for the Crusading period from al-Kamil fi'l-Tarikh, Part 3, edited by D. S. Richards Ashgate Publishing Ltd, Farnham 2008, p. 46</ref>

Al-Kamil mencontohkan [[hukum perang]] Islam. Misalnya, setelah al-Kamil mengalahkan Perang Salib Kelima, [[Oliver dari Paderborn]] memuji dan mengomentari bagaimana al-Kamil memasok makanan kepada tentara Frank yang kalah:<ref name=Weeramantry>{{citation|title=Justice Without Frontiers|first=Christopher G.|last=Judge Weeramantry|year=1997|publisher=[[Brill Publishers]]|isbn=90-411-0241-8|page=136}}</ref>

{{bquoteKutipan|Siapa yang dapat meragukan bahwa kebaikan, persahabatan, dan kasih sayang seperti itu berasal dari Tuhan? Orang-orang yang orangtuanya, putra-putrinya, saudara laki-laki dan perempuannya, telah meninggal dalam penderitaan di tangan kami, yang tanahnya kami ambil, yang kami usir dalam keadaan telanjang dari rumah mereka, menghidupkan kembali kami dengan makanan mereka sendiri ketika kami sekarat karena kelaparan dan menghujani kami dengan kebaikan, bahkan ketika kita berada dalam kekuasaan mereka.|author=Oliverus Scholasticus|<ref>{{citation|title=Justice Without Frontiers|first=Christopher G.|last=Judge Weeramantry|year=1997|publisher=[[Brill Publishers]]|isbn=90-411-0241-8|pages=136–137}}</ref>}}